1"Kak Erwin, kau harus tidur""Sebentar lagi""Kau sudah mengatakan hal yang sama dua jam yang lalu""Kalau begitu kembali dua jam lagi.""Tidak lagi! Kalau kau tidak tidur juga aku akan . . . .""Akan apa? . . .""Akan melakukan ini!"Miina naik ke meja yang ada di depan Erwin, setelah itu dia melingkarkan kedua tangannya pada kepala pemuda itu. Lalu dengan pelan, gadis kecil itu mendorong kepala pemuda itu ke tubuhnya. Membuat wajah pemuda itu berakhir beristirahat di atas dadanya."Apa yang kau lakukan Miina?"Miina tersenyum dan menjawab. . ."Aku dengar kalau sebuah pelukan bisa membuat seseorang jadi relax"Terutama kalau yang memberikan pelukan itu adalah seorang perempuan atau anak kecil."Dan beruntung sekali. . . aku adalah perempuan dan juga anak kecil"Miina kembali tersenyum."Bair kutebak, Anneliese yang mengajarimu?""Yang mulia dengan senang hati membagikan kebijaksanaannya denganku""Dia selalu mengajarkan yang aneh-aneh"Sebenarnya Ibu Amelie ingin datang sedniri dan memeriksa keadaan Erwin. Dia merasa khawatir dengan keadaan pemuda yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri itu. Tapi setelah Erwin dan Miina mengalihkan fokus mereka pada proyek barunya. Dia tidak punya banyak waktu bahkan untuk beristirahat dengan tenang. Apalagi ngobrol dengan Erwin.Dia tahu kalau mereka sedang bekerja keras demi menyelamatkan Amelie. Tapi dia tidak ingin Erwin dan Miina untuk mengorbankan semuanya demi hal itu. Termasuk kesehatan mereka."Baiklah, aku akan tidur sebentar lagi""Mmm. . . "Erwin mencoba melepaskan diri dari pelukan Miina. Tapi gadis kecil itu menolak untuk membiarkannya pergi. Tentu saja dia bisa melepaskan diri dengan paksa, tapi dia tidak mau melakukannya. Sebab dia tahu, kalau gadis itu bertingkah manja karena dia memikirkan kebaikannya."Terima kasih Miina"Erwin balas memeluk Miina. Membuat gadis kecil itu langsung tersenyum sambil bilang. . ."Anak baik. . .""Kau tidak perlu meniru yang itu juga""Ehehehehe. . ."Kalimat itu adalah trademark dari Anneliese saat dia ingin memuji seseorang. Menerimanya saat dia masih kecil bukan masalah. Tapi menerimanya saat sudah dewasa membuatnya merasa malu. Kenyataan kalau yang mengatakannya saat ini adalah seorang anak kecil juga sama sekali tidak membantu.Mengetahui kalau Erwin agar pekerjaannya efisien. Miina memutuskan untuk membawa matras ke ruang kerja pemuda itu daripada menyuruhnya untuk pindah ke kamarnya sendiri.Begitu Erwin selesai membersihkan tubuhnya. Miina sudah selesai menyiapkan semuanya. Bukan hanya tempat tempat untuk pemuda itu tidur, tapi juga makan malam dan juga minuman hangat.Meski sekarang dia lebih banyak beraktivitas sebagai anggota eksekutif, pekerjaan utama Miina yang sesungguhnya adalah pelayan pribadi Amelie. Jadi, melayani kebutuhan seseorang adalah sesuatu yang bisa dia lakukan secara natural."Terima kasih Miina, kau juga harus istirahat""Aku akan istirahat setelah aku memastikan kalau kau benar-benar istirahat""Kau tidak percaya padaku?""Kak Amelie bilang kalau aku harus selalu mengecek dua kali""Aku tidak bohong!""Aku percaya padamu, tapi aku akan tetap memastikannya""Hah. . . baiklah, aku menyerah"Tidur sambil dilihat seseorang bukanlah sesuatu yang nyaman. Tapi sepertinya, tubuh Erwin lebih capek yang dia duga. Membuatnya langsung tertidur lelap tidak lama setelah berbaring di atas matras yang Miina siapkan.Melihat hal itu, Miina tersenyum kecil. Tapi tidak perlu waktu lama, senyum itu berubah jadi ekspresi khawatir, cemas, lalu sedih.
Penyebabnya?
Semua bermula di hari sebelumnya.2Seberapa besarpun keinginan Erwin untuk menyelamatkan Amelie. Dia tidak akan bisa melakukan banyak hal sendiri. Pertama, dia tidak tahu di mana lokasi gadis itu. Dan kedua, seberapa kuatpun dia. Menghadapi sebuah pasukan sendiri masih sama dengan bunuh diri.Karena itulah, hal pertama yang dia lakukan adalah pulang. Meminta Haruki yang punya banyak teman untuk mencari lokasi Amelie. Lalu pergi menuju tempat Gerulf untuk meminta bala bantuan.Mengingat kalau Gerulf punya hubungan yang dekat dengan dengan Amelie baik secara personal atau politikal. Dia yakin kalau orang tua itu pasti akan bersedia membantunya. Tapi sayangnya, kepercayaan itu hanya dibalas dengan. . ."Aku tidak bisa mengirimkan pasukanku"Kekecewaan."Apa kau serius?""Maafkan a. . "Sebelum Gerulf sempat menyelesaikan kata-katanya, Erwin lebih dulu memegang kerah baju jendral pasukan perbatasan itu lalu dengan kasar menarik tubuh tuanya ke arahnya. Pemuda itu bahkan tidak repot-repot untuk menyembunyikan kemarahannya. Hanya saja, hal itu tidak ada mampu membuat Gerulf mengubah jawabannya."Jangan bercanda kau!!""Sayang sekali, aku serius!"Kemarahan Erwin kembali naik satu tingkat begitu mendapatkan kepastian dari lawan bicaranya. Tapi, sebelum kesabaran pemuda itu benar-benar habis. Haruki yang datang bersamanya memutuskan untuk menghentikan teman masa kecilnya itu."Erwin, tuan Gerulf tidak bilang kalau dia tidak akan membantu"Haruki menepuk pundak Erwin dan menyuruhnya untuk kembali duduk."Baguslah kalau kau paham"Kali ini, jawaban Gerulf berhasil membuat Erwin mendapatkan kembali ketenangannya."Erwin, biarkan aku yang bicara dengannya"". . . . . Kuserahkan padamu"Kau tidak perlu punya indra ke enam untuk melihat kalau Erwin sedang tidak bertingkah seperti biasanya. Dan bukan hanya Haruki, Erwin sendiri sadar kalau keadaan mentalnya sedang tidak stabil untuk digunakan melakukan negosiasi. Oleh sebab itulah, dia memutuskan untuk mundur dan membiarkan negosiasi dilakukan oleh ahlinya."Bisakah kau menceritakan detailnya? Dalam sepuluh hari aku yakin rekanku bisa menemukan lokasi Amelie""Lokasinya yang tidak diketahui memang sebuah masalah, tapi bukan itu masalahnya"Gerulf tidak bisa menggunakan pasukannya karena mereka adalah bagian dari tentara nasional. Dan perjanjian gencatan senjata antara Amteric dan koalisi membuatnya tidak bisa sembarangan membawa pasukannya ke negara lain.Olisburg mungkin sudah terang-terangan melanggar perjanjian itu, tapi hanya karena yang lain sudah melanggar janjinya. Bukan berarti kau juga bisa ikut melakukannya. Jika semua orang melanggar perjanjian itu, maka perjanjian gencatan senjata mereka tidak akan lagi ada nilainya.Gerulf tidak tahu kapan, tapi dia yakin kalau Olisburg juga pasti akan mendapatkan hukumannya."Apa menyelamatkan Amelie masih belum cukup untuk menggerakan pasukanmu?"Amelie dan Fina bukan cuma sekedar anak keluarga bangsawan. Mereka adalah bagian dari keluarga kerajaan. Keselamatan mereka tidak bisa diremehkan pengaruhnya. Jika Fina dan Amelie menghilang, bisa dipastikan kalau keadaan internal Amteric akan terguncang."Mereka diculik oleh bandit, menyelamatkan mereka adalah tugas pengawal pribadi mereka dan pasukan personal kerajaan! Bukan tentara nasional!""Kita berdua tahu kalau mereka bukan bandit"Bukannya menjawab, Gerulf malah memutuskan untuk menyilangkan tangannya dan tidak mengatakan apapun sambil melihat ke matanya secara langsung. Haruki yang melihat hal itu memutuskan untuk balas memandang langsung mata orang tua itu. Hanya saja ketika pandangan mereka bertemu. .". . . ."Gerulf menurunkan pandangannya pada jarinya yang sedang mengetuk-ngetuk bagian atas telapak tangannya sendiri."Aku paham, tapi apa tuan Gerulf bisa mengirimkan beberapa orangmu untuk membantu keamanan di Tagave selama Amelie masih belum kembali?""Baiklah, besok aku akan mengirimkan dua peleton pasukanku untuk membantu kalian di Tagave""Terima kasih banyak"Gerulf yang Haruki kenal adalah seseorang yang selalu bicara dengan penuh kepercayaan diri dan authority. Jadi, ketika dia mendengar jenderal itu berbicara dengan berbelit-belit Haruki langsung paham kalau ada sesuatu yang aneh."Ayo kita pulang Erwin, kita akan menyelamatkan Amelie sendiri"Erwin tidak paham apa yang baru saja terjadi dengan pembicaraan mereka. Tapi dia percaya kalau Haruki pasti mengambil keputusan yang terbaik. Tanpa banyak tanya, dia menuruti permintaan pemuda itu dan akhirnya pulang sambil membawa kekecewaan.Atau. . . begitulah yang terlihat dari luar.Begitu mereka berada jauh dari teritori Gerulf, Erwin langsung membuka pembicaraan."Jadi, apa yang kau temukan?""Pergerakan Gerulf sedang diawasi oleh seseorang""Dan orang itu?""Harusnya kau juga tahu, siapa lagi kalau bukan Seragus""Jadi dia memang benar-benar biang keladinya hah. . . aku tidak terkejut""Kurasa bukan. ."Keduanya sudah sempat memikirkan skenario itu saat mereka mencoba menyelamatkan Fina. Tapi kenyataan kalau para bandit itu memutuskan untuk menculik Fina serta Amelie dan bukannya membunuh mereka. Membuat skenario kemungkinannya minim. Tidak nol, tapi cukup kecil sampai skenario lain kelihatan lebih lebih mungkin."Skenario macam apa?"Tanya Erwin."Negara lain menculik Fina dan Amelie, dan Seragus memanfaatkannya untuk mengamankan posisinya"Alasan yang diberikan oleh Gerulf untuk tidak