semua orang telah pergi meninggalkan ega seorang diri yang terduduk lemah dilantai yang basah karena terkena air yang membasahi tubuh ega dan kondisinya benar benar kacau saat ini sedangkan bel pertanda pergantian pelajaran pun telah berbunyi satu menit yang lalu namun ega tak kunjung berdiri bagaimana mau berdiri untuk meluruskan kakinya saja sudah terasa sakit apalagi jika harus berdiri.yang bisa ia lakukan hanya bisa meratapi nasibnya dan menangis diperlakukan seperti ini oleh seluruh penghuni sekolahan ini dan tak menyangka bahwa mereka melakukan aksi bullying padanya.
"mah hiks hiks ega hiks kesakitan"gumamnya dengan suara paraunya seraya terisak lirih siapapun yang mendengarnya pasti akan merasakan betapa semenyakitkan dan semenyedihkan apa ega saat ini.
tanpa ega sadari ternyata ada seseorang yang menghampirinya dengan tergesa gesa jika di lihat dari raut wajahnya ia begitu khawatir melihat kondisi ega saat ini yang berantakan seperti ini apalagi dengan baju yang sudah basah kuyup dan rambut yang berantakan hingga menutupi seluruh wajahnya.bisa ia yakini bahwa gadis cantik itu tengah menangis atas kejadian itu dan pada akhirnya pria itu pun menghampiri ega dengan berlari dari lantai 2 yaitu kelas IX-4 kelantai satu dimana ega berada dengan terduduk lemah dilantai yang basah dan tentu saja dingin.sedangkan tempat itu sendiri sangat jauh dari ruang kesiswaan atau bisa disebut juga dengan ruang BK dan jangkauan CCTV sehingga membuat guru tak ada yang mengetahui jika salah satu muridnya dibully dan diperlakukan tak pantas atau bahkan hingga berujung kematian.
setelah sampai menghampiri ega ia pun langsung menubruk tubuh kurus nan ringkih gadis berparas cantik itu entah apa yang akan ia lakukan pada gadis itu yang jelas saat ini pria itu tengah memeluknya dari samping,membuat ega yang tadinya menunduk seketika mengangkat kepalanya hingga isakan tangis pun mereda tergantikan oleh mata yang terbelalak karena terkejut saat melihat siapa yang tengah memeluknya saat ini.Ega bingung harus bersikap apa untuk saat ini.
"I-Irgi"lirih Ega dengan mata sembabnya dan ujung hidung yang memerah khas orang sehabis menangis dan itu memberi kesan imut diwajahnya hingga irgi pun tak kuasa untuk tak tertawa namun ia pun mengurungkan niatnya untuk tertawa karena gadis itu tengah menangis merasakan sakit disekujur badannya serta hatinya.
"kenapa lo bisa kaya gini,hm?"tanya irgi dengan suara yang berat nan lembut dan itu membuat ega sedikit lebih tenang karena mendengar suaranya yang menyejukan menurutnya dan seketika isakan ega pun berhenti karena jarak pria itu sangat dekat dengannya untuk saat ini sedangkan tangan pria itu tengah menangkup kedua pipi yang basah dengan wajah yang memucat karena kedinginan,irgi sangat khawatir ketika ia mendengar berita dari siswa lain bahwa ada seorang murid baru yang tengah dibully oleh silfi dan kawan kawan hinggs pikirannya pun langsung tertuju pada gadis cantik yang berkenalan dengannya ditaman belakang sekolah tadi.ternyata ia datang terlambat untuk menolong gadis itu tapi setidaknya ia datang untuk menolongnya walaupun terlambat.
entah apa sebabnya yang membuatnya begitu khawatir pada gadis dihadapannya kini karena sebelumnya ia pun tak pernah merasakan sekhawatir ini pada siswi lain yang tengah dibully silfi dan kawan kawan.sedangkan ega ia mematung ditempat berusaha untuk mencerna apa yang terjadi,kenapa irgi memeluknya seperti itu dan terlihat begitu khawatir padanya?ia bingung apakah ia harus senang atau tidak karena masih ada yang peduli terhadapnya dan ia pun tak tahu mengapa irgi begitu khawatir padanya padahal mereka baru saja berkenalan tadi ketika tak sengaja bertemu ditaman belakang sekolah.
sadar akan keterdiaman sang gadis dihadapannya irgi pun dengan spontan menjauhkan tangannya dari wajah sang gadis dan ia pun menghela nafas pendek karena akan tatapan yang diberikan ega padanya dan itu membuat seketika pasokan oksigen disekitarnya menjadi sangat tipis dan seketika suasana menjadi sangat canggung bagi keduanya hingga pada akhirnya irgi pun membuka suaranya untuk menjelaskan sesuatu.
