1"Menikahlah denganku!""Hah?""Amelie! Menikahlah denganku!""Kepalaku sakit."Amelie sudah tahu kalau menjalin hubungan dengan gadis seusianya di dunia ini bukan sesuatu yang aneh. Apalagi kalau yang jadi bahan pembicaraan adalah bangasan dan juga keluarga kerajaan. Kadang sebelum lahirpun sudah ada tali yang mengikat beberapa dari mereka dengan satu sama lain. Hanya saja, kali ini dia tidak bisa menganggap lamaran tidak jelas itu bukan sesuatu yang penting dengan menyingkirkannya ke folder 'perbedaan budaya' di otaknya."Kak Seragus! Apa kau? . . .masih waras?"Sebab yang melamar. . .tidak! Memerintahkan Amelie untuk menikah dengannya adalah putra mahkota pertama dari negara ini. Seragus, dengan kata lain. Kakak laki-laki tertuanya!."Kita mungkin satu ayah, tapi ibu kita berbeda""Maksudmu, kita mungkin beda ibu tapi ayah kita sama kan?""Aku bisa mengatur hal semacam itu!"Mengatur apa? Mengatur agar ayah mereka tidak dicatat sama? Kalau iya Amelie ingin sekali menyuruh pemuda itu menunduk dan membiarkannya memukul kepalanya. Bahkan, kalau sampai dia berani membuat berita jika Ibunya pernah berselingkuh dan punya anak dengan pria lain. Dia tidak akan segan-segan menyuruh Erwin mematahkan satu atau dua tulang dari kakaknya itu!"Aku yakin kalau kau sudah tahu jika negara ini sudah hampir runtuh""Apa hubungannya topik itu dengan pembicaraan kita sekarang""Aku ingin menyatukan negara ini di bawah tanganku!""Lalu?""Aku membutuhkanmu!"Amelie paham, dia ingin menikah dengannya bukan karena tiba-tiba dia punya perasaan terlarang pada adik perempuannya sendiri. Tapi karena masalah politik. Dan dari caranya bicara, yang dia inginkan darinya bukanlah gadis itu sendiri tapi uangnya. Dengan kata lain, Seragus ingin mendapatkan backing finansial untuk apapun yang dia rencanakan nanti."Maaf saja kak Seragus! Tapi aku menolak!"Pertama, kalau Amelie benar-benar menikahinya hal itu pasti akan jadi skandal yang pengaruhnya jelas akan melebar ke orang-orang sekitarnya. Kedua, mereka itu saudara yang punya ikatan darah yang sangat tebal dan Amelie tidak mau anaknya nanti kurang sesuatu. Ketiga, meski dia bukan kakaknya pun dia tidak akan begitu saja menerima lamaran orang yang bahkan baru dia ajak bicara beberapa menit yang lalu. Keempat, Amelie tidak mencintainya dan dia yakin kalau Seragus juga tidak mencintainya. Lalu tentu saja gadis itu ragu kalau waktu bisa mengubah hati mereka. Yang kelima, dia tidak suka tingkah Seragus yang seenaknya saja membuat keputusan dan menyuruh orang lain menurutinya.Jika dia harus menyebutkan alasan kenapa Amelie tidak ingin menikah dengan kakak laki-laki tertuanya itu, jari tangan dan kakinya bahkan tidak akan bisa dia gunakan untuk menghitungnya.Lalu yang terpenting."Aku ingin bahagia! Dan aku sama sekali tidak yakin kalau kau bisa memberikannya! Jadi! maafkan aku!"Lokasi mereka sekarang adalah taman bunga di bagian paling dalam istana. Sebab tempat itu dibuat sarana bersantai keluarga kerajaan, dekorasi tempat ini bisa dengan jelas jauh lebih detail dan artistik dari tempat lain. Dengan adanya lentera-lentera hias yang ditata dengan banyak perhitungan dan juga sinar bulan yang kebetulan sedang penuh, harusnya tempat itu diselimuti suasana romantis.Hanya saja, yang ada sekarang adalah suasana tegang yang bisa membuat seseorang yang jantungnya lemah ingin segera pergi."Kukira kau lebih pintar dari ini, tapi pada akhirnya kau cuma seorang perempuan!""Apa maksudmu kak Seragus?"Sebelumnya, di bawah tekanan seperti itu Amelie akan merasa takut. Tapi sayangnya, pengalamannya diberikan tekanan mental oleh orang-orang seperti seorang pembunuh bayaran yang namanya sudah dia lupakan, seorang jenderal militer veteran, pejabat kelas elit dan bahkan seorang raja sudah cukup untuk membuat mentalnya sekuat orang yang dihadapannya."Mengambil keputusan berdasarkan emosi, egois, dan juga punya pandangan sempit""Aku yakin kalau orang yang pandangannya luas tidak akan dengan gampangnya melakukan generalisasi""Ahh. . .aku lupa satu hal! Mereka juga pintar bicara"". . ."Amelie diam, bukan karena dia tidak bisa menjawab tapi karena dia merasa jika dia menjawab kakaknya hanya akan mencari hal lain untuk dijadikan bahan kritik. Sambil mengepalkan tangannya dengan erat, dia mencoba menahan diri dan memutuskan untuk mendengar semua apa yang ingin kakaknya katakan dulu sebelum mengambil gilirannya untuk bicara."Kenapa kau diam? Tidak bisa menjawab?""Kalau kakak sudah kehabisan topik, aku ingin kembali ke kamarku""Hm. . .mau kabur?""Amelie kembali tidak menjawab, tapi kali ini dia menatap kakaknya dengan serius. Tatapan yang secara langsung bilang kalau dia tidak ingin lagi mendengar provokasi pemuda itu. Kali ini, jika Seragus tidak berhenti melemparkan kalimat tidak penting lain ke arahnya. Amelie berniat akan benar-benar pergi.Sebagai balasannya, Seragus hanya mendengus sebelum kembali bicara."Sebagai anggota keluarga kerajaan, sudah jadi kewajipan kita untuk membuat rakyat dan negara ini makmur"Amelie yang sudah hampir berjalan pergi menghentikan langkah kakinya lalu berbalik melihat ke arah Seragus."Lanjutkan"Meski prioritas Amelie adalah keluarga dan juga orang-orang yang ada di dekatnya, bukan berarti dia tidak peduli dengan nasib orang lain. Dia mungkin tidak punya kekuasaan tapi sebab dia juga adalah anggota keluarga kerajaan, dia juga masih merasa punya sedikit tanggung jawab untuk membuat negaranya jadi lebih baik."Tapi hampir semua orang yang punya kuasa hanya fokus pada dirinya sendiri, daerah kekuasaannya sendiri, dan kepentingannya sendiri"Kesombongan bangaswan Amteric sama sekali bukan hal yang baru, malah bisa dibilang hal itu adalah trademark mereka. Dan mereka bukan hanya sombong, tapi juga kekuatan yang besar."Untuk melakukan semua hal itu, aku perlu melakukan konsolidasi kekuatan"Dengan kata lain, Seragus ingin mengurangi kekuatan para bangsawan dan memperkuat kekuasaannya sendiri. Dan untuk bisa melakukan hal itu, dia membutuhkan Amelie. Atau lebih tepatnya, pemuda itu membutuhkan uang yang dimiliki oleh Amelie."Setelah itu?"Meski tidak suka dengan bagaimana Seragus meminta bantuannya, Amelie tidak menutup kemungkinan jika dia akan memberi uluran tangan pada kakak laki-lakinya di masa depan. Dia paham kalau salah satu penyebab dari tidak stabilnya keadaan Amteric adalah semua orang terlalu fokus melakukan kegiatannya sendiri-sendiri dan mengesampingkan kepentingan negara secara luas. Jika Seragus bisa melakukan konsolidasi kekuatan politik dalam negerinya maka keadaan internal Amteric bisa dijamin akan membaik. Dan keadaan yang seperti itu tentu saja juga akan menguntungkannya.Tapi tentu saja yang dia pertimbangkan hanya masalah memberikan bantuan finansial pada pemuda itu, untuk urusan lamarannya. Dia sama sekali tidak punya niat untuk menerimanya sedikitpun."Aku akan menyatukan seluruh kekuatan militer Amteric di bawah kendaliku lalu menyerap negara lain di benua ini satu-persatu""Ughh. . .kepalaku tiba-tiba sakit lagi"Dalam perang, jumlah adalah senjata yang paling kuat. Sebab dengan jumlah yang cukup, kau bahkan tidak perlu strategi. Dan penduduk Amteric sudah berkurang banyak, secara jumlah penduduk mereka masih jauh lebih banyak dibandingkan negara-negara yang ada di sekitarnya. Jika pasukan Amteric bersatu di bawah satu tangan dan memfokuskan semua kekuatannya pada sebuah negara, dalam setengah hari saja negara itu bisa dijamin akan berganti nama."Tidak seperti para tua bangka itu, aku ini kompeten. "Sekali lagi, meski Amelie tidak suka dengan nada sombong kakak laki-lakinya itu. Dia masih mengakui kalau kakaknya ya itu memang kompeten.Hanya saja."Pfftttt... .. ""Berhenti tertawa!"Suara rendah Seragus menggema di tempat itu dengan jelasnya. Dan meski nadanya sedingin es, tapi Amelie bisa dengan mudah menebak kalau di dalamnya tersimpan api amarah yang membara sangat panas. Jika intimidasi bisa membunuh seseorang, bisa dipastikan kalau Amelie sudah mati di tempat itu, detik itu juga."Maafkan aku pangeran, aku hanya terkejut. .""Apa yang kau bicarakan"Fakta kalau dia bahkan tidak bisa melihat seberapa kompetennya si 'tua bangka' dan bahkan sampai merendahkannya menunjukan kalau dia punya sebuah kekurangan besar. Kekurangan yang tidak ada hubungannya dengan kompetensinya. Memang benar kalau seorang pemimpin tidak perlu kompeten dalam segala hal sebab dia bisa mendelegasikan hal yang tidak bisa dia lakukan pada orang lain. Sama seperti si tua bangka yang mendelegasikan komando militer pada Seragus yang notabene lebih punya bakat dalam urusan itu."Aku terkejut melihat seberapa sempitnya pandanganmu Kak Seragus""Kau berani....."Seragus kelihatan seperti tipe orang pintar yang bisa diajak bicara dari hati ke hati. Tapi sepertinya pandangan Amelie tentang kakak pertamanya itu sedikit melenceng dari kenyataan. Meski memang pemuda itu bisa diajak bicara, tapi hati mereka. Atau dalam kasus ini, visi dan misi mereka sama sekali tidak bisa disatukan.Dari caranya saja bicara bisa dilihat dengan jelas kalau Seragus menganggap kalau pandangannya itu superior dan melihat kalau pendapat orang lain bukan sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Dengan kata lain, jika Amelie memberikan dukungan padanya pada akhirnya agendanya tidak akan dipikirkan oleh kakaknya itu. Membuat aliansi di antara keduanya lebih mirip hubungan antara tuan dan pelayannya.Hal yang sama sekali tidak Amelie inginkan."Kak Seragus, kurasa pembicaraan ini kita cukupkan saja sampai di sini"Seragus ingin Amteric kembali bangkit dan menyerang balik semua negara tetangganya dan mengambil alih daerah kekuasaan mereka untuk mengganti kerugian yang sudah Amteric terima selama masa perang. Sedangkan Amelie ingin kalau Amteric bangkit dan fokus untuk melindungi dirinya sendiri sambil memfokuskan semua energi mereka untuk