sedangkan diwaktu yang sama yaitu pukul 01.00 KST dini hari namun ditempat yang berbeda tepatnya dikamar seorang pria bernama Fikri,ia masih sibuk dengan dunianya sendiri yaitu memikirkan bagaimana ia akan menjalani hari harinya seperti bisa tanpa adanya rasa bersalah dan penyesalan yang besar sebab ia sudah lelah dengan semuanya dengan apa yang telah terjadi bahkan ia pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang telah menimpanya tapi itu tak berlangsung cukup lama ia langsung menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Tuhan atas yang ia perbuat.
dan yang bisa ia lakukan adalah merenung dan menyesali akan semuanya dan ia pun memenarkan apa kata ora penyesalan memang selalu ada diakhir dan kini ia tengah merasakannya.larut dengan pemikirannya sendiri hingga tanpa sadar ia mersakan perutnya yang sakit sebab sejak tadi siang hingga dini hari ini ia tak memakan apapun bahkan tadi pagi ia hanya sarapan dengan roti selai buatannya sendiri itupun tidak habis karena ia pun tak begitu nafsu untuk makan.sebab pikirannya sudah bercabang entah kemana memikirkan banyak hal dan tentu itu membuatnya sakit.
Dan pada akhirnya Fikri pun memutuskan untuk keluar daei kamarnya dan turun untuk mencari apakah ada sesuatu yang bisa ia makan atau tidak.
tentu saja orang rumah sudah tertidur membuatnya berani untuk keluar dan turun kebawah,katakanlah bahwa fikri seperti penyusup walaupun ini adalah rumahnya juga, ia memang selalu melakukan hal ini jika dirinya tengah lapar ditengah malam.
CEKLEK CEKLEK KRIEETTT (itu adalah suara ketika fikri tengah membuka kunci pintu kamarnya dan memutar handle pintu untuk membukanya sehingga menghasilkan bunyi yang tercipta dari aksi fikri tersebut untung saja orang rumah tengah tertidur dan fikri pun cepat cepat turun kebawah tepatnya ke dapur untuk mencari apakah ada makanan atau bahan masakan yang bisa ia masak dan ia makan)
ketika fikri tengah mencari sesuatu untuk ia makan tak jau dari posisinya kini ada seseorang yang tengah memperhatikan aksi itu dan orang itu terbangun karena mendengar suara gaduh yang berasal dari dapur membuatnya terbangun dari tidurnya dan memeriksa siapa yang tengah berada didapur ditengah malam seperti ini.
dan ya orang itu adalah Shiren ibu dari Irgi dan fikri dan shiren pun hanya bisa mengehela nafas lega sebab yang berada didapurnya adalah putranya sendiri bukan orang asing ataupun maling dengan langkah pelan Shiren pun menghampiri putranya yang tengah menggeledah isi kulkas yang sepertinya sedang mencari makanan,hingga suara seseorang membuat fikri terkejut setengah mati pasalnya tadi hanya ada dirinya saja didapur dan seperkian detik fikri pun menoleh kesamping dan menujukan ekspresi datarnya yang ditujukan kepada Shiren.
"kamu lagi apa sayang?"tanya shiren dengan suara khas orang bangun tidur dan fikri pun dengan refleks menoleh kesamping kirinya sebab suara itu berasal dari samping kirinya dan ia pun hanya menujukan ekspresi datarnya.
"nggak lagi ngapa ngapain cuma lagi cari minum,kenapa?"ujar fikri bohong dan Shiren pun hanya mengangguk ngaggukan kepalanya tanda mengerti namun suara perut fikri mampu membuat shiren tersenyum tipis dan fikri pun hanya bisa diam mematung ditempatnya karena malu.
KRUUUUUUKK KRYUUKKK KRUUKK
bahkan ia merutuki perutnya sendiri yang berbunyi ketika shiren masih ada disampingnya sebab ia tak mau jika shiren tahu bahwa kini Fikri tengah menahan lapar sejak tadi dan barulah ia keluar sekarang dari kamarnya untuk makan jika pun ia dizinkan keluar rumah ia pasti akan mencari makanan diluar hanya saja moodnya sedang tidak bagus membuat ia malas untuk kemana mana dan menunggu semuanya pergi tidur.
"ah kamu laper ya?sini biar mamah aja yang masakin kamu makan"tawar shiren pada fikri namun sang empunya menolak dengan alasan bahwa ia tidak lapar.