menggerakan pasukannya kedengaran logikal. Hanya saja, alasan itu hanyalah hal yang disebut 'pernyataan publik'. Seragus mungkin adalah panglima tertinggi tentara nasional Amteric. Tapi dia tidak bisa terang-terangan bilang kalau dia ingin menunda-nunda operasi penyelamatan Amelie dan Fina. Karena itulah dia menggunakan alasan kalau dia tidak ingin melanggar perjanjian gencatan senjata sebagai tameng."Jadi, di luar dia bilang ingin menjaga perdamaian tapi sebenarnya dia ingin membuat kekacauan?""Ya, kalau Fina dan Amelie terbunuh di negara lain kekuatan perjanjian gencatan senjata akan langsung runtuh"Seragus punya pandangan ultranasionalis adalah rahasia umum. Jika Amelie dan Fina mati di negara lain, makan status quo yang ada sekarang akan langsung hancur sebab Seragus akan punya pembenaran untuk memulai ulang perang. Selain itu dia juga akan punya landasan moral jika dia memposisikan kematian kedua saudara perempuannya itu sebagai hasil ketidakadilan koalisi."Aku yakin kalau Gerulf sebenarnya ingin menolong Amelie"Tapi posisinya membuatnya tidak bisa bergerak. Selain itu, seperti yang sudah Haruki simpulkan. Orang tua itu juga kemungkinan besar pergerakannya dimonitor dengan detail. Membuat akhirnya, hal yang bisa dia lakukan jadi sangat terbatas hanya pada memberikan manpower tambahan ke Erwin."Jadi aku benar-benar tidak bisa membawa mereka ke pertempuran?""Kalau kau melakukannya, Seragus akan punya alasan untuk menendang Gerulf dari posisinya"Dan hal itu pada ujung-ujungnya akan membuat jumlah sekutu Amelie yang sudah sedikit, jadi semakin sedikit."Huff. . . ."Erwin menarik nafas dalam dan mencoba mencerna semua informasi yang diterimanya. Kemudian, setelah dia merasa kalau semua informasi itu sudah menghasilkan rencana yang solid. Dia mengalihkan pandangannya ke Haruki."Kau akan membantuku kan Haruki?""Tentu saja""Terima kasih. . "Kali ini, giliran Haruki yang menarik nafas dalam."Tapi peletonku urusannya lain""Maksudmu?""Melanggar satu atau dua perintah bukan masalah bagiku, tapi hal itu tidak berlaku untuk anggota peletonku"Posisinya sebagai anggota pasukan cadangan memberinya lebih banyak otonomi dalam melakukan misi. Dan meski dia melakukan kesalahanpun, Takara bisa memberinya cover. Tapi peletonnya tidak punya hak istimewa yang sama. Jika mereka melanggar perintah tanpa alasan yang solid. Bukan tidak mungkin mereka akan mendapatkan hukuman yang berat.Sayangnya. Tugas mereka bukanlah mengawal pengungsi Kroufer atau membantu Erwin menyelamatkan Amelie. Mereka seharusnya sudah pulang begitu mereka selesai melakukan pengintaian terhadap pasukan Olisburg."Baiklah, kalau kalian butuh imbalan akan kuberikan imbalan yang setara""Tapi tolong jangan memberikan sesuatu yang konyol!"Erwin berpikir untuk sesaat sebelum akhirnya bilang."Tentu saja, aku akan memberi kalian alat komunikasi jarak jauh!""Itu, ya itu yang kumaksud imbalan konyol!""Keselamatan Amelie jauh lebih berharga dari itu""Aku paham, tapi apa Amelie menginginkannya?"Harga dari imbalan Erwin terlalu tinggi.Kau tidak perlu jadi jenius untuk mengetahui kalau apa yang ditawarkan oleh Erwin adalah sesuatu yang besar. Terlalu besar malah. Jika pengetahuan itu jatuh ke tangan koalisi dan dimonopoli oleh mereka. Status quo di antara Amteric dan lawannya bukan hanya akan pecah, tapi berbalik.Dan sama seperti penemuannya yang sebelumnya, hanya menunggu waktu saja sampai seseorang akan menyalahgunakannya. Hal itulah yang membuat Amelie selalu menyuruhnya untuk menahan diri dan tidak membuat benda-benda konyol yang terlalu canggih. Benda yang pengaruhnya terlalu besar.
Mungkin Haruki sudah terlambat memberikan peringatannya setelah dia melihat apa saja yang sudah Erwin buat di Tagave. Tapi dia merasa kalau dia masih harus kembali mengingatkan kenapa keputusan itu dibuat."Ini bukan tentang keinginan Amelie, tapi keinginanku!""Erwin. . . . ""Aku juga ingin perang ini berakhir cepat!"Selama ini. Erwin memandang dirinya hanya sebagai penonton dalam perang di dunianya sekarang. Baginya. Perang adalah sesuatu yang dia lihat dari jauh, sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kehidupannya dan sesuatu yang tidak terasa nyata. Perang memang sesuatu yang buruk, tapi kalau kau hanya mendengar seburuk apa sebuah perang. Kau tidak akan benar-benar tahu seburuk apa hal yang namanya perang.Sayangnya, atau beruntungnya.Kehidupan Erwin belum pernah terpengaruh secara langsung oleh perang yang sedang terjadi. Tidak seperti di kehidupannya yang sebelumnya.
Perang dimulai ketika Erwin masih kecil, jadi dia tidak dipaksa ikut perang. Dan ketika akhirnya dia dianggap dewasa di umur enam belas, perang berakhir dan Amteric malah mulai mengurangi jumlah prajuritnya.Setelah itu, meski keluarganya adalah bagian dari pasukan nasional. Mereka semua punya posisi yang tinggi dan tidak harus maju di garis depan dan mengorbankan diri. Membuat keselamatan mereka tidak terlalu terancam.Kehidupannya di teritori Amelie memang tidak mudah. Tapi kesehariannya tidak sesulit orang-orang yang daerahnya hancur karena perang. Pekerjaannya lancar-lancar saja, dia tidak pernah kelaparan, dan nyawanya juga tidak terancam.Dia sempat berpartisipasi dalam strategi yang dibuat oleh Haruki. Tapi sebab tugasnya sederhana dan semuanya berjalan mulus, dia sekali lagi. Gagal mengetahui seperti apa rasanya berjuang dengan seluruh jiwa raganya hanya untuk bertahan hidup.
Lalu yang terakhir, meski dia bertarung melawan pembunuh bayaran. Pertarungan itu jauh dari bagaimana pertarungan terjadi di dalam perang."Tapi, akhirnya aku paham. . atau lebih tepatnya, akhirnya aku sadar!"Sama seerti Amelie, Erwin tidak punya ikatan yang terlalu erat dengan negaranya sendiri. Membuatnya tidak terlalu dengan nasib dari Amteric. Tapi, sama seperti Amelie juga. Dia peduli pada orang-orang yang ada di dalamnya. Dan orang-orang itu tentu saja termasuk Amelie.Selama perang terus berlangsung. Keselamatan Amelie. . tidak. Keselamatan orang-orang yang dia peduli akan terus terancam. Sekarang Amelie memang hanya diculik, tapi bukan tidak mungkin kalau di masa depan seseorang tidak akan ragu untuk menghabisi gadis itu. Bukan hanya itu, selanjutnya bisa saja Haruki yang mati di medan perang. Bisa saja Tagave diserang dan Miina dijual ke luar Amteric, bisa saja seseorang melakukan banyak hal yang tidak bisa dikatakan pada Anneliese."Tolong percayalah padaku Haruki!!"Percaya pada keputusannya."Baiklah, apa yang harus aku lakukan?""Kau ingat saat kita melawan Gerulf?""Ya. . ""Bantu aku mengumpulkan orang seperti dulu""Apa yang kau akan lakukan?"Mereka tidak bisa membawa prajurit yang dipinjamkan ke luar Amteric. Dan meski dia bisa membawa penduduk Tagave, dia juga tidak bisa membawa mereka pergi sampai ke negara lain."Aku perlu mereka membantuku membuat sesuatu"3Selama api perang berkobar. Selama itu juga mayoritas penduduk laki-laki produktif Amteric dimobilisasikan sebagai prajurit di garis depan. Meninggalkan ladang-ladang mereka, dagangan mereka, workshop mereka, dan tentu saja. Keluarga mereka.Dengan semua tenaga kerja yang pergi berperang selama bertahun-tahun itu. Tidak heran keadaan ekonominya terus memburuk dari tahun ke tahun. Seragus mungkin tidak akan mau mengakuinya, tapi perjanjian gencatan senjata yang terjadi sudah menyelamatkan Amteric dari kehancuran total ekonomi negaranya."Hanya saja, meski ekonomi Amteric tertatih-tatih nyatanya sampai sekarang negara itu masih tetap berdiri kau tahu kenapa? Tuan putri?"". . . . . . Budak. ."Perlu waktu untuk Fina menjawab pertanyaan tadi, tapi akhirnya dia bisa mengatakannya."Benar sekali, dan kau tahu dari mana budak-budak itu berasal?"". . . . ."Fina, yang sedari tadi jadi lawan bicara pria di depannya kali ini tidak bisa menjawab.Bukan karena dia tidak tahu, tapi sebaliknya. Dia tidak bisa menjawab karena dia tahu dari mana budak-budak yang menjadi tulang punggung ekonomi Amteric selama lebih dari setengah dekade ini. Fina tahu kalau untuk menjaga negaranya tetap berdiri, Amteric sudah mengorbankan nasib dari jutaan orang-orang yang negaranya mereka jajah. Dan sebagai anggota keluarga kerajaan, dia juga punya bagian atas dosa besar itu.Seberapa banyak pun orang yang dia coba untuk tolong, hal itu tidak akan bisa menebus kejahatan yang sudah dia biarkan terjadi."Kak Fina. . ."Amelie yang sedari tadi bersamanya mengingatkan kalau mereka. Tidak bertemu untuk berdebat, dan Fina tidak perlu melayani upaya pria di depannya untuk mempermainkannya."Apa yang kau inginkan tuan Stelian?"Yang sedang mengajak mereka bicara adalah Stelian Alba. Mantan raja dari negara yang dulunya dikenal sebagai Alba. Saat ini, Alba sendiri bukan lagi sebuah negara independen melainkan hanya salah satu provinsi Amteric di mana mereka sedang berada sekarang. Tapi sebab Stelian menyerah dengan mudah, dia masih bisa mempertahankan posisinya sebagai