memperkuat pondasi ekonomi dan taraf kehidupan masarakatnya.Seragus menganggap kalau ekspansi adalah solusi dari masalah mereka sekarang, sedangkan Amelie menganggap kalau ekspansi hanya akan menambah masalah mereka. Seragus menganggap perang adalah cara paling efektif untuk memanfaatkan populasi mereka yang jauh lebih banyak dari negara lain, sedangkan Amelie menganggap kalau mengalirkan sumber daya pada orang-orang yang tidak memproduksi apapun dan bahkan mungkin pada akhirnya mati sia-sia adalah pemborosan skala besar yang tidak ada gunanya.Pikiran keduanya bertolak belakang dengan satu sama lain, dan keduanya sama sekali tidak punya niat untuk berkompromi. Karena itulah berbicara dengan satu sama lain hanya akan membuang waktu masing-masing."Hari sudah malam, aku ingin istirahat""Berhenti di situ! Aku belum mengizinkanmu untuk pergi"Memang benar kalau pandangan mereka sangat berbeda dengan satu sama lain. Meski keduanya punya tujuan yang sama, yaitu memperbaiki keadaan Amteric tapi apa yang mereka pikir sebagai jalan terbaik untuk mewujudkannya bertolak dengan satu sama lain. Membuat kerjasama di antara mereka secara virtual bisa dibilang tidak mungkin bisa terjalin.Tapi bukan berarti Seragus bisa menyerah begitu saja untuk mendapatkan support dari Amelie. Dia membutuhkan keberadaan Amelie untuk bisa membuat rencananya berjalan lancar. Oleh sebab itulah, dia akan menarik Amelie ke campnya dengan cara apapun."Aku bilang berhenti!"Setelah peringatannya tidak diindahkan oleh Amelie yang terus berjalan, Seragus akhirnya memutuskan untuk mengejar gadis itu dan memegang pergelangan tangan Amelie kemudian menariknya dengan kasar ke arahnya."Kak Seragus, apa yang kau lakukan?""Aku hanya ingin memberitahukan adik perempuanku sesuatu yang sangat penting"Seragus menarik tangan Amelie lebih jauh ke belakangnnya, membuat tubuh gadis itu mau tidak mau ikut terbawa dan jadi lebih dekat dengan Seragus. Setelah itu, pemuda itu menundukan badannya sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Amelie yang sedang melihat ke arah kakak laki-lakinya itu dengan ekspresi marah."Aku punya kekuatan untuk memaksamu bergabung denganku, dan aku yakin kalau kau tahu akan hal itu"Dalam masalah politik, ayah mereka yang punya posisi sebagai raja masih punya pengaruh yang paling besar. Tapi Seragus sendiri punya pengaruh yang tidak jauh di belakang ayahnya. Selain itu, dalam masalah militer Seragus bisa dibilang adalah orang yang paling berkuasa di dalamnya, mengingat raja memberikan kekuasaan penuh atas organisasi itu.Amelie tidak tahu apa yang Seragus rencanakan dengan semua pengaruhnya itu, tapi bisa dipastikan. Dengan semua kemampuan itu, menekan Amelie untuk bergabung dengan fraksinya sama sekali bukan hal yang sulit."Kau . . mengancamku kak Seragus?""Tidak juga, aku hanya memberitahukan kalau aku punya kekuatan"Dan dalam dunia yang punya asas Might Makes Right, orang yang punya kekuatan pada dasarnya bisa melakukan apapun yang dia mau. Dan orang lemah yang tidak punya kekuatan hanya bisa pasrah dan membiarkan dirinya dimanfaatkan oleh yang lain."Karena itulah, menyerahlah sebelum aku menggunakan kekuatan itu padamu"Mata Amelie membelalak untuk sesaat dan otaknya tiba-tiba jadi blank selama beberapa detik. Membuatnya tidak bisa bicara dan hanya memasang wajah khawatir. Dan sebab Seragus sedang melihat wajah gadis itu dari jarak yang sangat dekat, pemuda itu paham kalau strateginya untuk mengancam Amelie sudah berhasil. Merasa puas akan hal itu, Seragus melepaskan tangan Amelie.". . . . "Amelie memang seorang tuan putri, tapi dia pada dasarnya hidup di lingkungan masyarakat biasa dimana konflik politik, manuver jahat, atau permainan dengan taruhan nyawa bukan jadi bagian dari kehidupannya. Oleh karena itulah, hatinya tidak bisa tetap tenang ketika ancaman terang-terangan Seragus datang ke arahnya.Yang pertama, tentu saja dia takut kalau sesuatu akan terjadi padanya. Amelie sendiri yakin kalau Erwin bisa melindunginya dari serangan eksternal. Tapi cara membunuh seseorang tanpa menggunakan kekerasan secara langsung terlalu banyak jumlahnya. Dan bagi Amelie yang hanya memiliki Erwin sebagai pelindungnya, dia tidak punya kesulitan membayangkan skenario di mana dia tidur di malam harinya hanya untuk jadi mayat di pagi harinya.Hanya saja, sebab Seragus sendiri bilang kalau dia menginginkannya Amelie ragu kalau pemuda itu akan melakukan hal yang seekstrim itu.Yang dia lebih khawatirkan adalah kakaknya mengincar orang-orang yang ada di sekitarnya untuk menghancurkan mentalnya. Cara yang jauh lebih efektif untuk membuat Amelie menyerah. Dan jika Seragus bisa benar-benar menggenggam nasib Ibunya, Erwin, ataupun Haruki. Amelie sama sekali tidak yakin kalau dia akan bisa terus bertahan dalam posisinya sekarang. Sebab dari awal, dia bekerja keras demi mereka semua. Jika pada akhirnya dia harus mengorbankan mereka untuk memperbaiki keadaan Amteric, semuanya akan sia-sia saja.Tapi. Meski dia takut, dia tidak yakin dengan masa depannya, dan dia khawatir akan keselamatan semua orang. Dia harus menunjukan kalau dia itu lebih kuat dari apa yang Seragus bayangkan. Dia tidak takut dengan ancaman murahannya."Huuufff. . ."Amelie menutup matanya kemudian mundur selangkah dari posisinya sebelumnya. Setelah itu dia memandang Seragus dengan mata tajam."Jangan anggap kalau hanya kau yang punya kekuatan!"Kekuatan seorang anggota kerajaan pada dasarnya sumbernya hanya satu. Kemampuan mereka untuk membuat orang lain menuruti mereka. Jika kekuatan yang Seragus bangga-banggakan hanyalah hal semacam itu. Amelie juga memilikinya.Kemudian, meski sedikit. Amelie juga punya kekuatan yang tidak kalah besar pengaruhnya. Hal yang dari awal jadi bahan incaran kakak laki-lakinya itu.Setelah mengetahui perasaan ayahnya yang sesungguhnya pada Ibunya. Amelie yakin jika dia memintanya, orang tua itu tidak akan segan-segan memberikan pengawal terbaiknya untuk melindungi Ibunya. Jika Seragus ingin memblokade usaha Amelie, dia masih punya backing dari Barret, Genno, dan Arbe. Lalu dengan kerjasamanya bersama Butsuma, tidak akan ada yang berani melakukan konfrontasi secara langsung. Dan tentu saja, dia tidak melupakan keberadaan Erwin yang sudah seperti bayangannya sendiri.Amelie memang muda, tidak punya banyak pengalaman, dan juga lemah. Tapi dia tidak sendiri, dan semua orang yang percaya adalah orang yang bisa diandalkan."Jangan berani menggertakku!"Seragus mengangkat tangannya dan mencoba meraih baju Amelie di bagian dadanya untuk dia tarik. Sebab keduanya adalah anggota keluarga kerajaan, tentu saja dia hanya berniat untuk mengintimidasi gadis kecil itu. Jika dia benar-benar memukul Amelie, meski dia seorang pangeran mahkota dengan posisi terkuat dalam kandidasi. Dia masih akan tetap dapat masalah."Mohon jaga jarak yang mulia"Sebuah tabung metal panjang dan dingin lebih dahulu menyentuh kening Seragus, membuat pemuda itu langsung beku di tempatnya."Kukira aku menyuruhmu untuk datang ke sini sendirian?""Dan kau mengira kalau aku akan menurut begitu saja?"Ketika mereka datang ke istana, mereka dengan jelas mendeklarasikan kalau tempat itu adalah medan perang. Sejak saat itu, mereka juga memutuskan kalau semua orang yang tidak jelas posisinya adalah calon ancaman. Dan sebab Amelie bukanlah seseorang yang bisa diandalkan dalam masalah melindungi dirinya sendiri. Keduanya memutuskan kalau sebagian besar waktu mereka akan dihabiskan dalam satu set.Lalu, ketika kakak pertamanya memanggilnya untuk membicarakan sesuatu. Alarm dalam kepala mereka berdua langsung berbunyi dengan kencangnya. Oleh sebab itulah, keduanya memutuskan untuk datang berdua tanpa sepengetahuan kakak laki-lakinya."Selain itu, kurasa kau tidak punya hak untuk komplain padaku?"Sama seperti Amelie, Seragus juga tidak datang sendiri. Ketika mereka datang ke tempat pertemuan mereka, yaitu taman di belakang istana. Erwin menemukan kalau ada beberapa orang yang bersembunyi di dalam kegelapan."Karena itulah, tolong mundur sekarang juga"Normalnya, ketika gadis kecil seperti Amelie memasang wajah serius untuk mengintimidasi seseorang. Yang akan terlihat hanyalah wajah lucu yang malah membuat seseorang ingin mencubit pipinya. Tapi dengan muzzle senapan menempel di kepalanya, nada suara gadis kecil itu yang terdengar sangat rendah, kemudian suasana malam yang untuk suatu alasan menambah aura mistis di sekitarnya. Memaksa Seragus tidak bisa lagi terus memasang wajah pokernya.Tapi tentu saja, sebagai seorang anggota kerajaan Amteric. Dia tidak akan mengakui kalau dia sedang merasa takut dan langsung mengubah perasaan takutnya itu jadi kemarahan dan mengarahkannya balik pada lawan bicaranya."Kau tidak akan berani!"Sama seperti Seragus yang akan kena masalah jika dia melukai Amelie, gadis itu juga akan mendapat masalah jika dia melukai Seragus. Dan sebab posisi Amelie jauh di bawah Seragus, masalah yang akan dia dapatkan tidak akan berhenti hanya pada dirinya saja tapi semua orang yang punya hubungan dengannya. Karena itulah Seragus yakin kalau Amelie tidak akan berani melakukan apapun padanya."Jangan terlalu yakin!"Erwin menekankan senapannya pada kening Seragus dengan lebih keras sampai kepala pemuda itu sedikit terdorong ke belakang. Membuat semua pengawalnya yang sedari tadi bersembunyi langsung melompat ke arah Amelie dan Erwin sambil mengacungkan senjata masing-masing."Sebab orang mati tidak bisa bicara"Amelie melihat ke kanan dan kirinya untuk memastikan jumlah pengganggu yang baru muncul. Sedangkan Erwin tetap fokus hanya pada Seragus. Keduanya menunjukan reaksi yang berbeda tapi keduanya sama-sama tidak kelihatan takut, terintimidasi, ataupun khawatir dengan situasi mereka yang baru.Beberapa saat kemudian, Amelie kembali melihat ke arah Seragus dan menatapnya dengan pandangan penuh percaya