Paginya, sean bangun dari tidurnya. Dia melihat jam di layar ponselnya dan ternyata masih jam 6 pagi. Sean bangun dan melakukan rutinitasnya yaitu olahraga pagi sebelum kesekolah.
Tiga puluh menit ia olahraga mengelilingi mansion, dia kembali ke dalam lalu mengambil air mineral.
Saat asik menenggaknya, tak sengaja matanya melihat ke posessivan william pada cassandra yang akan turun dari lantai atas. Sean sedikit tersenyum tanpa orang lain sadari.
Menyimpan kembali air mineralnya, sean berjalan mendekati sang ibu yang terduduk di sofa depan tv.
Sean sempat meringis, kenapa ayahnya menempatkan ibunya di sofa depan tv? Sudah tahu ibunya belum bisa melihat.
"mam" panggil sean
"hmm? Sean kamu belum berangkat nak?" tanya cassandra seraya meraba raba muka sean.
"bentar lagi mam, mamih kenapa keluar kamar?"
"mamih kangen aja suasana luar se. Sudah lama mamih hanya berdiam diri di kamar"
"udah gih, kamu siap-siap berangkat kesekolah. Nanti telat tahu rasa loh"lanjut cassandra
"oke. Sean ke kamar ya mam. Daddy gak kerja?" tanya sean pada ayahnya hanya untuk formalitas di depan ibunya
"No. Daddy disini aja, mau nemanin mamih kamu, daddy terlalu khawatir kalo dia sendirian"
Sean mengangguk-ngangguk lalu berjalan menuju kamarnya dan keluar lagi setelah selesai mempersiapkan diri untuk sekolah.
"mam, sean pamit ya. Bye"ujar sean
Cassandra tersenyum hangat. Ia melambaikan tangannya asal kala sean mengucapkan kata 'Bye' saat itu pula, tangannya di arahkan ke tempat lain.
Yap, william mengarahkan tangan kanan istrinya ke arah yang benar. Sean yang tadi tersenyum hangat malah jadi tersenyum getir.
Lambaian tangan ibunya pas menghadap dirinya tapi itu karena bantuan ayahnya. Miris.
BRUMM BRUUMMM
Motor sean melaju meninggalkan mansion. Di dalam mansion, william menepati kata-katanya jika dia tak akan bekerja untuk hari ini. Dia akan fokus pada istrinya yang membutuhkannya.
Sampai di sekolah, sean memarkirkan motornya seperti biasa di parkiran sekolah. Dia berjalan dengan aura khas miliknya sehingga membuat para warga sekolah terkagum kagum padanya.
Hari ini, ia tak memakai seragamnya karena ada kelas khusus kebugaran jadilah ia hanya memakai pakaian biasa, begitupun teman-temannya dan member kelasnya.

Sekarang adalah hari terakhir mereka belajar karena selama tiga hari kedepan, mereka akan mengadakan study tour.
Tak berniat ke kelas, sean kini memasuki wilayah lokernya. Dia mengganti pakaiannya menjadi pakaian renang. Ya, walaupun tanpa atasan.
"anjir lah, abs gak ada yang sopak" ujar angga bergurau saat melihat perut keempatnya kotak kotak
"sialan lo. Lo kira jok motor sopak" timpal erlan
"abis renang lo ikut tanding basket?" tanya june pada sean
"iya. Lo ikut?"
"tentu"jawab june
Mereka berempat berjalan beriringan menuju area kolam yang tak jauh dari area loker. Hanya berada di lorong yang berbeda.

"Akkk yaampun! Ini hari paling cucok di bandingkan hari-hari lainnya!!"
"ASTAGA 7STONE!!! WE LOVE YOU"
"ANJIR! PERUT SOBEK EH ROTI SOBEK!!"
"GW PINGSAN TOLONG"
"MAMAH AKU MIMISAN!!"
