Chereads / FLIRTATIONSHIP / Chapter 7 - BAB VII is he really mean it?

Chapter 7 - BAB VII is he really mean it?

Aku dan mbak Anitra baru turun sarapan ketikan jam menujukan pukul 7.45, setelah sarapan rencananya kami akan langsung ke kelas karena ribet kalau mau ke kamar naik turun tangga. Baru ada sebagian peserta ketika kami tiba di kelas. Mbak Yani dan dan si rese Endra juga belum ada.

Karena belum ada yang bisa kami kerjakan, aku membuka laptop dan mulai membuka youtube menonton MVnya superjunior. Mumpung ada ada fasilitas wafi gratis, jadi harus bisa dimanfatkan sebaik mugkin. Aku tertawa-tawa menonton video beberapa member suju menyanyikan lagu mereka kedalam bahasa Indonesia, ketika sebuah kepala melongok dari balik bahuku. "duh" aku hampir terjengkang saking kagetnya.

Endra tersenyum senang, puas ketika melihatku hampir terjerembab dari kursi akbibat ulahnya "serius sekali, kukira lagi membuat materi presentasi atau apa gitu, taunya malah…. " bibirnya menunjukan smirk meremehkan andalannya, dia tidak melanjutkan perkataannya, tapi aku yakin apapun itu pasti bukan kata-kata yang baik.

"Pertama, saya sudah mengerjakan materi presentasi bagianku yang tadi malam, kedua, menonton apapun itu bukan urusan bapak selagi hal itu bukan saya lakukan di tengah kegiatan diskusi kita dan ketiga saya hampir jatuh dari kursi, dan itu semua gara-gara ulah pak Endra" kataku dengan cepat, aku memanggil Endra dengan sebutan Bapak saking kesalnya.

Endra terdiam menatapku. Dia pasti kaget mendapatiku nyerocos sepanjang itu, Endra hanya berkata "Oke" lalu duduk di kursi sampingku. Aku menyesal sekarang, kayaknya aku sedikit keterlaluan tadi.

Kok… jadi saya yang ngerasa bersalah gini sih. Aku melirik disisi kananku dan mendapati mbak Anitra dan mbak Yani menatap heran pada kami berdua. Aku baru sadar ternyata Mbak Yani sudah ada duduk di kursinya sejak tadi.

"Mbak, tukeran dong" aku meminta mbak Anitra bertukar tempat duduk denganku, tapi dia pura-pura sibuk mengetikkan sesuatu di laptopnya, begitupula mbak Yani, mereka berdua pura-pura tidak mendengarkan aku ngomong.

"duduk aja, saya nggak ada penyakit menular kalo itu yang kamu khawatirkan" perkataan Endra tiba-tiba membuatku berhenti merayu mbak Anitra, aku lalu duduk dikursi ku, ketika Endra menoleh padaku kembali "lagian saya harus memastikan, kalo selama diskusi nanti, kamu tidak akan searching apapun selain yang berhubungan dengan materi kita hari ini".

"kampr…..tttt shiiiiiit....," aku menarik kata-kata yang kubilang kalau saya sedikit menyesal. Yang ada aku menyesal sekali….. kenapa nggak kudamprat saja dia sekalian. "sabar Dis, sabar… ini nggak akan lama. Orang sabar disayang Allah. Inhale…. Exhale ….

Harus kuakui sikampret kalau dalam mode serius seperti ini, jadi kelihatan lebih hmm… apa yaa.. nggak ada tampang rese dan nyebelinnya sama sekali. Dia membagi tugas sama banyaknya kepada kami, setiap orang mengerjakan sendiri-sendiri, setelahnya kami diskusikan lagi, kalau ada yang kurang paham cara kerjanya dia akan bantu menjelaskan. Loh… Kok aku jadi muji-muji dia gini sih.

"Oh … jadi nama lengkapnya Ganendra putra Pratama Setiawan" aku membaca dalam hati ketika dia menuliskan nama anggota kelompok di laptopnya. Dia mengkonfirmasi nama lengkap kami semua. "Senja?" dia menoleh padaku

"Huuh?" aku bingung kenapa dia tiba-tiba menggumamkan nama depanku

"Hmm…you were born at sunset. Weren't you?" dia menatapku dengan mata berkilat penasaran

"eh" aku terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba ini tapi mengagguk mengiyakan.

"wow….it's cool" gumamnya

"what?"

"Your name" katanya lagi, haaa…? Aku nggak salah dengarkan?