diri. Pandangan yang seakan bilang 'kau itu bukan apa-apa!' pada Seragus. Pandangan yang tentu saja, sama sekali tidak bisa Seragus nikmati sedikitpun."Kalau kau sudah paham, mundur!"Seragus yang sedari tadi hanya berniat untuk mengintimidasi Amelie mulai kehilangan kesabarannya dan sedikit demi sedikit berpikir kalau benar-benar melukai gadis kecil mungkin adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan. Tapi dengan moncong senapan menempel di keningnya, kepalanya yang sudah panas dia bisa paksa untuk kembali dingin.Dengan langkah tenang Seragus mundur beberapa langkah."Aku mengalah. . .untuk sekarang."Amelie sudah sangat ingin pergi dari tempat itu. Oleh sebab sebelumnya dia berjalan meninggalkan Seragus tanpa melakukan basa-basi dulu. Tapi begitu Erwin ada di dekatnya, dia tidak lagi merasa kalau dia perlu buru-buru. Dengan adanya pemuda itu, Amelie bisa merasa tenang dan percaya kalau tidak akan ada apa-apa yang terjadi padanya.Membuatnya memutuskan menyempatkan diri untuk menghadap ke arah Seragus, menundukan badannya, lalu sedikit mengangkat roknya agar tidak menyentuh tanah dan bilang. ."Terima kasih atas pengertiannya, pangeran"Sebelum akhirnya benar-benar pergi bersama pengawal pribadinya."Pangeran, apa kami perlu mengejar mereka? "Begitu Amelie dan Erwin tidak lagi terlihat, para pengawal rahasia Seragus langsung mendekatinya dan bersiap untuk menerima perintah. Meski posisi mereka adalah pengawal, tapi secara official mereka bukanlah anggota dari squad kerajaan. Dengan kata lain, mereka adalah bagian dari pasukan pribadi Seragus. Yang tentu saja bisa dia suruh untuk melakukan tindakan apapun, entah itu legal maupun tidak.Mereka memang hanya bilang 'mengejar' tapi pengejaran mereka tentu saja tidak pernah hanya melibatkan urusan membuntuti seseorang dan menangkap mereka. Sebagai bagian dari pasukan rahasia yang namanya saja tidak tertulis di dalam dokumen manapun. Tentu saja pekerjaan mereka juga sama gelapnya dengan identitas mereka."Tidak perlu, setidaknya untuk sekarang"Seragus ingin Amelie ikut masuk dalam fraksinya. Jika dia membunuh gadis itu sekarang bukan hanya tidak dapat apa-apa, tapi Seragus juga malah akan rugi. Dia bertingkah seakan dia merendahkan kemampuan Amelie, tapi dia bisa secara objektif melihat kalau keberadaan Amelie sudah jadi bagian yang penting dari negaranya. Dia bisa membayangkan seberapa kacaunya ekonomi negaranya kalau tiba-tiba gadis kecil menghilang.Selain itu.Seragus merasa kalau dia benar-benar mengirim pengawal rahasianya untuk membunuh Amelie, hari ini dia juga akan ikut mati menyusulnya.Erwin, yang jadi pengawal Amelie punya mata seperti seseorang yang akan dengan senang hati mengorbankan nyawanya demi tuannya. Dan orang seperti itu punya tendensi tidak peduli pada nasibnya sendiri ketika tuannya sudah tidak ada lagi. Dia bisa membayangkan kalau pemuda tidak akan ragu akan memenggal kepalanya meski dia tahu dia akan ditangkap dengan mudah.Selain itu, jika informasi yang dia miliki tentang pemuda itu akurat. Dia tidak yakin kalau lima pengawalnya akan cukup untuk menghadapi Erwin.Seragus sama sekali tidak punya rencana mati sebelum mewujudkan keinginannya, oleh sebab itulah dia tidak memilih untuk mengambil resiko yang terlalu berlebihan."Suruh beberapa orang untuk mengawasi pergerakan mereka dan melaporkannya padaku""Akan kami laksanakan""Bagus, kembali pada tugas kalian"Dengan begitu, semua pengawalnya langsung membubarkan diri dan menghilang dari pandangan semua orang. Mengikuti tuannya yang juga mulai bergerak untuk kembali ke tempat istirahatnya.Di sisi lain. Amelie yang akhirnya sampai di kamarnya sendiri malah sedang menyibukan dirinya sendiri. Bukan dengan membuat rencana untuk hari selanjutnya, bukan dengan mereview kegiatannya hari ini, dan bukan juga dengan melakukan kegiatan produktif lainnya. Melainkan dengan Mengelap keringat dingin yang mengucur dari keningnya.Begitu keberadaan Erwin dan pompaan adrenalin yang menjadi dukungan mentalnya tidak ada lagi. Amelie langsung merasakan seberapa besar dan berat tekanan yang diberikan oleh presentasi kekuatan yang dimiliki oleh kakak laki-laki tertuanya. Perutnya terasa perih karena khawatir, kepalanya terasa berat karena merasa bingung, dan keringat dingin mengucur dari keningnya karena gadis itu merasa ketakutan."Apa aku lebih baik kalau aku menerima tawaran ayahku."Sebelumnya ayahnya menawarkan apakah Amelie ingin jadi ratu atau tidak. Saat itu dia bilang tidak ingin menerimanya sebab dia takut kalau masa depannya akan harus dia korbankan. Tapi, apa mungkin keputusannya itu adalah sebuah kesalahan?"Tidak-tidak!"siapa yang bilang kalau dia menjadi ratu para pesaingnya kan menyerah?setelah berinteraksi dengan Seragus dia sangat yakin kalau orang-orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Dia bisa dengan mudah membayangkan kalau seseorang akan berusaha membunuhnya agar mereka bisa merebut tahtanya.Mati karena keracunan sama sekali bukan sesuatu yang terjadi di keluarga kerajaan di dunia ini."Haruki!!"Amelie berhenti menyeka keringat di keningnya memindahkan tangannya ke dadanya. Setelah itu dia mengeluarkan cincin dari Haruki yang dia jadikan kalung kemudian menggenggamnya dengan erat menggunakan kedua tangannya. Sebuah hobi baru yang belakangan ini dia selalu lakukan ketika gadis kecil itu merasa menemui jalan buntu.Dengan mengingat Ibunya, dia bisa terus memaksakan dirinya untuk tidak menyerah menghadapi di depannya. Dengan mengingat Erwin, dia bisa meyakinkan dirinya kalau seberbahaya apapun situasi yang dia hadapi semuanya akan baik-baik saja. Lalu yang terakhir, dengan memikirkan Haruki dia bisa mengingat kalau semua masalah itu pasti ada solusinya.Haruki dan Amelie bukanlah orang yang suka berhubung, apalagi kalau tentang masalah serius seperti dalam urusan menilai kemampuan masing-masing. Jadi, sama seperti Amelie yang benar-benar percaya kalau Haruki bisa mengerjakan bagiannya dalam rencana penguasaan dunia mereka. Harusnya Haruki juga benar-benar percaya akan kemampuannya untuk melakukan bagiannya.Karena itulah, meski Amelie tidak percaya pada dirinya sendiri. Dia bisa percaya pada Haruki yang percaya padanya."Hufff. . ."Amelie menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya dengan pelan. Setelah itu, dia menepuk kedua pipinya dan berteriak pada dirinya."Amelie! Kau bisa melakukannya!"2"Jadi siapa yang akan kita temui hari ini?""Kakak laki-lakiku yang kedua""Lalu siapa yang sedang menuju ke arah kita sekarang?""Elias Drake"Yang tentu saja tidak punya hubungan darah dengan Amelie. Orang tua berperut sedikit buncit yang sedang duduk di depan di depannya adalah pemimpin dari salah satu keluarga terbesar di Amteric."Tunggu dulu Erwin? Bukankah kau tinggal di sini jauh lebih lama dariku?"Tidak seperti Amelie yang orang pindahan dari desa terpencil. Erwin lahir dan dibesarkan di Ibu kota, jadi secara logika dia harusnya tahu lebih banyak tentang apa yang ada di pusat pemerintahan Amteric itu. Kemudian, sebab dia juga berasal dari salah satu keluarga terbesar di negara itu, harusnya dia juga punya hubungan dengan orang-orang seperti Hadoi atau yang sejenisnya."Gerakan anak yang belum debut itu sangat terbatas, apalagi bagi anak-anak dari kalangan keluarga sepertiku. . dan tentu saja keluargamu""Eh. . .aku baru tahu"Normalnya, bahkan anak yang belum debut tidak diizinkan untuk makan bersama dalam satu meja dengan orang tua dan saudara-saudaranya yang sudah lebih dewasa. Kenapa? karena mereka masih belum dianggap pantas untuk duduk di tempat yang sama dengan anggota keluarganya yang lain.Dalam kalangan keluarga kelas atas, yang namanya etika punya nilai sangat tinggi. Oleh sebab itulah, anak kecil yang makannya masih berantakan, tidak tahu tata cara dalam melakukan pembicaraan, dan sumbu kesabarannya masih sangat pendek tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang yang sudah dewasa.Meski kedua orang tuanya tidak terlalu kaku dalam mengikuti norma itu. Tapi pada dasarnya, sampai umurnya tujuh tahun yang membesarkannya adalah para pelayan. Bukan orang tuanya. Dan bukannya permainan, masa kecilnya malah diisi oleh latihan fisik dan bela diri, pelajaran sosial dan etika, dan masih banyak lagi dan masih banyak lagi."Lalu, orang tuaku juga menyuruhku untuk tidak berinteraksi dengan anggota dua keluarga besar lain"Semua jenis organisasi, meski kelihatannya solid dari luar pasti selalu punya pertentangan internal di antara anggotanya. Manusia memang makhluk sosial, tapi komunitas sosial sendiri dibentuk dari kumpulan individu-individu yang punya tujuan, pikiran, dan pandangannya masing-masing. Membuat sebuah organisasi tidak mungkin bisa monolitik secara penuh sebab kebanyakan individu pasti akan lebih mementingkan urusannya sendiri."Sekedar memastikan, kau tahu siapa saja pemimpin dari keempat keluarga besar di negara ini kan?""Kalau hanya namanya saja tentu saja aku tahu"Elias Drake, Pemimpin dari koalisi supremasi bangsawan. Ayahnya alias Arthur Frank yang bertanggung jawab atas pertahanan Ibu kota. Genno Menes yang punya pengaruh sangat besar terhadap ekonomi negara ini. Dan yang terakhir, Ernest Rost yang putrinya adalah Ibu dari putra pertama dari raja Amteric, Seragus. Dengan kata lain, keluarga bangsawan yang kekuatannya paling kuat saat ini."Jadi apa urusan kita dengannya?""Aku tidak tahu""Heh?""Aku juga sama bingungnya"Tempat di mana Amelie berada sekarang adalah kediaman pribadi milik keluarga dari kakak laki-laki keduanya di Ibu kota. Dia datang dengan niat untuk bicara empat mata bersama kakak laki-laki keduanya. Tapi, bukan hanya yang menyambutnya bukan orang yang bersangkutan. Dia malah dipaksa bertemu dengan orang yang sebenarnya dia tidak terlalu ingin hadapi.Seperti yang Erwin bilang sebelumnya, Elias Drake adalah pemimpin dari