Chereads / Pak Guru Aku Mencintai Mu / Chapter 2 - Bab 2

Chapter 2 - Bab 2

Em... Rasanya aku masih ngantuk, namun jam sudah menunjuk kan pukul 6 pagi, dengan paksa aku membangunkan diri, mata yang masih setengah terpejam, aku berjalan ke kamar mandi, mencelupkan tangan di air, mengosok gigi, dan.

Berrrrr... Dingin nya air membasahi tubuh.

"Cantik... Nya".

Gumam ku yang melihat bayangan diri ku dibalik cermin, mengikat rambut dan memakai seragam kebanggaan ku.

Jalan masih sama, tak ada beda.

Bentangan tanaman padi, atau jernih nya air menemani setiap langkah ku.

Rumput begoyang dihembuskan angin.

Ikan-ikan yang sesekali muncul kepermukaan untuk mengambil nafas.

Tas sandang yang begitu berat akan buku-buku pelajaran selalu ku bawa.

Ah... Rasanya ini begitu mengasikan, jam pertama pelajaran di isi dengan mata pelajaran bahasa indonesia, awal nya biasa saja, hanya dengan sedikit penjelasan kepada kami (murid-murid) dikelas itu, namun... Di sisa pembelajaran guru itu memberi tugas, sebuah tugas membuat suatu puisi.

"Ah. Rasanya menyebalkan".

Ucap ku menggerutu dalam hati, aku lemah akan hal ini menurut ku lebih baik menghitung rumus matematika dari pada harus mengarang puisi dan harus dikerjakan dalam satu malam lagi.

Uh! Menyebalkan, ya karena besoknya akan ada lagi mata pelajaran bahasa Indonesia, sungguh menyebalkan.

Pulang sekolah aku langsung bergegas membuka buku dan menulis puisi.

dan... Rasanya aku banyak menghabiskan lembaran kertas, yang tak terhitung berapa lembar yang telah aku habiskan hanya untuk menulis satu buah puisi saja.

Otak ku sepeti tak berkerja dengan baik, aku tak bisa!

Tapi jika aku tak mengumpulkan tugas ini? Tiang bendera siap menjadi teman ku dalam satu hari.

Aduh... Menyebalkan sekali.

Karena hal ini aku sampai lupa untuk sarapan, saat perutku berontak aku baru sadar bahwa aku belum sarapan sejak tadi, aku pun berjalan kedapur.

Kulihat ibu sedang asik menonton tv sedangkan kakak ku pasti ada dikamar, entah apa yang ia lakukan di dalam kamar itu.

Untung saja masih ada makanan yang tersisa, walau pun hari masih sore tapi kami selalu terbiasa sarapan di sore hari bukan di malam hari seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Akhirnya perut ku pun terisi dan siap untuk melanjutkan mengerjakan tugas dari guru itu.

Ah! Menyebalkan.

bila mengingat nya lagi.

Cukup lama aku berpikir sebelum menulis puisi, sebenarnya jika tema-nya bebas mungkin aku sudah selesai mengerjakannya dari tadi mungkin saja sekarang aku sedang bersantai.

Namun... Ini tema-nya adalah cinta dimasa muda, apakah ini tak berlebihan?

Biasanya guru-guru tak akan memilih cinta-cinta'an sebagai pembelajaran di sekolah, dan lebih parah dan menyakitkan untuk ku adalah aku tak pernah perasakan cinta.

Namun dengan terpaksa aku menuliskan puisi yang aku tak tau ini bagus atau pun buruk, ya sudahlah yang penting sudah mengerjakan nya.

Aku berharap esok akan baik-baik saja. Mungkin?

Mencoba adalah yang terbaik dan menjalani cobaan adalah pilihan, akhirnya aku merapikan buku-buku dan membaringkan tubuh dalam empuknya tempat tidur ku, bantal guling ku peluk dengan erat, aku berdoa besok hujan turun agar aku punya alasan tak masuk sekolah, atau apakah aku harus berpura-pura sakit?

tapi itu mustahil karena aku tak bisa berbohong, jika aku berbohong ibu dan kakak ku cepat mengetahui dari wajah ku.

Mencoba memejamkan mata mendengar suara jangkrik dalam kesunyian malam, lampu kamar yang telah ku matikan dalam pejaman mata, gelap dalam malam aku pun terlelap dan berdoa agar esok tak menjadi hari yang buruk, mudah-mudahan saja.