penguasa teritori itu sampai saat ini."Yang kuinginkan adalah kebebasan dan perlindungan!"Tapi selama negaranya. Provinsinya masih jadi bagian dari Amteric. Dia tidak akan bisa mendapatkan keduanya dan berakhir hanya akan dieksploitasi selamanya."Apa kau tidak takut kalau ada yang tahu kalau kau yang menculikku?""Aku sudah terbiasa merasa takut"Malah bisa dibilang, kalau merasa ketakutan adalah kegiatan sehari-harinya. Baginya, merasa takut adalah bagian dari hidupnya sama seperti bernafas juga adalah bagian dari hidupnya."Justru karena aku merasa takut aku memutuskan untuk menculikmu tuan putri"Untuk ukuran orang yang bilang dia merasa takut, wajah Stelian sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda ketakutan sedikitpun. Sebaliknya, pria botak berkumis tebal berumur empat puluh tahunan itu memasang wajah kalau dia itu yang berkuasa dan punya kontrol. Dan mengingat situasi mereka, penilaiannya tidak bisa dibilang salah."Apa yang kau maksud?""Aku ini penakut, aku adalah seorang pengecut"Provinsi alba hanya terdiri dari satu kota besar tapi total luasnya sendiri yang lumayan besar, dan sebab mereka berbatasan langsung dengan salah salah satu negara anggota koalisi. Keberadaan mereka sangat penting sebagai daerah penyangga kalau-kalau ada serangan yang datang. Dan sama seperti koloni daerah jajahan lain, Alba juga adalah tempat penting di mana Amteric bisa mengambil sumber daya manusia tambahan ketika mereka membutuhkannya.Tapi, sepenting apapun kau untuk Amteric. Selama kau bukan bagian darinya, dengan kata lain. . . kau bukan orang Amteric dan negaramu hanyalah daerah jajahan. Kau sama sekali bukan apa-apa. Kepentinganmu bukan apa-apa, keinginanmu tidak ada gunanya, dan keperluanmu bukan urusan mereka."Tapi aku adalah tipe pengecut yang terlalu takut untuk lari dan kabur"". . ."Kali ini, Amelie ikut memberikan perhatiannya. Monolog pria itu terasa familiar.Mungkin dia menganggap kalau hal itu adalah sebuah rasa takut. Tapi Amelie punya pikiran lain. Baginya, apa yang Stelian deskripsikan adalah sebuah keberanian."Karena itulah. Aku memutuskan untuk melawan! Dan kau adalah senjataku!"Sebab keberanian pada dasarnya hanyalah tentang memilih apa yang lebih kau takuti.Haruki takut menggunakan kekuatannya, tapi dia lebih takut tidak bisa melakukan apa-apa dan membiarkan temannya mati. Amelie tidak ingin menderita, tapi dia lebih tidak ingin kalah Ibunya menderita.Dan jauh di sana. Erwin takut melakukan kesalahan besar dengan penemuannya. Tapi dia lebih takut tidak bisa membawa pulang gadis yang sudah seperti adik perempuannya sendiri. Amelie."Aku. . .""Aku pah. . "Amelie dan Fina menyahut dan berhenti berbicara secara bersamaan. Setelah itu, keduanya menatap satu sama lain selama beberapa saat sebelum akhirnya Fina memutuskan untuk membiarkan Amelie untuk menyelesaikan apa yang ingin dia katakan terlebih dahulu."Aku paham yang ingin kau katakan tuan Stelian, tapi kau tahu kalau menculik kak Fina tidak akan ada gunanya kan?"Jika yang punya kuasa atas kekuatan militer adalah ayah mereka. Mungkin Amteric akan bersedia bernegosiasi. Tapi sebab yang punya hak untuk menggerakan tentara nasional adalah Sragus. Tidak diragukan lagi, kalau dia tidak akan ragu untuk mencampakkan keduanya begitu saja dan menyerang Alba dan membunuh mereka tanpa pikir panjang. Malah gara-gara Stelian menculik mereka, Seragus jadi punya banyak alasan untuk melakukan agresi militer.Yang tentu saja akan membuat keselamatan Alba dan rakyatnya semakin terancam. Karena itulah, Amelie tidak paham dengan apa yang Stelian pikirkan."Amteric? Siapa yang ingin bernegosiasi dengan Amteric?"Merasa kalau mereka tidak perlu membicarakan apa-apa lagi. Stelian berdiri lalu mulai berjalan ke arah pintu keluar yang berada di belakang sofa kedua bersaudara."Ha. . . . ?"Amelie tercengang. Kalau Stelian tidak ingin bernegosiasi dengan Amteric. Siapa yang dia ingin coba ancam dengan penculikan mereka? Mereka mungkin anggota keluarga kerajaan. Tapi title mereka tidak ada harusnya tidak terlalu berharga di luar anteric". . . ."Tapi tunggu dulu. . .Amteric mungkin tidak akan mau bergerak untuk menyelamatkan mereka. Tapi bukan berarti tidak ada yang peduli dengan keselamatan keduanya. Yang pertama, tentu saja adalah supporter Fina. Dan yang kedua adalah orang-orang terdekat Amelie. Lalu yang ketiga. ."Jangan bilang kau ingin bernegosiasi dengan pasukan koalisi?"Stelian tersenyum lebar lalu menghentikan langkah kakinya. Kemudian, dia mendekati Amelia lalu bilang. ."Wow. . . . Untuk ukuran pelayan, kau pintar juga gadis kecil.""Mngg. . "Sambil mengelus-elus.. .bukan, apa yang dia lakukan terlalu kasar untuk disebut mengelus. Stelian menggosok-gosokan telapak tangannya di atas kepala Amelie sambil terus memasang senyum lebar."Sepertinya posisimu sebagai proxy kakakmu bukan cuma kedok""Dia bukan pelayanku!!! Dia adalah. . ."Fina bergerak untuk menyingkirkan tangan pria itu dari kepala Amelie. Tapi Amelie sendiri memberikan tanda agar Fina tidak melakukan apa-apa. Dari apa yang dia tangkap, kelihatannya Stelian punya pemahaman yang salah terhadap hubungannya dengan Fina. Kemungkinan besar pria itu berpikir kalau Amelia hanya proxy Fina yang menjalankan semuanya dari balik layar.Kalau musuhmu punya pengetahuan yang salah tentangmu. Kau tidak perlu repot-repot membenarkannya.Paham atas implikasi yang Amelie isyaratkan. Fina memutuskan untuk mengubah kata-katanya."Dia adalah adikku""Ahaha. . tentu saja, harusnya aku tahu, kronisme huh"Stelian berhenti tersenyum lalu melepaskan tangannya dari kepala Amelie. Setelah itu, dia akhirnya benar-benar pergi. Dan begitu pria itu dan pengawalnya keluar ruangan Fina langsung mendekati Amelie."Jelaskan semuanya padaku"Amelie menarik nafas lalu mulai bicara dengan suara pelan."Kau ingat loophole yang bisa kau gunakan untuk berpindah fraksi?""Ya, jika semua orang di teritorimu setuju untuk berpindah pihak maka secara legal kau bisa keluar dari fraksimu"Dengan begitu, kau bisa keluar dari kolonialisme Amteric ataupun peraturan ikatan erat Koalisi tanpa menggunakan kekerasan."Lalu apa hubungannya dengan Stelian menculik kita?"Di atas kertas. Mengubah afiliasi adalah hal mudah. Kau hanya perlu memastikan semua orang ingin melakukannya. Tapi di dunia nyata, melakukannya tidak akan semudah membalikan telapak tangan. Contohnya, jika Stelian menyatakan ingin keluar dari Amteric dan menjadi bagian dari koalisi bisa dipastikan kalau Amteric hanya akan menyingkirkan pria itu dan memaksa penduduknya untuk melupakan niat mereka."Mudah. . ."Seragus mungkin ingin melanjutkan perang, tapi sebagian besar anggota koalisi tidak lagi ingin melanjutkannya. Terutama negara-negara anggota yang ada di benua yang sama dengan Amteric. Jika mereka terus melanjutkannya, bukan tidak mungkin kalau negara-negara itu akan bangkrut dalam waktu dekat.Yang Stelian lakukan adalah memanfaatkan sentimen itu."Stelian ingin menggunakan keselamatanmu untuk memaksa Koalisi menerima mereka"Semua alasan tadi membuat Koalisi mau tidak mau harus menerima perpindahan afiliasi Alba. Lalu, kalau Alba sudah masuk koalisi. Alba hanya perlu bersembunyi di balik pasukan koalisi yang harus melindunginya dari Amteric. Kalau-kalau nanti mereka menyerang sebagai balasan dari penculikan kedua tuan putrinya."Keselamatanmu juga!""Aku tidak yakin"Amelie punya perasaan kalau Stelian tidak menganggap kalau keberadaannya terlalu penting."Tapi bukannya, hal itu melanggar perjanjian gencatan senjata?""Maksudmu bagian tentang menggunakan kekerasan?""Ya. . . dilihat dari manapun menculik kita berdua adalah tindakan kriminal"Stelian akan mengancam keselamatan Fina dan Amelie. Tapi mereka butuh keduanya tetap hidup agar koalisi menerima tuntutan mereka. Jadi selama mereka tidak benar-benar membunuh mereka, pada akhirnya mereka belum melakukan apa-apa kecuali menculik keduanya."Tindakan kriminal iya, tapi hal ini tidak bisa dihitung sebagai kekerasan"Sebab kekerasan yang dimaksud dalam perjanjian juga adalah kekerasan yang diakibatkan oleh pertempuran dari dua atau lebih pasukan. Dengan kata lain, konflik personal bukanlah sesuatu yang ikut diperhitungkan dalam pembuatannya. Metode Stelian berada di wilayah abu-abu di mana tergantung interpretasi, apapun bisa legal ataupun ilegal."Tidak masuk akal. . ."Keluh Fina."Memang tidak masuk akal, tapi daripada itu ada hal yang jauh lebih merepotkan""Apa lagi?""Strateginya, kalau sampai berhasil pasti akan ditiru orang lain"Strategi Stelian hanya bisa disebut dengan satu panggilan. Pengecut. Tapi kau tidak bisa membantah kalau taktiknya itu memang pintar. Dan jika sampai strategi itu mampu membuahkan hasil positif. Bisa dipastikan kalau negara lain juga akan mulai menirunya.". . . . kalau itu sampai terjadi. . ."Fina mulai membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan.Pertama. Apa yang terjadi pada