Silfi pun turun dari mobil milik Rasya dan langsung masuk kedalam sedangkan Rasya ia langsung menancapkan gasnya dan melaju dijalanan untuk segera sampai disekolahannya sebab jam sudah menunjukan pukul 07.00 KST dan tentunya sebentar lagi gerbang sekolah akana tertutup sehingga ia pun tanpa ragu menancapkan gasnya dengan kecepatan diatas rata rata bahkan Rasya sempat diteriaki pengendara lainnya karena mobilnya mengebut dijalanan tanpa memikirkan pengendara yang lainnya.ia sudah seperti pembalap yang handal saja karena mengebut dijalanan seperti itu.
sesampainya Rasya disekolahannya ia pun pergi untuk memarkirkan mobilnya ditempat parkir,Rasya melangkahkan kakinya ke kelas 11-3 setiap ia datang rasya selalu menjadi sorotan siswi siswi yang masih berada didepan kelas masing masing namun dengan acuh Rasya berjalan didepan mereka ia tak minat sama sekali untuk membalas tatapan mereka atau tebar pesona dihadapan mereka karena dia juga bukan tipe orang yang seperti itu.
setengah perjalanan menuju ruang kelasnya tanpa ia duga ternyata sudah ada yang menunggunya dia adalah perempuan satu satunya yang Rasya dekati atau ia anggap sebagai teman membuat semuanya yang melihat kedekatan rasya dan permpuan itu risih karena perempuan itu selalu berada didekat Rasya.
"Rasya!!!!"seruan seseorang membuat Rasya seketika menghentikan langkahnya dan menengok kesana kemari untuk mencari siapa yang memanggilnya hingga Rasya pun menemukan orang itu dan tersenyum seraya melambaikan tangan kearahnya.
TAPPP TAPP TAPP
Rasya pergi menghampiri Anggi yang tengah menunggunya seorang diri di koridor sekolah sembari tersenyum cerah pada Rasya.
"Tumben lo nungguin gue,nggi?"tanya Rasya kepada anggi seraya merangkul bahu cewe itu dan mereka pun berjalan berdampingan sampai ke kelas mereka bahkan setiap mereka melangkah banyak pasang mata yang melihat kedekatan antara mereka ada berbagai tatapan ada yang menatap iri pada anggi karena bisa dekat dengan Rasya dan ada juga yang menatap benci akan kehadiran anggi didekat Rasya sedangkan anggi yang ditatap seperti itu hanya bisa menundukan kepalanya sembari menghela napas panjangnya.
dan Rasya yang mengerti akan perubahan raut wajah dari anggi pun langsung mengeratkan rangkulannya pada bahu anggi sedangkan anggi yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mengulas senyum tipis dibibirnya.
"udah nggak usah diladenin biarin aja mereka natap lo kaya gitu dan lo harus tahu satu hal kalo lo itu cantik jadi mereka iri makanya natap lo kaya gitu"ujar Rasya meyakinkan anggi agar anggi tak merasa seperti itu lagi sedangkan sang empunya hanya bisa menyembunyika rona merah pada pipinya karena ucapan yang Rasya lontarkan padanya.
"apansih lo,bisa aja bikin gue terbang"sahut anggi menanggapi ucapan itu dengan candaan seraya menyikut pinggul Rasya agar ia tak kentara bahwa kini kedua pipinya tengah merona bagai tomat yang sudah merah.
"yang ada lo kali sumber yang bikin gue ditatap kaya gitu sama mereka dan mereka tuh benci sama kehadiran gue yang selalu didekat lo bukan iri karena gue cantik"ujar anggi lagi masih dengan senyuman tipisnya dan Rasya pun hanya bisa menghela napas panjang
"udahlah nggi nggak usah dipikirin kan yang penting menurut gue cuma lo perempuan satu satunya yang gue sayang dan selalu ada buat gue nggak ada yang lain sebagai sahabat gue tentunya"sahut Rasya meyakinkan anggi.
