arya yang kekalahan mulai terlelap, penglihatannya mulai buram, dan kemudian ia tertidur di tengah keributan yang dibuat oleh teman satu kosnya.
***
seolah ditarik kedalam lubang hitam, Arya merasakan seluruh tubuhnya menjadi berat. penglihatan nya kabur, namun samar sama ia bisa melihat sekeliling nya. dinding dinding pembatas di sisi kiri dan kanan nya. ia berdiri di tengah jalan aspal.
suasana terasa mencengengkam, sepi hanya angin yang terasa meniup pundak. Arya tak bisa memahami apa yang terjadi. seolah ada yang menariknya ia berjalan terus ke depan. semakin jauh kedalam penglihatan Arya mulai jelas, tanpa sadar Arya sudah berada di depan gubuk tua.
Arya ingat gubuk tua itu, tapi tidak dapat mengingat apa yang dilakukannya disana. Arya hanya merasa bahwa gubuk tua itu terikat dengan nya.
Arya berjalan masuk kedalam gubuk tua itu. terdengar bunyi derit pintu saat dibuka. ganggang pintu penuh dengan debu. ketika Arya masuk kedalam rumah, seluruh perkakas berantakan, debu berterbangan, dan sarang laba-laba memenuhi sekeliling rumah.
Arya berjalan melihat sekeliling rumah, dinding dinding sudah mulai retak. jendela sudah mulai copot. namun ada satu pintu yang terlihat baik. tidak kotor sama sekali, dan juga tidak rusak. seolah-olah pintu itu telah dirawat dengan baik selama ini.
dibalik pintu terpancar suatu pesona. entah mengapa Arya merasa tertarik dengan pintu itu. Arya berjalan perlahan mendekati pintu lalu membukanya. ada sebuah meja disana, terdapat ornamen klenik memenuhi ruangan. tengkorak menghiasi dinding ruangan. ada sesajian di atas meja. ayam hitam, telor, dan darah. dupa terbakar di atas wadah abu, dan aroma kemenyan tercium dari asap dupa.
Arya berjalan memperhatikan sambil memperhatikan satu persatu.
ketika sedang terpana dengan ruangan tersebut. tiba tiba pintu tertutup, asap mulai mengepul dari bawah lantai. lalu terdengar suara tawa wanita.
"hi hi hi" lalu seorang wanita tua tiba tiba muncul dan duduk di kursi dekat meja. Wanita tua itu menatap Arya dengan tajam, lalu tersenyum.
tiba tiba Arya merasa pusing, lalu cahaya putih menyelimutinya. Arya melihat sekeliling dan ia melihat dirinya sudah berada dikamar dan dia sedang tertidur di atas kasurnya.
Arya merasakan nafasnya berat dan badannya penuh dengan keringat, seluruh tubuhny gemetaran.
arya menatap Sangat lama langit langit dikamarnya hingga akhirnya ia tenang. kemudian Arya menghela nafas.
"huhh... hanya mimpi" lalu Arya merenggangkan seluruh tubuhnya.
"jika yang tadi mimpi, maka ini bukan mimpi" sambil memegang dagu Arya mengangguk, meyakinkan dirinya bahwa kali ini dia tidak salah. Arya yakin bahwa ia telah bereinkarnasi kembali ke saat di sekolah.
***
diluar arya mendengar suara teman-temannya, sibuk dengan permainan mereka. Arya berdiri dan mengintip dari balik pintu. kemudian ia tersenyum menatap kedua temannya.
diam diam ia berjalan di belakang mereka. lalu melompat dan merangkul mereka berdua. Jo dan Budi yang terkejut kemudian menjatuhkan HP-nya. kemudia dengan serentak berteriak "Arya..,..."
"kalian beneran ribut ganggu orang tidur" kemudian Arya berjalan menuju sofa dan duduk disana.
Jo dan Budi menatap tajam ke arah Arya. "tumben tumbenan Lo tidur siang" gumam Budi.
"iya tumbenan tidur siang, padahal semalam Lo yang paling cepat tidurnya, trus tdi pagi juga tidur dikelas" Jo menimpali
"mungkin masa pertumbuhan" Arya tak memperdulikan jo dan Budi, lalu mengambil remot tv dan menghidupkan.
hari ini entah kenapa arya merasa sangat bahagia. mungkin ini kesempatan baginya memulai dengan lebih baik, dan memperbaiki dirinya.