mereka, kemungkinan besar akan terjadi juga pada saudara-saudara mereka yang lain. Kemudian, dengan loophole yang semudah itu dimanfaatkan. Perjanjian gencatan senjata mereka tidak akan ada lagi nilainya. Membuat koalisi, cepat atau lambat akan hancur dari dalam.Sesuatu yang dalam jangka dekat kelihatan bagus, tapi akan membuat keadaan jangka panjang kacau balau. Negara-negara yang keluar dari Amtericpun akan ikut kacau kalau koalisi sampai runtuh."Ughh. . . kepalaku sakit. . ."Amelie mengulurkan tangannya dan membantu Fina berdiri."Biar kutemani ke ruanganmu!""Terima kasih Amelie"Keduanyapun ikut pergi. Dan tentu saja mereka tidak diberi ruangan di penjara bawah tanah seperti tahanan. Mereka dianggap seperti tamu dan diperlakukan dengan baik. Selain itu, mereka juga dikawal oleh prajurit pribadi Stelian. Hanya saja. . ."Aku tidak bisa merasa aman."Amelie tidak punya insting bertarung seperti Erwin atau pengetahuan tentang perang sedalam Haruki. Tapi dia masih bisa merasakan kalau ada seseorang yang mengawasinya dan Fina dari jauh.4Ketika dia merasakan kalau Amelie bergerak ke tempat yang tidak seharusnya via cincin keanggotaannya. Takara langsung tahu kalau ada yang tidak beres dan segera mengirimkan rekan satu organisasinya untuk mencari tahu apa yang terjadi.Brak!!!. . ."Bajingan!"Memukul meja dan mengutuk bukanlah reaksi yang biasanya kau berikan saat mendapatkan surat dari seseorang. Tapi surat yang baru saja diterima oleh Takara seakan menuntutnya untuk mengutuk pengirimnya. Sebab yang mengirim surat itu adalah Stelian Alba, dan isinya adalah desakan agar koalisi segera mengirim pasukan ke teritorinya dan mengakui deklarasi independensinya dari Amteric satu bulan lagi.Selain itu, didalamnya juga terdapat ancaman kalau dia akan membunuh dua tuan putri Amteric dan memancing perang kalau tuntutan mereka untuk bergabung ke koalisi tidak diindahkan."Aghh. . . apa yang harus kulakukan?"Takara sama seperti Seragus punya kuasa penuh atas pergerakan pasukan koalisi. Tapi tidak seperti seragus yang juga punya kekuatan politik, Takara hanyalah seorang Letnan jendral. Meski posisinya tinggi, dia tidak berada di puncaknya. Dan tentu saja dia hanya diberi tugas untuk mengatur urusan militer. Masalah seperti mengakui pembentukan negara baru dan yang sebagainya berada di luar kekuasaannya."Dan orang ini minta kepastian dalam satu bulan! Jangan bercanda!"Mereka perlu melakukan pertemuan dengan semua pemimpin dari petinggi koalisi. Tapi untuk mengumpulkan semua orang itu, mengkoordinasikannya, dan mengambil keputusan. Dia perlu waktu yang lama. Satu bulan sama sekali tidak cukup untuk melakukan semua hal itu."Selain itu. . ."Tuntutan mereka benar-benar sebuah seperti buah simalakama. Dimakan salah, tidak dimakan juga salah. Jika koalisi menurutinya maka hal itu akan jadi contoh untuk para pemberontak tiru. Tapi kalau koalisi menolaknya, maka perang akan kembali berlanjut saat itu juga."Aghhh. . . . . ."Takara bersandar pada kursinya lalu menutup kedua matanya. Dia ingin kalau begitu dia membuka mata, dia akan menemukan solusi dari masalah yang sedang dia hadapi itu. Hanya saja, meski dia terus mencoba berpikir selama belasan menit. Dia masih tetap gagal menemukan sesuatu untuk membuatnya keluar dari dilemanya."Kau mau mendengar saran dariku?""Kau bisa tidak masuk dengan normal?"Takara tidak langsung membuka matanya meski ada seseorang yang tiba-tiba berada di ruangannya tanpa dia undang."Aku masuk dengan normal""Orang normal tidak masuk lewat jendela""Bagaimana kau tahu aku masuk lewat jendela?"Hah. . . . . Takara menarik nafas panjang."Jadi kau benar-benar masuk lewat jendela.""Sekarang kau suka dengan pertanyaan jebakan?""Sudahlah, apa keperluanmu Hatori?"Pemuda yang baru masuk ke dalam ruangannya adalah Haya Tori, atau lebih sering dipanggil Hatori oleh teman-teman dekatnya. Dan sama seperti Takara, dia juga adalah anggota pasukan cadangan yang bertugas sebagai mata-mata. Karena itulah dia tidak perlu merasa panik ketika pemuda itu masuk ke ruang kerjanya. Yang sebagai catatan berada di lantai dua dari benteng yang pasukan koalisi gunakan sebagai pusat komando."Pertama, aku ingin memberitahumu lokasi Fina dan Amelie tapi sepertinya kau sudah tahu""Untuk ukuran mata-mata informasimu terlalu ketinggalan jaman""Ahaha. . . maaf, tapi aku harus mampir ke tempat lain dulu""Kau menomor duakanku?""Ya, sebab aku rasa kalau dia akan punya solusi untuk masalahmu""Dia? Maksudmu Haruki?""Haruki dan Erwin lebih tepatnya, kau mau membaca surat dari mereka atau tidak?"Tanpa menjawab Takara langsung membuka matanya dan memeriksa sekelilingnya. Dan begitu penglihatannya kembali, dia langsung menemukan Hatori yang sedang duduk di sofa di pojok ruangan. Lalu begitu dia memeriksa mejanya, dia menemukan sebuah surat yang ditujukan padanya.Dan begitu takara mengambil surat itu, Hatori langsung menambahkan."Haruki bilang kau hanya perlu mengirimkan pasukan ke Alba"Di dalam suratnya Haruki juga bilang kalau Takara harus bersiap untuk menangkap Stelian dan anak buahnya nanti. Pemuda itu juga bilang kalau dia punya rencana untuk menyelamatkan Amelie dan Fina jadi Takara tidak perlu repot-repot memikirkan tuntutan Stelian. Hanya saja dia memerlukan beberapa hal untuk merealisasikan rencana. Oleh sebab itulah, Haruki juga menuliskan daftar-daftar barang yang diperlukan di dalam surat itu dan memintanya agar dikirim lewat Hatori karena dia membutuhkannya dengan buru-buru.Selain itu dia juga meminta agar Takara memberikan misi tambahan pada peletonnya supaya mereka bisa tetap di sana lebih lama. Kemudian dia berjanji akan membawa pulang hadiah yang nilainya jauh melebihi hukuman untuk ketidakpatuhan mereka.Lalu yang terakhir Haruki juga bilang. . ."Bersiap menerima kejutanku?. . agh. . . aku punya firasat buruk"Firasat memang hanya sebuah firasat, tidak kurang tidak lebih. Tapi sayangnya, firasat yang Takara miliki hampir selalu tepat sasaran. Dia tidak tahu kejutan apa yang Haruki dan Erwin siapkan, hanya saja dia tahu kalau kejutan itu bukan sesuatu yang sepele. Kalau dia punya pilihan, dia tidak ingin mengandalkan hanya satu rencana.Berjudi sama sekali bukan hobinya. Tapi kali ini dia harus berjudi dan mempertaruhkan semua yang dia miliki bahkan ancaman akan hukuman mati.Hanya saja dia tidak punya pilihan. Dia tidak punya pilihan lain kecuali mempertaruhkan semuanya pada keberhasilan rencana Haruki. Kalau rencana pemuda itu berhasil, dia akan mendapatkan keuntungan besar mengingat Erwin menyediakan imbalan yang nilainya sangat besar. Tapi kalau mereka gagal, posisi koalisi sebagai penjaga kedamaian akan runtuh.High risk, high returns.5Selama beberapa minggu ini. Kehidupan Fina dan Amelie tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Mereka tetap diberikan kebebasan yang cukup besar dan bisa pergi kemanapun mereka mau atau butuhkan asalkan masih berada di lingkungan kastil Alba. Tentu saja mereka masih terus dikawal oleh anak buah Stelian, tapi secara umum mereka tidak merasa seperti tahanan.Hanya saja, bentuk kebebasan keduanya berbeda jauh dengan satu sama lain. Sebab tidak seperti Fina, keberadaan Amelie tidak dianggap terlalu penting. Jadi, ketika Fina pada dasarnya diperlakukan seperti tamu kehormatan. Amelie diperlakukan layaknya seorang pelayan yang sesungguhnya.Selama beberapa minggu ini. Kau tidak akan merasa terkejut jika menemukan Amelie yang ikut bekerja bersama dengan pelayan-pelayan kastil itu untuk membersihkan lorong-lorongnya, membantu menyiapkan makanan untuk penghuninya, merawat kebun-kebunnya atau merapikan peralatannya. Tapi tentu saja, sebab dia bukan benar-benar pekerja di tempat itu. Amelie tidak pernah mendapatkan bayaran.Dengan kata lain, dia dipaksa untuk melakukan kerja rodi sebagai ganti dari kebebasannya untuk bergerak.Melihat adiknya yang dipaksa harus bekerja jadi pelayan kastil setiap hari. Fina mencoba menolongnya dengan mengangkatnya sebagai pelayan pribadinya. Tapi sayangnya, orang-orang di kastil itu selalu saja menemukan loophole untuk menambah pekerjaan yang Amelie harus lakukan. Membuat bukannya pekerjaan adiknya itu berkurang, tapi malah semakin banyak.Pada akhirnya, Fina memutuskan untuk mengurangi perhatian mencoloknya pada Amelie untuk mengurangi sentimen negatif dari para pelayan lain. Persis seperti yang Amelie inginkan.Sebab apa yang Amelie inginkan adalah, tidak menarik perhatian dan membaur dengan orang lingkungannya sebagai strategi bertahan hidup. Dia percaya kalau Haruki dan Erwin pasti akan datang menyelamatkannya. Pertanyaannya hanya, kapan mereka akan datang. Oleh sebab itulah, sampai mereka datang dia harus menjaga dirinya dan bertahan hidup.Dia ingin pulang dan bertemu dengan semua orang yang dia sayangi lagi. Dan demi hal itu dia bersedia melakukan apapun. Menjadi pelayan sama sekali bukan harga yang mahal dibandingkan keselmatannya.
