Chereads / Crazy Marriage / Chapter 8 - 7. Hari Pernikahan

Chapter 8 - 7. Hari Pernikahan

Hari yang sama sekali tak diinginkan Callista telah tiba. Dia akan melangsungkan pernikahan tepat hari ini.

Dengan perasaan gelisah dia terus berjalan mondar-mandir, Bella yang saat ini tengah menemani Callista nampak sangat pusing melihat kelakuan sahabatnya ini.

"Bisakah kau diam? Aku pusing melihatmu terus mondar-mandir. Nanti riasanmu akan luntur Callista" kesalnya.

"Aku tidak peduli. Bella, aku harus bagaimana? Apa aku kabur saja?"

"Apa kau sudah gila? Kau sungguh ingin mempermalukan kedua orangtuamu? Sudahlah jalani saja aku rasa Almero itu baik. aku yakin jadi tenanglah" Bella berusaha menangkan sahabatnya ini.

Tak berselang lama seseorang membuka pintu. Callista maupun Bella otomatis menoleh. Dan ternyata itu adalah Ibu Callista

"Pernikahan akan segera berlangsung. Ayo kita keluar"

Bella menepuk punggung Callista pelan. Dia berusaha untuk menangkan Callista.

"Aku akan membantumu keluar" Bella mengangkat Gaun belakang Callista.

Callista nampak sangat gugup dan bingung. Namun mau tak mau dia harus melaksanakannya. Dengan berat dia mulai melangkah pelan keluar.

Disana sudah ada sang ayah yang menunggunya untuk mengantarkan dia ke Altar.

"Jangan gugup seperti itu" Adam mengambil lengan Callista dan menyematkanya dilengan kanannya.

Callista tidak menjawab ucapan sang Ayah. Dia hanya sibuk mengambil nafas dan mengaturnya. Pintu Altar dibuka. Nampak semua orang langsung menoleh kearahnya. Callista semakin gugup dia bahkan mengeratkan pegangannya pada sang Ayah. Adam yang menyadari itu langsung mengusap lengan Callista pelan.

Mereka berjalan pelan menuju Almero yang sudah siap berdiri didepan dengan seorang pendeta.

Pandangan Almero sama sekali tidak beralih. Dia terus menatap Callista dalam. Callista nampak sangat berbeda, dia sangat cantik dengan balutan Gaun pengantin yang ia pilih bersama ibunya. Gaun tersebut nampak sangat cocok dipakai oleh Callista.

Callista dan Adam sudah berada didepan Almero dan pendeta. Almero melangkah pelan menuju mereka. Ia mengulurkan tangannya pada Callista.

Adam melepas kaitan tangannya dengan Callista pelan, dia menyerahkan tangan Calliata kepada Almero, Namun Callista yang masih sangat gugup malah terdiam. Namun sang Ayah langsung menyuruhnya menerima uluran tangan Callista.

Dengan gugup Callista menerima uluran tangannya pada Almero dan Upacara pernikahan mereka berlangsung dengan khidmat.

Almero maupun Callista telah mengucapkan sumpah dan janji mereka dihadapan pendeta serta orang-orang terdekat mereka.

***

Tepat hari ini Almero sudah resmi menjadi seorang suami bagi Callista. Begitu pula dengan Callista, dia sudah menjadi seorang istri dari Almero Brian Rich. Hidupnya sudah harus berubah hari ini.

Entah kedepannya bagaimana Callista masih sangat bingung.

"Akhirnya kau sudah resmi menjadi seorang Suami" goda Harry pada Almero.

"Tentu saja. Sebaiknya kau juga harus cepat ... Aww" belum juga Almero menyelesaikan ucapannya. kakinya harus merasakan sakit karena diinjak oleh

Harry.

"Sebaiknya kau jangan berbicara aneh-aneh. Ada Bella disini" bisiknya

"Apa kau takut semua terbongkar? Makanya cepat kau sadar. Jangan selalu menyakiti wanita"

"Kau benar-benar menyebalkan" kesal Harry.

