Rara yang merasa terpanggil itupun menoleh, dan kaget mendapati gege nya disana.
"Eh yaampun Yaxuan ge!" Kaget Rara menaruh nampan berisikan makanan tersebut dan memeluk Yaxuan.
"E-eh yaampun Ra, sesek ini. Lepasin gege!" Ujar Yaxuan karena Rara terlalu erat memeluk dirinya.
"Hehehe, abisnya kan Rara kangen" jelas Rara nyengir ke arah Yaya.
"Halah, palingan kangennya ke Tenzo bukan ke gege" ujar Yaya membuat Rara teringat dengan nampan yang berisi makanan milik Tenzo.
Rara menepuk dahinya, "Oh iya, lupa"
"Kenapa?"
"Ehehe, bentar aku nganterin makanan dulu ke Tenzo gege ya, dahh Yaxuan Gege yang ganteng!" Pamit Rara menaiki tangga ke atas namun diikuti oleh Yaxuan.
"Lah? Ko ikut naik?," Bingung Rara karena Yaxuan ikut menaiki tangga beriringan dengannya.
"Bukannya semuanya ke taman belakang?" Sambungnya bertanya sekali lagi kepada Yaxuan.
"Nggak, gege mau nyamperin jie Fany ke kamarnya." Jelas Yaxuan diangguki oleh Rara.
"Okedeh" balas Rara melangkahkan kakinya ke arah kiri. Sementara itu, Yaxuan ke arah kanan dimana terdapat kamar yang pintunya berwarna putih monoton. Namun, saat kalian masuk semuanya serba warna pink.
Tok tok tok
"Jie!"
"Jie, buka pintunya!" panggil Yaxuan untuk kedua kalinya.
"Jie, ini Yaya!" Masih belum ada sahutan dari dalam kamar. Yaxuan yang bingung hanya bisa mencoba membuka kamarnya dan ternyata pintunya tidak terkunci.
Yaxuan melihat Fany yang sedang memunggunginya dan menutup semua badannya dengan selimut serta memeluk boneka Teddy bear yang tahun lalu diberi Yaxuan untuk hadiah ulang tahunnya.
"Jie! Jiejie sakit?" Tanya Yaxuan melangkahkan kakinya mendekati tempat tidur Fany.
"Jie" panggil Yaxuan menempelkan tangannya ke dahi Fany.
"Demam" gumam Yaxuan.
Sejurus kemudian, Yaxuan pergi mengambil sapu tangan dan membawanya ke dapur untuk dibasahi air dingin serta kemudian kembali ke kamar Fany.
Perlahan Yaxuan menempelkan sapu tangan tersebut ke dahi Fany. Pergerakan Fany yang menandakan bahwa sebentar lagi akan membuka matanya tak luput dari Yaxuan yang sedang mengompres dirinya.
"Y-yaya? Kok kamu disini?" bingung Fany mencoba menggapai sapu tangan yang ada di dahinya namun dihentikan oleh cekalan Yaxuan di tangannya.
"Jangan gerak! Diem jie, ntar nggak turun-turun demamnya" ucap Yaxuan.
"Jiejie nggak demam Yaya, udah sembuh kok. Nih udah bangun buktinya" bantah Fany membuat Yaxuan memutar bola matanya malas.
"Bangun bukan berarti udah sembuh total kan? Nih buktinya masih panas" jawab Yaxuan menyentuh dahi Fany yang masih terbalut sapu tangan miliknya.
"Terserah kamu deh" pasrah Fany melihat dinding-dinding atas kamarnya.
Hening.
Yaxuan tidak suka dengan keheningan, tapi melihat Fany yang mulai mencoba tidur kembali akhirnya mengurungkan niatnya yang tadinya ingin menanyakan sesuatu atau sekedar berbincang, supaya menghilangkan keheningan diantara keduanya.
Saat Fany mulai tertidur kembali, Yaxuan menarik selimutnya sampai ke leher dan kemidian ponselnya berbunyi,
Yaowen calling...
Dengan segera Yaxuan menekan tombol hijau dan terdengar suara bising dari sana. Jadi, yaxuan memutuskan untuk berpindah tempat ke pojok kamar Fany.
"Halo Wen, ada apa?" Bisik Yaxuan.
"Dicari Chengxin ge nih, katanya ikut keluar ga? Ini mau berangkat semuanya" tanya seseorang diseberang sana.
"Nggak, gue dirumah aja Wen" jelas Yaxuan.
"Oke deh, oh ya bunda minta tolong panggilin jie Fany, Tenzo ge sama Rara suruh turun sekalian"
"Jie Fany gak bisa, demam! Kalo Tenzo sama Rara biar gue suruh turun abis ini" jelas Yaxuan.
"Lah? Jie Fany beneran sakit? Yaudah deh semoga cepet sembuh. Pantesan kagak mau ikut, ternyata mau jagain jie Fany ekhem~" ujar Owen
"Gue gak bilang kalau gue mau jaga btw" jelas Yaxuan dibalas kekehan dari seberang sana.
"Yaudah, buruan suruh turun tuh si Tenzo gege sama Rara. Udah ditunggu soalnya" final Owen
PIP
Yaxuan melangkahkan kakinya keluar kamar Fany dan berjalan menuju kamar Tenzo untuk memanggil keduanya.
Tok tok tok
"Zo, disuruh turun kebawah sama Chengxin ge. Sekalian sama Rara juga, sekarang turun!" Ucapnya dan pergi setelah mendapat sahutan "Iya" dari dalam.
***
Malam pun menghampiri dunia, sejak siang tadi semuanya belum pulang. Sementara itu, Fany juga belum bangun dan ditambah Yaxuan yang tertidur di sofa panjang terletak di kamar Fany.
