Chereads / 3 List For My Lovely Life / Chapter 7 - chapter 7

Chapter 7 - chapter 7

Waktu kembali berputar mengantarnya pada pagi yang cerah di hari esoknya. Kembali lagi berangkat di pagi hari dengan penuh semangat untuk kembali menanam asa yang diharapkan suatu saat ia bisa menuai hasilnya dengan baik. Yap, di kelas tempatnya menggali pengetahuan,-

' Hei Miu! Tumben kamu udah dateng, biasanya agak nanti haha' sapa ku pagi itu.

' Hah? Hish ya kali-kali rajin dong, masa iya mau belakangan terus ahaha!' sahut Miu dengan ceria.

' Wait... dimana-mana rajin itu setiap detik tau! Ada-ada aja kamu ih' balasku meledek.

' Haha.. iyaa tantee...' balas Miu meledek.

Kami pun memulai kelas dengan antusias, mengikuti setiap kalimat yang diberikan oleh dosen kami. Mencatat beberapa materi dan terutama nasihat dari yang berdiri didepan. Pada akhirnya, kelas usai dan tibalah waktu keluar dari kelas,-

' Eh ning! Ntar kosong kan? Gaada kelas tambahan gaada part time jugak!' ucap Miu sesaat setelah dosen meninggalkan kelas.

' hah.. iya kosong' sahutku singkat karna terlalu sibuk menggores coretan di hadapanku.

' Ih kamu! Udah ayok masukin barang-barangnya kita jalan-jalan!' ajaknya dengan paksa sembari ia mulai memasukkan barang-barang yang masih tergeletak sembarang ke dalam tasku dan menatanya.

' Hei mo kemana loh??' sahutku heran.

' udah ikut aja ah!' balasnya yang kemudian menggandengku keluar kelas, menyusuri balkon kearah,-

'kamu kan jarang keliling, kemaren aku inget ada ruang ini di kampus. Kayaknya kamu bakal suka jadi kuajak kesana aja, yuk!' lanjutnya saat kami berjalan menuju ruang tersebut.

' Ini kan ke arah...,-gumamku-

' Nah ini ning! Galery art campus!! Jeng jeng jeng!!' ucap Miu menjelaskan.

' sudah ku duga bakal ke galery, aku inget dulu gak sengaja pernah masuk ke sini,-gumamku-

' Ning! Ayok masuk,. Ngapain bengong disitu?' ajak Miu yang melihatku terdiam.

' hah? Iya iya..' sahutku singkat dan mengikutinya masuk. ' Tuh kan bener.. galery art..' lanjutku bergumam sembari melihat seluruh pandang banyak lukisan yang tertata rapi didalamnya. Berkeliling dengan sendirinya dan memperhatikan satu per satu lukisan yang ada namun kemudian terhenti,-

' Miu! Lo ngapain disini?' tanya seseorang yang melihat kami.

' Oh kak! Ini aku mau main aja soalnya udah kosong jadwal kelasnya. Ini aku bawa tem,- loh Bening mana yaa- gumam Miu. Bentar kak!' lanjut Miu.

' Ning! Sini bentar!' panggil Miu kepadaku. Seketika ku terhenti dan langsung menuju Miu saat itu. Lebih nya lagi, aku dikagetkan dengannya,-

' Nah ini kak, temen Miu namanya Bening. Dia suka banget gambar gitu, ampe bukunya coret-coret kak, haha' ledeknya di depan orang itu yang membuatku hanya bisa menunduk malu dan membuat orang itu tertawa, ' Ning, ini kak Tara. Alumni sini juga, kak Tara tuh sepupu aku' lanjut Miu menjelaskan.

' Ooh Ini, gue pernah ketemu kemaren. Ternyata temen lo Miu?' ucap Tara setelahnya.

' Loh, kakak udah kenal ternyata. Iya dia temen Miu, sekelas juga hehe' jelas Miu.

' Oh yaudah lihat-lihat aja sana, disini emang lebih sering sepi sih Cuma kalo ada event mungkin rame. Itu pun jarang banget' sahut Tara.

