Chereads / story that won't end / Chapter 9 - Neverendingstory part 0.9

Chapter 9 - Neverendingstory part 0.9

mengapa irgi bisa ada disekolah sedangkan ia tadi sedang bersama dokter Tina?ya,ia tadi memang bersama dokter Tina namun setelah dokter memberitahukan akan kondisi Ega saat ini kepada pria itu ia tak langsung menemui bu Rose terlebih dahulu melainkan pergi begitu saja dari Rumah sakit tersebut,pria itu pergi dengan tujuan untuk menemui Silfi dan membicarakan tentang ini padanya supaya ia tak perlu bertindak lebih jauh lagi untuk melakukan hal hal yang diluar nalar manusia namun usahanya tak membuahkan hasil melainkan membuat keduanya berde8ubat disana sehingga menjadi tontonan bagi yang berada disana waktu itu.

setelah kepergian Silfi dari sana kini hanya tinggal Irgi,Dikta dan Dita beserta siswa siswi lain yang sedang melakukan aktifitas disana hingga tak berselang lama Irgi pun pergi meninggalkan tempat itu juga dengan tujuan untuk kembali ke Rumah sakit xxxx untuk menemui Ega yang masih tertidur lelap karena efek samping dari obat penenang.

tapi baru saja Irgi sampai ditempat parkir sekolah ia berpikir untuk mengurungkan niatnya yang akan bertemu dengan Ega karena ia baru mengingat sesuatu dan entah kenapa ingatan itu terlintas dipikirannya begitu saja,ingatan itu tentang gadis cantik nan ceria yang selalu mengisi hari harinya yang kelabu hingga ia pun menyadari bahwa ia mencintai gadis itu namun nyatanya gadis itu tak mencintainya gadis itu hanya menganggapnya sebagai seorang teman sebab gadis itu pernah bercerita padanya ia mencintai dan menyayangi seorang pria yang menurutnya sangat lucu tapi bagi Irgi itu adalah berita yang membuat hatinya terluka namun sebisa mungkin ia tak menunjukan ekdpresi itu hingga suatu hari Irgi tak sengaja menemukan sebuah buku diary milik Freya dan disana ada banyak sekali foto dan nama Fikri disana dan saat itulah Irgi tahu bahwa laki laki yang Feya cintai adalah sahabatnya sendiri tapi itu dulu dan sekarang semuanya telah berubah entah mengapa semuanya benar benar berubah ketika tragedi 2 tahun lalu yang terjadi membuat semuanya seperti orang asing dan diselimuti awan hitam yaitu dendam yang besar dihati masing masing termasuk Irgi.

ia memiliki dendam yang amat besar terhadap Ega dan Fikri.ia menyalahkan Fikri dan Ega atas kematian Freya karena menurutnya jika bukan karena mereka pasti Freya masih hidup dan ia pun masih bisa melihat senyum manis dan tawa yang menurutnya indah yang ada pada gadis itu.

"ngapain gue harus susah kerumah sakit lagi,toh kalo pun dia sekarat juga bukan gue ini yang rugi,huft"ujar irgi pelan supaya tak ada yang mendengarnya jika dia berbicara seperti ini.

"mendingan gue cabut nyari angin,daripada gue kerumah sakit lagi buang buang tenaga ama bensin"

"Fey,kamu jangan marah sama aku kalo aku bertindak kaya gini,aku kaya gini juga karena aku mau balas semua dendam kamu ke mereka yang udah bikin kamu mati dan kalo semuanya udah selesai aku yakin kita akan bahagia dialam sana jadi tunggu aku fey"ujar irgi lirih sendu seraya melihat ke bawah karena ia akan menangis jika ia tengah membicarakan tentang sosok Freya.

karena baginya Freya adalah segalanya dia adalah wanita yang sangat ia cintai dan wanita yang sangat ia sayangi setelah ibunya sebab karena kehadiran gadis cantik itu kehidupannya yang kelabu perlahan berubah namun kehidupan yang membuatnya bahagia seketika hancur karena tragedi itu.

sama seperti Silfi dan Fikri,Irgi pun pernah mengalami depresi berat namun bedanya Irgi tak sampai mencoba untuk bunuh diri sedangkan Fikri ia sangat tertekan dan terpukul setelah mengetahui semua rahasia Freya yang ia sembunyikan darinya termasuk tentang perasaan yang gadis itu tutupi darinya dan tentu saja itu membuatnya semakin tertekan dan merasa sangat bersalah hingga membuatnya hampir mati untuk beberapa kali tapi untungnya aksi percobaan bunuh diri yang dilakukan Fikri diketahui oleh para pembantu atau Asisten rumah tangga yang berada dirumahnya kala itu.

dan untuk beberapa waktu Fikri benar benar diam tak banyak bicara seperti biasanya bahkan ia pun jarang makan karena ia selalu mengurung dirinya didalam kamar dan selalu menangis seorang diri tanpa diketahui orang lain.

beralih ke Irgi kini ia tengah larut dalam pikirannya saat tragedi itu terjadi tanpa terduga,ia pun tak menyangka bahwa kecelakaan itu akan menimpa mereka dan membuat semuanya menjadi kacau seperti bumi yang terbelah menjadi dua semuanya terasa asing bagaikan mereka yang hidup dinegara yang berbeda.