grup yang punya ideologi kalau bangsawan adalah makhluk pilihan. Dan impresi Amelie terhadap para bangsawan yang berkuasa di Amteric sama sekali jauh dari yang namanya baik."Selamat datang tuan putri"Amelie mengangguk dan mempersilahkan Elias untuk duduk di depannya. Amelie memang tidak punya kekuatan politik tapi sebab posisinya dalam sistem lebih tinggi, dialah yang izinnya diperlukan saat sebuah pembicaraan akan dimulai seseorang."Ada urusan apa tuan putri datang ke sini?""Aku ingin ngobrol dengan kakakku, tuan Elias sendiri""Apa tuan putri ingin membicarakan tentang kenaikan tahta pangeran Sevarion?"Amelie tidak langsung menjawab, bukan karena apa yang dikatakan orang tua di depannya itu tidak sesuai dengan niat kedatangannya ke sana. Tapi karena dia terkejut dengan fakta kalau Elias baru saja mengacuhkan pertanyaannya dan malah balik membalas pertanyaannya dengan pertanyaan lain.Dengan nada sombong.Amelie tidak peduli kalau seseorang tidak memperlakukannya layaknya seorang tuan putri. Tapi menemukan seseorang yang dengan blak-blakannya tidak memperdulikan kata-katanya masih bisa membuatnya merasa kesal. Menjawab ketika ditanya adalah etika dasar yang bahkan anak kecilpun tahu. Kenyataan kalau orang tua itu tidak menganggap kalau omongannya tidak cukup penting untuk diindahkan adalah bukti kalau Elias entah sadar atau tidak meremehkan Amelie.Tebakan yang didukung oleh fakta lain kalau orang tua di depannya memang benar-benar memandangnya dengan tatapan meremehkan. Yang sekali lagi, membuatnya benar-benar merasa kesal.Cukup kesal untuk membuatnya ingin balas menyerang."Ngomong-ngomong, di mana kakak laki-laki keduaku? Aku tidak melihatnya?"Balas menyerang dengan ikut tidak mempedulikan kata-kata Elias.". . . . . "Tepat seperti yang Amelie duga. Orang tua itu langsung memasang wajah tersinggung. Tapi ekspresi itu hanya terlihat selama beberapa detik. Orang tua itu kembali memasang wajah yang coba diramah-ramahkan. Setelah sepertinya baru saja mengingat apa yang baru saja lakukan, Elias menarik nafas lalu kembali bicara."Maafkan aku tuan putri, pangeran Sevarion sedang ada urusan lain karena itulah aku menggantikannya di sini"Amelie mengamati gerak-gerik Elias selama beberapa saat. Dia bisa melihat kalau orang tua itu masih menyimpan rasa kesal. Tapi sebab Elias sudah meminta maaf, meski dengan terpaksa. Amelie memutuskan kalau dia perlu membalas dengan reaksi positif."Maafkan ketidaksopananku juga tuan Elias, kalau boleh tahu kapan aku bisa bertemu dengan kakakku?""Maaf tapi sementara ini tuan putri belum bisa menemuinya, karena itulah aku di sini untuk mewakilinya"Keterangan yang diberikan oleh Elias berubah dari alasan awal yang dia katan sebelumnya. Yang artinya pada dasarnya adalah 'kalau kau punya urusan dengan Sevarion, kau harus melewatiku dulu'. Amelie tentu saja tidak tahu apakah kakak keduanya memang sibuk atau tidak, tapi setelah mendengar hal itu dia yakin kalau orang yang berkuasa di tempat itu bukan kakaknya tapi orang tua yang ada di depannya."Jadi, ada urusan apa tuan putri datang ke sini?"Urusan Amelie seperti yang sudah Elias tebak, adalah sesuatu yang berhubungan dengan perebutan tahta yang sedang mulai memanas. Dia ingin bertemu dengan Sevarion lalu ngobrol dengannya dan mencoba mencari tahu manusia macam apa pemuda itu. Lalu, kalau visi dan misi mereka cocok keduanya akan mencari cara untuk membantu satu sama lain untuk mendorong agenda masing-masing."Sebelum kita ngobrol, aku ingin memastikan, apa aku bisa menganggap kalau pandangan tuan Elias itu sama dengan kakakku?""Tentu saja, kalau pandangan kami tidak sama tidak mungkin aku jadi pemimpin fraksinya""Baiklah kalau begitu"Setelah itu Amelie membicarakan bagaimana keadaan ekonomi Amteric yang sangat buruk, dan juga argumennya tentang perang yang hanya akan membuat negara itu semakin terpuruk keadaannya. Kemudian, dia menceritakan rencananya untuk memfokuskan tenaga ke masalah domestik agar kehidupan orang-orang Amteric bisa jadi lebih baik.Amelie tidak menjelaskan rencananya secara detail mengingat kalau mereka masih belum resmi jadi partner. Tapi dia mencoba seterbuka mungkin dengan lawan bicaranya adalah hal dasar yang harus dilakukan seseorang ketika mereka ingin mendapatkan kepercayaan. Sesuatu yang akan sangat kau perlukan ketika kau ingin mendapatkan hal lain bernama 'bantuan' dari mereka.Secara teknis, saat ini yang menawarkan bantuan adalah dirinya sendiri. Tapi kedepannya, yang perlu mendapatkan bantuan adalah Amelie. Bantuan untuk menjadi raja Amteric menggantikannya supaya dia bisa bersama Haruki tanpa harus terikat dengan tugasnya sebagai anggota keluarga kerajaan.Setelah beberapa menit menjelaskan niat dan rencananya, akhirnya Amelie berhenti bicara. Kemudian dia melihat ke arah Elias yang sedari tadi kelihatan memperhatikan omongannya dengan seksama."Aku paham dengan keinginan tuan putri"Elias mengangguk lalu kembali bicara setelah mengubah posisi duduknya menjadi manyandar."Aku sendiri agar perang ini segera berakhir"Awalnya Hiado adalah salah satu orang yang pro perang. Awalnya dia berpikir, kalau mereka bisa menaklukan negara-negara di sekitarnya. Dia juga akan kebagian getahnya. Oleh sebab itulah dia tidak ragu untuk berpartisipasi dan berkontribusi.Dan benar saja, ketika perang dimulai dan mereka berhasil menduduki beberapa negara kecil di sekitar mereka. Elias juga berhasil mendapatkan profit hasil jarahan dari orang-orang yang ada di bawahnya.Hanya saja hal itu tidak berlangsung lama. Dalam beberapa bulan, para bangsawan dari provinsi-provinsi pinggiran yang jadi pionir dalam ekspansi Amteric mulai mengantongi profit yang mereka dapatkan sendiri dan tidak memberikan sedikitpun bagian pada para bangsan yang menjadi supporter mereka termasuk Elias.Selain itu, begitu koalisi dari negara-negara yang jadi musuh mereka terbangun. Bukan hanya tidak untung tapi dia malah jadi rugi. Sekarang, bukan hanya monetary Elias juga harus memberikan kontribusi dalam bentuk sumber daya manusia. Membuat teritorinya bukan hanya kurang uang tapi juga kurang orang."Perang ini sudah bukan hanya tidak menguntungkan, tapi malah sudah merugikan""Ha?"Amelie merasa kalau dia baru saja mendengar sesuatu yang dibilang seperti sebuah red flag. Tapi dia memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa, mengingat dia yakin kalau di kehidupannya yang sebelumnya. Hal yang sama juga sudah pernah terjadi, dan menganggap kalau apa yang dikatakan oleh Elias adalah sesuatu yang logikal.Setelah perang dunia berakhir, tidak ada lagi ada perang dalam skala besar sampai dia tidak ada lagi di sana. Penyebabnya? Tentu saja orang-orang sudah bosan dan capek saling membunuh. Tapi yang lebih penting lagi adalah. . . . Melakukan perang untuk menguasai teritori negara lain sudah tidak lagi efektif untuk jadi kaya.Daripada memerangi negara lain lebih mudah kalau mereka bekerja sama dengan yang lain. Daripada membuat koloni dan mengurusinya, membiarkan sebuah negara membuat sesuatu dengan uang dan tenaganya sendiri lalu membeli hasilnya jauh lebih murah. Lalu yang terakhir, memberikan bantuan pada negara lain pada akhirnya akan memberikan mereka lebih banyak pengaruh daripada menjadi penjahat yang semua orang benci."Jika tuan putri bisa mensupport kami, akan kupastikan kalau perang akan berakhir""Syukurlah"Amelie, yang punya cukup pengalaman buruk dengan bangsawan Amteric tahu kalau janji lisan yang mereka berikan bisa dipastikan tidak bisa dipegang. Tapi setidaknya dia bisa merasa lega mengetahui jika Elias punya visi yang sama."Sebab tuan putri mendekati kami seperti ini, apa aku bisa menganggap kalau tuan putri tidak punya niat untuk mengambil tahta untuk dirimu sendiri""Ya, meski aku menginginkannyapun aku rasa tidak ada kesempatan untukku bisa menang""Kalau begitu, apa rencana tuan putri setelah pangeran Sevarion naik tahta"Amelie ingin balik bertanya kenapa Elias sudah berpikir sejauh itu meski padahal mereka belum mulai bekerjasama. Dia juga ingin bertanya dari mana rasa percaya diri orang tua di depannya datang. Amelie tentu saja ingin agar Sevarion menang kalau nantinya mereka jadi partner dalam sebuah koalisi. Tapi tetap saja, kata-kata Elias yang nadanya terkesan meremehkan lawannya yang lain benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman.Selalu bersiap untuk yang terburuk dan tidak pernah meremehkan musuh adalah motto yang Amelie dan Juga Haruki sangat junjung tinggi."Tuan putri. . .?""Ah. . .maafkan aku tuan Elias"Amelie kembali memasang senyum profesionalnya. Senyum yang dia latih sebagai salah sebagai salah satu senjata untuk bisa kabur dari pembicaraan yang tidak ingin dia ikuti ataupun menutupi blunder yang dia lakukan."Jadi, apa rencana tuan putri setelah perang berakhir? Melakukan ekspansi?"Amelie memang ingin seterbuka mungkin dengan lawan bicaranya. Hanya saja tidak mungkin dia bisa bilang kalau setelah melakukan ekspansi, dia ingin melemparkan hampir semua kepemilikan dan tanggung jawabannya pada Erwin dan Ibunya. Oleh sebab itulah dia sering melibatkan Miina dalam urusan bisnis supaya gadis kecil itu bisa memiliki skill untuk menggantikannya saat dia sudah pindah dari Amteric."Kalau begitu, apa tuan putri tertarik untuk melakukan kerja sama bisnis denganku?""Kerja sama bisnis?""Ya, seperti yang sudah kubilang sebelumnya, perang ini sudah merugikan banyak dari kami"Pendapatan utama seorang bangsawan yang memiliki teritori adalah pajak. Dan pajak yang mereka terima sangat bergantung pada beberapa faktor penting seperti luas areanya, seberapa banyak jumlah warganya, jenis industri yang mereka lakukan, lalu seberapa populer teritori itu terhadap para pedagang.Dan sayangnya, perang punya pengaruh yang sangat besar terhadap jumlah pajak yang bisa diterima oleh orang-orang seperti Elias. Banyak warga biasa