Chereads / story that won't end / Chapter 11 - Neverendingstory part 11

Chapter 11 - Neverendingstory part 11

hingga sampai beberapa menit kemudian hujan tak terlihat akan berhenti malah tetesan air yang jatuh dari langit itu semakin deras dan Irgi pun tak kunjung berdiri dari tempat itu untuk sekedae berteduh atau semacamnya sehingga membuat seluruh tubuhnya basah karena terkena guyuran air hujan yang begitu deras dan kini yang tengah pria itu lakukan sama seperti beberapa menit yang lalu yaitu masih terduduk didepan gundukan tanah merah dengan nisan yang bertuliskan 'FREYA LEE' sembari terisak lirih dan menundukan kepalanya ditengah tengah guyuran hujan yang membasahi gundukan tanah merah yang berada didepannya sehingga suara isakan itu tak terdengar sama sekali dan air mata yang membasahi wajahnya telah tercampur air hujan yang menguyurnya saat kini.

hingga tanpa disadari Irgi mengingat kisah balik sebelum semuanya terjadi dimana ketika mereka berdua saat pertama kalinya bertemu disebuah kelas kesenian karena saat itu keduanya tengah mengikuti pelajaran kesenian.

FLASHBACK : (Hari dimana mereka tengah mengikuti pelajaran kesenian 2 tahun yang lalu)

hari ini adalah hari dimana semua murid kelas 9-2 harus mengikuti pelajaran kesenian dan kebetulan dikelas mereka terbagi atas beberapa kelompok yaitu kelompok 1 sampai kelompok 5 masing masing kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang didalamnya dan Irgi masuk ke kelompok 3 dimana jumlah muridnya hanya ada 4 orang termasuk dirinya dikelompok tersebut.

Irgi yang notebennya orang yang tidak terlalu memikirkan akan nilai hanya malas malasan dan Irgi hanya berangkat untuk absen saja setelah itu ia pergi ke rooftop sekolah sampai semua mata pelajaran selesai dan hari ini sepertinya Irgi akan pergi lagi ke rooftop sekolah karena guru kesenian pun tak kunjung datang sehingga rencana untuk bolos sekolah pun terlintas dipikirannya namun saat ingin melakukan aksi itu tiba tiba saja ada seorang anak gadis yang memegang seragam bajunya dan itu membuat Irgi menolehkan pandangannya kearah belakang dan ia melihat seorang gadis yang tingginya hanya sebatas bahunya saja dengan matanya yang sipit,hidung kecil namun mancung serta paras yang cantik dengan rambut hitam lurus sepunggung yang digerai begitu saja olehnya dan itu menambah kesan cantik baginya,dan Irgi pun hanya mengeyitkan dahinya hingga akhirnya ia pun tersadar akan sesuatu bahwa gadis yang berada dihadapannya adalah seorang ketua kelas dikelasnya dan Irgi pun hanya bisa mendengus sebal akan perlakuan gadis itu padanya.

"lepasin"ujar Irgi masih santai pada gadis cantik itu seraya meminta untuk gadis itu melepaskan tangannya dari seragam baju sekolahnya namun kalimat yang dilontarkan gadis itu membuat Irgi semakin mengeryitkan dahinya.

"mau kemana?"bukannya melepaskan genggaman tangannya dari baju Irgi justru gadis itu malah melontarkan pertanyaan pada Irgi namun pria dihadapannya tak menjawab pertanyaan itu malah ia bersikeras untuk meminta supaya gadis itu melepaskan tangannya.

"lepasin nggak!"ujar Irgi masih berusaha untuk sabar meladeni gadis ini jika dipikir pikir gadis yang notebennya sebagai ketua kelas ini sungguh menyebalkan.

"jawab dulu pertanyaan gue,lo mau kemana.oh gue tahu lo mau bolos ya?ngaku lo,gue aduin nih ke guru BP!"ujar gadis itu lagi dan melepaskan tangannya dari baju Irgi dengan beralih bersedekap dada dan itu berhasil membuat Irgi mendelik sebal atas kalimat yang dilontarkan siketua kelas untuknya memang tak salah tapi cara dia berbicara itu sangatlah menyebalkan menurutnya.

"nggak jelas lo"sahut Irgi pergi meninggalkan gadis yang berada didepannya kini namun baru selangkah ia akan pergi meninggalkan kelas tiba tiba saja ia urungkan niatnya karena tak sengaja melihat guru yang kebetulan mengajar dikelasnya yaitu guru kesenian untuk hari ini dan seketika gadis yang melihat aksi itu hanya mendengus geli akan tingkah pria yang tadi sempat berdebat dengannya.

TAP TAPP TAP(suara langkah kaki Irgi yang masuk lagi kedalam kelas sehingga membuat gadis cantik yang diketahui dengan nama Freya seperti yang tertera dinametagnya dan diketahui sebagai ketua kelas tersebut bertanya dengan intonasi suara yang bisa dibilang dengan ejekan)

"ngapain lo balik lagi?"tanya gadis itu dan tentu saja pertanyaan itu untuk Irgi karena hanya dia yang sibuk sedangkan yang lainnya duduk anteng dibangku masing masing ya walaupun 1 sampai 2 siswa masih ada yang berada dikantin.