andai kau tahu Rasya bahwa anggi tak menggapmu sebagai sahabat saja melainkan lebih dari itu tapi ia hanya bisa memendamnya karena ia takut jika ia mengungkapkan perasaannya padamu ia akan mengubah persahabatan antara dirinya denganmu yang sudah terjalin sejak lama.Rasya dan Anggi sudah lama sekali kenal bahkan kedua orang tua mereka pun sudah mengetahui satu sama lain membuat anggi dan Rasya tak usah khawatir jika mereka pergi berdua larut malam tentunya tak melakukan hal aneh karena mereka pun hanya bermain dirumah masing masing untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
"iya itu bagus,tapi sya..."ujar anggi yang menggantungkan kalimatnya membuat Rasya menoleh kearah perempuan itu dengan dahi berkerut dan alis yang terangkat.
"tapi apa?"tanya Rasya penasaran atad ucapan anggi yang menggantung
"kalo lo udah punya pacar atau apalah itu lo harus janji jangan pernah lupain persahabatan kita ya"ujar anggi yang membuat Rasya tertawa pelan sembari menepuk kepala anggi dua kali sedangkan anggi yang diperlakukan seperti itu hanya mendengus kasar
"lo apaan dah jauh bener mikirnya sampe kesitu nih dengerin kalopun kita udah punya kehidupan masing masing gue nggak akan pernah lupain lo sama persahabatan kita"sahut Rasya meyakinkan anggi seraya melepaskan rangkulannya pada anggi dan menepuk kepala anggi dengan pelan
"bener ya"ujar anggi memastikan akan perkataan yang Rasya ucapkan padanya
"iya"sahut Rasya pasti dan seketika anggi pun tersenyum cerah membuat Rasya yang berada disampingnya ikut tersenyum karena ia pun tak mau jika harus melihat perempuan itu menangis apalagi menangis karena dirinya.
"udah ah ayo jalanannya cepetan dikit ntar keburu bel masuk"ujar anggi lagi dan menggandeng lengan besar milik Rasya supaya mereka cepat sampai dikelasnya.
sedangkan ditempat lain tepatnya diRumah sakit xxx Ega sudah terbangun dari tidurnya betapa terkejutnya ia bahwa ternyata dirinya sudah berada dirumah sakit lagi karena seingat dia tadi malam dia masih berada ditaman kota dan masih mengenakan hoodie biru lautnya dan ega pun menoleh kesana kemari untuk melihat siapa yang membawanya kemari hingga akhirnya ia pun melihat ibunya yang sedang tertidur pulas disofa yang disediakan untuk ruangan ini.
saat tersadar akan kehadiran orang lain ega pun mengalihkan pandangnya ke pintu dan terlihat seseorang yang menghampirinya dengan senyuman yang cerah kearahnya seraya membawa makanan yang ia cangking dan diletakan diplastik.
KRIETTT
pintu ruang rawat ega terbuka menampilkan sosok pria yang lebih tua darinya ia adalah Rafi kakak dari Ega dia sengaja tak berangkat kuliah hari ini demi memastikan bahwa ega baik baik saja ia tak mau jika terjadi sesuatu lagi pada gadis itu dan mengingat ibunya yang baru saja tiba tadi malam dan harus menerima kenyataan pahit bahwa keadaan ega saat ini tal baik baik saja.
sedangkan Anggara ia sudah pergi sejak tadi malam mengingat dia juga belum meminta izin kepada ibunya untuk menginap dirumah sakit jadilah ia memutuskan untuk pulang.
TAPP TAPP TAPP
"kamu udah bangun,dek?"tanya Rafi pada Ega sedangkan Ega yang ditanyai seperti itu malah bingung sebab seingatnya kemarin siang ia sedang berada disekolah dan malamnya ia tengah menikmati dinginnya malam ditaman kota seraya mengenakan hoodie kesayangannya berwarna biru laut.
"emangnya aku kenapa?kok aku dibawa kerumah sakit sih,bukannya aku nggak apa apa ya?terus kenapa mamah juga pulang?"tanya Ega berturut turut membuat Rafi bingung untuk menjawab apa
"eumh gimana ya jelasinnya,jadi gini tadi malem tuh badan kamu panas banget jadi bang Fi terpaksa bawa kamu kerumah sakit biar cepet ditanganin sama dokter Tina soalnya bang Fi takut kamu kenapa napa dan soal mamah yang pulang itu karena ya urusan mamah diCanada udah selesai jadinya mamah pulang"jawab Rafi berbohong sebab Ega dibawa kerumah sakit bukan karena hal itu dan Ega pun tak cukup puas akan jawaban atas pertanyaan darinya membuatnya sedikit curiga jika kakak dan ibunya menyembunyikan suatu hal darinya.
