Pakaian si preman dengan wajah ditato terasa gatal di kulit Dilman tapi ia tidak punya pilihan, lebih baik ia mengunakan baju itu daripada bendera partai yang dililit di pinggang mirip handuk. Dilman sedang berjalan di pinggir jalan ketika ia medengar suara klakson mobil di belakang .. tin! tin! tin!
Dilman sedang berjalan di jalan yang sepi dan kanan kirinya hanya lapangan luas dan pohon-pohon gelap, dan seorang iseng dengan mobil yang terus mengklakson itu jelas membuatnya sangat jengkel .. Dilman tidak mau menoleh kebelakang ia terus berjalan dan menatap lurus ke depan ..
tin ! tin ! tin ! ...
Sementara itu di tempat yang berbeda, tampak seorang gadis cantik dengan rambut panjang dikuncir, Bella namanya tampak sedang berdiri di depan jendela kamarnya malam itu, ia menatap kearah rumah tetangganya, rumah itu tampak sepi dan lampu-lampunya dimatikan sayup-sayup terdengar suara tangisan dari dalam rumah itu, suara tangisan itu membuat takut sekaligus penasaran bagi yang mendengarkannya. Suara tangisan yang menyayat hati dan memilukan.
Bella melihat jam dindingnya, jam dindingnya menunjukan pukul sebelas malam. Bella turun dari kamarnya dilantai atas dan ia melihat sosok wanita sangat kurus dengan rambut kusut panjang terurai sedang duduk di sofa dengan TV yang menyala di depannya, Bella tampak takut melihat sosok wanita kurus itu ... Bella berusaha tidak menarik perhatian wanita menakutkan itu dengan berjalan sepelan mungkin .. Bella tampaknya berhasil, wanita itu tidak memperhatikan ia yang sudah berada di depan pintu, Bella memutar gagang pintu dan ... kreeeetttt !!! Bella mengernyitkan keningnya ia tahu suara pintu itu pasti menarik perhatian siapapun yang mendengarnya.
"Mau kemana Bell malam-malam begini?" tanya sosok wanita kurus yang duduk di sofa.
"Hmmm .."
"Tutup pintunya dingin..."
"Hmmm ..." Klek ! Bella akhirnya kembali menutup pintu, ia kemudian berputar dan berpaling pada ibunya yang tampak kurus, pucat dengan wajah bercahaya karena cahaya yang terpantul dari layar televisi. Ibu Bella yang sedang duduk di sofa itu bernama Bu Reni menderita semacam penyakit maag yang akut yang menyebabkan ia kehilangan nafsu makan terus - menerus dan membuatnya tampak sedemikian kurus dan mengerikan, sebenarnya sewaktu mudanya Bu Reni termasuk bunga desa yang cantik hal itu bisa dilihat dari wajah Bella putrinya yang sangat menarik dengan bentuk dagu yang lancip, sepasang mata yang indah dan hidung yang mancung, namun semenjak menjalankan program diet setelah melahirkan Bella hal itu justru berakibat tidak baik pada kesehatan Bu Reni. Kini penampilan Bu Reni benar-benar mengerikan dengan tulang pipi menonjol, wajah tirus, kedua mata cekung, dengan rambut panjang kasar yang tergerai membuatnya tidak lagi terlihat seperti manusia. Jika berdiri di tengah jalan malam-malam karena penampilannya yang mengerikan ibu Reni mungkin bisa dikira hantu gentayangan ...
"Aku mendengar suara bu dari rumah sebelah, suara orang menangis."
"Dari rumah bu Cindy?"
"Iya bu, rumah bu Cindy."
"Biar saja itu kan urusan Bu Cindy jangan suka ikut campur urusan orang."
"Semua lampunya di padamkan bu, bagaimana kalau bu Cindy kenapa-kenapa?"
Wajah Bu Reni yang kurus tampak tegang mendengar perkataan putri semata wayangnya itu, ia kemudian mematikan TVnya dan berdiri, sosoknya yang kurus kerempeng tampak sangat aneh saat berdiri di ruang tamu ..
"Bella!" suara itu terdengar tegas dan meyakinkan dan membuat Bella takut ...