**
Tak terhitung beberapa saat, kuas-kuas telah bersih dibilas, cat pun siap tertata rapi di masing-masing tempatnya, lantai bersih, meja pun sama, dan yang pasti kanvas lukisan kami telah terpajang rapi diatas paku yang menempel pada dindingnya. Ketika lelah yang mulai mengeluarkan keluhnya,-
' Huft... akhirnya selesai juga..' ucapku sembari meregangkan otot layaknya orang yang lelah.
' Haha, capek nih... Gak biasa sih, kalo gue mah cuma beresin beginian udah kerjaan setiap hari' sahut kak Tara yang mendengar payahku.
' Ya kan kakak, kalo aku mah kesehariaannya cuma angkat beban pensil sama pulpen, sambil duduk lagi. Beda kali sama kakak, huh' ujarku sedikit kesal karna menahan rasa malu.
' hihi, ngambek nih... yaudah iya, dasar lo tuh yaa' kak Tara yang semakin meledek namun dengannya ia pun mengalah. ' Yaudah deh, udah mau ashar nih. Balik yuk, lo masih mau disini apa sekalian keluar bareng nih?' Lanjut kak Tara.
' Bareng aja' jawabku singkat.
' Owh okay, yuk' ajak kak Tara kepadaku sembari keluar galeri.
Seperti biasa, menyusuri balkon, menuruni tangga, dan melewati pintu utama adalah rute menuju tempat parkir sehari-harinya. Karna masih kesal, tak sadar langkahku lebih jauh di depan kak Tara berjalan. Dan tersadar setelah,-
' ehem...' suara dari belakang yang seakan tersampaikan padaku. Seketika ku menoleh, sebelum pandanganku benar-benar ke belakang,-
' katanya kalo cewe jalannya di belakang cowo' ucap Kak Tara yang berjalan dibelakangku sembari meledek karna masih kesal saat itu.
Seperti biasa, menyusuri balkon, menuruni tangga, dan melewati pintu utama adalah rute menuju tempat parkir sehari-harinya. Karna masih kesal, tak sadar langkahku lebih jauh di depan kak Tara berjalan. Dan tersadar setelah,-
' ehem...' suara dari belakang yang seakan tersampaikan padaku. Seketika ku menoleh, sebelum pandanganku benar-benar ke belakang,-
' katanya kalo cewe jalannya di belakang cowo' ucap Kak Tara yang berjalan dibelakangku sembari meledek karna masih kesal saat itu.
Aku yang hampir menoleh kebelakang, seketika kaku dan terdiam karna merasa tertegur secara tidak langsung. Dan pada saat yang sama kak Tara juga berhenti melangkah. Beberapa detik termenung dan,-
' Owh, nunggu gue duluan nih. Okay hahaha' lanjutnya sembari berjalan mendahului.
Dan diriku yang terdiam pun mulai kembali melangkah meskipun dengan keadaan menunduk tanpa ekspresi.
' duhh malu banget, gara-gara kebawa kesel nih jadi gini deh... hmm gimana ya. Minta maaf tapi kan aku gak salah, mau diem aja masa gak pamit sih. Huhh serba salah kann jadinya' gumamku menggerutu menahan malu sekaligus bingung.
Kebingungan itu membuatku telah berada di halaman parkir begitu saja, dengan bodohnya lagi aku masih berjalan dalam keadaan menunduk dan hanya berfikir akan hal tadi. Kecerobohan ku terbelalak dengan suatu hantaman dari suara,-
' Hei Bening!!! Berhenti duluu!!!!!!!'
'Brakkk....'
Sebenarnya kata 'Brakkk....' tak cocok untuk menggambarkan situasi ini, karna aku bukanlah manusia yang memiliki banyak cerita drama layaknya film dan novel ternama. Mungkin kalian sempat berfikir bahwa aku tertabrak sesuatu seperti mobil ataupun terserempet motor layaknya banyak kisah seseorang. Karna sebenarnya yang menabrakku adalah,-
' Dughh...' yap lebih tepatnya aku terhantuk sesuatu, bukan malah tertabrak. Sesuatu yang tinggi sehingga menghalangi pandanganku kedepan namun terasa wangi, yaps-
' Hei kalau jalan tuh liat kedepan, jangan ke bawah. Emang dikira mata buat apaan kalo gak buat lihat, lo tuh ya kalo lagi ceroboh gini amat dah' ujar tiang yang berbicara membelakangi.
