Chereads / MY COOL BOYFRIEND / Chapter 3 - 03

Chapter 3 - 03

Selamat membaca buat kalian❤

®®®

"rose? Rose kamu dimana?"

Renata telah selesai memilih baju dan sekarang ia mencari rose kemana temannya itu? kemudian matanya menatap rose yang berjalan masuk kedalam toko dengan tergesa-gesa

"kamu dari mana rose?"

"maaf aku tadi itu dari toilet iyah hehe"

"kok kamu ngos-ngosan gitu? Curiga deh"

"bener kok!"

Flashback

"minggir aku mau keluar"

Sean memundurkan langkahnya hingga rose bisa bergerak. Rose berancang-ancang akan membuka pintu, tapi langsung ditahan kembali dan di sudutkan lagi di balik pintu.

"apa?"

Sean hanya menatap rose datar, walaupun rose bertanya-tanya dan merasa tak nyaman dengan situasinya.

"mereka sudah pergi. Dan aku harus menemui temanku. Dia sendirian di toko sebelah"

Lagi dan lagi. Sean hanya menatapnya datar lalu retina miliknya menatap bibir ranum milik raquell. Rose bingung harus apa. Karena pria dihadapannya hanya diam dan terus menatapnya. Sampai benda kenyal milik sean menempel tepat dibibirnya dan itu dukses membuat rose terkejud.

Rose mendorong dada sean yang terasa begitu keras namun tangannya langsung ditahan oleh sean lalu menaruhnya di sisi kanan dan kiri tubuhnya.

"mmmh-"

Sean sangat rakus memainkan bibirnya. Namun hanya sebentar. Sean sengaja mengakhiri ciumannya dengan menggigit bibir bawah rose hingga membuat sang empunya mendesah nyeri.

Tak merasa bersalah atas perbuatannya, dengan wajah datarnya sean keluar dari ruang ganti tanpa memperdulikan rose.  Di balik pintu luar, sean tersenyum miring lalu melanjutkan langkahnya dengan angkuh.

Masih didalam ruangan. Rose masih termenung ditempatnya. Apa yang dia lakukan dengannya? Dengan sean? Huh! Oh iya renata. Astaga!

Rose menyembulkan kepalanya dan berjalan keluar dari tempat itu dengan sedikit berlari karena takut ketahuan seseorang.

Flashback off

"sekarang kita mau kemana lagi rose?"

"kita ke salon langganan aku ya" rena mengangguk mengiyakan

Penampilan renata berubah 100%. Keturunan raquell memang pintar dalam masalah fashion. Kini renata mengajak rose kerumahnya. Maaf, mungkin bukan renata yang mengajaknya. Tetapi rose yang memaksa ingin mengunjungi keluarga renata.

"ini rumahmu?"

Renata hanya tersenyum malu, karena rumahnya tak seperti rumah orang lain yang mewah dan bersih. Rumah renata hanya rumah kecil dan sedikit kumuh. Toh dia tinggal di rumah susun.

Ceklek

"renata pulang mah"

"eh nak..loh ini siapa nak?"

"ini teman renata mah. Namanya Rose"

Rose tersenyum kepada mamah renata dan menjabat tangannya

"rose de raquell tante"

"cantik sekali. Panggil saja tante dina yah" ujar dina dengan ramah

"siap tante dina hehe"

"ah-mamah baru sadar. Penampilan kamu kenapa rena?" tanya ibunya dengan bingung

"itu anu mah"

"ini semua rose yang kasih tan. Rose jadi teman sekolahnya rena, dan rose gak mau rena jadi bahan bullyan lagi di sekolah hanya karena penampilannya"

"tapi ini semua berlebihan nak rose. Pasti harganya mahal-mahal. Tante gak mampu mengembalikan uang yang nak rose kasih"

"rose ikhlas kok tan. Jadi tante gak usah mengembalikan apa yang sudah rose kasih" dina tersenyum mendengar ucapannya

"kalau begitu, ayo kita makan bersama. Tante udah masakin banyak makanan tadi"

"eh gak apa-apa tan, rose mau makan dirumah saja"

"ayolah nak rose, hitung-hitung tanda terimakasih kami kepada nak rose"

Rose mengangguk lalu ditarik oleh renata menuju meja makan. Disana memang tersedia banyak sekali makanan. Tapi bukam makanan seperti dirumahnya yang disediakan oleh chef international. Ini hanyalah makanan rumah yang dimasak oleh seorang ibu.

Ahh rose rindu sekali ibunya

"kamu kenapa rose?" tanya rena

Dina mengalihkan pandangannya kepada rose saat mendengar pertanyaan anaknya. Rose memghentikan kegiatan makannya karena teringat sang ibu. Dia juga meloloskam air matanya dan menunduk.

"aku nggak apa-apa ren"

"itu kamu sedih. Apanya yang tidak apa-apa?"

"kamu kenapa nak?"

"rose hanya rindu mamih tante" jawab rose dengan sedih

"memang ibu kamu kemana?" tanya dina hati-hati

"mamih..sudah pergi jauh tante"

"maaf rose, tante nggak bermaksud. Kalau begitu, kamu bisa memganggap tante sebagai mamih kamu kalau kamu butuh"

"terimakasih tante. Emm ngomong-ngomong omnya kemana tante?"

"ohh ayah renata jam segini masih di pasar jualan mie ayam"

"mie ayam ayah aku enak loh rose. Kapan-kapan aku bawain buat kamu" timpal rena

"kok dibawain? Aku saja yang kesana nanti"

drrtt drrtt drrtt

"hallo"

.....

"saya lagi dirumah teman saya"

.....

"baiklah nanti rose kirimkan alamatnya"

.....

"oke"

tut tut tut

"maaf ren, tante. Rose harus pulang soalnya sudah ada yang jemput"

"iya gak apa-apa. Rena, anterin sampai gang depan yah" rrnata mengangguk

®®®

Raquell's Mansion

Sampai di mansion, rose langsung merebahkan dirinya di kasur king size miliknya. Walaupun dia seorang wanita, tapi seleranya tak seperti wanita lain yang suka nuansa pink dan banyak boneka.

Rose bukan orang seperti itu. Dari kecil, tak ada yang memberikannya hadiah boneka. Kebanyakan mereka memberinya barang lain seperti baju. Cat kamarnya berwarna putih dan abu. Semuanya berwarna gelap, walaupun warna favoritnya merah.

Mam. Rose kangen mamih. Mungkin jika mamih tak mempertahankan rose, mamih nggak akan pergi kesana. Kak vernon juga nggak akan pergi ninggalin rose ke las vegas. Rose bukan menyalahkan mamih, tapi diri rose sendiri. Rose sumber masalah.

Tak terasa dua bulir air mata melewati kedua pipinya. Cepat saja rose mengelapnya. Karena dia tak akan terlihat sedih karena mengingat mamihnya. Mamihnya bukan sumber kesedihan, mamihnya adalah sumber kebahagiaan.

Sesaat dia teringat kejadian dimana dirinya terjebak bersama sean dan dia Argkkk memikirkannya saja membuat dirinya merasa jijik.

Tapi, bagaimana jika besok aku bertemu lagi dengannya? Sial! Aku nggak mau sekolah!

dari pada pusing memikirkan itu, rose lebih memilih membersihkan diri dengan air hangat.