Kini aku berada di ruangan peristirahatan. Bukan pemakaman yang kalian pikirkan ketika mendengar kalimat 'tempat peristirahatan'. Ini lebih ke arah sebuah kamar cukup lebar berukuran 10 x 20 berbentuk persegi panjang. Di dalamnya seperti hotel fasilitas bintang lima. Katanya di Pak tua, ini khusus pejabat fenrir. Prajurit biasa sepertiku selayaknya tidak mendapat kamar semewah ini. Tapi Jenderal menjelaskannya dan aku diperbolehkan.
"Kita istirahat sebentar, tunggu setengah jam lagi di kamar ini." Tugas Jenderal padaku dan pegi entah ke mana. Urusan orang penting memang selalu mendadak. Aku hanya hormat melaksanakan tugas darinya. Lagian, kapan lagi punya waktu untuk istirahat. Seharusnya aku membeli rumah mewah untuk Papa Mama dengan uang pemberian Iqbal. Batinku berangan-angan.
Aku menghela napas, mataku terpejam mencoba untuk tidur sebentar. Jenderal kembali dan membangunkanku untuk pulang. Pikirku saat itu.