"masa sih?perasaan aku baik baik aja deh nggak ngerasain apa apa bang Fi,malahan aku ngerasa lebih sehat dari sebelumnya"ujar Ega memastikan
"kan kamu semalem pingsan mana tahu kalo kamu sendiri demam"sahut Rafi tak mau kalah
"iyakah ah nggak tahu lah aku lupa"ujar Ega menyudahi perdebatan dipagi hari antara dirinya dengan sang kakak dan Rafi pun hanya tersenyum
"makanya banyakin istirahat biar badan kamu tuh nggak drop lagi soalnya kata dokter Tina kamu tuh butuh istirahat yang cukup tubuh kamu tuh masih dalam pemulihan pasca kecelakaan 2 tahun yang lalu"ujar Rafi yang dengan bodohnya mengatakan akan hal yang menyangkut tentang kecelakaan itu dan Ega pun sedikit dibuat kebingungan akan kalimat yang diucapkan Rafi
"maksud bang fi apa?"tanya Ega yang membuat rafi tersadar bahwa ia tadi tak sengaja mengatakan hal yang tak diingat oleh Ega dan akan berdampak buruk bagi Ega jikalau Ega memang mengingat hal yang mampu membuatnya sakit kepala cepat cepat Rafi pun membenarkan kalimatnya barusan.
"ah nggak tadi abang ngomong apa sih hehe eum jadi gini maksud bang fi tuh Ega kan lagi sakit jadi sekarang lebih baik Ega istirahat aja karena ega masih dalam pemulihan dan gak boleh kemana mana gitu maksud abang tuh hehe"ujar Rafi yang segera membenarkan kalimatnya dengan tawa canggungnya seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan ia tahu jika jawabannya tak memuaskan bagi Ega dan pasti dia akan menannyakannya lagi hingga rafi pun cepat cepat mengalihkan pembicaraannya agar tak membuat Ega semakin curiga.
"udah ah nggak usah nanya nanya mulu intinya kamu tuh harus istirahat yang cukup dan oh iya nih bang fi habis beli makanan buat sarapan kamu,soalnya bang fi tahu kamu pasti belum makan dari kemarin sore dan kamu juga nggak bakal mau makan bubur ini kan"ujar Rafi mengalihkan pembicaraan mereka seraya menunjuk mangkok yang berisikan bubur dimeja yang tak tersentuh sedikit pun dan tak berpindah posisinya sejak tadi.
hingga Ega pun hanya nyengir kuda yang menandakan bahwa memang dirinya belum makan dari kemarin sore dan tak mau makan karena bubur buatan rumah sakit sangatlah tak enak menurutnya dan Rafi pun tersenyum maklum akan tingkah ega namun tetap saja ia khawatir sebab adiknya tak makan dari kemarin sore sedangkan ibunya masih tertidur pulas disofa yang disediakan disana sebab mereka tahu pasti perjalan jauh yang ibunya tempuh membuatnya kelelahan seperti ini apalagi beliau adalah perempuan.
"kok bang fi tahu sih hehe"sahut ega seraya nyengir kuda membuat rafi gemas dan berakhir dengan dia mengusak rambut adiknya gemas.
"yaudah nih dimakan ya awas kalo nggak abis"ujar Rafi seraya menyerahkan sebuah kotak makan yang berisikan nasi goreng kesukaan adiknya dan dengan sigap Ega pun menerima kotak makan itu ketika tahu didalamnya adalah makanan favoritenya.
"siap komandan"sahut Ega antusias seraya mengangkat tangannya seperti hormat kepada rafi dan tanpa babibu ega pun langsung menyantap sarapannya hingga rafi pun hanya bisa tersenyum maklum atas tingkah laku dari sang adik.