Selain itu kalau sampai Erwin dan Haruki datang dia sudah mati atau cacat. Amelie yakin kalau keduanya tidak akan bisa memaafkan diri mereka sendiri."Apa aku boleh bertanya sesuatu?"Hari ini, Amelie ditugaskan untuk menjemur pakaian dari semua pelayan dan pekerja yang ada di dalam kastil.Sendirian."Apa?"Pekerjaannya memang harus dia lakukan sendirian. Tapi sebab dia masih seorang sandra, tentu saja dia tetap perlu dikawal. Dan yang baru saja menjawab pertanyaannya adalah salah satu dari mereka. Pria berumur tiga puluhan beraura tenang itu bernama Hektor. Lalu di dekatnya adalah pria yang kelihatannya baru awal dua puluhan bernama Gavril."Kenapa kalian menculikku?"Dari perlakukannya padanya, sudah sangat jelas bukan cuma Stelian tapi juga anak buahnya menganggap kalau Amelie itu tidak penting. Jadi, kalau dia setidak penting itu kenapa mereka repot-repot menculiknya?"Kau tidak perlu ta. . ."Sebelum Hektor sempat menyelesaikan kata-katanya, Gavril menyela pembicaraan mereka."Aku tidak tahu! Aku juga tidak ingin menculikmu gadis bodoh! Tapi perintah adalah perintah! Karena itulah aku mau menyia-nyiakan waktuku untuk membawamu ke sini"Jawaban itu hanya membuat Amelie merasa semakin bingung."Tapi tuan Stelian tidak kelihatan menginginkanku""Tentu saja, kau adalah hadiah tuan Stelian untuk orang lain""Gavril!"Hektor memberi peringatan pada Garvil untuk tidak banyak bicara. Tapi bukannya menerimanya, pemuda itu malah hanya tersenyum dan mulai mendekati Amelie tanpa mengindahkan perkataan rekannya."Hektor, dia itu cuma gadis bodoh, Memangnya dia bisa apa?Amelie tidak mempedulikan hinaan Gavril dan terus melakukan pekerjaannya."Apa kau kenal dengan Sirius?"Sampai saat ini dia masih belum melihat wajah pria itu lagi. Karena itulah dia ingin tahu di mana keberadaannya."Sirius siapa?"Garvil bilang kalau dia harus capek-capek menculiknya. Itu berarti dia adalah bagian dari grup yang menculiknya. Tapi dia tidak kenal dengan Sirius? Seseorang yang jelas bekerja sama dengan mereka?. Bagaimana bisa?Apa Sirius sebenarnya bukan penghianat dan gugur melindunginya?Tidak mungkin. Jika pria itu serius ingin melindunginya, tidak mungkin dia akan membiarkannya tertidur pulas begitu saja. Dia pasti akan membangunkannya dan mencoba membawanya ke tempat aman. Kenyataan kalau ketika dia bangun Amelia sudah ada di Alba membuktikan kalau tidak ada perlawanan sama sekali."Jadi, apa kau sudah mengetahui sesuatu . . . . detektif?"Sekali lagi, Garvil kembali bicara dengan nada menghina. Dan sebab Amelie tidak bisa menjawab, Garvil mulai tertawa seakan baru melihat anak kecil bodoh yang berlagak sok pintar. Amelie sendiri masih fokus untuk berpikir, saking fokusnya dia sampai berhenti melakukan pekerjaannya. Dan hal itu tentu saja tidak dilewatkan oleh Gavril."Hey, tanganmu berhenti""Ma. . maaf"Tapi, ketika Amelie mulai mengambil beberapa pakaian untuk dia jemuran dari keranjang di tangannya. Tiba-tiba ada angin kencang yang bertiup ke arah mereka. Dan sebab angin itu cukup kuat untuk membuat semua jemurannya akan terbang. Tentu saja angin itu juga akan cukup kuat untuk mengangkat pakaian Amelie sampai benda itu berkibar setinggi perutnya.Membuat semua orang. Untuk sesaat bisa melihat semua bagian bawah tubuhnya seperti, paha, pantat dan perut gadis kecil itu.Sebagai catatan. Pakaian yang sekarang dia kenakan hanyalah sebuah kaos kumuh kebesaran yang tipis dan sebuah apron yang tidak kalah tipisnya. Tidak heran kalau pakaiannya dengan mudah tertiup angin."Aaa. . . ."Brugh. . .Dan tidak heran juga Amelia secara reflex langsung menjatuhkan keranjang jemurannya untuk segera menekan pakaiannya sebagai upaya melawan angin yang mencoba menyingkapnya."Apa yang kau lakukan?"Teriak Gavril dengan wajah penuh kemarahan."Maafkan aku!"Kaget dengan gertakan Gavril. Ameilie langsung memungut semua jemuran yang dia jatuhkan ke tanah dengan buru-buru. Tapi sebelum dia sempat menunduk untuk mengambil satupun dari jemuran yang dia jatuhkan. Gavril sudah lebih dulu memegang pergelangan tangannya dan memaksanya untuk melihat ke arah pemuda itu."Gavril! Jangan berani-berani kau melukainya! Kalau tidak. . ""Kalau tidak apa Hektor?"". . ."Hektor hanya menjawab dengan menepuk gagang pedang yang ada di pinggangnya."Ahahaha. . . jangan terlalu serius begitu, aku hanya ingin. . ."Menggunakan tangannya yang lain, Gavril meraih pipi kiri Amelie."Nggghh. . .""Mencubitnya. . ."Dengan begitu, Gavrilpun mulai memainkan wajah Amelie layaknya anak kecil yang sedang bermain dengan kucing atau anjing peliharaannya. Tentu saja sambil memberikan kata-kata layaknya omelan yang dari jauh saja sudah kelihatan jelas tidak berasal dari hatinya. Dengan kata lain, pria itu hanya mencari-cari alasan untuk mempermainkan Amelie.Tapi tidak butuh waktu lama untuk nafsu membulinya berubah jadi nafsu yang lain. Sebab ketika dia melihat Amelie lebih dekat, dia sadar kalau. . ."Ternyata kau cantik juga hah. . ."Semakin lama Gavril melihat gadis yang ada di depannya semakin dia paham seberapa cantiknya Amelie. Meski pakaiannya kumuh, hal itu tidak mampu membuat penampilan gadis jadi buruk. Seberapa kumuh pun pakaiannya, benda itu tidak bisa menutupi seberapa putih dan mulus kulitnya. Seberapa berkilaunya rambutnya, dan semanis apa wajahnya.Selain itu. . .". . . . "Gavril menurunkan pandangannya dari wajah gadis itu dan mulai memusatkan pandangannya ke leher Amelie, ke pundaknya yang kecil, ke dadanya yang mulai tumbuh, ke pinggangnya yang ramping, ke perutnya yang rata, ke pinggulnya yang sudah kelihatan lekukannya, ke pantat lembutnya, lalu ke kaki dan pahanya yang sedikit mengintip dari balik pakaiannya."Lepaskan. . .""Kau tahu kalau aku tidak akan melepaskanmu hanya karena kau memintanya kan?"Ya, dia tahu. Tahu permintaannya itu bukan datang dari hasil pikiran sadarnya, melainkan hanya seperti reflex yang muncul ke permukaan begitu saja. Sama seperti kau secara reflex bilang 'aduh' atau yang sejenisnya saat kau merasa sakit.Dalam kasus ini, permintaan tadi adalah reflex dari keinginannya untuk segera menjauh dari Gavril. Dia tidak tahan dengan sensasi yang sekarang dia rasakan. Sebuah sensasi seakan kalau Gavril sedang menjilati seluruh tubuhnya dengan matanya yang bercampur dengan rasa takut."Ahh. . .bagaimana kalau begini, aku akan melepaskanmu tapi setelah setelah aku mencubitmu sekali lagi. . ."Tiba-tiba Gavril mengingat apa yang terjadi tadi."Di tempat lain. . ."Dia sempat melihat sekilas paha putih Amelia yang kelihatan sangat mulus. Dia ingin melihatnya lagi lebih lama, tapi kali ini dia tidak ingin hanya bisa melihat tapi menyentuh lalu meremasnya dan merasakan seberapa lembut paha gadis itu.Tidak lama kemudian, pemuda itu melepaskan cubitannya di pipi Amelie dan memegang pundaknya dengan tangannya yang lain. Setelah itu dia menggerakan tangannya ke arah bagian bawah tubuh gadis itu."Le. . . . . . ."Amelie hampir kembali meminta Gavril untuk melepaskannya. Tapi kali ini gadis itu menahan reflexnya untuk meminta tolong dan memohon dengan sekuat tenaga. Dia merasa takut, dia ingin menangis, dan dia merasa lemah. Tapi dia tidak mau begitu saja menerima nasibnya untuk jadi mainan Gavril.Amelie mengepalkan kedua telapak tangannya sekeras yang dia bisa. Dia mungkin tidak bisa melawan. Tapi dia masih kabur. Saat pria itu mengalihkan perhatiannya, Amelie berencana untuk berlari dengan sekuat tenaga."Sudah cukup! Pergi kau orang sakit!"Hektor yang sedari tadi hanya melihat interaksi di antara keduanya akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan menarik pedangnya lalu menyabetkannya pada rekannya. Mereka mungkin bukan orang baik, tapi mereka bukanlah bandit. Mereka tidak menculik Amelie dan Fina untuk kepentingan mereka sendiri.Dia melakukannya untuk membebaskan semua teman-teman senegaranya. Tidak kurang, tidak lebih. Tapi Gavril kelihatan jelas menikmati posisinya untuk menyiksa Amelie, entah itu secara mental atau fisik.
Hektor tidak tahu apa yang pemuda itu lakukan sebelum menjadi prajurit. Tapi jika ada yang bilang kalau dia adalah mantan bandit, dia akan bisa mempercayainya dengan mudah."Apa maksudmu orang sakit? Bukannya anak seumurannya juga biasanya sudah hamil?"Jadi kenyataan kalau dia merasa tertarik terhadap Amelie bukanlah sesuatu yang aneh. Sebab memang benar, meski tidak sangat umum. Menikahi gadis seumuran Amelie adalah sesuatu yang cukup sering terjadi sampai hal itu dianggap normal."Pergi!"Hektor menebaskan pedangnya tepat ke arah kepala Gavril. Tapi sebab sejak awal niatnya hanyalah memberikan peringatan. Tebasan itu dengan mudah dihindari."Santai, santai, aku hanya main-main! Aku tidak sebodoh itu"Dengan masih memasang senyum, Gavril melepaskan pegangan tangannya pada Amelie. Setelah itu, sambil tertawa pemuda itu akhirnya benar-benar pergi. Hektor terus memandangnya dari untuk memastikan kalau pemuda itu benar-benar pergi.Lalu bagaimana dengan Amelie?"Agh. . . ."Brugh. . . .Kakinya langsung terasa lemas dan dia tidak lagi mampu menopang berat tubuhnya. Membuatnya langsung jatuh terduduk di atas tanah. Hektor yang melihat hal itu sempat panik karena mengira kalau gadis itu terluka. Tapi begitu dia melihat dengan lebih teliti, dia memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain.". . . ."Gadis itu tidak membuat suara, dia menundukan badannya sangat rendah, selain itu dia juga menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Tapi kau tidak perlu melihat ekspresi macam apa yang gadis itu sembunyikan untuk mengetahui kalau Amelie sedang menahan diri untuk tidak menangis."Setelah menyelesaikan pekerjaanmu, langsung kembali ke kamarmu nanti aku akan memberitahu yang lain""Mm. . ."Amelie tidak perlu menjawab, tapi dia memaksakan diri untuk merespon meski dengan hanya suara kecil."Dan kalau dia membuat masalah lagi. . . datang