setelah diperiksa oleh dokter hyunjae dan beristirahat dengan cukup sekarang ega sudah diperbolehkan pulang sebab anak itu ketika sadar dari tidurnya dia langsung menginginkan pulang dan dengan terpaksa ega pun diizinkan untuk pulang dan dianjurkan untuk segera istirahat setelah sampai dirumah tentu saja keduanya menggunakan taksi sebab tak mungkin lena membawa mobil karena sejak ia tiba dibandara dari canada di incheon korea selatan dia langsung melesat pergi ke rumah sakit sebab ia khawatir dengan putri bungsunya bahkan saat ia untuk meninggalkan anak itu pun ada terselip rasa tak tega jika harus meninggalkan anak itu.
dan disinilah mereka berdua berada dirumah besar bak istana itu yang kini hanya terisi dua orang dan beberapa asisten rumah tangganya yang datang sejak jam 06.00 dan pulang 07.00 KST atau setelah semua pekerjaan dirumah itu selesai mereka baru pulang.
lena yang tengah menarik kopernya dan ega yang sejak tadi mengekor dibelakangnya dengan langkah gontainya membuat atensi lena teralihkan kearah putri bungsunya.
"kamu capek ya sayang?"tanya lena pada ega dan ega pun hanya merespon dengan gelengan kepala pelan serta senyum tipisnya yang menghiasi bibir pucatnya dan lena yang menyadari sesuatu pun hanya bisa menghela napas pelan.
KRIETTTTT
pintu utama rumah milik keluarga itu pun terbuka menampilkan sosok ibu dan anaknya yang akan melangkah masuk dan betapa terkejutnya mereka berdua ketika melihat seseorang duduk disofa ruang tamu seorang diri ya orang itu adalah anggara dia duduk santai diruang tamu sembari memainkan ponselnya dengan sebuah kotak makan berukuran besar yang tergeletak di lantai dekat kaki jenjang miliknya.
dan bunyi pintu utama yang terbuka lebar mampu membuat atensi pria itu teralihkan sepenuhnya ke arah sepasang anak dan ibu yang sejak tadi berdiri mematung ditempatnya yang sama tengah memandanginya dari jarak yang cukup jauh hingga sepersekian detik anggara pun berdiri dari duduknya dan menghampiri pasangan anak dan ibu itu yang masih diam mematung dan menyapa keduanya.
"selamat pagi tante lena,ega"ujar anggara sopan sembari tersenyum cerah pada ibu dan anat itu dan didetik berikutnya lena pun mengerjapkan matanya beberapa kali sedangkan ega membalasnya hanya dengan seulas senyum tipis miliknya yang menghiasi bibir pucat itu.
"oh iya,pagi juga angga"ujar lena sembari menerima uluran tangan anggara yang tengah menyaliminya.
"yaudah yuk masuk sayang dan kamu duduk dulu aja disini,tante mau ngomong sama kamu"ujar lena sembari melangkahkan kakinya masuk keruangan yang berisi banyak sekali dengan pernak pernik furniture yang mungkin jika ditotalkan harganya bisa sampai milyaran,ah tentu saja siapa yang tidak tahu dengan keluarga yang satu ini keluarga dengan kehidupan bak raja yang selalu membuat orang orang iri dengan kehidupannya.
dan lena pun melepaskan genggaman tangan pada koper dan beralih menggandeng tangan kecil milik ega untuk ia tuntun ke kamarnya sebab ia bisa melihat dari raut wajah itu,raut wajah yang pucat pasi dan kelelahan.
"tante lena mau kemana?"tanya anggara yang melihat lena pergi dari sana meninggalkannya seorang diri diruang tamu.
"tante mau antar ega ke kamar dulu,kamu duduk aja disini"ujar lena lagi dan sosok keduanya pun perlahan hilang ditelan tangga.
sampailah keduanya didepan pintu kamar milik si bungsu jung dan membukanya membawa ega masuk kedalam dan menyuruhnya untuk segera beristirahat seperti yang dikatakan Dokter hyunjae tadi.
bahkan kata kata yang dilontarkan dokter muda itu masih teringat jelas diotak lena bagaimana dokter itu menjelaskan perhial apa itu amnesia disosiatif yang tengah dialami oleh ega saat ini.
hingga tanpa sadar lena pun menangis sembari terisak lirih membuat ega yang sebentar lagi akan memejamkan matanya tiba tiba saja bangun dan terduduk ditempatnya.