' Oiya sorry, gue tau lo ga bisa di sentuh sembarangan. Jadi daripada gue tarik tangan lo atau tas lo ntar malah jatoh, mending gue halangin lo biar berhenti aja. Sorry kalo lo gak nyaman' lanjut tiang tersebut yang ternyata, Kak Tara.
Pastinya dalam situasi itu aku, diam. Selalu saja seperti itu, dan memang ini lah aku yang lebih memilih terdiam dalam banyak hal. Karna terlalu hening setidaknya aku,-
' oh i-iya kak, thanks udah kasih tau sama negur aku juga' ucapku berterima kasih.
' Haha iya santai aja, oiya weekend kamu ada...' terpotong dengan,-
Allahu akbar Allahu akbar..... Allahu akbar Allahu akbar... (suara adzan ashar dari masjid kampus)
'Kak, ya-yaudah aku balik du-luan yaa, udah ashar nih' ucapku mengakhiri sambil berjalan cepat mengambil sepedaku yang terparkir tak jauh dari tempatku berdiri.
Tanpa satu patah kata pun aku meninggalkan kampus dengan begitu saja, dan segera mengayuh sepedaku menyusuri trotoar menuju rumah untuk pulang. Tak terlintas apapun dalam pikiranku saat itu, meski sebenarnya banyak sekali hal yang perlu ku pertanyakan untuk diriku sendiri. Satu hal yang sempat mampir dalam benakku,-
' Aku gak sopan sama kakak alumni, langsung pergi gitu ajah. Duhh gimana nih...' pikiran yang hanya sekedar melewati benakku namun tak berhenti dan hilang begitu saja tak terpikirkan lagi.
***
Akhir dari hari adalah malam, saat dimana raga dan jiwa memulihkan kembali tenaganya untuk berjuang di hari esok. Menyusun harapan demi harapan, mengumpulkan tekad serta kesungguhan, dan memanjatkan do'a untuk segala urusan didalamnya. Sesaat sebelum aku benar-benar terlelap dalam istirahat malamku,-
' kring...' notifikasi handphone yang belum kusenyapakan. Karna membuat mataku terbuka lagi, ku periksa dengan maksud sekalian mematikan nada dering.
' Hei Bening, malam... sorry ganggu waktu istirahat lo... Btw sorry juga kalau yang tadi sore bikin lo kaget. Dari yang gue bercanda di balkon sama yang di parkiran. Soalnya lo kayak buru-buru pulang jadinya gue belom sempet bilang. Daripada besok kalo ketemu malah canggung, jadi gue harap lo jangan ambil hati ya. Tapi beneran deh gue becanda doang, karna lo nya diem jadi gue kira lo ga suka. Sekali lagi sorry ya Bening. Salam Tara' pesan cukup panjang yang terkirim saat itu.
' Hah kak Tara malah ga enak, bukannya aku yang harusnya minta maaf ya... duh... ' gumamku.
' Hai kak, malam juga. Iya kak gapapa ko aku juga biasa aja, malah harusnya aku yang minta maaf karna tadi langsung pergi gitu aja. Oiya thanks udah negur aku di balkon sama di parkiran kak. Yaudah gitu aja, salam Bening' balasku untuk chat dari kak Tara.
' Hmm aneh juga ya, malah kayak kaku gini hahaha' lagi-lagi aku bergumam keheranan.
' Hehe siip deh kalo gitu, yaudah yaa bayy' kembali ku menerima chat darinya.
' Yah memang kak Tara selalu gini, malah aku juga lebih enak kalo biasa aja gausah canggung hahaha' sesaat ketika ku berbicara sendiri dengan benakku.
' Okay kak, bayy' balasku mengakhiri chat itu. Dan juga kedipan mata terakhir yang lesu sebagai tanda untuk mengakhiri hari yang cukup melelahkanku.
***