yang direkrut untuk jadi prajurit, membuat orang yang bisa bekerja jadi berkurang banyak dan hasil dari industri yang masih berjalan menurun penghasilannya. Lalu, sebab orang di tempatnya berkurang. Sebagian besar pedagang juga merasa kalau pergi ke tempat itu tidak lagi cukup berharga untuk didatangi. Sekali lagi, mengurangi pajak masukan yang didapatkan oleh sebuah teritori."Beruntungnya, kami menemukan kesempatan bisnis yang. . .kalau bisa dikembangkan, kemungkinan bisa membuat kami punya kemampuan finansial setara serikat"". . . .aku tertarik mendengarnya"Amelie mungkin tidak punya niat untuk jadi penguasa ataupun orang yang paling kaya sedunia. Tapi jika ada kesempatan untuk mendapatkan uang dengan mudah, dia akan mengambilnya. Kau tidak pernah bisa punya terlalu banyak uang. Sebab, meski kau tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang, sebagian besar hal yang ada di dunia bisa dibeli dengan uang.Selain itu dia juga tertarik mendengar hal bisnis macam apa yang Elias ingin tunjukan padanya. Sebab meski dengan pengetahuan dan skema yang dia bawa dari kehidupannya yang sebelumnya, dia masih belum bisa menandingi kekuatan finansial aliansi dan serikat. Seberapa banyakpun produk unik yang dia buat dan distribusikan, profitnya masih dibatasi oleh ukuran pasar yang ada sekarang."Bawa barang itu ke sini"Elias memberi tanda pada pelayannya untuk mengambil sesuatu, kemudian. Begitu beberapa saat berlalu pelayan yang sama datang membawa sebuah nampan berisi beberapa batang bunga."Ini. . .?"Amelie memperhatikan bunga yang ada di depannya dengan seksama. Setelah itu, dia melihat ke arah Erwin dengan tatapan yang menanyakan apakah pemuda itu mempunyai pikiran yang sama."Kukira tuan Elias ingin melihat potensi bisnis setelah perang selesai? Tapi kenapa kau menunjukan tanaman ini padaku?"Bunga yang dihadapkan pada Amelie adalah tanaman yang sering dipakai oleh kalangan militer sebagai salah satu bagian dari material untuk melakukan pertolongan pertama. Bunga itu punya punya efek untuk menghilangkan rasa sakit dan memberikan perasaan seperti seseorang mendapatkan suntikan energi dan keberanian."Aku tidak punya niat untuk menjualnya ke kalangan militer""Lalu?""Jadi kau belum tahu tuan putri?""Tahu apa?""Jika kau memprosesnya dengan cara lain, benda ini bisa membuat seseorang merasa bahagia"". . . . ."Mendengar hal itu, wajah Amelie yang sebelumnya dipenuhi rasa ingin tahu berubah menjadi dipenuhi dengan ekspresi jijik."Aku akan menganggap kalau pembicaraan ini tidak pernah terjadi""Apa tuan putri takut? Jangan khawatir barang ini tidak ilegal di Amteric""Maksud tuan Elias 'belum' kan?""Masalah itu mudah"Jika Sevarion bisa naik tahta, dapat dipastikan kalau Eliaslah yang akan punya paling banyak kekuatan. Jadi bukan tidak mungkin kalau dia bisa melegalkan produknya di masa depan. Hanya saja, masalah yang Amelie punya dengan rencana bisnisnya itu bukanlah tentang apakah hal itu legal atau tidak. Tapi pengaruh dari barang itu terhadap Amteric.Setelah perang berakhir, tidak diragukan lagi akan ada banyak orang yang merasa depresi. Jika mereka bisa mendapatkan obat untuk membuat mereka merasa bahagia tanpa harus benar-benar menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Amelie bisa membayangkan akan ada yang tertarik untuk memilih kabur dari masalah, dan jumlah mereka dia tidak yakin akan hanya sedikit.Dan sebab akan ada banyak orang yang fokus untuk kabur, masalah yang sebenarnya perlu jadi perhatian akan ditinggalkan begitu saja. Membuat Amteric, bukannya pulih dari bencana malah semakin terpuruk ke jurang kemalangan."Menjual benda semacam ini hanya akan membuat banyak orang sengsara"Dalam jangka panjang, Elias juga akan kebagian sengsaranya. Apa orang tua itu tidak sadar? Atau orang tua itu tidak mau sadar?"Memangnya kenapa? Siapa yang peduli dengan nasib orang-orang biasa? Mereka memang ada untuk orang-orang pilihan seperti kita"Mementingkan diri sendiri memang penting, orang yang tidak bisa mementingkan diri sendiri malah bisa dibilang kepalanya ada yang salah. Tapi semua hal itu ada batasnya, semua hal yang 'terlalu' itu tidak ada yang pernah baik. Dan dalam kasus ini, Elias sudah keterlaluan dalam mementingkan dirinya sendiri.Kau bisa kaya tanpa harus membua orang lain miskin."Jadi begitu"Amelie mencoba untuk memasang senyum profesionalnya lagi, tapi kali ini dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak melihat dan bicara dengan tatapan dan suara dingin pada Elias.". . . Jadi? Bagaimana tuan putri?"Elias sempat terkejut dengan seberapa dinginnya suara Amelie. Tapi dia tetap melanjutkan pembicaraan sebab dia membutuhkan bantuan finansial dari Amelie untuk bisa memulai usahanya. Usaha jahanamnya. Oleh sebab itulah dia tidak menyadari kalau dia baru saja menginjak sebuah ranjau."Maafkan sekali tuan Elias, sepertinya negosiasi kita harus berakhri di sini"Elias tidak tahu kalau Amelie dibesarkan sebagai orang biasa. Dia tidak tahu kalau gadis kecil itu tidak punya sentimen yang sama sepertinya. Anggapan kalau rakyat biasa ada hanya untuk memuaskan kebutuhan para bangsawan adalah sebuah hal yang sudah diterima di komunitas sosial negara itu layaknya sebuah norma. Karena itulah Elias mengira kalau Amelie sama dengannya."Maksudmu tuan putri?""Maksudku. . ."Erwin mendekati Amelie dan mengulurkan tangannya. Lalu, Amelie menarik nafas dalam, kemudian dengan penuh determinasi. Amelie meraih tangan Erwin lalu berdiri dari kursinya lalu mulai berjalan keluar dari ruangan itu. Berjalan sambil bilang. . ."Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi. . .tuan Elias"Bahkan tanpa melihat ke arah lawan bicaranya.Dengan begitu, negosiasi kedua Ameliepun berakhir dengan sebuah kegagalan.Lagi.3Setelah bertingkah seburuk tadi, normalnya seseorang tidak akan bisa pergi begitu saja dari kediaman seseorang seperti Elias. Semua orang termasuk tuan putri seperti Amelie. Hanya saja sepertinya Elias terlalu terkejut dengan reaksi Amelie sampai dia tidak tahu harus melakukan apa sampai keduanya naik kereta kuda dan pergi meninggalkannya.Sebuah hal yang Erwin sangat syukuri karena dia tidak harus menghajar siapapun."Apa tidak apa-apa kau melakukan hal semacam itu ditempat Elias?""Tentu saja apa-apa"Berdasarkan pengalamannya, orang seperti Elias pasti akan menyimpan dendam pada orang yang tidak memberi mereka rasa hormat yang mereka pikir pantas untuk mereka dapatkan. Jadi Amelie yakin kalau orang tua itu akan jadi musuhnya dan pasti akan berusaha membuat kehidupannya jadi sulit dimam depan yang tidak terlalu jauh."Lalu kenapa kau melakukannya?""Maafkan aku""Jadi yang tadi cuma karena emosimu?"Amelie memalingkan pandangannya lalu bilang..." Maafkan aku""Hahh...aku paham apa yang kau rasakan, tapi bukankah kau yang punya bagian jadi karakter yang tenang dan pintar?""Aku tidak merasa pernah ikut audisi untuk jadi karakter seperti itu, tapi, maafkan aku"Di saat yang sudah sulit seperti ini, menambah musuh memang bukan sesuatu yang siapapun butuhkan. Karena itulah dia paham kenapa Erwin, yang biasanya punya bagian untuk jadi karakter pemberani dan ceroboh bahkan sampai heran kenapa Amelie sampai bertingkah seperti tadi. Kalau pemuda itu paham situasi mereka, tidak mungkin Amelie sampai tidak menyadarinya."Sepertinya aku lebih stress dari yang kukira"Dia mengira kalau perasaannya yang kacau hasil dari pembicaraannya tadi malam sudah berhasil dia atasi, tapi sepertinya dia sudah terlalu optimis. Rasa takutnya terhadap ancaman Seragus dan kekhawatirannya akan kemungkinan kalau usahanya untuk mencari penggantinya berakhir dengan kegagalan benar-benar membuat hatinya terasa berat."Amelie?""Maafkan aku..."Kali ini, Amelie memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke bawah. Dia menunduk sambil memasang wajah yang ekspresinya terlihat layaknya seseorang yang terlilit hutang."....."Erwin melihat ke arah Amelie yang duduk di seberangnya. Saat ini, yang berhasil dia temukan bukanlah tuan putri dari sebuah negara besar, pengusaha yang punya banyak pengaruh, maupun seseorang yang sudah punya pengalaman melawan takdir kematiannya.Tapi seorang gadis kecil lemah yang punya terlalu banyak tanggung jawab. Gadis kecil yang kelihatannya baru saja diberi tugas mustahil oleh orang tuanya.Salah, dalam kasusnya dia bukan hanya "kelihatan" diberi tugas mustahil. Tapi dia memang punya tugas mustahil yang harus dia lakukan. Meski yang memberikannya bukanlah orang lain, melainkan dirinya sendiri."Erwin..."Erwin memindahkan posisi duduknya jadi di samping Amelie. Setelah itu dia melingkarkan lengannya pada tubuh Amelie kemudian memeluknya dengan erat. Lalu, dengan pelan pemuda itu mulai lebih mengeratkan pelukannya pada gadis kecil. Membuat jarak di antara tubuh mereka terus berkurang sampai akhirnya nilainya jadi nol.". . . ."Erwin tidak mengatakan apa-apa, bukan karena dia tidak ingin mengatakan apapun. Tapi karena dia tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia bisa bilang sesuatu seperti 'jangan menyerah, berusaha keras, atau semuanya akan baik-baik saja' tapi sebab dia tahu kalau Amelie sudah berusaha keras dan tidak punya keinginan untuk menyerah. Serta gadis itu yang paling tahu tentang keadaannya sendiri, Erwin merasa kalau mengatakan semua hal itu akan membuat Amelie merasa lebih buruk.Oleh sebab itulah dia tetap diam sambil membelai rambut gadis kecil di pelukannya itu.". . . . Mmm"Awalnya tubuh Amelie sempat tegang karena kaget, tapi tidak lama kemudian dia langsung relax begitu Erwin mengeratkan pelukannya dan membelai kepalanya. Membuatnya bukan hanya pasrah menerima pelukan pemuda itu, tapi juga malah membalas balik dengan ikut melingkarkan lengannya pada tubuh pemuda itu.Amelie ingat kalau Erwin pernah melakukan hal yang sama. Dulu saat dia baru dikeluarkan dari sekolah. Ketika