Tap!!
Tap!!
Tap!!
Terdengar suara langkah seseorang. Langkahnya pelan, tidak tergesa-gesa. Langkahnya berhenti pada hitungan ke enam. Sontak itu membuatku heran. Suara langkah tersebut berhenti tepat di depanku.
Aku kaget. Sekaligus sadar bahwa memang ada seseorang di depan mataku. Tapi rasanya seperti bangun tidur kantuk mata terasa tidak tertahankan sehingga aku harus menghentakkan kakiku supaya sadar.
Ruangan gelap. Sekelilingku gelap.
Tapi tubuh kita berdua seperti bercahaya. Ya, aku dan dia. Jari-jemari seperti mengeluarkan sinar putih di sela-selanya. Aku memegang wajahku. Lalu berpikir sebentar.
"Apa ini mimpi?"
Pria di depanku tersenyum. Aku melihatnya. Mengernyitkan mata lalu berkata, "Siapa?" Ia tak menjawab. Pria itu menatapku dengan santai. Rambutnya berwarna putih pendek. Karena cahaya putih yang menyelimuti tubuhnya aku bisa melihat kalau ia memiliki kulit coklat. Mengenakan jaket berwarna biru membuatnya tampak berusia kurang lebih tiga tahun lebih tua dariku.