Irgi pergi meninggalkan Ines sendirian ditempat itu ia pergi menggunakan motor kesayangannya seraya menerobos hujan yang tak henti hentinya meneteskan buliran buliran bening dari langit ke bumi dan ia pergi dengan perasaan yang berkecamuk didalam hatinya ada rasa benci,kecewa,marah,sedih semua itu bercampur aduk menjadi satu ditambah lagi mood nya yang sekin hari semakin tak karuan dan pertemuan antara dirinya dengan ines tadi membuat moodnya semakin turun.
sedangkan itu ditempat lain tepatnya diRumah sakit xxxx Agung,Windan dan Nanda masih setia untuk menunggu Ega hingga sadarkan diri dan Fikri hingga saat ini belum kembali dan mereka pun tak ada niatan untuk mencarinya karena mereka pun tak tahu kemana harus mencari Fikri secara rumah sakit ini sangat luas sehingga membuat mereka yang ingin mencari keberadaan Fikri sulit selain itu mereka juga harus menjaga Ega supaya tak ada yang berniat ingin mencelakainya sampai kakak dari Ega itu sampai.dan mereka tanpa sengaja mendengar sayup sayup suara dari arah yang tak jauh dari mereka yaitu ruangan dimana dokter beristirahat dan semacamnya.
tentu saja suara itu membuat mereka bertiga mengeryitkan dahinya karena mereka pun tak asing dengan bias suara itu tanpa pikir panjang mereka pun mencari tahu suara siapa itu.
"heh denger kagak lu ada suara orang treak"ujar Agung seraya menyilangkan tangannya didepan dada
"hooh tapi suaranya kok kaya kagak asing ya"sahut Windan seraya menganggukan kepalanya sedangkan nanda ia tak ada minat untyk nimbrung ditengah tengah percakapan antara para makhluk astral ini karena pasti ujung ujungnya tak beres.dan ia pun memutuskan untuk diam saja.
"gimana kalo kita cari aja,kepo nih gua"ujar Agung lagi
"heh lu tuh cewe ato cowo sih kepoan amat jadi orang,kaya gua dong nggak kepoan eh btw boleh ugha nyari tahu suara siapa itu,hehe"sahut windan seraya nyengir kuda namun karena cengiran itu windan malah mendapatkan pukulan dari Agung
plakk
"sama aja bambank,dasar dugong lo"cibir Agung seraya memutar bola mata malasnya.
"ahk sakit jirrr,syalan lo main gaplok pala aing aja ntar kalo copot gimana lo mau ganti pala gua hah?"ujar windan tak terima karena di perlakukan seperti itu oleh Agung.
"ogah bener pala gua buat ganti pala lo ntar yang ada pala gua sama somplaknya kek punya lo"sahut Agung sekenanya sedangkan Nanda ia semakin muak mendengar celotehan celotehan yang menurutnya tak ada manfaatnya sama sekali.
"seterah,heh es batu lu mau ikut kagak?"tanya windan dan tentu saja orang yang dimaksud es batu adalah Nanda dan kalimat yang dilontarkan oleh Nanda mampu membuat mereka berdua mendelik sebal.
"ogah bener gua ikut ama makhluk astral kek kalian kagak ada faedahnya jirr"sahut Nanda dingin.
"lu mah kalo ngomong suka kagak disaring,sakit tahu hati gua"ujar Agung memelas dan tentu saja Nanda yang mendengarkan itu merasa jijik.
"udah ah jijik tau jirr,sana pada pergi biar gue yang jagain si Ega"ujarnya nanda
"yaudah deh makasih ya akang ganteng,kita pergi dulu I love you"kali ini Windan yang bicara jika mereka telat satu detik saja untuk pergi dari sana pasti mereka akan kena pukulan super wow dari nanda secara ia kan setiap hari latihan tinju dirumahnya.
dan kepergian dari Agung dan Windan membuat hidupnya adem itu pikirnya walaupun ia sempat dibikin darah tinggi oleh kedua makhluk astral itu tapi seteleh kepergian mereka akhirnya nanda bisa bernapas lega dan ia pun berelenggang masuk ke dalam ruangan Ega sebab ia sudah mendapatkan izin oleh perawat yang ada disana kala itu.