"HARI YANG DI TUNGGU-TUNGGU SETIAP MINGGUNYA"
begitulah teriakan histeris para siswi di sepanjang koridor. Sesampainya di area renang, mereka menyimpan handuk masing-masing di kursi yang telah di sediakan sebelah kolam.
Semua murid dalam kelasnya berada disana dan yang membuat sean bingung adalah dimana keberadaan roselina? Bahkan sekarang sudah lebih dari jam tujuh, mungkinkah dia absen?
Sedikit tak perduli, sean memilih diam dan menunggu guru cabangnya. Lima menit kemudian, seorang guru pria datang dengan pakaian renang lengkap dengan baju.
Guru itu memberi intruksi untuk lima orang lelaki terlebih dahulu untuk bersiap di posisi terjun lalu menyelam dengan waktu yang secepat cepatnya.
"yang pertama nyelam adalah angga, erlan, bima, june dan sean. Ke posisi"titah guru itu
Mereka yang di panggil berjalan ke sisi kolam sambil sesekali meregangkan otot-ototnya menunggu waktu mulai.
Sedangkan sean, dia hanya diam saja dan menatap lurus kedepan. Bertepatan dengan itu, tiba-tiba dua orang murid berlari masuk ke dalam arena karena telat masuk.
"hah maaf pak, saya dan teman saya telat. Soalnya abis ada tugas dari bu sopyan" jelas rose sambil terengah dan guru itupun mengangguk iya


Semua orang menatap rose dan renata bergantian. Tapi yang lebih lama di tatap adalah roselina. Penampilannya yang membuat orang disana terbengong termasuk sean.
Sean mendengus melihat roselina lalu tanpa babibu, dia melangkahkan kakinya menuju roselina dan langsung menariknya keluar dari sana untuk membawa roselina ke ruang ganti wanita.
Semua yang di dalam terheran karena kelakuan tiba-tiba sean, mereka berpikir apakah sean memiliki hubungan dengan rose? Dan saat itu juga, mereka langsung membuka ponsel masing-masing lalu bergosip ria dalam sosmed tentang raquell dan tiffin.
Di sisi lain, renata juga bingung dengan sean yang bersikap begitu. Dia jadi gelagapan saat roselina tidak ada, akhirnya dia memutuskan masuk ke dalam dan duduk di kursi sendirian sebelah pojok walaupun dirinya sangat malu.
"sean lepas. Apaansih tarik-tarik?" ronta rose saat tangan sean mencengkram pergelangannya
Sampai di depan loker roselina, sean menghempaskan tangannya lalu menatap tajam roselina dengan mata elangnya.
"Ganti baju lo. Cepat" titahnya dengan dingin
"tapi renangnya bagaimana? Yang ada nilaiku kecil" protes rose
"mau gw gantiin pakaian lo?"
"astaga! Iyaiya. Maksa banget!"
"balik badan!"lanjutnya
"kaya yang belum lihat aja. Ganti buruan!"
Setelah sean menggerutu sambil membalikan badannya, roselina langsung mengganti pakaian renangnya dengan seragam sekolahnya.
Sean yang merasa wanita itu sudah selesai ganti, kini giliran dia yang berganti. Sean membawa roselina ke loker miliknya dan menyuruh roselina menunggu disana.
"sean, ini tempat ganti pria. Aku mau keluar!"
"gak bakalan ada yang masuk"
"tapi sean! Kalo ketahuan bisa-bisa ki-"
"diam atau gw perawanin"ancamnya yang ampuh membuat roselina terdiam
Roselina tak merasa malu atas aurat sean, toh dia biasa melihatnya di konser-konser kpop.
Tapi karena tidak sopan juga melihat yang seperti itu, roselina berbalik badan saat sean berganti pakaian.
Bahkan saat tadi sean bersamanya, roselina tak pernah menatap perut sean, dia cuma menatap sekitaran wajah sean. Tidak yang lain.
