Disinilah mereka, berhadapan dengan kedua orangtua Callista. Almero maupun Callista masih terdiam menunggu sang Ayah dan juga sang Ibu berbicara.
"Jadi ini seseorang yang kau inginkan untuk menikah dengamu?"Tanya Adam menatap Almero.
Setelah semalam mereka berdebat panjang karena Callista bersikeras menolak perjodohan dan begitu pula dengan sang Ayah yang tetap akan menikahkan dirinya dengan Ansell.
Callista bersusah payah berbicara kepada sang Ayah untuk mengijinkanya menikah dengan Almero dan ingin mereka bertemu sebelum sang ayah memutuskan untuk menikahi dirinya dengan Ansell, dan pada akhirnya sang Ayah setuju untuk menemui Almero dan berbicara padanya.
Callista menganguk singkat "Dia Pria yang ingin aku nikahi Dad"
Adam beralih menatap Almero, Pria itu duduk dengan santai, tak ada gurat gugup atau cemas diwajahnya.
"Kau sungguh ingin menikahi Putriku?"
"Sebelum itu ijinkan saya memperkenalkan Diri kepada Anda, Nama saya Almero Brian Rich. Saya mencintai Putri Anda dan ingin menikahinya. Setelah saya mendengar tentang perjodohan yang Anda lakukan terhadap Callista, saya sangat tidak menerima itu. Jadi ijinkan saya menikahi Putri Anda"
Almero berbicara dengan sungguh-sungguh, bahkan Callista saja sampai terkejut dengan ucapan Pria yang ada disampingnya ini. Bagaimana bisa dia berbicara dengan nada seserius itu padahal mereka tengah bersandiwara.
"Aku tidak mengijinkanmu untuk menikahi Putriku. Callista akan tetap menikah dengan Pria pilihanku" Adam mengambil keputusan dengan singkat.
"Tapi Dad … "
"Apa kau tetap akan melawanku? Kau bahkan tau situasinya" bentaknya.
Kedua orangtua Callista memang sudah tau bahwa Putrinya mengetahui alasan dibalik ia menjodohkan anaknya dengan Ansell.
"Saya akan membantu Anda"
"Apa maksudmu? Kau tau tentang masalah keluargaku?"
"Saya minta maaf jika sudah lancang ikut campur urusan keluarga Anda. Tapi ini menyangkut Callista, saya tidak bisa membiarkannya"
"Lalu apa yang bisa kau lakukan?"
"Saya akan membantu perusahaan Anda jika anda bersedia mengijinkan saya menikahi putri Anda. Saya dengar bahwa perusahaan Anda tengah mengalami beberapa masalah, dan saya akan membantu Anda"
Almero menyerahkan sebuah berkas kepada Adam. Disana terdapat berkas mengenai perusahaan Almero.
Adam membaca semua isi berkas tersebut. Beberapa kali juga ia melirik kearah Almero untuk memastikan. Adam menyimpan berkas tersebut dimeja.
"Apa kau yakin bisa membantu perusahaanku?"
"Tentu saja, saya sangat yakin jika ini akan sama-sama menguntungkan bagi perusahaan saya dan perusahaan Anda"
Adam tampak berfikir. Ia juga menatap sang istri yang memang dari tadi hanya diam menyaksikan semuanya.
"Baiklah, aku akan menyetujui pernikahan kalian"
Callista maupun Almero terlihat senang, Rencana mereka berhasil. Meskipun dalam lubuk hati Callista masih tidak menerima pernikahan dirinya dengan Almero, tapi setidaknya ia tidak terlalu takut dibandingkan harus menikah dengan Pria tua itu.
***
Almero melangkah senang dikoridor Kantornya. Hari ini semua berjalan dengan lancar, ia akan segera menikah dengan wanita yang ia cintai. Almero tinggal membuat beberapa rencana untuk kedepannya.
"Apa hari ini ada Rapat?" Almero berbicara pada sekertarisnya.
"Tidak ada, jadwal Anda hari ini kosong dan Anda akan mulai Rapat besok dengan investor Asing" sang Sekertaris menjelaskan.
"Baiklah jika begitu. Aku akan pulang lebih awal"
Almero berencana untuk pergi kerumah kedua orangtuanya. dia akan membicarakan tentang pernikahannya dengan Callista. Mereka pasti akan senang mendengarnya.
Almero memutuskan untuk mengerjakan dulu beberapa berkas yang memang belum ia selsesaikan, setelah itu dia akan langsung pulang kerumah keduaorang tuannya.
Tak lama setelah dia duduk. Tiba-tiba pintu diketuk dari luar, Almero menoleh dan mempersilakan untuk masuk.
