Dalam hutan yang gelap ini aku sama sekali belum melihat danau yang di katakan Silmov, apalagi gua paku, nama macam apa itu paku? Hama di hutan ini juga sangat panjang dan lebat, slit sekali untuk bergerak cepat.
Pupks!!!
"Aaaaa..."
.....
Dimana ini? Kenapa....
"Heks...heks.... Bibi....!!! Aaaaa... jangan tinggalkan aku Bi! Bibi..." Itu jeritan Moin-Moin saat Bibinya bunuh diri.
"Aaaaa... tetanggaku yang malang, Ril kenapa ini terjadi padamu? Heks...heks... bangun Ril!" Tangisan wanita tua yang datang melihat kejadian itu.
"Heks... sudahlah, Bu! Kita ikhlaskan saja ya, Ril sudah lama hidup sendirian dan dia berkata padaku dia tidak pernah sendiri, pikirannya pasti sudah kacau, mungkin ini yang terbaik untuknya," ucap seorang wanita dewasa pada Ibu itu.
Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Moin-Moin hanya berdiri saja pojok dinding?
"Aaaaa...." Moin-Moin menjerit, tapi tak seorangpun yang memperhatikan.
Saat itulah Moin-Moin lari ke hutan hingga terjatuh ke lubang yang setelahnya hidup Moin-Moin berubah, saat dulu tak ada yang memperhatikannya, tidak satupun. Hanya bibinya, dan itupun orang-orang tak percaya akan keberadaan Moin-Moin. Tapi, perubahan itu terjadi bukankah saat Moin-Moin memakan bola ajaib yang di berikan penyihir di hutan? Dan karena bola itu juga aku hilang dari hati Moin-Moin. Untungnya daun ajaib telah mengubahku menjadi manusia 5 musim.
....
Dimana ini? Apa yang tadi itu hanya mimpi? Aduh... punggungku sakit sekali, sepertinya aku tersandung batu dan terjatuh di atas batu, untungnya batu yang ku timpa datar tidak tajam. Eh, siapa yang memegang punggungku?
"Aaaa.... se..serigala..." Aku kaget melihat serigala hitam besar berada di sampingku. Mungkin dia ingin sesuatu dariku, atau mungkin... dia ingin memakanku!
"Jangan... jangan makan aku, ada hal yang penting yang harus kulakukan, aku tidak akan mengganggumu, tolong biarkan aku pergi!" Aku memohon pada serigala, tidak mungkin dia memahamiku, memangnya aku Moin-Moin? Kalau Moin-Moin ikut mungkin dia akan berbicara baik-baik pada serigala ini, tapi kalau dia ikut itu jaga akan membuat hidupnya semakin sulit. Sekarang harus bagaimana ya?
Eh, sepertinya serigala itu tidak menatapku penuh nafsu, mungkin dia hanya ingin bersantai di sini, lebih baik aku pergi sekarang.
Apa? Serigala itu juga ingin pergi? Tapi dia mau pergi kemana? Sudahlah jangan hiraukan serigala, tapi bagaimana jika dia diam-diam ingin menerkamku? Bisa mati...
Lebih baik berhenti dan mempersilahkan serigala itu jalan kedepan. Aku sudah menunduk mempersilahkan tapi serigala itu malah berhenti saat aku berhenti dan jalan saat aku jalan. Apa dia akan mengikutiku terus? Memangnya buat apa? Apa jangan-jangan dia bukan serigala tapi siluman yang ingin merebut penawar pelangi itu! Oh tidak bisa, tidak akan kubiarkan!
"Grhaaaaa...."
Suara apa itu? Semua burung terbang ke langit.
"Auuuu...."
Ha, kenapa serigala itu mengaum? Apa, serigala itu menaikkanku ke atas punggungnya.
"Hei, ada apa ini, kenapa kau menaikkanku ke punggungmu?" Serigala itu lari tergesa-gesa, seperti ada sesuatu yang ingin di hindarinya, apa mungkin suara tadi itu?
"Grhaaaaaaaa..."
Ternyata, seekor singa besar menghalangi jalan kami, dengan wajah marahnya dia berjalan mendekat seperti ingin menerkam aku dan serigala. Serigala terlihat tak ingin menjadi pengecut, tapi dia mundur perlahan, kalau begitu aku harus mengeluarkan senjataku.