Disisi lain Bella nampak sangat sedih. Dia melihat Callista yang nampak murung. Meskipun Callista mencoba menutupnya Bella sangat tau bahwa senyum yang dilontarkan oleh Callista itu terpaksa.

"Kau sudah menjadi seorang istri sekarang. Ubahlah sikapmu sekarang. Dan kau harus memperlalukan suamimu dengan baik. aku tau ini berat bagimu tapi aku selalu mendukungmu. Jika nanti kau mendapat kesulitan kau bisa cerita padaku"

Calliata menatap Bela, dia sangatlah berutung mempunyai Bella dihidupnya. Entah bagaimna jadinya jika dia tak nemiliki Bella, Mungkin sekrang ia lebih memilih mati saja.

"Terimakasih Bella. Aku sangat menyayangimu kau sahabat terbaikku" Callista memeluk erat sahabatnya itu.

Almero maupun Harry menyaksikan itu. "Kau harus menjaga Istrimu dengan baik. Mungkin ini sangat berat baginya"

"Aku tau. Tanpa kau suruh aku akan selalu menjanganya dengan baik" ucap Almero.

Waktu yang mereka habiskan cukup panjang. Setelah mereka mengucapkan janji dan sumpah Callista dan Almero masih harus melayani tamu yang hadir. Meskipun tidak banyak orang yang hadir namun tetap saja itu membuat lelah. Terlebih lagi Callista yang harus menggunakan Gaun yang cukup berat dan juga sepatu tinggi. Ia harus menahan sakit dikakinya.

"Apa kau bisa menahannya? Sebentar lagi acara selesai" ucap Almero yang menyadari jika Callista tidak dalam posisi ternyaman.

"Aku baik-baik saja" ucapnya.

Namun Almero tau jika Callista tetap menahan rasa sakit dikakinya. "Tunggu disini sebentar" Almero pergi meninggalkan Callista

Namun tak lama dia kembali dengan membawa sepat yang tak memiliki hak. "Sebaiknya pakai ini saja" Almero berjongkok didepan Callista

Dia melepas sepatu tinggi Callista dan menggantinya dengan sepatu yang ia bawa tadi.

"Terimakasih" ucap Callista pelan.

Almero kembali berdiri dia menatap Callista namun sedetik kemudian ia tersenyum "Tidak masalah"

***

Akhirnya mereka telah selseai dengan upacara pernikahannya. Saat ini mereka tengah berada didalam mobil Almero lebih tepatnya mereka pergi untuk pulang kerumah.

Mulai hari ini Callista akan tinggal diRumah Almero. Meskipun Callista sangat ingin menolak, namun apa dayanya dia harus menuruti semua keinginan Almero maupun kedua orang tuanya.

Suasana didalam mobil cukup canggung Callista maupun Almero, mereka hanya diam sibuk dengan pikirannya masing- masing.

Cukup lama mereka dalam perjalanan. Mereka akhirnya telah sampai dikediaman Almero

Rumah yang dimiliki Chanyeol memang sangat besar bahkan rumah kedua orangtuanya tidaklah sebesar ini. Callista hanya heran apakah Almero tinggal sendiri didalam rumah sebesar ini.

"Ayo masuk" Almero mengajak Callista untuk masuk kedalam.

Callista langsung mengangguk pelan. Dia melihat sekeliling rumah. Langkah kakinya berhenti diruang tengah. Pikirannya mulai muncul apakah malam ini dia akan tidur bersama Almero?

Callista menjadi sangat gugup dan tidak enak. Dia tak ingin tidur bersama Almero Bukan tak ingin namun belum siap.

Almero menoleh kearah Callista yang tiba-tiba terdiam. "Kenapa malah diam? Apa kau tidak lelah?"

Callista diam tak menjawab Almero. Dia sungguh bingung harus melakukan apa.

Almero yang melihat itu mulai paham.

