Chereads / story that won't end / Chapter 7 - Neverendingstory part 0.7

Chapter 7 - Neverendingstory part 0.7

sementara mereka masih asik tertawa seperti orang gila nanda pun meninggalkan mereka berdua karena jika berlama lama berada didekat mereka takutnya ia jadi ikutan tidak waras dan memutuskan untuk menyusul fikri dan irgi kerumah sakit karena katanya ega dibawa kerumah sakit yang tak jauh dari lingkungan sekolah tapi tetap saja jika kita kerumah sakit dengan berjalan kaki tentu saja itu akan memerlukan waktu yang lama berbeda dengan menggunakan kendaraan.

tapi sebelum ia menyusul kerumah sakit nanda berinisiatif untuk mengambil tasnya juga karena ia malas jika harus balik lagi kesekolah jika sudah berada diluar lingkungan sekolah sedangkan dua orang yang lain teriak teriak tidak jelas ketika mereka mengetahui bahwa nanda tak ada disamping mereka hingga terjadilah aksi meneriaki yang ditujukan pada nanda.

"WOI NANDA!!DASAR TEMEN NGGAK TAU DIRI LO!!!MASA KEMBARANNYA TAEHYUNG SUNBAE DITINGGAL DITEMPAT BEGINIAN SIH,AH BENER BENER LO MAH!!SLEKETEP"ujar agung seraya meneriaki nanda dari sana dan berlari mengejar nanda yang hanya terlihat punggungnya saja begitu juga dengan windan merasa ditinggal oleh kedua sahabatnya windan pun berlari sembari meneriaki keduanya jadi posisi mereka tuh jadi kaya drama di film film gitu.sebab kini mereka tengah berada ditempat belakang sekolah yang sepi.

"WOI AH ELAH,NGAPA GUE DITINGGALIN JUGA BUSET!!!KALIAN TEGA BENER NINGGALIN ABANG TAMPAN SENDIRIAN DISINI"sahut windan seraya teriak juga dan berlari menyusul agung yang berlari lebih dulu dibandingkan dirinya dan aksi itu tentu saja membuat orang yang melihatnya tertawa akan tingkah konyol yang tengah mereka lakukan,sedangkan nanda ia sudah sampai lebih dulu ke dalam kelasnya yaitu kelas yang sama dengan fikri dan ega di kelas XI-2 hanya saja tempat duduk mereka berjauhan karena mereka duduk sesuai urutan absen.

nanda berjalan menghampiri ketempat ia duduk untuk mengambil tasnya sebelum ia mengambil tasnya.nanda membenahi buku buku yang tergeletak diatas meja untuk dibawa kembali kerumahnya gini gini nanda juga termasuk siswa yang cerdas lo.sebenarnya fikri juga sama cerdasnya hanya saja ia sedang malas untyk belajar akhir akhir ini lebih tepatnya sejak dua tahun belakangan ini ia tak ada semangat untuk belajar dan selainnya kerjaannya hanya main game,nongkrong,rebahan dan lain lain yang tak ada faedahnya sama sekali apalagi masalahnya ditambah semenjak ayahnya menikah lagi setelah ibu kandungnya meninggal karena depresi berat.hingga perubahan sifat yang drastis seperti itu membuat kedua orang tuanya khawatir akan kondisi anak itu.

walaupun Siren hanya ibu tiri bagi fikri tapi dia sangat baik dan peduli akan kondisi anak itu namun entah mengapa semakin ia melihat ibunya yang menurutnya sok peduli padanya malah akan menambah kesan jengkel dihatinya dan ia merasa muak jika harus melihat wajah itu bukan karena ia membenci ibu tirinya hanya saja ia merasa sekarang sedang berada ditahap yang membuat hatinya gelisah tak karuan dan dia pun belum ingin menganggap Siren sebagai ibu barunya atau ibu tirinya yang menggantikan posisi sang ibunda dihatinya sampai saat ini.

sementara itu diwaktu yang sama namun ditempat yang berbeda tepatnya di Rumah sakit XX tempat dimana ega dirawat disana,kini ega tengah tidur pulas setelah menangis seraya menjerit jerit tak karuan sesudah diberi obat penenang dengan dosis sedang mengingat ega selalu mengkonsumsinya akhir akhir ini jika ia mengalami hal seperti ini atau bisa juga karena shock tiba tiba.

ega pun dirawat oleh dokter yang biasa menanganinya yaitu dokter Tina,ia dokter yang sangat baik,ceria dan ramah sehingga membuat ega tak takut jika disuruh untuk periksa rutin setiap jadwal yang dokter berikan pada ega,ya walaupun gadis itu selalu bertanya jika selalu disuruh untuk checkup ke rumah sakit seperti,"mah emangnya aku sakit apa?emang separah itu ya sampe aku harus checkup tiap hari?"ya sekiranya seperti itu pertanyaan yang selalu dilontarkan gadis itu dan jawaban dari mereka atas pertanyaan tersebut selalu sama yakni,"kamu nggak punya penyakit yang parah kok sayang,cuma mamah mau kamu tuh tumbuh sehat makanya kita setiap hari harus pergi checkup kedokter"seperti itu jawaban dari mamah jung atau mamah lena seorang wanita tangguh yang melahirkan dua bersodara jung tersebut Jung rafi dan Jung ega.dan Ega pun hanya bisa mengangguk pelan karena jawaban dari mamahnya masih kurang meyakinkan baginya.