"mamah kenapa nangis?"tanya ega lirih nyaris tak bisa terdengar suaranya namun nyatanya suara lirihnya membuat lena tersentak kaget dengan sesegera mungkin lena pun langsung mengusap air mata yang sudah membasahi kedua pipinya.
"ah enggak,mamah nggak nangis kok cuma ya gitu mamah-
belum sempat lena melanjutkan kalimatnya ega sudah memnyelanya terlebih dahulu hingga kalimat yang anak itu lontarkan mampu membuat lena diam seribu bahasa ditempatnya berada sedangkan anggara ia masih terduduk anteng disofa ruangan dibawah sembari memainkan ponselnya taulah apa yang sedang ia lakukan,ia tengah bermain game online yang sedang tranding disana.
"mamah nangisin aku ya?"tanya ega sembari membantu mengusap air mata ibunya yang tak berhenti keluar dari mata indah yang tatapannya yang hangat sedangkan lena bingung harus menjawabnya seperti apa atas pertanyaan yang melucur dari bibir anak itu.
"mamah nangis karena kondisi aku kan,mamah tenang aja aku nggak apa apa kok,aku janji bakal sembuh ya walaupun aku juga nggak tahu sebenernya aku kenapa,tapi aku janji aku bakal baik baik aja"ujarnya dengan santai sembari tersenyum simpul seraya memeluk tubuh sang ibunda dengan penuh kasih sayang jujur ia bingung sebenarnya ia kenapa dan kenapa dia selalu merasakan sakit yang tak ia ketahui penyebabnya.
situasi seperti ini tentu saja membuat keduanya tak bisa menahan air matanya masing masing untuk turun lena yang merasakan sakit dihatinya ketika harus menerima kenyataan pahit ini lagi dan kondisi ega yang setiap harinya semakin buruk karena ingatannya yang terbatas.
padahal ketika mereka tinggal di jeju kondisi mental dan ingatan milik ega sudah mulai stabil atau tak ada tanda tanda bahwa anak itu akan mengalami sakit sakitan seperti ini tapi entah kenapa saat mereka pindah ke seoul lagi kondisi ega mulai menurun.
"udah ah kamu apasih,yaudah mamah kebawah dulu mau nemuin angga kamu istirahat aja,inget langsung istirahat nggak ada acara ngelamun ngelamun lagi,nggak baik buat kesehatan mental kamu,yah"ujar lena sembar melepaskan pelukannya dan beralih mengusap jejak air mata yang membasahi kedua pipinya dan kalimat terakhir yang putri bungsunya lontarkan mampu membuat hatinya menghangat.
"mah"panggil ega pada lena karena sang ibunda sepertinya akan pergi dan lena pun segera menoleh dan membiarkan anaknya untuk melanjutkan kalimatnya.
"makasih buat semuanya dan maafin ega karena udah nyusahin kalian,ega beruntung punya kalian"ujarnya dan langsung berbaring dikasur queen size miliknya dan menyembunyikan seluruh kepalanya dibalik selimutnya hingga tanpa lena sadari ternyata anak itu sedang mengangis seorang diri dan lena pun langsung pergi dari kamar putri bungsunya yang sepertinya akan pergi tidur.
GREEEEBB
pintu kamar putrinya tertutup dan lena pun pergi menuruni tangga untuk menemui anak dari rekan kerjanya yang sudah lena anggap seperti anak kandungnya juga.
"eum maaf tapi.....apa tante habis nangis?"terka anggara yang rak sengaja melihat masih ada jejak air mata dipipi wanita paruh baya itu serta mata yang sedikit sembab seperti orang yang habis menangis
hingga kalimat itu pun yang dilontarkan anak itu pun membuat lena tercenung pasalnya darimana ia tahu jika dia habis menangis ah dia baru tahu jika sebelum ia kesini ia sempat melihat matanya yang agak sembab tentu saja anak itu mengetahuinya
"ah enggak,kamu tumben datang kesini ada apa?"ujar lena berupaya mengalihkan pembicaraan mereka sebab bukan ini yang akan ia bicarakan dengan anak itu dan benar saja usahanya berhasil anak itu jadi tak menanyakan pasal mengapa dirinya menangis.