padaku""Terima kasih. . "Dengan keadaan Amelie yang sekarang, pada akhirnya Hektor memutuskan untuk membantunya. Lalu seperti yang pria itu sarankan, Amelie memutuskan untuk beristirahat lebih cepat di hari itu.6"Aaaa. . . .""Aaaa. . . .""Aaaa. . . .""Aaaa. . . ."Selama beberapa hari ini, Tagave selalu dipenuhi dengan teriakan. Bukan teriakan dari pedagang yang menjual barang-barangnya, teriakan orang tua yang anaknya tersesat, atau bos yang sedang memarahi pegawainya. Tapi teriakan dari orang-orang yang sedang mengangkat atau mendorong benda berat, teriakan dari pengawas yang memberikan instruksi, lalu yang terakhir."Sampai kapan mereka harus melakukannya? Erwin?"Teriakan dari anggota pleton Haruki yang sedang melompat dari sebuah menara besi setinggi lima puluh meter."Sampai mereka semua tidak panik saat jatuh dan ingat untuk melakukan semua instruksi yang kuberikan"Erwin sudah menyiapkan beberapa mekanisme agar mereka bisa selamat kalaupun mereka gagal untuk mengingat dan melakukan semua instruksinya. Ada tali tambahan yang akan menerima momentum jatuh mereka dan mencegah cedera, ada pulley yang bisa mengurangi kecepatan mereka turun, ada jaring yang bisa menangkap mereka kalau keduanya gagal berfungsi dan yang terakhir ada balon kain besar penuh udara di bawahnya kalau-kalau jaring tadi juga gagal berfungsi.Tapi meski kau tahu kalau kalau nyawamu pada dasarnya aman. Tetap saja melompat dari ketinggian lima puluh meter adalah hal yang menakutkan. Perlu waktu lama atau mental sekeras baja untuk membuang rasa takut alami itu."Tapi kita tidak punya banyak waktu kan?"Haruki yang menonton di samping Erwin menunjukan masalah utama mereka. Jika anggota pletonnya tidak bisa menguasai ajaran Erwin dalam waktu kurang dari sebulan. Mereka akan kesulitan melanjutkan rencana penyelamatan yang mereka buat secara penuh."Ya, karena itu kalian tidak punya pilihan lain kecuali berlatih lebih banyak"Dengan kata lain, sebab dia tidak bisa mengatasi masalah waktu mereka hanya perlu mengalahkan masalah tadi dengan menambah frekuensi latihannya. Mengetahui kalau rekan-rekannya akan menghadapi ujian yang berat, Haruki hanya bisa melihat ke arah mereka dengan pandangan kasihan."Hanya saja, kalau kalian bisa menikmati latihan sepertinya aku yakin kalau semua orang akan bisa melakukannya dengan cepat"Haruki mengarahkan telunjuknya pada satu-satunya anomali di tempat itu."Tidak, tidak, tidak. . . tidak ada yang bisa meniru Hatori"Di antara rekan-rekan Haruki yang memasang wajah takut, tegang ataupun pasrah selama menghadapi latihan mereka. Ada satu orang yang malah memasang senyum lebar dan bahkan kadang tertawa ketika dia melompat dari menara besi itu. Dan orang itu adalah Hatori yang baru kemarin sampai dari tugasnya mengirimkan surat dan material dari Takara.Meski nanti dia tidak akan ikut dalam operasi utama. Malah pemuda itu yang paling antusias dalam berlatih. Atau dalam kasusnya, bermain. Sebab dilihat dari manapun, pemandangan Hatori yang kembali naik setelah melompat adalah wajah dari anak kecil yang ketagihan bermain."Temanmu benar-benar hebat, dia tidak panik sedikitpun"
"Tentu saja, melakukan hal ekstrim adalah hobinya"Haruki bahkan pernah melihat dengan santainya Hatori terjun, dari sebuah air terjun tinggi layaknya hanya melompat ke kolam saat mereka melakukan seleksi masuk pasukan cadangan. Selain itu, kekuatan spesialnya juga membuatnya sama sekali tidak takut terhadap resiko dari hobinya."Sepertinya dia jauh lebih flexible dari yang kuduga, sepertinya aku bisa menyerahkan beberapa tujuan tambahan padanya""Jangan memberinya sesuatu yang terlalu ekstrim""Yah, aku paham. .""Apa kau benar-benar paham?""Jangan khawatir. . "Mendengar hal itu Haruki malah tambah khawatir."Ngomong-ngomong bagaimana dengan negosiasimu?"Erwin tidak perlu menanyakan apakah Haruki berhasil atau tidak dalam melakukan negosiasi. Sebab dia tahu kalau pemuda itu pasti bisa melakukan tugasnya dengan baik. Pertanyaannya hanyalah sejauh apa dia bisa mendorong kemauannya terhadap lawan negosiasinya."Mereka setuju untuk membiarkan kita melakukan pengeboran dan memberikan hak eksklusifnya padamu"Tapi hanya selama lima tahun, setelah itu mereka meminta agar Erwin mengembalikan kembali hak atas tanah mereka. Selain itu mereka juga meminta agar Erwin meninggalkan semua peralatannya sebagai kompensasi atas hak eksklusifnya selama lima tahun tadi.
"Begitukah? Aku paham"Tugas yang Erwin berikan pada Haruki adalah melakukan negosiasi dengan kepala dari salah satu desa di teritorinya. Tempat itu adalah satu-satunya daerah yang mereka tahu memiliki sumber minyak bumi."Ugh. . mungkin aku yang menyetujui negosiasinya, tapi kurasa kita benar-benar rugi"Selama ini mereka hanya membeli dari mereka dalam jumlah kecil untuk keperluan bisnis lampu badai mereka. Tapi kali ini, mereka membutuhkan minyak bumi dalam jumlah besar. Oleh sebab itulah mereka tidak bisa hanya mengambil minyak bumi yang secara natural merembes di tanah itu dan perlu melakukan eksploitasi secara penuh.Jika tujuannya adalah melakukan bisnis, Erwin tidak akan akan menyetujui hasil negosiasi tadi. Dia perlu setidaknya monopoli selama sepuluh tahun untuk mengumpulkan kembali modalnya. Mengingat dia yang harus membuat peralatanya, membangun infrastrukturnya dan membayar pekerjanya sendiri.Tapi kali ini dia tidak sedang ingin mencari profit. Karena itulah dia tidak peduli kalau penduduk desa itu berakhir hanya memanfaatkan investasinya.Dia sadar kalau dia sudah membuang-buang banyak uang. Tapi uang adalah sesuatu yang harus digunakan saat kau memerlukannya. Tidak menggunakannya saat kau mbutuhkannya sama saja dengan menaruh prioritasnya di tempat yang salah."Lalu bagaimana dengan negosiasimu dengan Genno?""Tidak ada masalah""Berikan aku detailnya, tidak mungkin dia setuju begitu saja kan?""Tentu saja aku tidak bisa mendapatkan semua material yang kubutuhkan secara gratis, tapi dia bersedia memberikan diskon besar""Jadi? Apa yang kau berikan sebagai ganti dari kebaikannya itu?""Bukan apa-apa""Aku tidak butuh jawaban semacam itu, bilang saja""Ahaha. . maaf, salah bicara! aku hanya memberinya janji"Erwin bilang kalau dia apa yang dia berikan bukanlah apa-apa sebab secara literal dia memang belum memberikan apa-apa pada Genno. Janji hanyalah itu. Sebuah janji. Janji bukanlah benda yang bisa kau pegang di tanganmu."Ok, jadi apa yang kau janjikan padanya? Jangan bilang kau juga menawarkan hadiahku padanya?"Jumlah dari apa yang Erwin minta dari Genno bukanlah sesuatu yang bisa ditutup dengan 'harga persahabatan'. Sebab apa yang diminta pemuda itu adalah ratusan ton besi, puluhan ton kapas dan karet lalu banyak bahan-bahan eksotik lain yang peredarannya di pasar sangat minim.Beberapa bahan bahkan terlalu langka sampai mereka perlu meminta tambahan pada Takara.Jadi, kalau bayaran yang Ewin tawarkan tidak cukup substansial. Meski Genno ingin membantu pun. Orang tua itu tidak akan bisa memberikan justifikasi untuk mengorbankan sebagian besar harta dan asetnya hanya untuk pemuda itu."Tenang saja tidak! Aku menjanjikannya cara untuk mengatasi masalah kekurangan pangan Amteric"Ketersediaan bahan pangan di Amteric, bahkan sebelum perang dimulai sudah dikenal tidak terlalu stabil. Meski luas area Amteric itu besar, sebagian areanya berada di ujung utara yang iklimnya sangat dingin dan tidak cocok untuk jadi lahan pertanian.Sebagiannya lagi adalah area yang meski penuh bahan tambang berisi batu dan metal berharga. Tapi tanahnya tidak terlalu subur. Lalu kau juga tidak boleh melupakan kalau para bangsawannya memandang pertanian sebagai industri rendahan.Untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Amteric mengandalkan Ilargia. Sebuah provinsi subur yang berhasil mereka kuasai delapan puluh tahun yang lalu dan juga import dari negara-negara kecil di sekitarnya.Masalah pangan Amteric jadi semakin parah begitu perang dimulai dan mayoritas penduduk laki-laki sehatnya dipaksa untuk ikut perang. Meski sudah dibantu dengan adanya budak-budak yang mereka datangkan dari negara lain, keadaan kemandirian pangan mereka sama sekali tidak jadi lebih baik.Malah sebaliknya. Gara-gara mereka juga perlu memberikan jutaan manusia tambahan yang masuk ke negaranya sesuatu untuk dimakan. Situasinya jadi semakin buruk."Apa kau akan memberitahunya cara membuat benda itu?"Tanah di Tagave sendiri meski tidak buruk, masih tidak sebagus atau sesubur tanah di Ilargia.Tapi meski begitu, setelah Erwin datang mereka tetap bisa bercocok tanam dengan lancar, tidak pernah kekurangan pangan, dan bahkan bisa memproduksi sayuran berkualitas tinggi yang sudah jadi spesialisasi mereka.Dan semua hal itu bisa terjadi bukan karena mereka selalu beruntung setiap tahunnya. Tapi karena mereka punya rahasia. Sebuah rahasia yang akan mereka beberkan pada Genno."Ya, aku akan memberitahu Genno cara memproduksi nitrogen"Nitrogen adalah salah satu elemen penting untuk makhluk hidup. Manusia mendapatkannya dari tumbuhan atau hewan. Dan tumbuhan tentu saja mendapatkannya dari tanah. Tanpa nitrogen tumbuhan tidak akan bisa tumbuh dengan baik. Membuat manusia dan hewan yang memakannya juga tidak bisa tumbuh atau hidup dengan baik sebagai akibatnya.Sayangnya, tanah tidak bisa membuat nitrogennya sendiri.Sudah jadi pengetahuan umum jika kau bertani di satu lokasi terus menerus. Nutrisi di dalamnya lama kelamaan akan habis dan membuat hasil taninya terus berkurang dari generasi ke generasi. Hal yang sama akan terjadi meski kau melakukan rotasi tanaman. Hal itu hanya akan memperlambat prosesnya.Di alam liar. Nitrogen baru di tanah bisa didatangkan dari abu atau lava letusan gunung berapi, banjir dari sungai besar atau sambaran petir. Tapi tentu saja kau tidak akan ladangmu terkena banjir, dihancurkan lava, atau dipenuhi sambaran petir.Cara lainnya