Malam tiba, suara jangkrik yang bergema bersama diikuti angin malam yang sejuk dan suasana tentram yang menenangkan adalah waktu yang bagus untukku berada di belakang meja yang membelakangi jendela terbuka dan menampilkan rembulan indah ditengah gemerlap sunyi malam yang sejuk itu. Seperti biasanya, ku menata kembali pelajaran yang lalu dan mempersiapkan kembali yang esok. Kemudian setelahnya memulai kebiasaanku, menulis dan berkelana dalam sastra. Ku mulai mengambil buku yang ku siapkan sejak lalu hanya untuk menyimpan percobaan-percobaan sastraku, dan mulai menggoreskan rangakaian kata demi kata yang kelak kan ku jadikan sebuah cerita dan kalimat-kalimat indah karyaku semata. Ditengah saat ku mulai kehabisan inspirasi, ku mulai bergerak dalam pikiran unfaedah ku, yap menggambar hal-hal kecil yang kemudian saat itu terhenti,-
' Sepertinya pelukis itu hebat ya, bisa mengekspresikan suasana hatinya dengan lukisan, bukan hanya dengan rangkaian kata sepertiku. Jadi ingin, bisa melukis..' gumamku disaat yang sama menatap rembulan langit malam di luar sana, sambil berhayal dan membayangkan banyak hal. Yang kemudian ku tersadar karna,-
' Kliing..!' suara handphone ku saat pesan masuk.
' Lah.. Miu apaan sih, ganggu momenku berhayal deh. Huuh jd kesal.' Ucapku menggerutu. Dengan sigap ku mengambil handphone yang tergeletak di sampingku kemudian memeriksa pesan apa yang terkirim padaku. Tak kusangka,-
' Tuh kan, bener si Miu.. emang dia tu tau aja sih bwat bikin aku berhenti menghayal. Lagi-lagi tanya tentang ceritaku, memang manusia satu ini sungguh kepo tingkat dewa tentang privasi orang'. Ujarku bisik menggerutu karnanya. Sembari ku membalas pesannya tak sadar ku lempar handphone ku,-
' Waduh, handphone ku..! Syukur deh jatuh nya ke kasur. Coba kalo ke lantai, kan bisa.. huh udah lah alhamdulillamh gak kenapa-napa ni handphone. Uuh, lagi pula bikin kaget saja ngapain kirim pesan malam-malam gini' kalimatku menggerutu namun kali ini berbeda.
' Hai Bening..! Ini aku Tara, jangan lupa disimpan ya.' Pesan kak Tara saat itu.
' Hai kak! Iya sudah ku simpan' jawabku.
' Thanks' pesan lagi darinya.
' Urwell' balasku kembali. Ya, selesai pada kata terakhir ku saat itu. Kemudian karna mulai larut, ku mulai membereskan kembali alat sastra ku dan menatanya kemudian bersiap untuk istirahat mengakhiri payahnya hari panjang itu.
***
Hari pun berganti, malam yang sunyi bergeser menjadi pagi cerah dan penuh harapan. Gadis yang kala itu berada pada hari bersamaan dengan pagi yang cerah memulai mimpinya kembali seperti biasanya. Mempersiapkan diri, memperhatikan keperluan impiannya, dan siap untuk pergi menjemput asa melalui semangatnya di setiap hari yang ia lalui. Mulailah ia bergegas meninggalkan kediamannya,-
' Bunda, Bening pamit ya mau ke kampus dulu' ucapku pamit pada bunda sambil mulai menuntun sepedaku ke halaman rumah untuk ku pakai menuju impianku.
' Iya nak, hati-hati. Ini tadi bunda sempat bikin bekal siapa tahu kamu kelaparan lagi kayak kemaren' balas bunda sembari menyodorkan sekotak bekal untukku.
' Woah, iya bunda. Makasih bunda sayang. Nanti bening makan di kampus hehe' jawabku berterima kasih sembari bersalaman dan menerima bekal, ' yaudah bening pamit ya bun, Assalammualaikum' lanjutku ketika menaruh bekal dj keranjang sepeda sambil menuntun sekaligus menaiki sepedaku yang siap ku kendarai menyusuri jalan hari biasanya.
' Waalaikumussalam nak, hati-hati..!' jawab halus bunda sembari berpesan.