dadanya dipenuhi rasa tegang, khawatir, dan juga gelisah. Dan hal itu berhasil membuat semua perasaan buruk itu sedikit demi sedikit meleleh sampai benar-benar menghilang. Sama seperti sekarang."Erwinnnn. . . ."Dari luar, bagi orang yang tidak kenal dengan keduanya. Mungkin interaksi antara Amelie dan Erwin terlihat seperti dipenuhi dengan perasaan romantis, mengingat wajah keduanya sama sekali tidak mirip. Hanya saja, wajah yang Amelie pasang sama sekali tidak menunjukan hal semacam itu.Panggilan "Erwinnn" yang Amelie ucapkan lebih kedengaran seperti "Papaaaa" di telinga yang mendegarnya.Ekspresi yang ada di wajah Amelie lebih mirip ekspresi dari seorang anak yang mengeluh ingin dimanjakan oleh ayahnya setelah mengerjakan PR sulit selama seharian. Yang secara teori, memang adalah yang sedang terjadi sebab umur mental Erwin bahkan hampir dua kali lipat umur ayah Amelie yang sebenarnya.Ayah yang bahkan baru pernah dia ajak bicara beberapa hari yang lalu."Aku capeeeeek""Hm. . .aku tahu. . ."Erwin menangguk dan melanjutkan usapan tangannya di rambut Amelie sambil terus memeluk tubuhnya. Tubuh yang suhunya lebih tinggi darinya dan terasa sangat hangat, tubuh semua bagiannya terasa lembut dan nyaman untuk dipeluk, lalu tubuh yang masih kecil dan membuat Erwin sadar akan satu hal yang sering dia lupakan.Amelie mungkin sudah dewasa secara mental, oleh sebab itulah di mata banyak orang gadis kecil kelihatan seperti orang jenius. Tapi meski begitu, tubuh fisiknya masih hanyalah tubuh seorang gadis kecil. Dan seperti yang orang bilang, fisik mempengaruhi mental.Amelie bukanlah putrinya dari masa lalu, Erwin tahu akan hal itu. Tapi dia tidak pernah bisa melihat bayangannya pada Amelie. Karena hal itulah, setiap Amelie menunjukan sisi kekanakannya, sisi lemahnya, dan sisi cerobohnya naluri seorang ayahnya akan muncul ke permukaan dan mulai bertindak sendiri.Sama seperti Erwin yang menggunakan Amelie sebagai pengganti putrinya, Amelie juga menggunakan Erwin sebagai pengganti ayahnya yang dulu. Dua-duanya tahu kalau hal itu bukanlah sesuatu yang baik dan merekapun merasa sedikit bersalah terhadap satu sama lain. Hanya saja, untuk sekarang, pengganti dari seseorang dari masa lalu mereka mungkin adalah apa yang mereka butuhkan.Keduanya ingin kembali ke istana dan beristirahat, tapi mereka masih punya hal yang perlu dikerjakan. Oleh karena itulah Erwin menyuruh kusir dari kereta kuda mereka untuk berjalan lebih lambat supaya Amelie bisa punya waktu untuk memperbaiki penampilannya.Dengan lambat kereta kuda mereka berjalan menuju ke kastil yang berada di timur Ibu kota di mana Serafina, putri kedua dari Amteric berada.Atau, begitulah rencananya. Sebab sebelum mereka sampai, keduanya menemukan pemandangan yang sama sekali mereka tidak duga akan lihat.4"Apa-apaan pemandangan bodoh ini?""Maksudmu?""Maksudku adalah, kenapa tuan putri Amteric ada di tanah lapang panas membagikan makanan pada orang-orang seperti mereka?"Hanya untuk mengingatkan, orang-orang seperti Elias adalah makhluk normal di Amteric. Jadi, melihat seseorang sekelas Serafina berada di tengah kerumunan rakyat biasa adalah sesuatu yang bisa disebut keajaiban."Aku masih tidak paham bagian mana yang kau anggap bodoh"Kakak perempuan pertama Amelie sudah terkenal di Amteric sebagai seseorang yang punya pandangan unik terhadap rakyat biasa. Dia bahkan punya reputasi sebagai putri mahkota yang dicintai rakyatnya. Bukan hanya dia peduli dengan nasib orang-orang biasa, gadis itu juga aktif membantu banyak orang menggunakan uang dari sakunya sendiri. Membuat opini kalau dia itu lain daripada yang sangat kuat. Bukan hanya di antara masyarakat umum, tapi juga di kalangan bangsawan.Oleh sebab itulah Erwin merasa tidak ada yang salah dengan tindakan Serafina."Erwin, apa kau tidak melihat sesuatu yang aneh dari kerumunan itu?"Hal bodoh yang Amelie maksud tentu saja bukan fakta kalau Serafina sedang menolong seseorang, tapi fakta kalau dia menemukan jika orang-orang yang ditolongnya itu terlalu aneh."Sesuatu yang aneh?""Lihat wajah umur mereka, wajah mereka, pakaian mereka, dan keadaan tubuh mereka"Setelah mendapat detail tambahan untuk bagian mana yang Amelie anggap bodoh. Erwin kembali mengalihkan pandangannya pada kerumunan di luar kereta kuda mereka. ban kali ini, akhirnya Erwin paham dengan apa yang gadis kecil di depannya maksud.Orang-orang yang mengantri tidak ada yang kelihatan kelaparan, tidak ada yang kelihatan kumuh, tidak ada yang kelihatan cacat, dan tidak ada yang matanya kelihatan seperti mata ikan mati alias kehilangan harapan hidup. lalu yang terakhir, kebanyakan dari mereka punya umur antara dupan belas sampai tiga puluh tahunan.Dengan kata lain, orang-orang dalam masa paling produktifnya."Kalau anak kecil kelaparan, yang salah adalah orang dewasa di sekitarnya."Sebab memberi makan dirinya sendiri bukanlah tugasnya, bekerja bukanlah tugasnya, tapi orang tua mereka atau siapapun yang jadi wali mereka. Tugas utama mereka adalah belajar tentang dunia untuk mempersiapkan masa depannya, bukanya berusaha untuk bertahan hidup.Tapi kalau yang kelaparan adalah orang dewasa, hal itu adalah adalah tanggung jawabnya sendiri. Jadi, dalam kamus Amelie, orang-orang yang pantas diberikan bantuan langsung hanyalah anak kecil yang belum bisa bekerja sendiri dan seseorang yang secara fisik memang tidak bisa bekerja untuk dirinya sendiri. Sisanya?Sisanya tentu saja harus memikirkan nasibnya masing-masing.Oleh sebab itulah Amelie menganggap pemandangan yang dia lihat sekarang itu bodoh. Pemandangan di mana orang-orang yang masih muda, kuat, sehat, dan juga mampu bekerja mengantri makanan dengan tidak tahu malunya. Orang-orang yang kelayakannya untuk mendapatkan bantuan sangat-sangat perlu dipertanyakan."Erwin, kita turun disini""Hmmm...."Erwin mengangguk lalu memberi tanda pad kusir untuk berhenti. Lalu, begitu mereka mendapatkan tempat parkir, Erwin langsung membantu Amelie turun.Dengan buru-buru.Layaknya pelanggan yang ingin komplain pada manager di tempat dia mendapatkan makanan kadaluarsa. Gadis itu, untuk kedua kalinya bertingkah layaknya bangsawan Amteric yang sesungguhnya. Dia menuntut untuk bertemu Serafina tanpa mempedulikan omongan petugas yang ada di sana, dia memaksa masuk ke area staff tanpa mempedulikan aturan yang bilang kalau dia tidak diperbolehkan kesana, dia juga memberikan ancaman ketika ada yang menasehatinya untuk melihat waktu dan situasi.Membuat semua orang akhirnya merasa tidak tahan dan memanggil bos mereka, Serafina untuk datang dan membuat Amelie sadar siapa bosnya.Kakak perempuannya sendiri kelihatan sedang kelihatan sibuk mengatur anak buahnya, tapi begitu gadis itu menengok ke arah Amelie dan melihat siapa yang ingin bertemu dengannya. Serafina memutuskan untuk menemui meninggalkan posnya."Aku menuntut penjelasan""Hah..."Atau, begitulah rencananya. Hanya saja, begitu Serafina datang Amelie malah bertingkah lebih keterlaluan lagi. Begitu Serafina ada di depannya dia langsung menodong kakak perempuannya itu dengan pertanyaan di atas?"Penjelasan apa?""Kenapa kau memberikan mereka makanan gratis?""Karena aku ingin menolong mereka""Kenapa kau harus menolong mereka?""Kenapa? tentu saja karena mereka butuh pertolo.....""Ok, stop!!!"Sejak datang kesana, Amelie sudah bertingkah agak keterlaluan. Erwin sendiri tidak akan ragu untuk mengakuinya. Hanya saja kali ini dia memutuskan untuk menutup mata akan hal itu. Meski memang ada bagiannya, tapi tingkah Amelie kali ini bukan murni karena perasaannya semata. Dia bertingkah seperti itu agar dia bisa mendapatkan perhatian Serafina dengan cepat, mengganggu operasi kemanusiaan Serafina yang dia anggap bodoh sambil berharap acara itu dibuat akan sekalian, lalu yang terakhir tentu saja untuk menunjukan kemarahannya."Mmmmmmnnggg. . ."Amelie sadar kalau dia pantas untuk menerima kemarahan Serafina sebab dia sadar kalau perbuatannya itu memang menjengkelkan. Dia bahkan sudah bersiap menyuruh Erwin untuk melumpuhkan penjaga Serafina kalau-kalau tuan putri Amteric kedua itu memutuskan untuk mengusir mereka dengan paksa."... Memangnya apa masalahmu? datang seenaknya lulu bertingkah seperti itu?"Hanya saja tidak seperti yang dia duga. Untuk suatu alasan Serafina hanya mengerang, memasang wajah super kesal, lalu meneriaki mereka dengan wajah yang dibuat-buat mengintimidasi."M-m-maafkan aku"Saking kagetnya, Amelie secara reflex langsung minta maaf.Setelah dia itu dia melihat ke arah pengawal-pengawal Serafina dengan wajah penuh tanda tanya. Yang untuk suatu alasan, hanya dibalas dengan semua orang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Selain itu, dia baru sadar kalau sedari tadi orang-orang yang ada di tempat itu mulai menghilang tanpa suara."Apa kau benar-benar Serafina?""Pertanyaan macam apa itu?"Amelie sudah sering mendengar kalau Serafina adalah seseorang yang penuh kharisma, bertingkah dengan keanggunan, dan punya hati penuh toleransi seluas lautan. Karena itulah dia sempat meragukan informasi dari matanya yang mengatakan kalau gadis yang menunjukan semua emosinya di wajahnya itu adalah gadis yang sama yang dia lihat dalam pesta di istana beberapa hari yang lalu."Kau kelihatan lain dari yang kudengar""Kukira dengan memperlihatkan diriku yang sebenarnya aku akan mendapatkan nilai plus?""Jadi kau tahu kenapa aku mencarimu kak Serafina""Tentu saja, semua orang sedang membicarakan siapa yang akan jadi partnermu"Sama seperti fraksi yang lain, fraksi Serafina juga punya banyak telinga di banyak tempat. Oleh sebab itulah dia tahu kalau Amelie tidak punya keinginan untuk menguasai Amteric di muka umum dan memilih untuk menjadi seseorang yang bermain di belakang layar. Dia juga tahu kalau kakak laki-lakinya mencoba menarik Amelie ke fraksinya dan gagal dalam usahanya.Amelie bisa dibilang adalah