"yeu si tante,biasanya juga sering kesini masih aja dibilang tumben,apa perlu aku nginep setiap hari biar nggak dibilang tumben"sahut anggara sembari merotasikan bola mata malasnya sedangkan lena hanya tersenyum tipis mendengar sahutan itu
"iya iya,kalo gitu ada apa kamu kesini?"ujar lena lagi
"oh iya,ini dari mamah,kata mamah kalo tante sama keluarga tante ada waktu...tante lena disuruh datang kerumah katanya mau adain acara makan malam bersama"ujar anggara sembari menyerahkan kotak makan yang ukurannya lumayan besar berisikan makanan
"wahhh apa ini?tapi makasih yah,kalo itu tante akan usahain buat datang kerumah kamu,sampein ke mamah kamu ya ngga"sahut lena sembari menerima kotak makan itu dan tersenyum tipis
"yaudah kalo gitu,angga berangkat ngampus dulu ya tan"ujar anggara berpamitan kepada lena namun lena dengan segera menahan anak itu supaya tak berangkat lebih dulu.
"eh benar angga"suara dari lena berhasil membuat pergerakan angga berhenti dan kini anak itu tengah mengerutkan dahinya tanda tak mengerti.
"tante mau ngomong sama kamu sebentar"ujar lena
"apa ini ada kaitannya sama ega?"tanya angga lagi dan lena mengangguk sebagai jawaban iya hingga anak itu pun hanya bisa menghela nafas pasrah dan ia pun langsung mengekor dibelakang lena dan ikut duduk setelah lena mempersilahkan angga untuk duduk.
"maaf sebelumnya tante,aku bukannya nggak mau bantu ega buat sembuh tapi...apa tante yakin cara ini bisa bikin ega kembali lagi seperti semula dan apa tante nggak mikir gimana jika suatu saat nanti ketika ingatan ega sudah kembali nomral,ega bisa ngerasa dikhianatin sama keluarganya sendiri termasuk aku"ujar anggara yang memulai perbincangan sensitif ini untuk yang kesekian kalinya sebenarnya ia cukup kontra dengan recana yang tengah mereka jalani sekarang mengingat ia tak akan tahu seperti apa marahnya ega ketika mengetahui semuanya.
mendengar ucapan anggara ada sebersit rasa penyesalan dihati lena tapi bagaimana pun ia tak mau jika putri satu satunya harus merasakan sakit seperti ini hatinya sangat sakit ketika melihat putrinya menderita seperti ini.
"aku bahkan udah nggak bisa bayangin gimana nanti ketika ega sangat merasa terpukul setelah mengetahui semuanya dan semarah apa dia"ujarnya lagi dan lena yang tak tahu harus membalas seperti apa atas kalimat yang dilontarkan anak didepannya hanya bisa meneteskan air matanya untuk kesekian kalinya.
"tapi cuma ini yang baik buat dia sekarang angga"sahut lena
"maaf tante tapi sepertinya aku nggak bisa terus seperti ini,aku udah capek sama semuanya dan...sepertinya aku nggak mau terlalu mengikut campuri urusan kalian,sekali lagi aku minta maaf dan permisi"ujarnya lagi sembari beranjak berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan lena yang masih terdiam memaku ditempatnya dan di iringi dengan air mata yang terus mengalir dari matanya
hingga sosok angga menghilang dari sana pun lena masih menangis ia tak tahu harus seperti apa sekarang toh ini juga bukan kemauannya,ia tak ingin membohongi ega terus menerus seperti ini hanya saja ah sudahlah ia pusing jika harus memikirkannya.
katakan bahwa anggara jahat,tapi memang benar angga sudah merasa sangat capek dengan semuanya capek karena terus melihat seseorang harus menderita disetiap harinya,harus merasakan penyesalan dan rasa bersalah begitu besar disetiap kali ia menghembuskan nafasnya bahkan mungkin ia tak bisa bernafas dengan tenang.