Tinggal beberapa minggu lagi dia akan melaksanakan Olimpiade matematika diKampusnya dan tinggal 3 hari lagi dia akan melaksanakan pernikahan. Ini sungguh sangat tidak bisa dia percayai. Sebentar lagi dia akan menjadi seorang Istri dan harus mengurus rumah tangga yang sama sekali dia belum pernah bayangkan.
Semua urusan pernikahan dilakukan oleh Almero beserta keluarganya. Dia sama sekali tidak ingin campur, bahkan kedua orangtuanya juga tidak ikut campur, mereka hanya menyetujui ini itu jika mereka memberi saran.
"Kenapa kau selalu murung? Tinggal beberapa hari lagi kau akan menikah dengan Almero" Bella mencoba untuk berbicara pada Callista
"Aku masih tidak percaya dengan semua ini Bella" ucapnya lemas
"Aku juga bahkan sangat tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang Callista yang gila belajar tiba-tiba menikah dengan Pria kaya dan tampan"
"Kenapa semua ini terjadi menimpaku" ratapnya.
"Sudahlah. Kau hanya perlu bersyukur dan menjalaninya jangan terlalu dipikirkan oke?"
"Hmm"
"Baiklah karena suasana hatimu sedang tidak baik. Aku akan mengajakmu membeli eksrim kau mau?" tawarnya
"Apa aku ini anak kecil?"
"Tentu tidak. Hanya saja aku ingin eksrim jadi sengaja mengajakmu hehe"
"Kau ini"
Callista dan Bella pergi kekedai eskrim yang letaknya tidak jauh dari Kampus. Baru saja mereka berdiri, tiba-tiba seseorang menyapa Callista.
"Hai Callista" sapanya
"Ohh Aldrich. Ada apa?"
Dia Aldrich. Pria pertama yang menjadi teman Callista, Mereka bertemu dan kenal karena sama-sama mengikuti Olimpade, tu juga yang membuat Callista dan Aldrich terlihat sangat dekat.
"Tidak ada hanya saja aku ingin memberitahumu bahwa hari ini tidak akan ada pelatihan untuk olimpiade jadi kita free" ucapnya
"Ohh benarkah? Baiklah terimakasih atas infonya"
Aldrich mengangguk "Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Aku dan Bella akan pergi ke kedai Eskrim. Apa kau mau ikut?"
"Bolehkah? Apa aku tidak menganggu?"
"Tidak sama sekali. Benarkan Bella" Airin menyenggol lengan Bella pelan.
"Ahh tentu saja tidak apa-apa mari bergabung. Namaku Bella senang berkenalan denganmu"
"Namaku Aldrich. Aku juga senang berkenalan denganmu"
"Baiklah kita pergi sekarang" ucap Callista.
Bella dan Adrich mengangguk setuju. Mereka bertiga berjalan menuju kedai eskrim.
***
Hari ini Almero memutuskan untuk tidak pergi kekantor. Dia sangat sibuk dengan urusan pernikahannya. Pernikahan akan dilangsungkan di gereja yang letaknya tak jauh dari kediaman orangtua Almero. Mereka hanya mendekor Aula dengan sederhana. Sesuai dengan janji Almero, mereka akan menikah dengan mengundang orang terdekat saja.
Bahkan Almero hanya memberi tahu Sekertarisnya saja. Almero tidak ingin semua orang kantor mengetahuinya. Bukan karena tidak ingin, dia berusaha untuk menepati janjinya pada Callista.
"Apa semuanya sudah beres, calon pengantin?" Harry berjalan kearah Almero.
"Hmmm"
"Aku tidak menyangka Jika temanku ini akan menikah" Harry merangkul Almero senang.
"Apa kau saat ini tidak ada pekerjaan? Jika tidak bantu aku merapihkan bunga itu" Almero menunjuk bunga yang ada didekat pintu.
"Lalu apa yang kau kerjakan?"
"Aku hanya menyuruh saja" ucapnya santai.
"YA!! Kau pikir aku ini pembantumu apa" kesalnya
Almero terkekeh "Aku hanya bercanda".
"Wow aku baru mendengar seorang Almero Brian Rich mengeluarkan sebuah lelucon. Apa kau sangat bahagia?"
Harry tidak menyangka jika dengan pernikahan Almero dan Callista dapat merubah seorang Almero. Almero adalah tipe orang yang serius dan tidak suka bercanda, namun kali ini Almero berbeda.
Almero tidak menjawab ucapan Harry. Dia segera pergi meninggalkan Harry karena Harry akan terus menggodanya.
"Mero!!!" panggil Harry, namun tak dihiraukan oleh Almero.
***
Bella, Callista dan Aldrich mereka sangat asik dengan eskrimnya sesekali mereka bercanda, membuat suasana menjadi lebih asik dan nyaman.
Callista tidak menyangka jika Aldrich tipe pria yang humoris dan suka bercanda. Bahkan diawal pertemuannya Callista menyangka jika dia adalah pria dingin dan menyebalkan. Namun nyatanya tidak sama sekali.
Hal ini membuat Callista sedikit melupakan masalahnya. Dia sangat senang memiliki teman seperti Bella dan juga Aldrich.
"Apa kalian akan terus bercanda?"Ucapnya.