' Hm.. oke kak!' aku dan Miu mulai mengelilingi seisi galery yang tak cukup luas namun sangat tertata rapi, ' kak! Ajakin si Bening Ngelukis dong, sekalian diajarin hehe. Soalnya dia pengen banget bisa ngelukis kak, katanya mau bisa lukis wajah dia sendiri, haha. Ya kak? Boleh ya kak?' lanjut Miu berbalik arah dan meminta.

' Hah? Yaudah gue mah ayo ayo aja sih' sahut Tara membolehkan.

' yeay, makasih kak!' langsung Miu memenggilku, ' Ning.. Bening! Sini dehh!'

' hah? Iyaa... kenapa?' tanyaku heran.

' Ini kak Tara mau ngajarin kamu ngelukis, hihi. Tadi aku yang minta trus dibolehin deh, udah sana kamu nyoba aja kan katanya kamu pengen belajar..' biar bisa lukis wajah sendiri kan..-bisiknya meledek-

' Ih apaan si Miu! Gak ah, aku malu ih...' sahutku menolak.

' udah gapapa, santai aja kali. Kita juga kan dah pernah ketemu kmaren, udah tuh ambil kanvasnya trus susun kuas sama cat nya. Mumpung kalian juga pada kosong jadwal' ucap Tara dengan santainya.

Aku pun dengan sigap menaruh barangku dan segera memegang erat kuas dengan antusias.

' Kalo mau gambar sketsa nya dulu bisa pake itu yang mirip sama pensil, trus nanti baru di kuas pelan sketsanya' ujar Tara sembari menunjukkan hal-hal yang perlu untuk pemula. ' Yaudah kalian gambar sketsa yang gampang dulu aja, bwat percobaan dulu' lanjutnya.

Entah mengapa aku yang sedari tadi memegang pensil sketsa dengan asiknya menggores dan membentuk apa yang sedang ku pikirkan saat itu. Tak memerhatikan apa yang dikatakan orang, dan tak peduli siapa yang berkata saat itu. Dan mungkin baru terdengar ada yang menyapaku,-

' Ning! Tuh kan keasikan.. tadi aja kamu nolak pake acara gak mau segala!' ucap Miu meledek.

' He'eh.. enggak ko.. apaan si Miu, kan aku Cuma suka aja..' sahutku bingung, dan tak bisa melanjutkan kata apapun. Syukurnya,-

' Drrrtt...drrrtt...drrrtt...,- suara telpon Miu- eh bentar ya!' ucap Miu sembari bergegas mengangkat teleponnya.

Disaat ku sedang menikmati waktu yang kuharap bisa berada di hadapan warna-warna itu lebih lama, Miu kembali setelah mengangkat telponnya,-

' Ning! Aku balik duluan ya, maaf banget soalnya aku kelupaan mau anter mama beli kain. Soalnya hari ini gaada yang anterin mama' kata Miu sembarinya bergegas buru-buru membereskan barang-barangnya sebelum mennInggalkan ruang itu.

' Duh! Yaah.. padahal belum puas main catnya, ini aku juga masi berantakan cat banget' balasku gelisah dan bingung.

' Oh yaudah lah, kamu disini dulu aja ya! Oiya.. Kak Tara maaf ya aku pulang duluan mau nganter mama takut ntar kesorean. Dah ya Ning! Kak Tara duluan ya..' ucap Miu yang dengan begitu cepatnya berjalan keluar untuk segera pulang tanpa tersirat sedikitpun aku ataupun kak Tara dalam pikirannya.

.... tanganku tiba-tiba kaku dan tak ada imajinasi yang tergambar dalam benakku.

' Duh! Bisa-bisanya si Miu ninggalin aku sendiri disini, jadi kikuk mau gerak aja susah. Awas ya Miu..' gumamku menggerutu. ' Klo kayak gini gimana donk, jadi serasa gerah banget si. Oke oke biasa aja.. enjoy bening...' lanjutku bergumam.

' hei bening! Dah lama gak ketemu sejak hati itu.' Ucap Kak Tara mengagetkanku.

' eh, hah.. iya kak' jawabku singkat.

' oiya tante apa kabar?' tanyanya lagi.