"nggak usah lagian aku nggak laper"ujar fikri dengan datar membuat shiren tersenyum lagi
"oh ya terus tadi bunyi apa?kok kaya bunyi perut keroncongan gitu kaya minta makan"sahut shiren dengan tujuan untuk menyindir fikri dan benar saja fikri hanya bungkam tak menyahut lagi dan pergi begitu saja dari hadapan shiren namun ia kalah cepat dengan Shiren,shiren sudah lebih dulu mencekal tangan fikri dan menyuruhnya untyk duduk.
"udah nggak apa apa kalopun kamu nggak laper,kamu tuh perlu makan bukannya dari tadi sore kamu tuh belum makan,biar mamah yang bikinin.kamu duduk aja disini"ujar shiren lagi seraya menggiring fikri untuk duduk dikursi makan kadang shiren tak habis fikir dengan anaknya yang satu ini dan ia memaklumi bahwa fikri belum bisa menerimanya sebagai ibunya sedangkan fikri ia merasa bersalah pada shiren karena selalu berlaku sesukanya dan terkadang ia mengakui bahwa shiren memanglah ibu yang baik baginya tapi fikri belum bisa menerima shiren sebagai pengganti ibu kandungnya.
hingga fikri pun hanya bisa pasrah atas permintaan shiren sebab ia pun tak enak hati jika harus terus menolak kebaikan shiren padanya dan ia pun menunggu shiren yang tengah memasak telur mata sapi untuk ia makan karena hanya itu yang praktis dimasak apalagi saat tengah malam seperti ini.
setelah beberapa menit menunggu akhirnya shiren pun telah selesai memasak dan menyiapkan nasi dan lauknya pada fikri dengan ragu ragu fikri pun mengambil dan memakan semua yang ada dihadapannya dan tentu saja dengan pantauan shiren karena shiren tak langsung pergi dari dapur melainkan menunggu fikri yang tengah makan sedangkan fikri ia merasa risih karena terus diperhatikan seperti itu oleh shiren bukannya apa hanya saja fikri tak biasa jika sedang makan diperhatikan seperti ini.hingga fikripun berdeham supaya shiren pergi dari sana dan berhenti untuk memperhatikannya seperti ini.
"ekhem,lebih baik ibu balik kekamar deh lagian aku juga dah gede nggak usah ditungguin kek gini"ujar fikri disela sela kegiatannya yang tengah makan dengan datar dan shiren pun seketika bangkit dari duduknya.
"ah maaf kalo mamah ganggu kamu,yaudah kamu makan yang banyak ya dan jangan lupa habis makan langsung tidur jangan ngelamun apalagi sampai begadang"sahut shiren tak enak hati karena telah membuat fikri merasa risih karena kehadirannya dan sebelum ia benar benar meninggalkan dapur shiren pun mengusap surai putranya terlebih dahulu.
hingga kepergian dari shiren membuat fikri merasa lega kadang ia merasa bahwa dirinya semakin hari tak semakin membaik justru ia merasa bahwa dirinya semakin buruk,ia juga ingin seperti orang lain yang bisa bernafas lega tanpa adanya rasa penyesalan dan bersalah yang besar dan mungkin sikap dinginnya hanyalah topeng semata ia bersembunyi dibalik sikap dinginnya pada orang lain tapi dilubuk hatinya ia cuma seseorang yang rapuh yang butuh dukungan dari orang lain dan keluarganya.
hingga ia pun hanya bisa menghela nafas penatnya rasanya sangat sesak didadanya seperti terhimpit diantara benda benda besar dan tanpa disadari air mata itu lolos begitu saja tanpa permisi.
jika boleh jujur ia juga ingin menagis sembari menjerit memberitahukan pada dunia bahwa ia sangat terluka baik fisik dan mentalnya fikri benar benar tak sanggup jika harus lama berada diposisi seperti ini terus rasanya sangat sakit sampai ia pun tak bisa untuk berfikir jernih.
fikri tak menghabiskan makanannya masih tersisa banyak bahkan ia hanya makan dua suap sendok makan saja dan langsung pergi meninggalkan dapur tanpa membereskannya,ia pergi dengan tujuan kekamarnya sesampainya dikamar ia pun memutuskan untuk pergi kebalkon kamarnya seraya menikmati dinginnya angin malam yang menusuk hingga ketulang.