ketika Ega masih tertidur karena efek samping pada obat penenang yang diberikan oleh dokter,irgi dan bu rose masih setia untuk menunggu ega hingga tersadar dan tadi dokter sempat menanyakan dimana orang tua atau saudara kandung dari ega untuk memberi tahu kondisi ega saat ini seperti apa namun karena orang tua Ega sedang tidak bisa dihubungi jadilah irgi yang pergi bersama dokter untuk diberitahu kondisi ega saat ini karena hanya irgi yang dokter tina tahu sebab pasca kecelakaan yang dialami oleh ega dua tahun yang lalu pria itu ada disana sembari menangis karena mendengar berita yang tak terduga seperti ini.

sementara irgi bersama dokter Tina kini bu rose tengah menunggu ega didepan ruangan dimana ega dirawat hingga tak berselang waktu lama fikri pun datang bersama teman temannya hanya saja mereka datang dengan perbedaan waktu beberapa menit saja dan bertemu ditempat parkir Rumah sakit XX sehingga mereka masuk secara bersama dan bertemu dengan bu rose didepan ruangan dimana ega dirawat.

mereka pun mendekat kearah bu rose dengan langkah yang tergesa gesa dan hampir menubruk seseorang yang sama sama berjalan dengan langkah tergesa gesa seseorang itu mengenakan hoodie abu abu.

seketika fikri pun tiba tiba berhenti melangkah dan membalikan badanya dengan refleks karena ia tak sengaja melihat sosok yang mirip seperti mendiang freya disini,ia pun dengan sigap mencari dimana keberadaan gadis itu dengan cara menengok kesa kemari untuk mencarinya tapi sangat susah karena ada banyak sekali pasien yang lalu lalang dihadapannya.hingga gumaman dari fikri membuat windan berhenti juga dan dengan refleks menengok kearah belakang sembari menanyakan suatu hal sedangkan Nanda dan Agung mereka sudah tiba didepan ruangan ega dirawat bersama dengan bu Rose sementara irgi masih bersama dokter Tina.

"ah,mungkin cuma perasaan gua aja"gumam fikri lirih hampir tak terdengar siapapun namun siapa sangka Windan mala mendengarnya dan itu tentu saja membuat Fikri gugup.

"ngapa der,tetiba berenti disini ada apaan dah?"ujar Windan sembari menengok kearah belakang seraya menengok kesana kemari mencari sosok yang dilihat oleh Fikri namun dia tak bisa melihatnya karena banyak sekali pasien pasien yang lalu lalang dihadapannya dan lagi ia tidak tahu apa yang sedang Fikri cari tentu saja ia tidak dapat melihatnya.

"hah?kagak itu apa ya eum anu gue-

belum sempat Fikri menyelesaikan kalimatnya Windan sudah menyelanya lebih dulu karena ia bingung dengan jawaban dari fikri atas pertanyaannya.

"anu apaan dah?lu kalo ngomong yang bener napa,pingin boker ya lu?"tuduh Windan sok tau pada Fikri namun sialnya dia yang kena pukul oleh Fikri karena berbicara yang tidak tidak.

"sembarangan lu kalo ngomong,gue plester nih lama lama mulut lo,kalo ngomong asal japlak aja buset.heran gua"sahut Fikri sewot sembari memukul pundak Windan membuat sang empunya mengaduh kesakitan padahal Fikri tak benar benar memukul pundak itu hanya mendorongnya saja membuat Fikri memutar bola mata malasnya dan meninggalkan windan seorang diri disana.

"ahk!!!sakit jir lu mah main gaplok gaplok ae ntar pundaknya abang tampan sakit,nah kalo sakit ntar gue kagak bisa rebahan,nah kalo kagak bisa rebahan ntar emak gue yang repot terus kalo emak gue repot ntar ujung ujungnya gue yang disalahin,lu kagak kasihan ama gue"sahut Windan panjang lebar namun Fikri hanya membalasnya dengan kalimat yang sangat singkat.

"serah lu aja"ujar Fikri seraya pergi meninggalkan windan seorang diri disana dan sang empunya pun sangat kesal akan kelakuan Fikri.

jika dipikir pikir Fikri dan Fanda sifatnya sebela duabelas benar benar mirip cuek,dingin,kaku dan irit sekali ngomong dengan mereka.hingga terkadang membuat dua temannya alias Windan dan Agung hanya bercelotah berdua saja dan tertawa tidak jelas karena kedua temannya yang lain benar benar tak asik jika diajak untuk bercanda ria.