larut akan pikiran itu Irgi pun memutuskan untuk memutuskan menyudahinya dan berpikir untuk pergi kepemakaman dimana Freya dimakamkan sebab ada banyak sekali yang ingin Irgi sampaikan dan bercerita padanya apa saja yang terjadi akhir akhir ini,pria itu benar benar merindukan gadisnya yang selalu berada disampingnya sampai mau mati rasanya karena terlalu memendam kerinduan itu seorang diri tanpa ada seseorang yang peduli akan perasaannya disini ia seperti seseorang yang paling terluka akan tragedi itu.sebab ia kehilangan pelitanya disaat ia merasa kehidupannya mulai terang namun seketika pelita itu redup karena seseorang yang menjadi pelitanya sudah tak menghembuskan nafasnya lagi didunia ini.

perlahan Irgi pun menghela nafas lelahnya,ia benar benar lelah akan semua ini tapi apa boleh buat ia harus menuntaskan semua rencananya untuk balas dendam ke mereka berdua,sebab menurutnya mereka adalah alasan dari kepergian dari Freya tapi sebenarnya kematian adalah sebuah takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan kita tak bisa menyalahkan orang lain atas kematian seseorang yang kita sayangi itu sama saja kita menyalahkan akan takdir kematian itu sendiri.

"huft,kapan gue bisa bahagia lagi?"tanyanya pada diri sendiri dan Irgi pun hanya tertawa miris karena mengingat akan kehidupannya yang menurutnya tak menarik sama sekali.

setelah mengatakan seperti itu Irgi pun pergi meninggalkan perkarangan Rumah sakit dengan menggunakan motor kesayangannya yang dibelikan oleh ayah tirinya,ya ibu Irgi menikah dengan ayah dari Fikri membuatnya harus setiap hari melihat wajah itu namun mereka hanya seperti orang asing saat bertemu dirumah dan melakukan aktifitas masing masing.

sedangkan ditempat lain tepatnya di Rumah sakit xxxx Ega masih belum sadarkan diri dan Fikri dan kawan kawan pun masih setia untuk menunggu Ega tersadar karena efek samping dari obat penenang.tiba tiba saja bu Rose beranjak dari tempat duduknya dan berpamitan kepada muridnya bahwa ia akan kembali kesekolahan untuk memberikan tugas dikelas XII-1 sebab bu Rose sendiri merupakan guru matematika yang mengajar kelas XI dan XII yang termasuk kelas teratas diantara kelas yang lain.

kriiiiiiiett (itu merupakan suara kursi yang di tempati oleh bu Rose sebab bu Rose beranjak dari kursi itu dan mengakibatkan suara itu tercipta)

hingga beberapa obsidian mata mengarah pada guru cantik yang kini berdiri menghadap ke muridnya.

"kalau begitu ibu pamit duluan ya,ibu masih ada tugas disekolahan dan sepertinya Ega pun sudah ditangani oleh dokter,jadi lebih baik ibu pamit"ujar bu Rose sopan sembari tersenyum penuh keteguhan dan menurut Fikri senyuman itu sama seperti mendiang sang ibunda dan itu membuatnya membalas senyuman itu.

"yaudah bu nggak apa apa,biar saya dan teman teman saya yang menunggu Ega sampai siuman"ujar nanda sopan dan di iringi oleh anggukan dari Agung dan Windan sedangkan Fikri ia masih mengintip dipintu transparant kearah gadis itu yang berbaring lemah dengan peralatan rumah sakit yang menempel ditubuhnya.hatinya serasa disayat karena melihat pemandangan ini untuk yang entak keberapa kali ia melihatnya,ia benar benar benci dengan apa yang berhubungan dengan Rumah sakit.

"yasudah kalo gitu ibu pamit dulu ya,permisi"ujar bu Rose lagi.

"iya hati hati dijalan bu"ujar Agung dan Windan serempak sedangkan bu Rose hanya tersenyum untuk membalas perkataan itu dan pergi meninggalkan rumah sakit beralih pergi kesekolahan untuk mengurus beberapa yang harus diurus disana.

kini hanya tinggal Fikri dan kawan kawannya yang menunggu Ega siuman sedangkan kakak dari Ega dia akan datang setelah semua mata pelajaran dikuliahannya untuk hari ini selesai.

namun hingga saat ini mereka tak mengetahui bagaimana kondisi Ega dan dokter pun hanya memberitahunya bahwa Ega baik baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan tapi tetap saja ia khawatir jika tak mengetahui secara pasti hingga akhirnya ia pun pergi tanpa memberi tahu kawan kawannya Fikri hanya berbicara dia akan pergi namun tak memeri tahu mereka kemana ia akan pergi.

"gue cabut dulu ya"ujar Fikri dan hanya diangguki oleh mereka sebab mereka tak ingin tahu kemana Fikri ingin pergi sebab mereka tahu bahwa Fikri perlu waktu sendiri lagi pula Fikri bukan tipe orang yang suka mencari keributan dan melakukan hal yang aneh aneh jika sedang seperti ini kecuali saat tragedi 2 tahun lalu ia benar benar depresi berat hingga melakukan aksi bunuh diri beberapa kali.