'Krucukkk-..krucukkk-..krucukk-..' perutku yang semakin bergejolak karna sejak tadi seharusnya asupan sudah kuberikan padanya. Suasana yang ku tanggung saat itu tak bisa ku jelaskan, sungguh malu, dan kacau sekali rasanya. Karna canggung, seperti ada petir menyambar,-
' Hei, lo laper? Pantesan aja daritadi lo diem doang, taunya lo nahan perut lo yang minta makanan dari tadi, haha' ucapnya geli sambil tertawa mengejekku sampai ku terperanjak lompat karna kaget. Aku hanya bisa diam menunduk tersenyum menahan wajahku yang mulai memerah karnanya. Dan melihat lelaki tersebut berjalan menuju wastafel mencuci tangnnya yang penuh cat dan mulai membereskan peralatannya tanpa ku bergerak sedikitpun dari tempatku berdiri mematung kaku karna malu. Setelah beberapa saat,-
' Hei, mau ampe kapan lo disana?' tanyanya padaku yang daritadi hanya menunduk terdiam.
' O..Oh, iya sebentar,- ngapain sih aku daritadi, bikin malu aja,- gumamku'. Dan dengan sendirinya langkahku mengikutinya dari belakang karna balkon menuju tangga untuk turun hanya satu. Tak lama sejakku diam sedari berjalan menuju tannga, ia memperlambat langkahnya dan menyamakan langkahku agar bisa berjalan bersamaan. Namun langkahku pun ku perlambat kembali agar aku senantiasa berada di belakangnya. Dan ia mungkin berfikir aku tak ingin berjalan disampingnya yang kemudian ia tak menghiraukan lalu jalan begitu saja di depanku.
Tanpa sadar aku sampai pada pintu utama kampus, dan segera aku bergegas menuju gerbang untuk keluar dan melanjutkan langkahku pulang. Hanya beberapa detik ku meninggalkan gerbang kampus itu, suara motor mengikutiku dari belakang yang kemudian terdengar,-
' Hei, lo! Hei..!' panggil pengendaranya.
' Hei Bening...!' panggilnya jelas kearahku karna ku abaikan sejak ia berteriak memanggil. Seketika langkahku terhenti, karna ku berfikir sepertinya si pengendara adalah,-
' Kak Tara..? Ada apa?' tebakanku benar sembari menoleh kearahnya dibelakangku.
' Hei, daritadi gue panggil kenapa tak jawab. Lo mau kemana? Kan tadi lo laper, kenapa malah ninggalin kampus duluan gak nungguin gue. Kan gue juga cuma bentaran ngambil motor di parkiran kampus tadi.' Jelasnya padaku.
' Aku pikir tadi bukan aku yang dipanggil, jadi aku abaikan saja. Mm.. iya aku lapar, ini aku mau pulang dan makan kalo sampai dirumah' balasku padanya.
' ..... ,- ia bingung- oh gt, yaudah yok gue anter? Lo gak lagi ada yang jemput kan?' tanyanya padaku.
' Ah, enggak.. gausah, rumahku dekat dan a..aku biasa pulang sendiri' jawabku menolak.
' Loh yaudah gapapa, toh kayaknya kita searah balik. Udah lah gapapa gue anter aja, kan udah gue bilang gausah sungkan sama gue' tegasnya memintaku menaiki motor yang ia kendarai.
' Wow... itu kan motor yang kayak di film-film drama gt, woah kan keren klo aku bisa naik motor itu bersama lelaki sepertinya,- gumamku dalam hati yang menjadikan suasana tanpa jawaban.
' Hei, Bening..! Udah gapapa gue anter, naik buruan!' ucapnya dengan sangat mempersilahkanku.
' O..oh, maaf kak, tak apa.. enggak usah kak, aku bisa pulang sendiri. Terimakasih sudah menawarkan, tapi beneran gausah kak. Rumahku dekat kok, Sekali lagi maaf ya kak, bukan maksudku tak mau, tapi...' jelasku padanya dengan ragu.
' Oh, gt.. yaudah gapapa, gue ngerti kok. Mm... klo gt lo lanjutin jalan aja' pintanya menerima alasanku.