"Tentu saja. aku tidak menyangka kau punya teman seperti dia, Aldrich apa yang membuatmu ingin bertemannya denganya? Aku tidak menyangka orang sepertimu bisa berteman dengan wanita yang bahkan tidak tau bagaimana caranya berteman" Bella mulai mengeluarkan candaan yang bisa membuat Callista marah.
"YA!! Aku tidak seperti itu" ucapnya kesal.
Aldrich hanya tersenyum melihat tingkah mereka "Aku ingin berteman dengan Callista karena dia baik" jelasnya.
"Benarkah? Kau pasti akan menyesal setelah mengenalnya lebih jauh" lagi-lagi ucapan Bella membuat Callista kesal.
"Apa seperti itu kau memperlalukan temanmu ini"
Bella jelas tertawa melihat Callista begitu kesal padanya. "Aku hanya bercanda"
Callista hanya dia dengan ekspresi wajah kesal.
"Callista bukan tipe orang yang berteman dengan siapa saja. Dia bahkan tidak mudah didekati, tapi kau sangat beruntung bisa berteman dengannya" jelas Bella.
Aldrich yang mendengar itu hanya tersenyum. Dia melirik Callista yang sibuk memakan eskrimnya.
Tiba-tiba saja ponsel Callista berdering. Dia mengambilnya,panggilan itu dari Almero. Callista langsung melirik mereka berdua "Tunggu sebentar" Callista berdiri dan jalan sedikit untuk menjauh dari Bella dan juga Aldrich.
"Ada apa?"
"Apa kau masih dikampus?" tanyanya.
"Tidak aku sedang berada dikedai eskrin dekat kampus"
"Tunggu disana aku akan menjemputmu"
"Untuk apa?"
"Hari ini kita akan membeli Cincin aku tidak tau ukuran dan juga seleramu jadi aku akan mengajakmu membelinya"
"Kenapa selalu memberitahuku secara mendadak?!"
Almero tidak menjawab itu "Aku akan kesana"
"Tunggu aku dijalan dekat kampus saja. Aku akan kesana"
"Baiklah"
Callista memutus panggilan dan kembali ke Bella dan Aldrich.
"Ada apa?" tanya Bella
"Aku memiliki urusan mendadak. Jadi aku tidak bisa tinggal lebih lama, apa kalian tidak apa-apa jika aku pergi?" Callista berucap sambil terus melirik kearah Bella.
Bella terlihat peka dengan kode Callista "ahh tentu saja. Jika urusanmu lebih penting sebaiknya pergi sama, kami tidak apa-apa"
Aldrichmengangguk pelan " Kami tidak apa-apa sebaiknya kau pergi saja"
"Maafkan aku"
Callista mengambil tasnya dan keluar dari kedai eskrim menuju jalan tempatnya dia bertemu dengan Almero.
***
Almero sudah lebih dulu sampai ditempat yang dijanjikan, dia menunggu Callista yang masih berjalan kearah sini. Letaknya memang tidak jauh dari kedai Eskrim sehingga Almero bisa melihat Callista keluar dari kedai.
Tak begitu lama Callista masuk kedalam mobil dan duduk disamping Almero.
"Kenapa kau selalu memutuskan apapun secara tiba-tiba" ucapnya kesal.
"Baiklah kali ini aku salah, tapi jika tidak sekarang kapan lagi. Pernikahan tinggal 3 hari lagi"
"Baiklah terserah"
Almero tak lagi menanggapi ucapan Callista karena terlihat jelas jika dia kesal padanya.
Almero mulai menghidupkan mesin mobil dan melaju menuju toko perhiasaan dimana mereka akan membeli cincin.
Tak begitu lama berkendara mereka kini telah sampai ditoko perhiasan yang lumayan besar.
Almero turun lebih dulu dan diikuti oleh Callista, mereka berdua masuk kedalam toko.
Seorang pegawai terlihat menyapanya dengan ramah.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya.
"Kami ingin membeli cincin pernikahan" Almero menjawab dengan tenang.
Pegawai itu mengangguk singat dan mulai mengarahkan beberapa cincin pernikahan.
Callista dan Almero melihat beberapa Cincin yang menurutnya cocok untuk dipakai oleh mereka.
"Ini model terbaru kami, Cincin ini juga tidak banyak dijual diluar karena hanya ada beberapa pasang saja dan Cincin ini dibuat Khusus" Pegawai tersebut merekomendasikan sebuah cicin sederhana namun terlihat sangat menarik.
Almero melirik Callista "Apa kau suka dengan ini?" tanyanya.
"Terserah saja. Menurutku itu juga bagus"
"Baiklah kami pilih ini saja" ucap Chanyeol pada pegawai tersebut.
Callista masih melihat beberapa kalung yang dipajang disana. Pandangannya mulai tertuju pada salah satu kalung dengan bandul sederhana. Menurutnya itu sangat cantik.
Tanpa dia sadari Almero melihat itu "Apa kau menginginkannya?"
Callista menggeleng cepat "Tidak aku hanya sedang melihatnya saja. Apa sudah selesai?" tanyanya.
Almero mengangguk pelan "Sudah"
"Jika begitu aku ingin langsung pulang saja"
Callista dan Almero keluar dari toko perhiasana dan pergi menuju rumah Callista.