"Kau akan tidur dikamar sebelah kamarku. Aku tau perasaanmu jadi kita tidak akan tidur dalam kamar yang sama. Barangmu akan tiba besok dan aku sudah menyiapkan beberapa baju di lemari jadi kau bisa menggunakan itu" jelas Almero

Callista yang mendengar itu nampak senang. Dia pikir Almero tidak memahami perasaannya.

"Terimakasih karena telah memahami perasaanku. Aku tau seharusnya aku yang memenuhi keinginanmu bukannya kau yang selalu memenuhi keinginanku. Kau juga yang telah membantu keduaorangtuaku. Aku sangat egois." Callista berbicara dengan nada sendu. Dia sangat malu pada Almero rasanya dia memang tidak memiliki rasa malu sama sekali.

Almero berjalan kearah Callista "Aku hanya tidak ingin kau merasa tidak nyaman dengan pernikahan ini. Aku juga tidak ingin memaksamu untuk memenuhi keinginanku. Aku mengerti perasaanmu. Aku hanya ingin semua berjalan dengan perlahan dan tidak dalam paksaan apapun"

Callista mulai menangis, Apakah ia beruntung bisa menikah dengan Alemro? Dia juga berfikir jika tidak ada Almero mungkin hidupnya tidak akan seperti ini.

"Kenapa menangis? Apa kau merasa tidak enak akan sesuatu?" Almero nampak khawatir, apa ia salah dalam berbicara?

"Tidak aku hanya merasa sedih saja" Callista menghapus air matanya.

"Kau pasti lelah. Kita sebaiknya naik keatas dan beristirahat"

Callista mengangguk dan kembali berjalan menuju kamarnya.

Alemro terdiam didalam kamarnya. Dia merasa sangat canggung dengan Callista meskipin begitu dia harua membiasakan diri, Terlebih lagi rumahnya kini sudah tidak sesepi dulu, sudah ada Calliata yang akan mengisi rumah juga hidupnya.

Almero sangat bersyukur dengan itu meskipun dia sedikit kecewa dengan tidak inginnya Callista untuk tidur bersamanya. Namun Almero tak ingin egois, dia harus belajar bersabar dan membuat Callista nyaman dengan semuanya. Dia tak ingin kehilangan sesuatu yang berharga dihidupnya hanya karena keegoisannya.

***

Hari ini Callista bangun lebih awal. Perutnya sangat lapar karena semalam memang tidak sempat untuk makan. Callista maupun Almero sangatlah lelah hingga mereka melupakan makan malam dan lebih memilih untuk istirahat.

Callista membuka lemari es dan melihat bahan apa saja yang ada didalam untuk dijadikan sebuah makanan. Tak disangka disana banyak sekali bahan makanan. Callista mengira jika Almero memang sudah menyiapkannya.

Callista mengucir rambutnya. Ia lantas mengeluarkan beberapa bahan untuk ia jadikan makanan. Callista berencana memasak dan makan terlebih dahulu sebelum Almero bangun, Karena akan terasa aneh jika dirinya memasak dan juga makan bersama Almero. Lebih tepatnya Callista belum terbiasa.

Dengan cekatan ia mulai memotong sayuran serta mencang beberapa bahan makanan lainnya. Ia juga sudah mulai memasak.

Tak butuh waktu lama Callist sudah siap menyajikan makanannya. Ia melirik alorji yang menempel didinding, Jam masih menunjukan pukul 8 pagi.

Tidak ada tanda-tanda Almero muncul. Mungkin karena memang lelah dan butuh istirahat banyak.

Calliata memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Perutnya sudah lapar. Dia juga berencana akan pergi kekampus, ia tak ingin ketinggalan pelatihan untuk olompiade. Tinggal 1 minggu lagi ia akan melaksanakannya.

Setelah selesai dengan makannya Callista memutuskan untuk kembali kedalam kamar, dia akan bersiap untuk pergi kerumahnya terlebih dahulu karena barang serta buku kampusnya masih berada dirumah orangtuanya.