"kenapa lo balik badan?"bisik sean tiba-tiba membuat rose bergidik kaget
"apaansi. Ayo keluar!" ajak rose
Sean tersenyum miring lalu membuka pintu keluar, dan saat itu dia sedikit terkejut karena tiga temannya sudah berdiri di hadapannya seolah tadi akan membuka pintu tapi pintunya lebih dulu di buka.
"anjir! Ngapain lo di dalem berduaan?!" tanya angga dengan ngeri
"ra woy, lo ngapain di loker cowok? Cuma berdua lagi, bareng sean?" tanya erlan pada ra, raquell
"kita gak ngapa-ngapain kok. Cuma nganter sean ganti, udah" jawab rose sekenanya lalu menerobos keluar dari sana.
"bukannya lo mau tanding basket?" dan sekarang giliran june
"lupa. Bentar gw ganti lagi"

Sean kembali ke lokernya dan mengganti seragamnya dengan baju basket lalu keluar menuju kelasnya, karena ia yakin roselina ada di sana.
Sampai depan kelas, ia membuka pintu dan langsung menutupnya. Matanya melihat roselina sedang duduk di kursinya sambil membaca buku dan memakai handset di telinganya, sampai-sampai tak menyadari kedatangan sean.
Dengan senang hati, sean berjalan ke arah roselina lalu duduk di sebelahnya.
Tak terlalu sejajar, bangku sean hanya sedikit lebih mundur di banding roselina.
Sean tersenyum jahil, dia mencolek dada roselina yang membuat pemiliknya terkejut dan langsung menyentakan handsetnya.
"kamu apa-apan si!!" teriak roselina
"kenapa?"
"mesum banget jadi orang!!"
"gak mesum gak normal"
"brengsek memang!!" makinya karena kesal
Mata sean yang tadinya biasa kini menatap roselina tajam dan dalam hitungan detik, sean langsung memojokan roselina ke dinding.
Roselina jelas kaget, dia mendorong dada sean karena terasa sean semakin mendekat.
"sean, jangan kaya gini"
"terus?"
"g-gak enak kalo di lihat orang"cicitnya
"mau gw lepas?"roselina mengangguk
"imbalannya?"bisik sean pada telinga rose
"a-apa?"
"cium gw di tengah lapang saat gw nyetak skor paling tinggi dalam pertandingan basket nanti" tawarnya
"gak! Aku gak mau"
"yaudah. Lima kissmark gak masalah. Lagian, kita masih punya waktu untuk berbuat sesuatu. Seperti semalam"ujar sean dengan seringaiannya
Roselina melotot tak percaya lagi. Dia takut kalo sean melakukannya di sekolah, nanti anak-anak pada tahu.
Akhirnya, dengan terpaksa roselina mengangguk mengiyakan tawaran sean.
Lebih baik malu karena mencium sean di tengah lapang, di banding kepergok grepe-grepean sama sean di kelas yang notabenya sepi. Terlebih lagi, kalo sean membuka bajunya.
Sean tersenyum menang, lalu melahap bibir rose dengan lembut tapi di sertai hisapan yang kencang.
Memang tidak lama, sean melakukannya hanya sebentar lalu menidurkan kepalanya pada paha roselina yang di halangi sedikit rok mini school nya.
Sean berbaring di atas dua kursi dengan bantalan paha roselina. Roselina juga tak membantah karena dia takut sean marah. Toh sean hanya tiduran.
Tiga puluh menit telah berlalu, sean yang tertidur pulas kini terbangun karena suara bising di kelasnya serta colekan jari roselina. Ia bangkit dari tidurnya dan sedikit menguapkan mulutnya.
"kelas renang udah selesai?" tanya sean
"udah dari lima menit yang lalu"jawab rose
"ingat kesepakatan kita tadi sayang, datang ke lapang dan ambil bangku paling depan. Ngerti!"
"i-iya ngerti"
"good. Kalo gitu, gw pergi duluan"ujarnya lalu pergi begitu aja.