Wanita dengan pakaian kemeja panjang namun bagian dada sedikit terbuka serta memakai rok mini masuk kedalam. Ia bertingkah seolah sedang mencari perhatian. Namun Almero yang melihat itu terlihat acuh bahkan tidak tertarik sama sekali.
"Ada perlu apa, Christin?" Almero berbicara tanpa melihatnya, pandangannya fokus pada berkas yang saat ini ada ditangannya.
"Saya hanya ingin memberikan berkas yang harus Anda tanda tangani" ucapnya dengan nada seksi
"Kau bisa menyimpannya disana" Almero menunjuk meja yang berada didekatnya.
Christin terlihat sangat tidak senang, dia bahkan sudah membuat banyak rencana untuk membuat Almero tertarik padanya. Namun selalu saja gagal karena sikap Almero yang terlalu dingin serta tidak mudah didekati.
Dengan sedikit kesal Christin menyimpan berkas tersebut "Baiklah kalau begitu saya permisi"
Almero hanya berdehem tanpa melirik sedikitpun kearah Christin.
"Aku akan mendapatkanmu bagaimana pun caranya Almero Brian Rich" ucapnya dengan senyum licik.
***
Suasana hati Callista saat ini sangat tidak menentu, dia memang senang karena tidak jadi menikah dengan Ansell, namun sebagai gantinya dia harus menikah dengan Almero. Pria yang baru beberapa kali dia temui.
"Kau sedang apa?" Bella duduk didekat Callista.
Callista hanya mengehela nafasnya. dia sangat frustasi dengan situasi yang harus ia hadapi.
"Bella aku harus bagaimana?"
"Bagaimana apanya?" Bella sama sekali tidak mengerti
"Perjodohanku batal dengan Pria tua itu"
"Kau seharusnya senang karena pernikahanmu otomatis tidak akan berlangsung"
"Pernikahanku akan tetap berlangsung?" ucapnya lemas
"Apa kau bilang? Lalu jika kau batal menikah dengan Ansell itu, kau akan menikah dengan siapa? Apa Ayahmu menjodohkanmu dengan Pria yang lain?" Bella bertanya dengan bertubi-tubi dia pikir dengan mencarikan Callista pacar palsu itu akan membuat masalah menjadi selesai.
"Aku akan menikah dengan Almero"
"Almero? Pria yang kemarin kau temui di Club? Teman Harry?"
Callista hanya mampu mengangguk lesu. Pikirannya sungguh kacau. Bagaimana bisa dia menjalankan kehidupannya nanti. Mimpi yang selama ini harus ia kejar apa akan berakhir begitu saja. Itu bukan hal yang dia inginkan
"Bagaimana bisa? Bukankah kau hanya ingin dia menjadi pacar palsumu dan kenapa malah menikah?"
"Justru itu, aku membuat perjanjian dengannya. Jika aku mau menikah dengannya dia berjanji akan membantuku untuk membatalkan perjodohan itu. Dan dia juga akan membantu perusahaan keluarga. Kau tau kenapa Dad dan Mom menjodohkanku dengan Ansell?"
Bella dengan polos menggelengkan kepalanya. dia memang tidak tau mengapa Ayah dan Ibunya Callista menjodohkan Callista dengan Ansell itu.
"Sebenarnya Perusahaan Dad diambang kebangkrutan, mereka ditipu oleh investor asing dan sekarang Dad membutuhkan inverstor lain untuk membantunya, dan satu-satu cara adalah menjodohkanku dengan Ansell karena Perusahaannya lebih menguntungkan"
"Lalu jika Perusahaan Ansell lebih menguntungkan kenapa Ayahmu malah mengijinkanmu menikah dengan Almero?"
"Mungkin karena Perusahaan dia juga sama menguntungkan dan mungkin juga mereka menganggap akan lebih baik aku menikah dengan Almero dari pada Ansell" jelasnya.
Bella mengangguk paham. dia meletakkan tangannya dipunggung Callista mengusapnya lembut, dia tak menyangka jika hidupnya akan serumit itu. Bella sangat merasa kasihan.
"Tidak apa Callista semua akan baik-baik saja. Justru aku senang jika kau menikah dengan Almero karena dia adalah teman Harry jadi aku akan sering bertemu denganmu dan mungkin tidak akan merasa canggung jika aku main kerumahmu nanti"
Callista mengangguk lesu, bagaimana pun nasi sudah menjadi bubur tidak bisa lagi dia ubah. dia hanya bisa bersabar dan menghadapinya.
"Sudah jangan sedih terus, Sebaiknya sibukkan diri saja. Kau kan sebentar lagi akan olimpiade jadi lebih baik fokus itu dulu saja" Bella memberi semangat.