adalah mengumpulkan guano, atau kotoran burung laut yang mengeras sebagai gantinya. Tapi sekali lagi kau tidak mengandalkannya sebagai sumber utama nitrogenmu sebab bukan hanya Amteric pada dasarnya adalah negara dengan tanah terkunci. Supply guano juga terbatas.Tidak jarang kalau konflik terjadi karena semua orang ingin memperebutkannya."Sekarang aku paham"Genno adalah salah satu orang yang masih peduli dengan nasib masyarakat umum. Jika dia menemukan cara untuk memperbaiki situasi domestik negaranya. Dia akan langsung memakan umpan itu meski dia tidak tahu detailnya. Harapan yang Erwin berikan sudah cukup untuk membuatnya mau mengambil resiko besar.Mereka berdua diam untuk sesaat sebelum akhirnya Haruki kembali bicara."Ahem. . . sekarang ganti topik! Ngomong-ngomong, apa aku juga harus ikut berlatih?""Tentu saja, kau akan memimpin mereka turun nanti""Sudah kuduga. . . kau sendiri bagaimana?""Aku? Aku hanya akan melompat seperti biasa""Kadang aku iri padamu"Dengan kekuatannya, Erwin tidak perlu takut untuk menjatuhkan diri dari ketinggian. Dan sebab dia akan baik-baik saja tanpa bantuan peralatan tambahan apapun. Pemuda itu juga tidak perlu berlatih seperti Haruki dan rekan-rekannya."Selain itu, aku juga masih punya banyak pekerjaan! Aku tidak punya waktu untuk ikut latihan""Ya, jangan segan untuk meminta bantuanku""Aku tidak akan merasa segan, bersiap saja! Setelah kau selesai berlatih!""Hahhhhh. . .tch. . . ""Aku tidak akan membiarkanmu kabur dari latihan"7"Tristan, bagaimana persiapan kita menuju Alba?""Semuanya berjalan lancar, kita bisa berangkat kapan saja yang mulia Seragus"Sama seperti Takara, Seragus yang saat ini berada sekitar seratus lima puluh kilometer dari Alba juga sedang mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan menemui Stelian."Baguslah kalau begitu, bagaimana dengan tugasmu yang lain?""Sesuatu perintah yang mulia, aku memastikan Gerulf tetap siaga di teritorinya! Hanya saja. . .""Hanya saja?""Dia mengirimkan sebagian kecil pasukannya ke Tagave dengan alasan membantu mereka menjaga keamanan, mohon petunjuknya""Biarkan saja"Jika prajurit gerulf pergi dari Amteric. Dia akan punya alasan untuk menurunkan Gerulf dari jabatannya. Dan kalau prajurit pria tua itu memang benar-benar hanya menjaga keamanan Tagave dia tidak akan rugi."Aku lebih penasaran dengan apa yang sedang Erwin lakukan"Sudah hampir seminggu sejak seragus yang sekarang ada garis depan mendengar kabar kalau Stelian menculik Amelie dan Fina. Dia juga tahu kalau Olisburg baru saja menyerang Kroufer. Salah satu koloni Amteric dan memaksa penduduknya untuk mengungsi ke Tagave dan Valia.Seragus adalah calon paling kuat dalam perebutan tahta Amteric. Jadi tidak heran dia memiliki banyak sekutu. Dan dengan bantuan mereka, memiliki mata-mata hampir di seluruh penjuru Amteric dan negara sekitarnya bukanlah hal yang aneh. Semua informasi yang dia dapatkan membantunya membuat keputusan dengan cepat.Saat ini, berdasarkan semua informasi yang dia dapatkan. Seragus berencana untuk pergi ke Alba dengan membawa tiga ribu pasukan dan juga teman serta ahli strateginya, Tristan.Sebenarnya dia ingin membawa lebih banyak prajurit, tapi kalau jumlah pasukan yang dibawanya terlalu banyak. Mobilitas mereka akan turun terlalu jauh. Selain itu masalah logistik juga akan membebani perjalanan mereka lebih jauh. Kemudian, dia juga tidak ingin melakukan pertempuran. Jumlah mereka hanya dia ingin gunakan sebagai alat intimidasi.Meski mereka bertemu pasukan koalisipun. Dia tidak punya rencana untuk menghadapi mereka. Tapi bukan berarti keberadaan mereka hanya berfungsi sebagai dekorasi. Sebab, tergantung situasinya. Mereka akan punya tugas lain yang tidak kalah pentingnya."Maafkan aku yang mulia, tapi aku tidak bisa mendapatkan informasi apapun dari mata-mata di sana"Meski Tristan menyebut mereka mata-mata. Mayoritas dari orang-orang yang jadi informasinya bukanlah orang yang benar-benar punya pekerjaan khusus sebagai mata-mata. Melainkan hanya rakyat umum yang punya pekerjaan sampingan sebagai informan.Dan sebab saat ini Tagave sedang ditutup total lalu orang luar dilarang masuk. Dia tidak bisa mendapatkan informasi apa-apa dari dalamnya."Bagaimana dengan mata-mata yang asli?""Maafkan aku yang mulia, tapi semua mata-mata yang dikirimkan tidak ada yang kembali""Jadi ini yang Gerulf maksud dengan menjaga keamanan hah. . ."Pasukan Gerulf menjaga perimeter utama Tagave dengan ketat. Membuat bahkan mata-mata profesional tidak punya kesempatan untuk bergerak di dalamnya dan membawa pulang informasi untuk tuan mereka. Kenyataan kalau tidak ada informasi yang bocor, bisa dipastikan kalau prajurit yang Gerulf kirim bukan prajurit biasa.". . . "Tristan menarik nafas lalu memberanikan diri untuk bicara."Daripada Erwin, apakah tidak sebagainya yang mulai lebih memperhatikan gerakan pasukan koalisi?"Mendengar pertanyaan pemuda itu. Seragus tersenyum di kursinya."Kau terlalu meremehkan Erwin, Tristan""Hamba tahu kalau Erwin sedang merencanakan sesuatu"Selama beberapa hari ini. Ada aliran material dalam jumlah besar menuju Tagave. Dia tidak tahu untuk apa semua material itu, tapi Tristan sama sekali tidak bisa memikirkan ada skenario di mana Erwin bisa melakukan sesuatu. Tanpa pasukannya sendiri, pemuda itu tidak akan bisa bergerak untuk menyelamatkan Amelie.Satu-satunya hal yang bisa dia pikirkan hanyalah Erwin sedang memproduksi massal sebuah senjata. Tapi sekali lagi, tanpa pasukannya sendiri dia tidak akan bisa melakukan apapun pada akhirnya."Kau ini pintar, tapi kepintaranmu juga adalah kelemahanmu""Maksud yang mulia""Kau terlalu banyak berpikir di dalam kotak""Di dalam kotak?""Mudahnya kau kurang imajinasi!"Seragus sudah lama berteman dengan Tristan. Mereka sudah bersama bahkan sebelum masuk ke akademi. Jadi dia sangat familiar dengan kelebihannya, yaitu kepintarannya. Tapi sayangnya, dia juga familiar dengan kekurangan terbesar pemuda itu.Kelemahan itu adalah kenyataan kalau tristan terlalu mengandalkan kemampuan akademiknya. Yang artinya adalah. Kalau ada hal yang tidak tercatat di buku. Pemuda itu sering gagal bahkan untuk menyadari keberadaannya.Membuatnya tidak bisa menebak apa yang Erwin sedang coba lakukan di teritori adik perempuannya. Sebab Erwin bukanlah orang yang melakukan sesuatu berdasarkan apa yang tercatat di dalam buku."Aku tahu apa yang bisa dilakukan oleh pasukan koalisi"Tapi dia tidak tahu apa yang mampu pemuda itu lakukan. Karena itulah, Erwin lebih perlu diwaspadai."Aku tidak tahu apa yang ingin dia buat kali ini"Seragus berdiri, setelah itu dia mulai mendekati Tristan dengan langkah tenang. Selagi terus berjalan dia juga menyempatkan diri untuk mengambil sebuah air gun di tembok ruangannya yang digunakan sebagai pajangan."Tapi aku tahu, dia sedang membuat senjata yang lebih berbahaya dari benda ini"Seragus melemparkan air gun tadi ke dada Tristan. Mengingatkan kalau, tidak ada buku yang memberi tahu mereka cara membuat senjata itu sebelum pemuda itu menciptakannya. Tapi Erwin bisa membuatnya."Kita akan berangkat besok pagi"Tristan berlutut lalu menjawab."Siap!"
Dengan begitu, pasukan Seragus berangkat di hari berikutnya.8"Untung saja tempat ini sejuk"Biasanya, Takara yang posisinya sama adalah Letnan Jenderal tidak akan turun ke lapangan untuk memimpin hanya dua ribu prajurit secara langsung. Tapi kali ini dia tidak punya pilihan lain kecuali turun tangan sendiri dalam menangani operasi ke Alba.Dengan adanya berbagai kepentingan yang saling bertabrakan. Pasukan koalisi perlu mengambil keputusan dengan cepat di lapangan. Mereka tidak akan punya waktu untuk menunggu dan meminta perintah lanjutan dari pusat komando. Dan dengan keikutsertaan Erwin serta Haruki dalam kasus kali ini. Situasi sudah dijamin akan jadi kacau nanti.Sebab situasi yang mereka buat pasti tidak ada di dalam manual.Saat ini, Takara dan pasukannya sedang mendaki jalan menuju pusat kota utama Alba yang lokasinya berada di dataran yang cukup tinggi. Meski Alba, sebagai provinsi areanya tidak kecil. Tapi hampir seluruh kegiatan ekonomi dan pemerintahan terpusat di kota utamanya yang juga hanya dipanggil Alba. Jadi, pada dasarnya Alba hanyalah sebuah negara . . atau dalam kasus ini provinsi kota yang memiliki beberapa desa besar sebagai satelit."Berhenti di sini"Meski perjalanannya sendiri melelahkan. Sebab udara di tempat itu sejuk dan suasananya teduh. Perjalanan mereka tidak terasa terlalu berat."Apa kau yakin ingin berhenti di sini Kolonel?"Dengan perintahnya, semua prajurit di belakang Takara langsung berhenti. Hanya ajudannya, Denis memutuskan untuk tetap bergerak dan mempertanyakan keputusan atasannya itu."Ya. . ."Pria paruh baya itu sendiri adalah kolonel asli dari regimen yang sekarang Takara ambil alih. Meski secara formal yang jadi pemimpin mereka adalah Takara. Sebagian besar anggota resimen itu lebih mempercayai pria itu. Jika Takara ingin memberikan perintah, akan lebih baik kalau Denis juga punya pikiran yang sama agar pasukan mereka bisa efisien dalam bekerja."Letnan jendral Takara, Alba hanya tinggal setengah jam perjalanan dari tempat ini"Ya, tidak lama lagi mereka akan sampai di pusat kota Alba. Jika mereka ingin istirahat akan lebih baik kalau mereka melakukannya di sana sekalian daripada di tempat mereka sekarang."Biarkan aku memastikan beberapa hal dulu Denis, aku tidak mau kalau begitu sampai, kita diberi sambutan yang tidak enak"Sebelum maju lebih jauh, dia ingin mendapatkan informasi tambahan dari Haruki.Hatori menyampaikan padanya kalau Haruki akan melakukan koordinasi lanjutan di tanggal dan tempatnya sekarang berada sekarang. Informasi yang saat ini dia tahu hanya Seragus memimpin pasukan ke Alba dari mata-matanya yang lain."Apakah ada pasukan Amteric di dalam kota?""Aku belum tahu, tapi yang jelas mereka juga sedang