Ruangan legam sejenak. Menyisakan kekosongan dan debu yang masih berterbangan. Kanon keluar dari kepulan asap diiringi suara detakan lantai akibat tubrukan tameng transparan miliknya. Tangannya tergenggam, ekspresinya serius mengincar kami. Tidak ada keraguan selain bertempur seolah-olah kami adalah musuh.
Aku kembali menelan ludah.
Hawa mengintimidasi lawan, God Eater Senior memang bukan isapan jempol. Dia dengan mudah membuat atmosfer ruangan mencekam. Lebih mencekam ketimbang simulasi bertarung melawan aragami.
"Serang seperti tadi, cuma ganti posisi agar Kanon dapat melancarkan serangan tunggal. Sisanya tinggal menghindar dan biarkan Kanon mencium dindingnya." Kataku menjelaskan.
Zakky memandangiku.
"Mencium?"
"Bisa kita lebih fokus?" tanyaku. Zaky hanya mengangkat bahu.
Kanon mengerahkan seluruh tenaganya untuk melesat ke arah kami. Kami melompat membuka jalan, membiarkan Kanon menyapu ruang kosong.
Shuuuss!!