"sorry"cicit irgi membuat ega tersentak kaget akan kalimat yang baru saja dilontarkan pria dihadapannya serta mengerutkan dahinya tanda tak mengerti atas perilaku irgi padanya.dan posisi mereka saat ini masih sama dengan sebelumnya dengan ega yang duduk dilantai penuh air sedangkan irgi ia berjongkok dihadapan gadis itu dengan jarak yang cukup dekat.
"buat?"gumam ega pelan namun masih bisa terdengar oleh irgi yang posisinya sedang berjongkok dihadapannya.
"Yaaaaa,buat yang tadi"sahut irgi sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal menggunakan telunjuknya sedangkan ega,ia semakin tak mengerti apa yang akan dibicarakan oleh irgi padanya.
"kamu ngomong apasih?aku nggak ngerti"tanya ega pada irgi sedangkan irgi pun hanya bisa menghela nafas pendeknya tak menyangka betapa polosnya gadis yang berada dihadapannya saat ini dan itu membuat kesan yang cukup imut dan manis bagi irgi.
"gue minta maaf soal yang tadi,karena tiba tiba meluk lo sembarangan,gue refleks tadi"jelas irgi dengan suara yang memelan diakhir dan ega hanya tersenyum tipis tapi sangat manis membuat irgi seketika menjadi salting diberi semyumnan oleh ega,ia tak tahu bahwa ega akan tersenyum sangat manis padanya.
"kok cuma senyum sih,dimaafin nggak nih?"tanya irgi pada ega dan itu membuat ega seketika mengangguk seraya tertawa pelan karena tingkah yang dilakukan irgi padanya setidaknya ia tak begitu merasa sakit dihatinya untuk saat ini.
"iya aku maafin"sahut ega masih dengan senyuman yang mengembang dan tentu saja itu memberi efek yang tak bagus bagi jantung irgi jika kebanyakan disenyumin oleh gadis itu bisa bisa ia overdosis karenanya.
"eumh,ega"panggil irgi pada gadis itu sedangkan ega hanya menyahutinya dengan dehaman dan menatap kearah wajah irgi.
"saran gue sih,jangan kebanyakan senyum deh"ujar irgi lagi yang tak dimengerti ega buktinya ia mengerutkan dahinya
"lho kenapa?kan senyum itu ibadah kok nggak boleh"ujar ega polos seraya mengerutkan dahinya
"ya iya sih,tapi kalo lo senyumnya ke gue mulu bisa bisa gue overdosis"sahut irgi lagi dan ega semakin tak mengerti hingga memiringkan kepalanya
"lho kok gitu,emangnya senyuman aku racun bisa bikin kamu overdosis" ujar ega lagi seraya memiringkan kepalanya menghadap ke irgi dan irgi sudah tak tahan dengan sikap polos yang ditunjukan gadis ini ingin rasanya ia membawa pulang gadis itu untuk ia nikahi,yaampun apasih yang ia pikirkan cepat cepat ia mengenyahkan pikiran yang menjijikan itu dari otaknya.
"nggak gitu,masalahnya kalo lo terus terusan senyum ke gue,ntar yang ada gue khilaf,ega"cicit irgi dan itu membuat ega seketika menyenggol lengannya sembari tertawa pelan
"apasih kamu tuh nggak lucu tau gak"sahut ega gemas melihat sikap yang ditunjukan irgi padanya.
"emang siapa yang lagi ngelucu,hm"ujar irgi gemas pula sampai sampai mencubit ujung hidung ega yang mancung dan sang empunya mengaduh kesakitan sedangkan pria dihadapannya hanya nyengir kuda seperti tak ada rasa bersalah sama sekali.
***
hingga tanpa meraka berdua sadari ternyata sejak tadi ada yang mengawasi semua pergerakan yang mereka berdua lakukan sedangkan orang yang tengah mengawasi mereka tersenyum kearah mereka bahkan senyuman itu malah seperti seringaian yang tertuju pada mereka berdua.
