' ..... oh dia, paan sih kenal aja enggak. Iya aku tau dia emang sering pulang akhir, tapi aku gak pernah ngobrol apapun ke dia. Tau namanya aja enggak, udah ah paan sih kamu makin lama makin ngaco deh. Udah ih, kamu klo mau pulang duluan aja gapapa kok dah biasa' jelasku dengan nada pelan meyakinkan pertanyaannya bukan hal yang benar.
' Yaudah aku balik dul,- terhenti, seketika ia kembali duduk dengan sigap di bangku sebelahku- eh, kan kamu belum jadi cerita yang tadi. Cepet buruan cerita! Aku bener-bener dah nahan penasaran dari pagi lho' pintanya memintaku untuk memberi tahu perkataan tadi pagi.
' Ah, oh itu. Mm.. iya ku beritahu kok tenang aja. Mm.., mending kamu dzuhur dulu deh sana, dah adzan loh ntar abih itu kuberitahu deh' pintaku sembari memikirkan apa yang akan ku katakan padanya.
' Ah kamu mah, gak seru ih. Lah kamu sendiri kenapa gak sholat? Mending kita bareng aja yuk turun trus sambil ngomongin itu tadi. Yah? Ayolah!' ucapnya memohon karna penasaran.
' Hehe, aku lagi dapet' bisikku memberitahunya. ' Udah ah sana duluan, keburu gak telat jamaah lho nanti' lanjutku.
' Iya iya, aku turun deh. Nanti pokoknya kasih tahu aku lo apaan! Pokoknya!' balasnya memohon.
' Hm..' jawabku singkat. Miu pun keluar dan turun untuk melaksakan sholatnya, tanpa sadar ku menoleh kebelakang memeriksa dan ternyata si kacamata sudah tidak menempati bangku pojok itu entah kapan ia meninggalkannya. ' Iya juga ya, paling sekelas ini aku Cuma kenal Miu. Toh juga temen kampus yang lain aku gak punya. Paling-paling aku Cuma tau nama atau orangnya aja tapi ga pernah kenal. Kayaknya emang aku yang terlalu menutup diri atau lingkunganku yang tidak terbuka ya?' gumamku pada diri sendiri menanyakannya. Alih-alih menemukan jawaban, malahan,-
' Drrrtt.. drrrtt.. drrrtt..' suara handphone ku berdering menandakan telpon masuk.Dengan sigap ku mengangkatnya yang ternyata hanya misscall,-
' Assalammualaikum ning, sorry aku langsung balik. Aku lupa hari ini jadwal part time di kafe, kamu kan juga. Udah buruan beres-beres terus siap-siap ke kafe. Ketemu disana ya ning, bye' pesan dari Miu yang mengingatkanku.
Aku dan Miu memang meluangkan waktu setiap hari rabu sore bekerja paruh waktu di sebuah kafe sebagai tambahan uang jajan kami, dan hari ini adalah jadwal ku bekerja disana. Aku dan Miu bekerja dalam satu kafe yang sama, hanya saja Miu ditugaskan dibagian order sedangkan aku ditugaskan di bagian produksi. Kami tidak terlalu terbebani oleh part time ini, karna kafe kami hanya memberikan tempat para mahasiswa atau remaja biasa menghabiskan waktu luangnya sejenak dan hanya menyediakan beberapa camilan ringan beserta minuman yang tak kalah populer di kalangan remaja. - ' Oh iya aku hampir lupa!' gumamku,-
' Waalaikumussalam, iya see you' balasku untuk pesannya. Bergegas ku membereskan barang-barangku dan segera turun menuju sepedaku kemudian ku kendarai untuk pulang mengejar waktu part time ku hari itu.
**
Kalau biasanya aku pergi ke kampus dengan sepedaku, kali ini aku cukup mengendarai sepedaku sampai halte pertama dan menitipkannya di salah satu kedai pamanku lalu pergi ke part time dengan mengendarai transjogja yang tersebar di wilayah kami karna tempatnya tidak dekat layaknya kampusku. Namun ini sama sekali tidak menyulitkanku karna kafe part time ku berada tepat di belakang halte bus kedua, cukup naik bus di halte pertama dan turun di halte kedua tanpa susah payah memberhentikan busnya karna akan tepat datang pada jadwal yang tertera.-
' Hai! Aku juga baru sampai nih, yuk masuk. Kita memang sejoli ya, selalu hoky karna pasti datang mepet jadi gak telat deh' sapa Miu padaku setelah ia memarkirkan motor yang dibawanya sembari mengajakku bergurau. Langsung ku masuk dan menempatkan diri pada pekerjaan kami masing-masing dan tak heran kalau,-
' Hei jutek! dah dateng kamu' sapa Mike, salah satu pekerja part time yang sama denganku dan mendapat bagian produksi sama sepertiku. Kami menjadi akrab karna dunia part time ini, aku juga banyak belajar beberapa cara cepat dalam penyajian dan sering kali berbagi cerita disisi kesibukan kami melayani konsumen untuk mengabaikan rasa penat.