' Mm... iya kak, maaf aku duluan.' Jawabku pamit. Tak terhitung beberapa langkah, terasa seperti ada yang mengikutiku dari belakang kemudian seketika aku menoleh,-
' Kak Tara..! Kakak ngapain dorong motornya? Bensinnya habis ya kak? Duuh, mana Pertamina nya masih jauh lagi...' tanyaku bingung sekaligus cemas.
' Ah enggak kok..! Santai aja, ini masih banyak bensinnya.. emng lo kira gue ni apa, ga bisa isi bensin sendiri..' jelasnya sambil tertawa seperti biasa.
' Oh gt ya kak, maaf aku gak maksud gt kok...' balasku malu.
' Iya ..iya.. gue tau kok. Udah santai aja' pintanya yang selalu membuatku semakin tidak enak padanya.
' Ta..tapi.. kak Tara ngapain dorong motor? Kenapa gak dinaikin aja kak? Kan capek dorongnya' ucapku padanya karna bingung.
' Yaa, mana mungkin gue biarin cewe polos kayak lo jalan pulang sendirian pas perutnya kelaparan gt gara-gara ngobrol sama gue di galeri tadi' jelasnya dengan senyum yang mengimbangi. ' Yaa gue cuma temenin lo sampai rumah lah, barangkali lo pingsan di tengah jalan gara-gara kelaparan kan?' ucapnya meledekku.
' Apaan sih kak, aku gapapa kok, dah biasa juga. Lagian orang-orang sini kenal aku kok. Udah kak Tara pulang aja beneran deh' ujarku meyakinkannya.
' Yaudah sih gue juga gapapa kok, beneran deh!' jawabnya lagi-lagi meledekku. Aku hanya bisa menjawabnya dengan senyumku dan membiarkannya tetap mendorong motornya mengikutiku yang akhirnya aku memperlambat langkahku dan berjalan di belakangnya. Kemudian aku terhenti karna,-
' Hei Bening, lo beneran takut sama gue? Atau lo gak suka sama gue ya? Kayaknya lo selalu ngehindar langkah gue dari tadi. Gue jalan di samping lo eh lo nya berhenti, gue jalan di belakang lo eh lo juga berhenti.' Tanyanya kesal dan bingung,
' Karna cewek itu jalannya di belakang cowok' jawabku singkat dengan malu. Kak Tara pun hanya terdiam setelahnya, dan pada akhirnya kami sampai depan gang rumahku.
' Kak, sampai sini saja. Itu rumahku yang kelihatan dari sini, tinggal berjalan sebentar masuk gang' ucapku padanya.
' O..oh gt, yaudah..., .....,' jawabnya singkat entah mengapa tak seperti tadi.
' Mm.. makasih ya kak Tara, udah nganterin. Maaf bikin kakak capek karna harus dorong motornya. Aku duluan ya kak, sekalhi lagi maaf dan makasih' ujarku pamit.
' oh, iya silahkan.' Jawabnya lebih singkat lagi. Langsung ku meninggalkannya di depan gang tanpa bicara apapun lagi setelahnya, langkah pun ku lanjutkan dan ternyata ada bunda di depan rumah sedang menyapu halaman sambil menyirami bunga-bunga kesayangannya.
' Aku pulang bunda..!' sapaku padanya.
' Oh, kamu sudah pulang nak. Pasti capek ya habis jalan kaki dari kampus? Oh iya, itu sepedanya ternyata gak Cuma kempes, ternyata bocor juga. Tapi tadi kak jack udah benerin di bengkel temennya, jadi udah bisa dipake besok'. Jelas bunda padaku.
(Kak jack, Jack Ried Oner tepatnya, kakak tepat diatas urutanku. Anak lelaki di keluargaku dan satu-satunya saudara kandungku di silsilah kartu keluarga. Yap, karna kami dua bersaudara.)-
' Waah, yeay.. terimakasii bunda sayangg...' yang kemudian lagi-lagi... 'kruucukk-kruucukk-kruucuk, perutku menggebu-gebu meminta makanan karna kelaparan.
' Lah, kayaknya anak bunda laper banget nih, ga makan apa-apa seharian kamu? Gak jajan tadi?' tanya bunda khawatir.
' I..iya bunda.. hehe... tadi..' terpotong dengan suara,-