' hm.. baik kak' balasku singkat. Kembali suasana menjadi hening yang membuatku terdiam dan tak terfikirkan kata apapun.

' eh Ning! Lu suka banget lukis ya? Kayaknya daritadi asik bener main cat, hahaha' ledek Tara memecah suasana.

' Eh, hm.. iya kak. Tapi aku jarang banget ada waktu bwat main cat kayak gini, lagian aku lebih sering nulis daripada gambar. Paling kalo lagi iseng aja gambar-gambar ga jelas gitu' jawabku.

' owh gitu, gak heran si kalo suka nulis namanya juga anak sastra.' Ujarnya. ' oiya, lo anak tunggal? Kayaknya waktu itu deket banget sama bunda lo. Eh, lo panggil tante bunda kan? Gue gak sengaja denger waktu itu.' Lanjutnya.

' Iya, aku panggilnya bunda. Ya gimana gak deket, aku Cuma 2 bersaudara sama satu kakak cowok. Terus keluargaku emang saling terbuka dari dulu, dan emang lebih diajarkan untuk dekat dengan keluarga sii' balasku disaat jari-jari ini masih tenggelam dalam dekapan kuas dan cat.

' oh gitu, pantes aja. Brarti lo juga deket dong sama abang lo?'

' Of course, ya dari dulu kan temen maen aku ya cuma dia. Walaupun emang ngeselin si'

' Hahaha, dah biasa itu mah.'

'Lah kak Tara sendiri? Punya kakak? Atau adek?'

' ...' Kak Tara tidak menuturkan sepatah kata pun beberapa saat, yang membuatku juga bingung apakah aku salah bicara dengannya.

' gue ga punya sodara' jawabnya singkat dan dingin seperti terdesak mengatakannya.

' Oh ha-ha.. ternyata anak tunggal, gak nyangka sii' balasku tanoa ekspresi karna dilanda badai kebingungan.

Setelah lama... lama... lama.... saling bersandingan lukisan, berbagi warna yang bermacam-macam, membuat lukisan yang beraneka ragam.

' Yahh akhirnya.... satu lukisan aja lama banget ya, padahal ini ukuran kanvas kecil, haha.' Ujar kak Tara.

' yaps ... finaly!! Akhirnya aku bisa nyelesain lukisannya. Yaudah yuk beresin lagi nih kuas ama cat-cat nya.' Sesaat sebelum itu, ' Eh eh kak! Tunggu duluu!!! Nah ini angle bagus bwat foto kak, pas masih berantakan dan banyak cat dimana-mana. Mm, kak Tara bisa minta tolong fotoin aku eheehe' ucapku dengan sangat ingin.

' Oh sure, 1... 2... ckrekkk'

' 1... 2... ckrekk..'

' 1... 2... ckrekk..'

' kak Tara sini aku fotoin juga, 1... 2... tiig.. ehe eh ' belum jadi terfoto kak Tara mengambil ponselku yang dengan spontan aku berusaha mengambilnya kembali. Saat ku di sanding kanvas tepat di sebelahnya, ponselku terangkat naik oleh tangan jahilnya dan seketika,-

' ckrekk....' terfoto lah aku yang sedang berusaha mengambil alih ponsel dari tangannya dengan ekspresi yang tak dapat kujelaskan karna terlalu memalukan.

' Ih kak Tara! Balikin ponselku, balikin dong kak!' Lenganku yang berusaha mengambil ponselku dari genggamnya.

Sesaat setelahnya, ' Nih, ku balikin. Silahkan nona..' ledeknya. Dan ternyata dengan entah bagaimana caranya dia mengirim foto tadi ke nomer ponselnya, sungguh memalukan.

' kak itu tadi aku jelek banget loh! Ganti ahh... mending foto ulang deh daripada itu! Ihh kak!' ucapku memohon.

' udah gausah, yang tadi aja. Udah sstt diem.. ' jawabnya santai. Karna mungkin suasana yang terlihat aku sangat kesal karna wajahku, akhirnya.

' Yaudah sini buruan!' ucapnya sambil menarik tali samping bajuku menuju lukisan dan,-

' ckreekk.....' yaps, dapatlah satu foto dengan angle yang pas dan tak terlalu berantakan.