Mulailah ku mengayuh sepedaku melewati sisi jalan tepat disamping trotoar tempatku berjalan kemarin. Sambil ku mendengarkan beberapa lantunan ayat Qur'an yang tersalur headset yang ku pasang di salah satu telingaku dibalik kerudung yang ku kenakan. Toko demi toko, pohon demi pohon ku lewati dengan sendirinya yang akhirnya tak lama setelahnya aku sampai kembali di belakang air mancur yang berarti ku telah berada di area kampus yang ku tuju. Ku parkirkan sepedaku tepat di samping area motor dan mobil terparkir dan bergegas menuju meja yang telah menungguku di kelas. Menyusuri lobi, menaiki tangga dan melewati balkon seperti biasanya yang akhirnya menggantarku pada kelas,-
' Eh hei..! Dah dateng kamu' sapa Miu padaku sesaat setelah ku mulai menaruh tas dan duduk di bangku sebelahnya pagi itu.
' Mm.. iya barusan' balasku pada sapanya. ' Eh, Miu. By the way i'll say samething. Mungkin kamu ga baakal percaya sih' lanjutku memulai pembicaraan sebelum kelas dimulai.
' Hah..? Emang apa? Pasti cerita mu mau di cetak ke penerbit kan? Ya kan?' ucapnya penasaran sekaligus mulai menebak apa yang akan ku katakan padanya.
' Sssttt..! Lagi-lagi kamu ngomongin itu keras-keras! Ihh kesel kan jadinya' balasku kesal karnanya. ' Bukan! Bukan itu kok.. lagian kan ceritaku belum full, mana mungkin aku bawa ke penerbit. Udah ih jangan ngomongin ceritaku blak-blakan gini dong! Ntar klo ada yang denger kan gawat, ih kamu mah' lanjutku menjelaskan.
' Hehe, sorry deh. Kan aku suka banget sama ceritamu, lagian kamu juga sih kayak mau ngomong penting banget, emang apaan?' tanyanya sesaat setelahnya.
' Hoho, kamu kepo kan. Pasti pengen tau kan? Kan? Kan?' ucapku meledeknya.
' Ihh kamu nih kebiasaan deh! Buruan kasi tau donk! Ih bening buruan! Apa?' tanyanya antusias ingin tahu yang akan ku katakan padanya.
' Haha, iya..iya.., jadi kemarin aku gak sengaja,-
' Selamat pagi semua!' suara dosen yang akan mengisi kelas pertama kami hari itu, menandakan kelas akan dimulai yang berarti aku tidak akan mengatakannyansaat itu.,-
' Tuh kan kamu ih, kelamaan jadi keburu masuk deh, emng nyebelin' bisiknya kesal padaku.
' Haha, dasar miss kepo' balasku bisik padanya. Mulailah kami pada kelas pertama pagi itu, goresan demi goresan mulai memenuhi lembaran yang berada di hadapan kami. Dengan penuh semangat dan harapan kami menekuni setiap kelas yang akan selalu kami jalani demi meraih mimpi dan mewujudkan harapan yang tinggi.
Waktu terus berputar, usai kelas pertama yang dilanjut istirahat dan kemudian usai kelas kedua pula. Seperti biasanya, satu persatu mahasiswa meninggalkan ruang kelas itu dan lambat laun pun akhirnya kosong tak tersisa satu orang pun kecuali,-
' Hei ning!' sapa Miu padaku. ' Masih mau disini? Kek biasanya? Beneran lagi?' lanjutnya bertanya.
' Iya biasa, kayak kamu gak kenal aku aja sih Miu' jawabku santai pada pertanyaan herannya.
' Oh,.. sebenernya kamu tuh janjian sama orang atau emang sendiri sih ning?' lanjutnya bertanya lagi. ' kamu janjian ya? Kok kamu gak bilang-bilang ke aku sih kalo punya kenalan lagi? Kan kayaknya kamu ga punya temen selain aku' Ucapnya bertanya-tanya karna heran.
' Ih paan sih kamu, tuh kan mikir kemana-mana kamu. Udah lah, enggak kok! Aku sendiri gak ada janjian sama siapa-siapa. Nah itu kamu tau kalo aku ga punya temen selain kamu, lagian kalo pun ada aku pasti kasih tau kamu kan?' jelasku menjawab pertanyaannya yang semakin keheranan.
' Eh jangan-jangan kamu janjian sama si kacamata itu ya?' ledeknya dengan pertanyaan yang meyakinkan.
' Hah? Kacamata siapa? Jangan ngaco deh kamu!' ucapku menyangkal pertanyaannya.
' Ih kamu! Itu lo, si kacamata. Cowo yang selalu duduk di bangku pojok, kan dia juga sering banget pulang telat kayak kamu kan? Masa kamu ga tau sih? Oh atau jangan bilang.. kalian saling kenal ya? Trus sengaja gak kasih tau aku kan? Kayaknya dia pendiem tuh, kamu kan suka yang begituan' ujarnya jelas sambil meledekku dengan puasnya. Seketika ku menoleh kebelakang,-