kuda hitam dalam perebutan tahta kali ini, oleh sebab itulah afiliasinya punya pengaruh sangat besar terhadap kesempatan seorang calon untuk bisa berhasil atau tidak dalam mengambil tahta. Yang mengawasi pergerakannya bukan hanya para kontestan dalam pertandingan itu, tapi juga para bangsawan yang perlu menimbang-nimbang ke mana mereka harus bersarang nantinya."Kalau kau repot-repot menemuiku, itu berarti negosiasimu dengan fraksi Sevarion juga gagal"Ayah mereka bilang kalau Serafina itu terlalu naif, tapi fakta kalau dia masih repot-repot untuk mengawasi pergerakan lawan-lawannya menunjukan kalau kenaifannya itu bukan bersumber dari pikirannya yang tidak kompeten. Seseorang bisa punya banyak pengetahuan, tapi orang yang tidak kompeten hanya akan menyia-nyiakan pengetahuan mereka. Membuat mereka terlihat bodoh."Kalau kak Serafina sudah tahu keadaannya berarti semuanya jadi lebih simple""Jadi, apa kau ingin masuk ke fraksiku?""Sebelum itu aku ingin tanya sesuatu""Tanya apa?""Kegiatanmu yang di luar tadi, apa itu ada hubungannya dengan mencari 'nilai plus' yang kau bicarakan tadi?""Tidak juga, pertemuan kita di sini hanya kebetulan, dan aku melakukan hal itu secara rutin"Tanpa ragu, Serafina mengatakan hal di atas. Berpikir kalau hal itu adalah sesuatu yang bisa dia banggakan dan menambah impresi baiknya terhadap Amelie. Hanya saja reaksi yang Amelie adalah menempelkan kedua telapak tangannya ke wajahnya, lalu menariknya ke bawah sambil mengeluarkan suara. . ."Aaaagghhh. . . . .""Eh? Apa-apaan reaksi itu? Kukira kau orang yang sama sepertiku?""Tolong jangan samakan aku denganmu!""Apa kau baru saja menghinaku? Memangnya apa yang salah denganku?""Yang salah adalah kau tidak sadar bagian mana yang salah""Apa kau ternyata orang yang seperti itu? Orang yang tidak peduli pada rakyat bi. . .""Bukan itu bodoh!""Ka-kau bilang apa?""Bukan itu bodoh!""Ka-kau berani bilang kalau aku ini bodoh?"Ketika Amelie dan Seragus beradu argumen, suasana yang tercipta dari adu kata mereka adalah ketegangan dan sensasi berat di udara. Tapi ketika Amelie dan Serafina yang beradu argumen, atau dalam kasus ini. Bertengkar, atmosfir yang tercipta diantara mereka adalah atmosfir dimana sepasang saudara yang sedang memperdebatkan hal tidak penting."Dengarkan aku kak Serafina, kau tidak perlu membantu orang-orang itu!""Tapi mereka...""Mereka apa? tidak punya uang?""Mereka tidak punya...uang""Kalau begitu suruh mereka menyapu jalan, membersihkan selokan atau mengumpulkan kayu bakar, atau pekerjaan umum apapun yang bisa kau pikirkan""Kau ingin aku memanfaatkan kesulitan mereka?""Bukan memanfaatkan tapi membantu mereka memiliki pekerjaan"Memberi makan orang yang kelaparan mungkin kelihatan baik, tapi kalau yang kau lakukan untuk membantu mereka hanya itu saja. Kau tidak benar-benar menolong mereka, tapi kau hanya membuat dirimu merasa kalau kau sudah menolong mereka."Jadi kau bilang kalau aku hanya memuaskan egoku sendiri?""Sengaja atau tidak, hal itulah yang terjadi ""...."Keduanya diam dan memandang mata satu sama lain. Serafina mencoba membaca perasaan Amelie saat mengatakan hal tadi, dan Amelie sendiri mencoba melihat reaksi malam apa yang Serafina tunjukan setelah mendengar opini blak-blakannya yang sama sekali tidak bisa dibilang positif.Setelah beberapa saat berlalu, Serafina menarik nafas dan melemaskan badannya kemudian bilang...."Huh...jadi kau serius saat mengatakannya""Sangat serius!!"Serafina kembali menarik nafas dalam-dalam dan kembali melihat ke arah Amelie dengan wajah serius."Jelaskan apa yang salah dengan caraku untuk menolong orang-orang itu"Bagi Amelie, cara paling efektif untuk menolong seseorang yang kelaparan adalah dengan mengajarinya mencari makan sendiri. Mengingat dia tidak punya kemampuan untuk memberikan bantuan secara langsung. Tapi bagi orang-orang seperti Serafina yang punya sumber daya yang mumpuni, cara paling efektif untuk menolong adalah memberikan apa yang seseorang butuhkan secara langsung.Tapi memberikan seseorang apa yang dia inginkan tidak selalu jadi solusi paling baik untuk semua orang. Salah, memberikan seseorang apa yang mereka tanpa orang yang dimaksud harus melakukan apa-apa malah hanya akan memberikan manusia itu pelajaran yang salah."Dari semua orang yang sudah kak Serafina beri makan, ada berapa banyak yang datang dan datang lagi untuk mendapatkan jatah?""Kurasa cukup banyak""Di situlah masalah utamanya"Memberikan mereka makanan harusnya hanyalah sebuah tindakan emergency. Hal yang diberikan sampai seseorang bisa bekerja, mendapatkan uang dan akhirnya mencari makanannya sendiri. Tapi kenyataan kalau ada banyak yang terus datang ke tempat Serafina adalah bukti kalau bantuannya malah membuat seseorang merasa kalau pertama. Mereka berpikir kalau mereka tidak perlu berusaha sendiri untuk mencari makan, dengan kata lain perlu bekerja."Atau kedua, mereka berpikir kalau mereka bisa bergantung pada bantuanmu dan tidak berusaha sekeras mungkin untuk jadi orang yang tidak miskin"Dengan kata lain, membuang motivasi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik."Kak Serafina tidak punya niat untuk terus memberi mereka makan sampai kau tua kan? Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi pada parasi. . .orang-orang itu kalau kau tiba-tiba berhenti membawakan mereka makanan gratis!"". . . ."Serafina tidak mengatakan apapun. Tapi meski begitu dia tahu kalau kemungkinan, orang-orang tadi nasibnya kemungkinan besar akan jadi semakin buruk. Orang yang tidak mau maju karena merasa bisa mengandalkan bantuan Serafina akan jadi semakin miskin karena dia biaya hidupnya bertambah. Sedangkan orang yang tidak mau bekerja, mereka bisa mati kelaparan atau beralih profesi jadi kriminal."Jadi, apa aku tidak boleh menolong orang lain?""Aku tidak bilang kau tidak boleh menolong orang lain, tapi jika kau ingin memotong seseorang tolonglah orang yang tepat!""Orang yang tepat?""Dan jangan lupa, dengan cara yang tepat""Biar kak Serafina lebih cepat paham, bagaimana kalau aku tunjukan bagaimana rupa dari orang-orang yang benar-benar butuh pertolongan"Salah, bukan orang-orang yang butuh pertolongan. Tapi orang-orang yang bahkan tidak bisa minta tolong padstal apun, orang-orang yang keberadaannya dianggap sebagai sampah oleh dunia."Huff....baiklah, bawa aku ke tempat itu!"Amelie harusnya lebih fokus mengurusi masalah negosiasinya dengan Amelie, tapi setelah melihat betapa seriusnya kakak perempuannya itu memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa membantu rakyatnya. Amelie yakin kalau kali ini, dia tidak perlu buru-buru.Sore itu, Amelie membawa rombongan Serafina menuju salah salah satu pemukiman kumuh di ibukota negara itu. Dan sore itu pula, Serafina akhirnya bisa melihat orang-orang yang jauh lebih pantas untuk menerima bantuannya.Anak kecil yang sangat kurus sampai tubuhnya kelihatan seperti hanya terdiri dari kulit dan tulang. Seorang pria penuh perban yang lengan dan kaki kanannya tidak ada lagi, seorang kakek tua kumuh dengan wajah lelah yang kelihatannya tidak akan bisa bangun lagi kalau-kalau dia sampai ketiduran, seorang pria paruh baya yang terus memandang langit dengan mata kosong, dan wanita yang wajahnya seperti tengkorak karena kulitnya banyak yang mengelupas."Ughee..."Begitu Serafina masuk lebih dalam ke lingkungan pemukiman kumuh yang dikunjunginya. Tuan putri pertama negara bernama Amteric itu langsung disambut dengan pemandangan dan bau yang membuatnya langsung ingin muntah."Apa kau tidak apa-apa kak Serafina?""Aku merasa sangat buruk"Apa yang dia lihat dan apa yang dia cium di udara memang membuatnya merasa buruk, tapi yang membuatnya merasa paling buruk adalah kenyataan kalau da tidak tahu kalau tempat dan orang-orang seperti yang sekarang dilihatnya itu ada sama sekali. Dia tahu kalau hidupnya itu lumayan dibatasi, tapi dia tidak pernah sadar kalau apa yang dia bisa pandang sudn dipilih-pilih dengan cermatnya sampai dia tidak bisa melihat sesuatu yang siapapun orangnya. Dianggap terlalu kotor untuk matanya."Aku tidak menyangka mereka menyembunyikan hal sebesar ini dariku"Yang Serafina maksud dengan "mereka" adalah orang-orang dari fraksinya yang kebanyakan sudah mengenalnya dari saat dia masih sangat muda. Dari saat dia masih belum tahu apa-apa dan mudah diatur kehidupannya."Dan aku yakin kalau mereka masih menyembunyikan lebih banyak hal dariku"Amelie menanyakan apakah kakak perempuannya itu ingin kembali, tapi gadis itu malah meminta kereta kuda mereka untuk berhenti dan turun dari dalamnya lalu mulai mencoba pada orang-orang yang dia lihat.Yang tentu saja tidak ada hasilnya.Setelah ditolak mentah-mentah keberadaanya, Amelie memaksa rombongan mereka keluar dari daerah itu dan beristirahat di sebuah pasar kecil di dekat pintu gerbang utama menuju ke ibu kota."Kak Serafina, sekarang kau bisa melihat sendiri bagaimana rakyat Amteric melihat pemimpinnya kan? "Ketika Serafina mengikuti Amelie ke daerah kumuh yang bahkan dia baru tahu keberadaannya itu. Dia sudah menyiapkan diri untuk menerima cacian dari penghuninya mengingat kalau dia sudah gagal melakukan tugasnya. Dia bahkan sudah bersiap menyuruh semua pengawalnya untuk tidak melakukan hal yang berlebihan jika-jika ada orang yang punya nyali untuk menyakitinya. Tapi dia sama sekali tidak menyangka kalau semua persiapannya itu sama sekali tidak ada gunannya."Dan jangan anggap kalau reaksi seperti itu hanya milik kalangan orang-orang seperti mereka saja"Saat ini pun, Serafina masih dijauhi oleh orang-orang sekitarnya. Orang-orang yang bukan gelandangan dan bisa dibilang punya kehidupan yang normal. Ada pengemis yang minta sumbangan, ada yang menawarkan barang dengan penuh semangat, ada juga yang menggerutu dan komplain tentang kehidupan mereka. Tapi semua itu ditujukan pada para prajurit yang mengawal