"terserah gue lah,kok lo ngatur"sahut pria itu ketus dan gadis yang bernama Freya itu malah tersenyum mengejek dan itu menimbulkan decakan sebal dari Irgi

"ngapain lo senyam senyum,senyum lo tuh pahit jadi ngak usah lo senyam senyum"ujar Irgi ketus dan itu membuat Freya terbahak dan membuat semuanya yang ada disana fokus pada dua orang itu.

"bwahahaha lucu lo,bilang aja kalo gue tuh manis,cantik terus lucu bikin lo klepek klepek.pake ngomong pahit segala"ujar Freya bercanda namun perkataan itu malah dianggap serius oleh Irgi.

"apasih lo nggak jelas banget,dasar jelek.minggir lo"sahut Irgi pergi meninggalkan gadis itu untuk yang kedua kalinya namun Freya hanya membalasnya dengan senyuman sembari pergi ketempat duduknya dan tanpa di sengaja Irgi pun melihat senyuman itu dan entah kenapa jantungnya berdegup semakin kencang kala ia melihat senyuman itu.

FLASHBACK OFF

"andai kamu masih hidup fey,pasti aku akan jadi orang yang paling bahagia karena bisa mengenal kamu"ujar Irgi dengan suara paraunya ditengah hujan yang masih menguyur kota seoul dan tubuhnya kala itu.

hingga beberapa saat kemudian hujan tak lagi menguyur tubuhnya karena terhalang oleh payung dari seseorang yang kini tengah berdiri disampingnya dan suara dari orang itu mampu mengalihkan pandangan pria itu menjadi ke sosok wanita yang ada disampingnya.

"mau sampai kapan lo akan nyakitin diri lo sendiri kaya gini hah?"ujar Ines. ya orang yang kini berada disampingnya adalah Ines ia tak sengaja melihat sosok pria yang tengah menangis didepan gundukan tanah merah yang bertuliskan 'FREYA LEE'ketika kebetulan ia pun telah selesai berziarah ke pemakaman mendiang ayahnya yang meninggal karena kanker otak stadium akhir yang dideritanya selama dimasa hidupnya hingga beliau meninggal setahun yang lalu setelah kepergian Freya atas kecelakaan atau bisa disebut juga dengan tragedi cinta.

Irgi pun mendongak keatas untuk melihat sosok yang sedang bersamanya saat ini tapi sesaat kemudian ia memalingkan pandangannya lagi kearah gundukan tanah merah yang bertuliskan 'FREYA LEE'hingga sahutan dari Irgi membuat Ines mendengus karena kalimat yang dilontarkan pria itu.

"ngapain lo kesini?"bukannya menjawab perkataan dita pria itu malah melontarkan pertanyaan pada dita dan tentu saja itu membuat Ines seketika mendecak sembari memutar bola matanya malas.

"Ck lo tuh nggak berubah ya dari dulu,gue ngomongnya apa lo jawabnya apa?malah menurut gue itu bukan jawaban sama sekali"ujar Ines seraya berjongkok tepat disamping pria itu dan memandang batu nisan yang berada dihadapannya.

hingga sesaat kemudian Ines pun menghembuskan nafas pasrahnya karena ia tahu kenapa Irgi bisa seperti ini.Ines sendiri adalah sepupu dari Irgi mereka berdua adalah saudara karena Ayah Ines adalah adik dari Ibunda Irgi sehingga membuat keduanya akrab dan mengetahui perasaan satu sama lain karena sejak kecil mereka selalu bersama sehingga membuatnya mengerti akan satu sama lain.

"jadi karena ini,segitu cintanya ya lo sama dia sampe rela nyakitin diri sendiri.Gi,gue tahu lo sangat mencintai Freya tapi nggak gini caranya,kalo kaya gini sama aja lo nyakitin diri sendiri dan itu-

belum selesai Ines berbicara tapi Irgi malah menyelanya terlebih dahulu membuat Ines mengehela napas pendeknya

"lo nggak tahu apa apa?jadi nggak usah ikut campur urusan gue"sahut Irgi ketus sedangkan Ines hanya tersenyum masam mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Irgi.

"gue emang nggak ngerti apa apa,tapi kalo gue nggak boleh ikut campur urusan lo itu salah besar,lo lupa gue ini sepupu lo.gue harus tahu semua apa yang lo lakuin karena gue nggak mau saudara gue satu satunya tersesat cuma karena cinta,gue mohon sama lo gi.berhenti buat nyakitin diri lo sendiri kaya gini,gue sedih lihatnya"ujar Ines lagi seraya menahan air matanya supaya tak jatuh karena jujur ia sakit jika harus melihat sepupunya seperti ini.

"terserah"sahut Irgi singkat seraya berdiri dari tempat itu dan pergi begitu saja dari hadapan Ines tanpa mengatakan apapun lagi ia pergi dengan baju yang basah kuyup menuju parkiran di pemakamnan itu dan hingga saat ini hujan tak kunjung berhenti membuat Irgi harus pergi dengan menerobos hujan sepanjang jalan menggunakan sepeda motornya.