Chereads / FLIRTATIONSHIP / Chapter 5 - BAB V A man in White shirt

Chapter 5 - BAB V A man in White shirt

Ketika aku turun untuk makan malam di restoran hotel yang terletak di lantai satu, suasana sudah tidak ramai. Banyak peserta yang sudah selesai makan dan sudah ke kelas. Mbak Anitra sudah turun duluan karena merasa lapar.

Selagi makan, HPku bergetar menandakan pesan WA masuk. Aku melihat pop up 3 pesan dari mbak Anitra

From: mbak Anitra BIMTEK

Dis…. Kamu dimna?

Cepetan…

Pematerinya udah masuk.

To: mbak Anitra BIMTEK

Otw mbak….

Setelah membalas pesan Mbak Anitra Aku bergegas bangkit melangkah tergesa ke ruang kelas A. Membuka perlahan pintu lalu menutupnya. Ruangan kelas sudah penuh oleh peserta, di depan sudah ada pemateri. Aku melihat mbak Anitra duduk di kursi paling belakang, bersama ibu yang kami temui tadi. Aku menuju kearah mereka dan langsung menempati kursi kosong di samping mbak Anitra

"lah.. belum mulai ternyata mbak, kok aku udah diburu-buru tadi" kataku pada mabak Anitra

Mbak Anitra nyengir "daripada telatkan, lagian udah ada pematerinya kok, tapi ada yang bermasalah sama proyectornya, itu masih diperbaiki sama pihak hotel" katanya menunjuk di depan.

Aku beroh ria. "udah kenal sama mbak Yani belum, Dis?"

"udah. Yang tadi di pre test kan?" tanyaku

"maksudku namanya elaaaah….." mbak Anitra gregetan

"Namanya Yani. Kan tadi udah dikasi tau sama mbak" aku masih menggoda mbak Anitra. Mbak Yani hanya cengar cengir melihat perdebatan kami berdua.

"Senja Adistya, panggil saja Adis mbak" aku mengulurkan tangan pada mabak Yani

"Mbak Yani menjabat tanganku, Maryani mbak. Pangil saja Yani" Mbak Yani tersenyum ramah. Dari perkenalan itu aku tau ternyata mbak Yani juga sudah menikah dan memiliki satu orang anak yang baru berumur 3 tahun.

Membiarkan mbak Anitra dan Mbak Yani menceritakan pengalaman mereka mengasuh bayi, oh…aku belum cerita yaa… kalau mbak Anitra memiliki bayi yang baru berusia satu tahun. Aku tidak mengerti dengan arah pembicaraan mereka berdua, jadi kubiarkan saja mereka.

Aku mengedarkan pandangan pada seisi kelas, lalu beralih pada kursi di seberang kami yang diisi beberapa orang. Tepatnya beberapa cowok. Karena aku menebak umur mereka pasti tidak akan jauh berbeda denganku. Lalu mataku bersirobot dengan seseorang "haish sialan… " reflek aku berdecak dan segera memalingkan muka.

"kenapa, Dis" mbak Anitra yang duduk disampingku bertanya heran

"oh.. eh.. hehe .. tidak apa- apa mbak" kataku nyengir

Mbak Anitra masih menatapku penasaran, tapi suara pemateri membuka sesi pengenalan kelas membuatnya mengalihkan perhatian kedepan.

Aku menoleh lagi memastikan kalau yang kulihat tadi benar-benar dia, si cowok berkemaja putih. Itu benar dia. Kenapa ya Allah, kenapa dia mesti ada di kelas ini, dan kenapa juga dia mesti duduk disebrang kursi kami bertiga, kenapa dia tidak duduk aja di di depan sana. Why, weee?.. benar- benar nggak habis pikir. Saking sibuknya berpikir sampai aku tidak sadar kalau pemateri sudah mengakhiri sesi perkenalan dirinya.