Grooaaarrrrr !!! dengan sekali hentakan saja polisi Rendi langsung melayang di udara dan kemudian menghantam mobil Ira, kedua ban sisi sebelah kiri sampai terangkat keudara terkena tubuh polisi Rendi yang terpental, ban mobil itu kemudian jatuh kembali ke tanah, Polisi Rendi jatuh ke tanah kemudian meringkuk kesakitan sambil memegangi punggungnya, sementara polisi Rio terpental dan jatuh terduduk di tanah, Ira sendiri hanya bisa menangis sambil membenamkan wajahnya di kemudi.
"Aaaaarrrrrgggghhhhhhh !!!!!" Dilman sudah berdiri tegak diatas tanah, mulut Dilman terbuka lebar dan gusi serta gigi-giginya memanjang seolah-olah ingin keluar dari mulutnya yang terbuka lebar. Bulu-bulu halus dengan cepat tumbuh di belakang leher, kemudian merambat ke dagu dan pipi. Breeetttt !!! bagian punggung baju Dilman robek dan memperlihatkan otot-otot punggung yang mengeras dan membesar secara cepat. Sreet ! sreet !! celana kanan dan kirinya robek dibarengi dengan otot paha yang membesar.
"Aarrrgggg !!! aarrggggghhhh !!! arrrrggghhhh !!!! " air liur di mulut Dilman mengalir sampai ke leher sementara gusi dan gigi-giginya memanjang keluar dari mulutnya yang terbuka.
kuku-kuku jari Dilman mencuat memanjang dari ujung jari-jari tangannya.
Polisi Rio segera mencabut pistolnya dan berdiri ..
"Ya Allah, apa ini?" kata Petugas polisi Rio yang melihat Dilman telah berubah kini menjadi manusia setengah serigala. Wajah Polisi Rio langsung pucat melihat perubahan Dilman.
Perubahan fisik Dilman menjadi semakin cepat, di bagian mulutnya telah berubah menjadi moncong panjang yang bergigi tajam, bulu-bulu gelap memenuhi wajah diantara kedua matanya yang menyala terkena cahaya bulan. Kuku-kuku tangan dan kakinya memanjang dan melengkung tajam bagai silet yang di bakar oleh api, sangat tajam dan berwarna gelap kehitaman ..
"Warrrggghhhh !!!" Serigala besar itu menoleh ke arah petugas polisi Rio. Kedua mulutnya mengangga lebar, gigi-gigi tajam dan runcing terlihat jelas dengan kedua mata kecil menyala ...
"Arrrggghhh"
Dorr ! dorr ! dorr ! karena takut petugas polisi Rio menarik pelatuk pistolnya, peluru timah meluncur cepat ke arah wajah serigala jadi-jadian itu, satu peluru meleset dua peluru tepat mengenai rahang serigala jadi-jadian itu ..
Arrgghhhhh !!
wushh !! dengan satu lompatan serigala jadi-jadian itu melompati jalan aspal, dan dengan satu lompatan lagi serigala jadi-jadian itu mendarat di pohon-pohon gelap ...
"Hik .. hik .. hik .." Ira masih menangis sambil membenamkan wajahnya di kemudi sementara polisi Rio berlari mengitari mobil untuk melihat keadaan Rendi.
"Kau tidak apa-apa kawan?"
"Arrrggghhh ..."
"Tenanglah jangan banyak bergerak."
"Kurasa ... aaawww ... pungungku patah ... arrgghh !!"
"Jangan bergerak aku telepon ambulan, sekarang."
Rio memasukan pistolnya ke sarungnya dan sudah bangkit dan hendak pergi ketika ia mendengar suara Ira.
"Aku takut .. hik ..hik .."
Rio segera mendekati Ira, membuka pintu mobil, gadis itu benar-benar ketakutan sampai kedua tangannya gemetaran dengan hebat.
"Ayo, kau ikut di mobil polisi saja." kata Rio memegang lengan Ira.
"Mahluk apa itu tadi?" tanya Ira sambil berjalan menuju mobil polisi.
Klek ! Rio membuka pintu belakang mobil polisi dan menyuruh Ira duduk di belakang.
Bam ! pintu mobil itu tertutup. Baru Rio hendak kembali melihat Rendi yang masih berbaring meringkuk di atas tanah, Ira menjulurkan tangannya dari jendela mobil dan memegang tangan Rio.
"Jangan tinggalkan aku sendirian, aku takut .." Ira mulai menangis kencang seperti anak kecil yang ditinggal ibunya.
Rio segera melepaskan tangan Ira.
"Kau aman disini, tenanglah."
auuuuuooooooooooooooo ... !!!!
Di kejauhan terdengar suara lolongan serigala yang mengerikan, Ira langsung membuka pintu mobil, dan memeluk Rio dari belakang ..
"Aku takut ! mahluk itu datang lagi !" kata Ira sambil menempelkan pipinya pada punggung Rio dengan kedua tangan mungilnya meremas kuat baju seragam Rio ..
set ! Rio mencabut pistolnya dan bersiap-siap ...