' Oh hai! Iya donk, aku kan gak pernah telat' balasku pada sapanya yang memang sudah biasa memanggilku dengan sebutan itu karna di awal ku bekerja dengannya, aku tak begitu banyak bicara dan lebih sering menjawab perintah dengan menganggukkan kepala tanpa melontarkan satu kata apapun seperti kebiasaanku di hari-hari biasa pada orang yang belum ku kenal.
' Hoho! Okays, let make funny job more!' kalimat yang selalu menjadi senjata pembakar semangatnya padaku di setiap hari. Mike sangat aktif, ia begitu periang sangat tepat untuk dijadikan kawan berbincang karna ia punya banyak sekali lelucon yang gak kalah kocak dibanding pelawak di luar sana. Namun, aku hanya tau skill nya bekerja beberapa sifatnya yang terlihat dan tak lebih dari apa yang kutahu. Aku tahu letak rumahnya tapi ku tak tahu pasti, aku tahu dia anak tunggal namun ku tak pernah bertemu keluarganya. Aku tahu dia seorang mahasiswa jurusan sastra sepertiku, namun ku tak tahu dimana kampus tempatnya menggali ilmu. Karna aku bukanlah gadis yang senang bertanya tentang latar belakang orang lain tanpa mereka yang memberitahuku lebih dulu.
Tepat pukul 14.00 part time ku dimulai, aku bekerja paruh waktu bersama 3 orang lainnya di hari yang sama. Mulai melayani dengan senang hati, memberikan kenyamanan pada setiap pelanggan yang datang sudah menjadi tugas kami. Menerima complain pun adalah asupan kami sehari-hari, namun itu semua adalah sejarah tersendiri dalam memori kehidupanku yang akan datang.
Dan tiba pukul 16.00 menandakan usainya kerja paruh waktuku sore itu, dan kini saatnya kembali menuju istanaku,-
' Hei jutek! Mau langsung pulang?' ujar Mike padaku.
' Yap! Emang biasanya gmn? Kan emang aku selalu pulang setelah bekerja' balasku padanya.
' Yeah, memang sih. Kau kan bukan orang yang suka berada di luar layaknya teman-temanmu. Kau gak mau coba hangout gt?' lanjutnya bertanya padaku.
' Ha? Hangout? Ya siapa sih yang gak mau, ya aku juga mau lah. Tapi dibanding duduk-duduk sambil ngabisin waktu dan nguras uang saku, mending aku,- terpotong
' Duduk relaks di belakang mejaku sambil merangkai kata ditemani secangkir teh manis dan sepotong biskuit membelakangi jendela kamarku sembari memandang jauh mencari inspirasi. Ya aku tau itu' ucapnya memotong bicaraku yang sudah sering kali mengatakannya. ' Setidaknya kau lakukan sesekali untuk mencari inspirasi bisa kan? Dibanding harus duduk terdiam di kelas sastramu sendirian' lanjutnya meledekku.
' Benar juga kamu, oke lah kapan-kapan aku keluar cari inspirasi. Tunggu-tunggu! Kau tau darimana aku sering berdiam di bangku kelas sendirian? Aku kan tak pernah sekalipun mengatakan kampus tempatku kuliah setiap harinya padamu' lanjutku bertanya heran.
' Ah, mm, itu. Aku tau..,- tergantikan oleh
' Eh, ning! Ayo pulang. Aku antar sampai rumah deh sekalian mau ke rumah nenek, kan kita searah' ajak Miu pulang bersama yang mengentikan penjelasan Mike.
' Oh, iya. Tapi bentar-bentar, Mike tadi gima,-
' Udah ning, ayo! Keburu kesorean lo. Udah cepetan cuss!' lagi-lagi Miu memotong pembicaraan.
' Ah, iya deh. Besok lanjutin ya Mike' ucapku pada Mike sembari bergegas mengejar Miu yang mengajakku pulang bersama.
Hari mulai menggelap, mentari semakin menyembunyikan cahayanya. Satu persatu lampu mulai menggantikan penerangan, menandakan malam telah tiba. Seperti biasanya suasana sunyi dan sepi namun menenangkan ini, membuat gadis pemimpi masih berada nyaman pada posisinya di atas bangku menggerakkan jari jemari yang memegang erat harapan melalui tulisan-tulisan indah yang disusunnya dengan beribu mimpi di setiap kata yang terangkai olehnya.
' Hah, hari yang melelahkan. Waktunya istirahat sekarang!! Wah, nikmatnya..' kalimat terakhirku mengakhiri aktifitas sebelum akhirnya ku memejamkan mata menutup hariku yang penuh rasa.
**