datang ke sini! Karena yang diculik adalah tuan putri mereka"Setelah diberikan penjelasan yang setengah jujur dan setengah bohong itu. Denis mundur lalu menemui rekan-rekannya dan menjelaskan situasinya sebelum akhirnya beristirahat sesuai perintah Takara.Tujuan resmi mereka adalah menyelamatkan Fina dan Amelie yang diculik oleh pemberontak. Tapi Takara sendiri tidak bilang tentang tuntutan Stelian untuk masuk koalisi. Mereka datang hanya berniat membantu Amteric yang pasukannya terlalu jauh untuk mendapatkan kembali anggota keluarga kerajaannya."Ada pertanyaan lain?""Tidak, terima kasih""Kau bisa beristirahat""Siap!"Selain menunggu informasi kontak dari Haruki.Takaran juga sedang mencoba menghindari tanggung jawabnya. Jika mereka bergerak terlalu dekat ke Alba dan pasukannya bisa dilihat dari sana. Dia tidak akan bisa mengelak saat Stelian menuntut komitmen darinya.Jika mereka berhenti jauh dari Alba, Takara bisa bilang kalau mereka belum sampai dan tidak sadar dengan apa yang terjadi kalau-kalau Stelian menanyakan kenapa dia tidak membantunya dengan pasukannya."Fuuhh. . . ."Selama beberapa menit, Takara terus mengawasi sekitarnya berharap kalau seseorang akan segera datang. Dan benar saja, setelah menunggu bersama pasukannya sekitar dua puluh menit. Ketenangan lokasi kamp mereka tiba-tiba buyar sebab. . ."Lihat di sana!"Salah satu prajurit berteriak."Di mana?"Balas prajurit lain."Jam 11"Teriakan kedua prajurit itu membuat prajurit-prajurit lain ikut mengalihkan perhatian mereka ke arah yang keduanya tunjukan. Dan di sana, mereka menemukan. . . ."Burung?"Sahut satu prajurit."Kurasa bukan, ukurannya terlalu besar"
Kalau apa yang mereka lihat memang adalah seekor burung. Burung itu benar-benar besar. Dari jauh saja mereka bisa melihat kalau kemungkinan lebar total sayap makhluk itu antara tiga sampai empat meter.Setelah itu, mereka mulai sadar kalau apapun benda atau makhluk itu. Dia terbang semakin dekat ke arah mereka. Tapi semakin dekat makhluk itu, semakin tidak yakin mereka terhadap identitasnya.". . . . ."Sebab kali ini, mereka bisa melihat ada seseorang yang menaikinya. Atau lebih tepatnya, bergelantungan di bawahnya. Dan orang itu adalah. . ."Hatori?"Sebelum ada yang panik dan mengangkat senjatanya, Takara langsung mengangkat tangannya."Tenang, dia di pihak kita"
Hatori berputar beberapa kali untuk memperlambat laju terbangnya sebelum akhirnya mendarat tepat di depan Takara."Maaf membuatmu menunggu lama"Takara mundur beberapa langkah untuk membiarkan Hatori melipat entah benda apa yang dia kendarai tadi. Dia sendiri mencoba menahan wajahnya untuk tidak tersenyum, tapi ekspresinya menunjukan kalau dia penasaran dengan mainan baru Hatori. Saking penasaranya, takara langsung bertanya."Benda apa itu?"Tanpa memperdulikan barang apa yang Hatori bawa di punggungnya.Takara juga anak laki-laki. Dan bagi anak laki-laki teknologi baru sudah hampir sama artinya dengan mainan baru. Hanya saja, selain mainan Takara juga memandangnya sebagai benda yang punya potensi untuk membantu pekerjaannya."Ini? Namanya gantole, Erwin membuatkannya untukku""Apa aku juga bisa mengendarainya?""Secara teknis, ya! Tapi kurasa benda ini masih belum siap dipakai oleh orang lain kecuali aku"Jika kau punya latihan yang cukup, secara teknis semua orang bisa mengendarainya. Tapi sekali lagi, kau tidak mungkin menemukan guru yang bisa mengajarimu menaikinya sebab benda itu hanya ada satu. Selain itu, gantole yang Erwin berikan padanya juga adalah masih dalam tahap eksperimen.Seperti sepeda motornya, gantole yang dia buat kali ini juga adalah hasil produksi buru-buru. Entah itu material, desain, konstruksi, dan skema kontrolnya masih ada di versi alfa. Gantole itu secara literal bisa rontok kapan saja."Jadi aku juga perlu kekuatan sepertimu huh. .""Untuk sementara "Dari desainnya, gantole adalah alat yang memanfaatkan aliran udara untuk bergerak layaknya layar kapal. Hanya saja, tidak seperti kapal yang memanfaatkan layar vertikal untuk bergerak horizontal. Gantole memanfaatkan layar horizontal untuk bergerak secara vertikal di udara.Hanya saja, sebab sayap gantole tidak bisa dikepakkan layaknya burung. Pengendaranya harus memulai perjalanannya dari tempat yang tinggi untuk mendapatkan angin.Untuk orang lain, mengendarai benda itu masih sangat berbahaya dan sulit. Tapi bagi Hatori hal itu bukanlah sebuah masalah. Di sinilah kekuatan Hatori membantunya.Hatori punya kekuatan khusus yang membuatnya mampu mengontrol berat dari tubuh dan benda yang dia sentuh. Dengan kemampuan itu, dia bisa berlari cepat, melompat tinggi, dan tidak pernah perlu takut jatuh dari ketinggian. Sebuah skill yang sangat cocok untuk pekerjaannya sebagai mata-mata dan pengintai."Ok, ganti topik! Bagaimana situasinya?""Ahhh. . . untuk itu, kau bicara langsung saja dengan Haruki""Ha?"Hatori hanya tersenyum melihat wajah bingung Takara. Setelah itu, dengan ditemani pandangan penasaran dari rekan dan juga ajudan Takara yang sekarang berada di dekatnya. Hatori menurunkan kotak kayu dan metal besar dari punggungnya lalu menekan atau membalik beberapa panel sert tombolnya sebelum akhirnya menarik antena panjangnya dan mengarahkannya ke langit.Kemudian, dia menarik alat lain dari kotak itu dan mendekatkannya pada mulutnya sebelum akhirnya menekan tombol lain dan bilang."Di sini hatori, aku sudah bertemu dengan Takara! Ganti"Suara tidak enak didengar keluar dari bagian lain alat yang dipegang Hatori. Tapi kemudian, suara familiar ikut terdengar."Di sini Haruki, bagaimana Takara? Kau suka hadiahku? Ganti!"Begitu pemuda itu mendengar suara Haruki yang lokasinya dia tidak tahu di mana. Mata Takara langsung membelalak lebar. Saking lebarnya matanya sudah hampir kelihatan akan keluar dari soketnya. Dan yang punya ekspresi itu tentu saja bukan hanya dia, tapi juga ajudannya."Haruki kau, anak setan! Hatori! Sambungkan aku padanya!""Tekan tombol ini dan bilang "ganti"i kalau kau sudah selesai"Apa yang Hatori adalah sebuah radio. Hanya, sebab Erwin membangunnya menggunakan teknologi lama seperti tabung vakum, transistor germanium, dan juga baterai cair. Dia tidak bisa membuatnya bekerja dengan efisien. Membuatnya bukan hanya punya jarak dan waktu penggunaan yang terbatas tapi ukurannya juga sangat besar. Radio half duplexnya bahkan lebih besar dan berat dari radio ransel yang biasa kau lihat dalam dokumentasi perang dunia kedua di kehidupannya yang sebelumnya.Jika dia punya lebih banyak waktu. Dia bisa membangun radio yang lebih bagus, luar dan dalam. Tapi dengan waktunya yang terbatas, dia hanya bisa bersyukur dia bahkan bisa menyelesaikannya tepat waktu.Radio itu punya banyak keterbatasan. Tapi keterbatasan itu sejujurnya hanya ada di pikiran penciptanya. Sebab bagi yang lain, radio itu sudah seperti barang ajaib dengan nilai tak terhingga."Di sini Takara! Haruki kau benar-benar keterlaluan!! Benda ini benar-benar keterlaluan! Ganti!"Bssssttt. .. ."Ya, aku juga berpikir sama, tapi kau menyukainya kan? Ganti!"
Bszzztt. . ."Tentu saja bodoh! Dengan ini. . ."Mereka bisa mengakhiri perang."Ganti!"Bzzsstt. ."Aku setuju! Tapi sekarang fokus kita adalah menyelamatkan Amelie! Ganti!""Lokasiku adalah tiga kilometer timur Alba, kapan kau akan sampai? Ganti!"Takara tidak akan bisa mengulur waktu terlalu lama sebab dia juga tetap perlu sampai lebih dahulu dari pasukan Seragus yang dia perkirakan juga sudah berada di dekat Alba."Kalau aku sampai duluan, semuanya akan berakhir!"Dia tidak boleh bergerak terlalu lambat, tapi dia juga tidak boleh bergerak terlalu cepat. Jika dia sampai duluan sebelum Haruki dan Seragus. Maka rencana Stelian akan terealisasikan dan koalisi akan runtuh. Tapi kalau dia terlalu lambat dan seragus sampai duluan. Kedamaian mereka yang akan runtuh duluan.Bzzsstt. . . ."Jangan khawatir, aku sudah dekat! Dan aku akan sampai duluan! Ganti!""Sudah dekat? Kau ada di mana? Ganti!""Sebentar lagi kau akan bisa melihat kami, ahh. . dan posisi Seragus ada di jam 10 tiga kilometer juga dari Alba! Mereka ada di jalur utama ke Amteric! Tolong hadang mereka dan pastikan dia tidak ikut campur sebelum aku selesai! Ganti!"Ajudan Takara butu-buru mengambil peta dan memperlihatkan titik yang Haruki tunjukkan."Tunggu dulu, serius! Kau ada di mana sekarang? Apa kau di dekat pasukan Seragus? Ganti!""Lihat saja nanti! Aku ingin memberimu kejutan! Ngomong-ngomong benda ini tidak bisa dipakai lama terus menerus! Selain itu aku akan sibuk! Aku akan mengontakmu lagi! Ganti!""Aku paham! Ganti!"Bzzsst. . .Setelah itu, tidak ada balasan lagi. Dan Takarapun akhirnya mengembalikan gagang telepon radionya kepada Hatori. Kalau Haruki bilang dia tidak perlu tahu maka dia memang tidak perlu tahu lebih. Dia hanya perlu melakukan tugasnya."Apa yang akan kau lakukan selanjutnya Hatori?""Aku akan melanjutkan pemeriksaan di sekitar Alba, aku tidak mau ada yang menyelinap dan menghancurkan rencana kita""Baiklah, kuserahkan pada. . .."Tunggu dulu. . .Untuk suatu alasan, melihat Hatori pergi berjalan sambil membawa gantolenya yang terlipat membuatnya ingat akan satu hal yang dia lupa tanyakan. Gantolenya perlu dikendarai dari tempat tinggi. Tapi di sana tidak ada bukti tinggi atau gunung sebab mereka sudah ada di dataran tinggi.
Jadi, bagaimana Hatori bisa terbang?"Hato . ."Hanya saja, sebelum Takara sempat menyelesaikan kata-katanya tiba-tiba pikirannya jadi kosong. Sebab dari Horizon, dia melihat benda terbang yang bukan burung atau apapun yang pernah dia lihat. Bahkan dibandingkan gantole yang Hatroi bawa, benda itu terasa jauh lebih asing lagi. Terutama karena ukurannya yang sangat besar.Kalau dia harus membandingkannya, bentuknya lebih mirip seperti paus. Tapi sekali lagi, karena ukurannya yang masif. Hal pertama yang tersirat di pikirannya adalah."Haruki kau orang gila!!"
Benteng terbang.