"sialan"ujar seseorang yang tengah mengawasi mereka seraya memukul pohon dihadapannya dan aksi itu tentu saja membuat ega dan irgi refleks mencari dimana sumber suara itu berada dan sebelum mereka menemukan keberadaannya ia pun pergi meninggalkan tempat itu dengan langkah yang berdentum dentum karena kesal.
"eum,irgi/ega"mereka berbicara secara bersamaan membuat suasana seketika menjadi canggung lagi
"lo dulu deh"ujar irgi mengintrupsi agar ega berbicara lebih dulu.
"kamu aja duluan,siapa tahu kamu mau ngomong yang penting"sahut ega tak mau kalah dan irgi pun menurut untuk berbicara lebih dulu karena ia taku mau memperpanjang pembicaraan random ini
"eum,lho denger suara nggak tadi?"tanya irgi seketika dan itu membuat ega tertawa pelan karena ternyata pria dihadapannya menanyakan hal yang sama seperti apa yang akan dia tanyakan sedangkan pria itu mengerutkan dahinya tanda tak mengerti karena ega tiba tiba tertawa menurutnya pertanyaannya tak ada yang lucu sama sekali.
"kenapa ketawa?perasaan gak ada yang lucu"tanya irgi lagi dan seketika ega pun terdiam sesaat sebelum ia tertawa lagi dan itu membuat irgi gemas dan berakhir dengan pipi ega yang menjadi korban cubitan irgi sang empunya mengaduh kesakitan namun tak digubrisi oleh irgi malah ia menyeretnya kekamar mandi untuk mengganti bajunya yang basah dengan baju yang kering supaya badan ega sedikit menghangat dan sepertinya mereka akan membolos hingga pelajaran selesai.
"aduh,sakit"gumam ega seraya menyentuh kedua pipinya yang dicubit oleh irgi dan sang empunya malah seperti tak merasa bersalah padanya malah ia menyeret gadis itu ke kamar mandi.
"eh eh eh,kamu mau bawa aku kemana?"ujar ega namun dijawab lelucon oleh irgi membuat ega seketika mendengus geli akan kalimat yang dilontarkan pria didepannya.
"ke KUA,gue mau nikahin lo hari ini"sahut irgi seraya tertawa pelan membuat ega mendengus geli mendengarnya sembari menoyor kepala irgi dan entah kenapa ega merasa nyaman berada didekat pria ini walaupun mereka baru bertemu berbeda dengan fikri ia merasa sebal jika lama lama berada didekatnya.
"ye nyebelin"sahut ega lagi dan itu membuat irgi terkekeh pelan
"iya nggak lah masa iya gue mau bawa lo ke KUA, yang bener aja,gue mau bawa lo ke kamar mandi biar lo ganti baju.emangnya lo gak kedinginan apa?pake baju basah gitu untuk seragam lo gak nerawang-
belum sempat irgi melanjutkan kalimatnya ega sudah menyelanya lebih dulu.untung saja mereka berdua sudah sampai ditoilet wanita jika tidak bisa bisa ega malu
"ih mesum,nyebelin banget sih"ujar ega ketus pada irgi sedangkan sang empunya hanya terkekeh pelan membuat ega mendengus kecil dan berlalu begitu saja dari hadapan irgi tanpa mengatakan apapun.
dan ega pun langsung masuk kesalah satu bilik toilet untuk mengganti pakaiannya dengan seragam olahraga karena hanya itu yang ada dilockernya karena sebelum ia pergi ketoilet irgi membanya kelocernya terlebih dahulu untuk mengambil seragam yang lain.
setelah lama berganti baju ega pun keluar dari bilik itu dan betapa terkejutnya ia masih melihat pria itu didepan alias menunggunya,ia pikir pria itu akan pergi meninggalkannya karena sudah mengantarnya ketoilet tanpa harus ia tunggui.
"lho kok masih disini?"tanya dari ega mampu membuat irgi menolehkan pandangannya ke objek cantik dihadapannya.
"iya kan gue nungguin lo,takutnya lo dibully lagi kan berabe ntar"sahut irgi membuat ega seketika menundukan kepalanya dan memandang lantai itu dengan sendu dan itu membuat irgi merasa bersalah atas ucapannya barusan
"eh maksud gue nggak gitu,gue-
belum selesai irgi melanjutkan kalimatnya lagi lagi ega sudah menyelana terlebih dulu membuat irgi seketika mematung ditempat.