Hingga,
18.30 WIB
"Capek banget huh!" protes Ziyi dan Zhenyuan yang langsung menjatuhkan badannya di sofa.
Jessica yang baru masuk ke rumah langsung mengedarkan pandangannya, dan menemukan keadaan rumah yang sangat sepi. Begitu juga dengan semuanya.
"Jessi disini aja dulu Bun. Bunda sama baba duluan tidur aja gapapa" jelas Jessica kepada Raeji dan ChengXin.
"Yaudah, bunda sama baba ke kamar dulu ya!" Pamit Raeji kepada semuanya.
"Kalian jangan malam-malam tidurnya" tutur Raeji dibalas anggukan oleh semuanya.
"Selamat malam" pamit Chengxin kepada semuanya dan merangkul Raeji untuk pergi ke kamarnya.
Junlin yang melihat pasutri itupun hanya menggelengkan kepalanya dan menghela nafasnya.
"Kenapa lo?" tanya Jiaqi kepada Junlin.
"Kenapa si orang-orang suka banget menampakkan keuwuan nya didepan mata gue. Gak tau apa ya kalo yang liat inituh jomblo" balasan Junlin membuat Jiaqi tertawa diikuti oleh Jessica dan juga Haoxiang yang tidak jadi mengantuk karena ucapan Junlin.
Sementara itu, disisi lain ada Reva yang sedang menjatuhkan dirinya disamping Zhenyuan.
"Duh, encok semua ini badan gue. Hoaammm, mana ngantuk lagi" ucap Reva.
"Halah, sapa suruh tadi main mainan yang begitu, katanya berani eh ternyata...." ejek Zhenyuan.
"Diem lo ge, gue makan lama-lama" kesal Reva melemparkan bantal sofa ke arah Zhenyuan namun meleset terkena Junlin.
"Etdah buset, nih anak dua nggak bisa diem apa daritadi. Heran gue" jelas Junlin mengambil bantal dan membenarkan kembali ke sofa.
"Bukan gue ge, Zhen ge tuh yang gamau ngalah"
"Lah ko jadi gue sih?" Kesal Zhenyuan ingin menangkap Reva yang mulai ancang-ancang berlari namun terhenti karena tangannya dipegang oleh Ziyi.
"Zhen, diem! Dah malem ini tuh" ujar Ziyi membenarkan duduknya.
"Jiee, Rara mau bobo ya. Dadahh, hoaammm" pamit Rara melangkahkan kakinya menuju kamar yang terletak disebelah kamar milik Jessica disusul oleh Vina yang sudah tidak bisa membuka matanya lebar. Karena Vina mengantuk.
"Duluan, nganterin Rara. Takut nyasar" singkat Tenzo membuat semuanya mencibir.
"Modus dah tu!" Cibir Ziyi dibalas gidikan acuh oleh Tenzo yang berjalan mengikuti Rara.
"Nggak tidur?" Tanya Jiaqi kepada Jessica.
"Belum ngantuk ge, bingung juga mau ngapain ini" jelas Jessica.
"Yaudah, ikut gege ke gazebo samping yuk!" Ajak jiaqi menggandeng tangan Jessica.
"Lah, si Jessi. Mau diajak bareng ke atas coba, malah keluar sama Jiaqi ge" kesal Reva.
"Berisik deh lo Rev, punya adik satu nggak bisa diem daritadi. Sini gue anterin ke kamar!" Ajak ZhenYuan yang kebetulan kamarnya depan kamar Rara yang samping kanannya tepat ialah kamar Reva.
"Pelan-pelan dong ge, kesandung nih gue" protes Reva saat menaiki tangga.
"Diem, nih udah pelan kan"
"Lah, ni calon gue mana ya?" tanya Ziyi membuat Junlin dan Haoxiang kebingungan.
"Siapa jir yang lo maksud itu ge?" Tanya Junlin kepada Ziyi.
"Vina ya ge?" tebak Haoxiang diangguki oleh Ziyi. Haoxiang memutar bola matanya malas.
"Yang tadi ke atas sama Rara siapa ge? setan? iya?" ujar Haoxiang kesal.
Ziyi yang mendengar penuturan jawaban dari Haoxiang pun hanya bisa menerjabkan matanya berkali-kali seolah berfikir.
"Dahlah ge, gue ke alam mimpi aja" pamit Junlin yang disusul oleh Haoxiang dibelakang nya.
"Kok gue nggak nyadar ya?"
*****
Disisi lain, Jessica duduk di gazebo samping dengan jiaqi yang sedang melihat ponselnya.
"Ge, mana sih mang jualan nya? Bisa bosen Jessi lama-lama" kesal Jessica namun tidak disahuti oleh Jiaqi karena sedang fokus ke arah ponsel di genggamannya.
"Ge!" Kesal Jessica berteriak dan berhasil membuat Jiaqi terlonjak kaget.
"Apa? Iya? kenapa?" latah Jiaqi yang menengok dan melihat raut Jessica yang kesal.
"Tau ah, males pen beli trek" kesal Jessica menolehkan kepalanya ke arah lain.
"Lah, ngambek" ujar Jiaqi menyimpan ponselnya dan menatap Jessica. Yang ditatap hanya menahan untuk tidak memutar wajahnya karena rasa marah, malu, deg-degan bercampur menjadi satu.
"Cie ngambek nih sama gege?" Goda Jiaqi menutupi arah pandangan Jessica.
"Apasih ge, Jessi ngantuk ah mau tidur aja" ujar Jessica hendak beranjak dari duduknya namun dihentikan oleh Jiaqi yang memegang tangannya hingga terduduk kembali.
"Disini bentar tungguin gege, bintang disini bagus selagi nunggu mang jualan nya lewat"
Tbc.