Chereads / Pak Guru Aku Mencintai Mu / Chapter 5 - Bab 5

Chapter 5 - Bab 5

Tanpa basa-basi ia langsung ke inti, yakni mengajak ku untuk berkerja sama dalam pembuatan novel terbaru nya, dan memberikan beberapa penjelasan mengenai novel yang akan ia buat, yang menurutku ini adalah cerita yang sangat berat dalam artian sesunguhnya, dalam hal ini ia menyuruhku mencari ide dalam setiap kalimat yang ia inginkan, begitu puitis namun penuh makna.

Lalu ia mengambil sesuatu dalam kantongnya dan memberikan kepada ku, yang rupanya sebuah amplop berisi uang 20 juta, sebenarnya lebih tepatnya berbentuk kertas dengan tulisan Rp.20.000.000,00. katanya sisa uang dari operasi ibu ku itu sebagiknya di gunakan untuk membeli sebuah leptop.

kalau 20 juta dalam lembaran uang ratusan, artinya ada sekitar 200 lebar uang ratusan ribu.

Yang membuatku heran adalah bagai mana ia tau bahwa aku butuh uang ini untuk keperluan operasi ibuku, namun sebaiknya aku tak menanyakan lah ini dan hanya fokus tentang apa yang harus ku lakukan saat ini.

Cukup lama kami berdiskusi dalam pekerjaan itu, dengan sesekali ada pendapat yang berlainan dari kami, dalam menentukan cerita namun itu tak begitu perlu di khawatirkan.

"Baiklah judul nya sudah ditentukan, dan jalan ceritanya sudah kita tentukan juga, tinggal mencari ide dalam setiap kalimat dan agar tak kontradiksi nantinya".

Ucapanya, ya ini harus dilakukan dalam cerita romatis fiksi ilmia, karena jika ada satu saja kalimat kontradiksi atau berlainan ini akan menjadi hal yang buruk maka dari itu ia menyuruhku untuk mencari dalam point ini katanya aku cukup bagus dalam hal ini, walau pun aku belum tau dan yakin aku bisa, namun karena uang yang sudah ku ambil dengan terpaksa aku menuruti perintahnya.

Sungguh menyebalkan, akhirnya hari melelahkan itu aku akhiri dengan pulang kerumah dan merebahkan tubuh ku di kasur.

"kapan ibu akan di operasi?".

Aku bertanya pada kakak ku setelah memberikan sebagian uang itu dia hanya menjawab tak tau dan menyerahkan sepenuhnya kepada dokter dan katanya bahwa aku harus serius dalam pekerjaan ku dan tak melupakan juga perlajaran.

Mendengar itu saja sudah sangat membuat ku terbenani, bagai mana tidak di lain hal aku harus mengerjakan kedua-duanya.

Sungguh hidupku sangat melelahkan untuk saat ini.

Sekolah dan bekerja sebagai asisten penulis, dan seorang yang kaya, adalah sesuatu yang sangat tak ku duga, sungguh aku tak menduga nya.

"Ini ceritanya menarik namun setiap bab masih banyak dialoge yang tak berguna". Kata ia setelah melihat tulisan yang ku kirim lewat e-mail, lalu ia menyuruhku untuk menghapus beberapa dialoge itu dan mengganti nya.

Untuk ceritanya ia bilang bagus apa lagi dalam ide yang aku masukan tak berbelit-belit dan langsung pada intinya walau pun belum usai atau masih jauh dari kata selesai dalam cerita yang aku buat ini.

Ah... Aku harap ini cepat selesai, dan dia terus saja berbicara tanpa bisa melihat ku yang bosan karena nya, aku berharap matahari cepat turun di barat dan ini berakhir di hari ini, namun begitu lah jika kita mengharapkan ini cepat berlalu pasti kita akan merasakan ini cukup begitu lama.

Oh... Tuhan tolong aku, apa yang harus ku lakukan kepada guru yang berada di hadapan ku ini?

"Baiklah sekarang kamu bisa pulang dan coba kamu perbaiki apa yang aku tandai itu". Ucapanya dan mempersilahkan aku untuk pulang.

akhirnya... Aku biasa membaringkan tubuhku di kasur untuk beberapa waktu sebelum lusa bertemu dengannya lagi.

Namun sebelum itu aku sempati diri menjenguk ibu ku yang sedang dalam tahapan pemulihan paska operasi yang dilakukan kemaren, namun saat aku datang ibu sedang tertidur dengan kakak yang selalu menjaga ibu, aku hanya menitip pesan pada kakak bahwa aku datang menjenguknya dan memberi kan makanan kepada kakak lalu pulang kerumah.