"nggak apa apa kok,yaudah yuk kekelas takut kita kelamaan"sela ega sembari tersenyum sipul bukannya membalas senyuman itu ia malah mengambil alih tangan gadis itu untuk menggandengnya dan membawa gadis itu entah kemana dan sepeetinya bukan kearah kekelasnya karena jalan yang mereka tempuh berbeda dari jalan sebelumnya.
"lho kita mau kemana?"tanya ega lagi namun kali ini ega hanya dapat senyuman dari pria dihadapannya tentu saja itu efek yang tidak vagus bagi kesehatan jantungnya rasanya sangat aneh dia pun tak mengerti mengapa jadi seperti ini.
mereka berdua melangkah semakin jauh dari area ruang kelas masing masing dan ega semakin tak mengerti dengan sikap irgi yang pria itu berikan padanya,buktinya ega tengah mengerutkan dahinya seolah tengah berpikir sesuatu dan kemana mereka akan pergu sedangkan sang empunya hanya diam tak ingin memberi tahu gadis itu,hingga akhirnya ega sedikut kewalahan untuk mengimbangi langkah kaki irgi yang panjang dan lebar itu.
"irgi pelan pelan jalannya,aku cape"protes ega pada irgi dan pria itu menolehkan pandangannya pada gadis disebelahnya dan ternyata benar gadis kewalahan untuk mengimbangi langkah kakinya pada akhirnya irgi pun memelankan langkah kakinya sembari tersenyum tanpa diketahui oleh ega.
setelah lama berkeliling dijalanan akhirnya mereka sampai dirooftop sekolah dan ega baru menyadari bahwa irgi akan membawanya ketempat ini tetntu saja ega akan protes padanya karena membawanya kesini tanpa sepengetahuannya.namun seketika ia urungkan niatnya untuk protes pada pria itu jika dipikir pikir enak juga jika bisa membolos jam pelajaran.
sesampainya dirooftop sekolah kedunya berjalan menghampiri kursi kosong didekat pintu masuk yan langsung membawa pandangannya ke luar sana,sembari meninkmati udara yang masih bisa dikatakan segar karena tempatnya yang tinggi dan jauh dan angin itu membuat rambut ega bertebrangan kesana kemari karena terterpa oleh angin.tanpa ega sadari ternyata irgi diam diam memandanginya dari arah samping tanpa berkedip sekali pun menikmati wajah cantik nan manis khas gadis disampingnya hingga tanpa disengaja tatapan keduanya saling bertemu dengan jarak yang bisa dikatakan dekat dan tentu saja itu membuat suasana agak sedikit canggung,cepat cepat keduanya mengalihkan pandangannya ketempat lain dengan artian untuk menghilangkan suasana canggung ditempat ini namun tetap saja bukannya mencair tapi malah semakin canggung itu yang mereka rasakan saat ini.
hingga beberapa detik kemudian setelah berlama lama terdiam ditempat dan pandangannya masing masing irgi pun berniat untuk memulai pembicaraannya dan kalimat yang dilontarkan dari irgi mampu membuat gadis itu menoleh kearahnya dengan satu alis yang terangkat keatas.
"maaf"ucap irgi membuat ega dengan refleks mengalihkan pandangannya kearah pria itu sembari mengerutkan dahinya.
"Hah?"sahut ega tak paham sedangkan sang empunya hanya diam karena respon ega yang seperti itu padanya dan takutnya ia jadi salah tingkah tersus jika selalu dihadapkan gadis polos disampingnya dan itu mengingatkannya pada sahabat kecilnya dulu.
sadar akan keterdiaman san pria dihadapannya tanpa diduga ega malah tertawa membuat irgi semakin mematung ditempatnya.
"kali ini buat apa?"tanya ega sembari tertawa pelan dan irgi pun malah semakin mematung tanpa tahu apa yang harus ia katakan sebenarnya ia juga bingung mengapa tiba tiba mengatakan maaf pada ega.
dan entah apa yang terjadi pada pria itu yang jelas saat ia bertemu ega seketika duniannya yang gelap menjadi lebih berwarna hanya karena gadis dihadapannya.