mereka."Aku tahu..."Dia mengira kalau kedatangannya akan disambut dengan kebencian, kemarahan, dan juga permusuhan sebab sebagai seorang anggota keluarga kerajaan. Dia sudah membuat kehidupan mereka jadi sengsara.Tapi yang terjadi malah sebaliknya.Yang pertama, semua orang menjauhinya layaknya seseorang yang kena penyakit menular. Ada yang menjauhinya sambil memasang wajah takut, ada yang menjauhinya sambil memasang wajah kesal, tapi kebanyakan dari mereka malah menjauhinya dengan ekspresi yang hampir tidak pernah seseorang tunjukan padanya seumur hidupnya.Ekspresi yang menunjukan kalau keberadaannya adalah sebuah gangguan.Lalu yang kedua adalah wajah penuh apati. Wajah yang menunjukan kalau mereka tidak menggap kalau keberadaannya di sana tidak penting. Atau lebih parah lagi, menganggap kalau bahkan dia tidak ada di tempat itu."Kenapa?""Kenapa? Tentu saja karena bagi mereka, anggota keluarga kerajaan dan para bangsawan itu pada dasarnya alien"Mereka berani bicara pada prajurit di sekitar mereka adalah karena sebagian dari mereka adalah mantan atau sama-sama orang biasa seperti yang lain."Alien?""Gampangnya, bagi mereka orang-orang seperti Kakak dan para bangsawan lain itu seperti spesies asing! Spesies yang berbeda dengan mereka"Dengan kata lain, orang-orang itu tidak menganggap para bangsawan ataupun anggota keluarga kerajaan sebagai sesama manusia. Posisi mereka sangat rendah sampai kebanyakan para penguasa tidak memikirkan nasib mereka sebagai sesuatu yang penting. Dan posisi para penguasa itu kelihatan sangat tinggi bagi mereka, sangat tinggi sampai mereka tidak yakin kalau keduanya bisa mengerti satu sama lain.Hubungan orang biasa dan para penguasa di Amteric adalah seperti layaknya belalang dan semut seperti di film disney."Kaka Serafina, sekarang apa yang akan kau lakukan setelah melihat semua ini?"Serafina tahu kalau membagikan makanan gratis pada orang-orang acak tidak akan punya banyak pengaruh terhadap keadaan Amteric. Tapi meski begitu, dia yakin kalau setidaknya dia bisa menolong seseorang untuk menjalani hari mereka. Tapi sayangnya, bukan hanya dia salah target dan gagal menolong orang yang benar-benar membutuhkan. Dia juga malah tanpa sadar membuat orang yang ditolongnya jadi parasit.Sebelumnya Serafina berpikir kalau meski tidak sepenuhnya, dia tahu apa yang rakyat Amteric rasakan. Tapi hari ini dia sadar kalau pengetahuannya bukanlah apa-apa. Pengetahuan yang dia miliki tentang mereka hanya ada selevel pasir di tengah pantai. Dengan kata lain, dia sama sekali tidak tahu apa-apa.Apa yang rakyatnya rasakan, apa yang mereka butuhkan, dan apa yang harus dia lakukan. Tidak ada satu halpun yang dia tahu.Lalu yang terakhir, akhirnya dia juga sadar kalau reputasinya sebagai putri mahkota yang dicintai rakyatnya. Adalah hanya sebuah ilusi. Ilusi yang orang-orang sengaja buat demi mendorong popularitasnya untuk kepentingan mereka sendiri."Aku tidak tahu.. ."Dia tentu saja tidak bodoh, sebagai seorang anggota keluarga kerajaan tidak ada satupun dari mereka yang diizinkan untuk jadi bodoh. Tapi ketika dia bahkan tidak tahu apa, dan seberapa dalam masalah yang harus dihadapinya. Dia tidak yakin kalau apapun yang dia coba lakukan nanti tidak akan berakhir seperti usahanya yang sebelumnya.Tidak efektif, salah sasaran, dan juga malah memperburuk keadaan."Tapi kau tahu kan? Amelie. .""Setidaknya aku tahu lebih banyak dari kak Serafina"Tidak seperti Serafina, Amelie lahir dan dibesarkan sebagai seorang orang biasa. Statusnya sebagai seorang tuan putri hampir tidak ada pengaruhnya terhadap kehidupan dan interaksinya dengan orang-orang di sekitarnya karena posisinya yang rendah. Oleh sebab itulah, dia sudah biasa mendengarkan komplain para petani dan pedagang tentang negaranya, dia sempat mengurusi mantan budak yang bahkan hak asasi manusianya dianggap tidak ada, lalu dia juga punya pengalaman bekerja dengan prajurit yang maju berperang di garis depan. Selain itu dia juga punya pengetahuan yang orang-orang di kehidupannya yang sekarang belum miliki."Hanya saja yang masih belum kuketahui masih lebih banyak lagi jumlahnya"Amelie mungkin tahu apa masalah yang dia hadapi dan apa yang harus dia lakukan untuk menyelesaikannya. Tapi pengetahuan saja tidak cukup. Dengan kemampuannya yang sekarang apa yang bisa dia lakukan masih sangat terbatas jumlahnya. Tanpa kekuatan dan kekuasaan dari mayoritas para bangsawan Amteric usahanya untuk memperbaiki negara itu pada dasarnya hanya akan jalan ditempat."Kak Serafina, ketika kau bilang kau ingin menolong rakyat Amteric dan menjadikan negara ini lebih baik! Kau serius kan?""Tentu saja!""Kalau begitu. . . aku akan meminjamkan kekuatanku padamu!"Amelie mengulurkan tangan kanannya ke arah Serafina dan bilang."Sebagai gantinya! Pinjamkan aku kekuatanmu!"Posisi, koneksi, dan reputasi. Kakak perempuannya punya semua hal yang Amelie butuhkan untuk membalikan peta kekuatan perebutan tahta. Jika dia bisa mengarahkan semua senjata itu pada target yang tepat, mereka bisa mendapatkan dukungan dari rakyat menengah ke bawah tapi juga menengah ke atas. Dengan begitu, rencana Amelie untuk memperbaiki Amteric tanpa harus jadi ratu dan mengorbankan kebebasannya punya kesempatan sangat besar untuk bisa terkabul.Selain itu Kakaknya juga punya simpati dan empati pada rakyatnya yang murni, bukannya sekedar kedok maupun dan tindakan yang didasari dari kalkulasi. Jadi Amelie yakin kalau di masa depan, kakaknya itu tidak akan tiba-tiba berubah jadi diktator kejam yang gila harta dan kekuasaan. Kemudian, karisma yang dia miliki juga akan sangat berguna untuk merekrut orang-orang yang punya pikiran yang sama dengannya. Membuat kekuatannya hanya akan jadi semakin solid semakin lama dia memimpin."Dengan senang hati"Ada banyak orang yang mendukungnya untuk jadi ratu Amteric. Dan ada banyak orang juga yang kelihatannya mendukung usahanya untuk memperbaiki kehidupan rakyat Amteric secara keseluruhan. Tapi meski begitu, dia merasa kalau banyak orang-orang yang ada di sekitarnya hanya mendukungnya dengan setengah-setengah. Bukan hanya itu, bahkan dari mereka yang menganggap kalau tujuan utamanya itu hanyalah sesuatu yang sia-sia dan tidak berguna.Seorang bangaswan adalah orang pilihan dan rakyat biasa hanya ada untuk mereka gunakan layaknya alat.Meski tidak ada orang yang mengatakannya secara blak-blakan di faksinya. Tapi dia tahu, kalau di dalam hati. Sebagian besar anggota pendukungnya masih punya pandangan yang tidak jauh kurang lebih pada dasarnya sama. Membuat mereka, entah itu secara sadar atau tidak sadar enggan untuk memberinya bantuan di luar keperluannya untuk memenangkan perebutan tahta.Oleh karena itulah, begitu dia bertemu dengan Amelie dia merasa kalau akhirnya dia menemukan seorang partner yang sesungguhnya. Bukan hanya hanya gadis kecil itu punya pandangan yang mirip dengannya, dia juga serius dalam usahanya untuk membuat kehidupan rakyatnya jadi lebih baik. Apalagi gadis kecil itu bukan hanya punya niat, tapi bakat, pengetahuan, dan kekuatan untuk mewujudkan keinginannya."Dengan ini, mulai hari ini kita adalah teman seperjuangan"Serafina menangkap telapak tangan Amelie dan keduanyapun berjabat tangan dengan erat.Serafina memasang senyum cerah, dari hati yang paling dalam dia merasa kalau dia baru saja menemukan seseorang yang mengerti dirinya. Seseorang yang bisa dia andalkan untuk melindungi punggungnya dari belakang.Amelie juga tersenyum cerah, dari hati yang paling dalam dia merasa kalau dia baru saja menemukan perisai yang bisa melindunginya dari hal-hal merepotkan yang harus dia hadapi di masa depan.Ya, hal yang paling membuat Amelie bahagia adalah fakta kalau dia sekarang akan bisa melemparkan semua pekerjaan merepotkannya pada Serafina. Dia merasa sangat bahagia sebab sekarang dia punya seseorang yang bisa jadi kambing hitamnya dalam mewujudkan keinginan utamanya.Keinginan utamanya yang tentu saja bukan memperbaiki negaranya, memakmurkan rakyatnya, ataupun mengubah pandangan orang-orang di sekitarnya. Semua hal itu memang penting, tapi mereka semua hanyalah jalan, atau caranya untuk mendapatkan keinginannya yang sesungguhnya.Keinginannya untuk bebas dari ikatannya dengan Amteric dan mendapatkan kehidupan bahagianya bersama Haruki."Bersiaplah kak Serafina!""Ha?"Di mata Serafina, mungki Amelie kelihatan seperti seorang gadis baik yang ingin menolong orang lain tanpa pamrih. Gadis yang punya hati emas dan peduli dengan semua orang yang ada di sekitarnya. Dan juga gadis yang punya jiwa penuh kasih sayang layaknya malaikat.Jika Serafina sedikit saja melakukan penyelidikan terhadap bagaimana Amelie bisa sampai pada posisinya yang sekarang. Dia akan tahu kalau semua image yang ada di kepalanya tentang Amelie itu sebenarnya lumayan jauh dari kenyataan. Kebaikan saja tidak akan bisa membuatnya mengalahkan memenangkan konflik dengan seorang veteran militer, mendapatkan posisi di serikat, ataupun membuat usahanya yang kecil bisa jadi besar dalam waktu yang sangat singkat."Aku yakin kalau nanti kau akan jadi sangat sibuk! Jadi bersiaplah"Sebab jumlah kenalannya yang sedikit, Amelie dulunya punya tendensi untuk melakukan banyak hal sendiri. Tapi entah itu baik atau buruk, Haruki berhasil mempengaruhi cara berpikir Amelie.Jika kau tidak bisa melakukan sesuatu biarkan orang lain yang melakukannya. Jika kau gagal melakukan sesuatu tinggal ganti caranya. Lalu, jika ada yang bisa dimanfaatkan. Gunakan hal itu sebaik-baiknya.Dan dalam kasus ini. Amelie tidak akan ragu untuk memanfaatkan keberadaan Serafina sebaik-baiknya."Untuk suatu alasan tiba-tiba aku merasakan firasat buruk"Hanbi kembali tersenyum pada Serafina, tapi kali ini senyumannya agak membuatnya merinding.Mulai hari itu, perang diplomatik Amelie untuk menyatukan Amteric menggunakan Serafina sebagai senjatanyapun dimulai.