Aku mengeluarkan panahku dan mengarahkannya pada singa. Apa? Sial meleset. Sepetinya tatapan singa ini sangat tajam, dia tahu kemana arah panah menancap.
Tunggu aku belum mengeluarkan panahku lagi singa itu mulai menyerang ganas. Aku terjatuh dari punggung serigala, serigala itu terus melindungiku dan melawan singa yang sangat kuat. Kenapa serigala itu ingin melindungiku? Aku tahu serigala itu juga sangat takut. Tangan serigala telah di cakar singa itu, tidak akan ku biarkan kau membunuh temanku!
Aku mengeluarkan panahku yang kedua kalinya. Kali ini aku akan melakukan 5 hal yang di ajarkan Silmov, tapi aku belum yakin, bagaimana jika panahku meleset dan malah membunuh serigala itu? Serigala dan singa itu juga posisinya tidak stabil. Apa yang harus kulakukan? Tidak Stefan, dalam situasi seperti ini seharusnya kau yakin pada ucapan gurumu, yakinlah panahanmu mengenai singa itu dan sekarang... lakukan!
Tap!
Hhh, siapa yang ku bunuh? Serigala itu terjatuh.... tidak... apa yang sudah kulakukan? Aku terduduk menyesal dan menunduk bersedih. Ini semua salahku...
Bhukk
Apa itu? Kenapa singa itu juga terjatuh? Apa aku telah membunuh mereka berdua?
Serigala itu menatapku dan mengaum. "Auuu..." Apa artinya?
Aku mendekati serigala itu dan ternyata panahanku sama sekali tidak mengenainya, tapi mengenai singa itu dan singa itu telah mati. Ternyata serigala itu hanya terjatuh melemas akibat luka di tangannya. Mana mungkin kejadian seperti ini aku menangis? Tapi nyatanya, aku senang dan bersyukur.
Aku membawa serigala itu perlahan ke tempat yang aman dan mengambil beberapa daun obat untuk menutupi lukanya. Setelah itu sejenak aku melihat di samping kiriku, ternyata aku telah menemukan sebuah danau yang di sampingnya terdapat sebuah gua yang tinggi. Akhirnya aku menemukan gua itu, aku harus segera menyebranginya dan memasuki gua itu! Tapi aku tidak bisa membawa serigala ini, aku tidak ingin dia terluka lagi.
"Hei serigala! Aku tahu niatmu sangat baik ingin menolongku, tapi aku telah menemukan tujuanku sekarang, sudah saatnya kita berpisah, aku ingi kau menjaga dirimu baik-baik!" ucapku pada serigala itu. Kelihatnnya serigala itu mulai bersedih, tapi dia penurut.
"Aku pergi!" sapaku untuk terakhir kalinya pada serigala itu dan berjalan terus memutari danau sampai menemukan jalan menuju gua paku. Andai saja ada jembatan untuk menyebranginya, pasti aku sudah sampai sejak tadi.
Ayo terus berjalan Stefan, kau hampir berhasil! Aku terus mnyemangati diriku yang suduh kelelahan, keringatku sudah bercucuran. Sedikit lagi Stefan, majulah! Jangan hiraukan bunyi perutmu, abaikan saja dia... aduh, aku sudah tidak kuat lagi, rasanya sesak.
Kwrrrrr... bunyi perut kosong. Aku hanya membawa air dan botolnya sudah hilang sejak aku terjatuh tersandung batu. Mungkin lebih baik aku istirahat sebentar saja, jika aku lapar setidaknya aku tidak lelah.
Auuuu...
Aku membuka pejaman mataku, karena rasanya seperti mendengar suara ngaungan serigala. Tidak mungkin, akukan sudah meninggalkannya di sana.
Auuuu...
Tunggu, benar itu serigala yang tadi, dia berlari ke arahku, tapi kenapa? Ternyata serigala itu ingin memberiku beberapa ikan yang di tangkap di danau itu, serigala itu...
"Kau sangat baik serigala, terima kasih!" ucap tanda terima kasihku.
"Auuuu"
Aku membuat perkemahan kecil dan membakar ikan-ikan untuk makan malam, serigala itu menangkap ikan lebih banyak lagi di danau dan kami memakan semuanya dengan sangat lahap dan memuaskan. Hingga malam menidurkan kami dengan tenang dan nikmat.
***