Chereads / Kita, Hujan dan kata / Chapter 16 - Suspicion

Chapter 16 - Suspicion

Di perjalanan, baik Aella maupun Hanish diam membisu. Bukan apa, hanya saja Hanish saat ini tengah menyesali perbuatannya pada Aella saat di kelas tadi. Karena setelah kelas berakhir, Aella mengacuhkannya. Benar-benar mengacuhkan—bahkan lebih menganggap bahwa tidak ada sosok Hanish di sekitarnya.

Aella masih mempertahankan wajah datarnya. Ia tak peduli, yang jelas hari ini entah mengapa rasanya gemas sekali dengan lelaki jangkung yang kini tengah mencuri-curi lirikan padanya. Jangan kira Aella tak tahu, ia mengetahui bahwa sejak tadi Hanish sudah tak tahan dengan suasana yang hening ini, tapi bagaimana lagi? Ia ingin balas dendam.

10 menit terlewati dengan keheningan. Jalanan di depan kini tengah merayap padat. Langit sudah menunjukkan jingga-nya. Iya, mereka batal pergi kencan hari ini.

"Ekhem,"

Hening. Hanish melirik lagi kearah gadisnya, dan ia mendapati jika Aella tengah mendengarkan music sembari memalingkan wajahnya ke jendela.

"Astaga, apakah ada orang disini?"

"El, ayolah"

"Aku sudah membatalkan kencan kita, aku juga minta maaf"

"El? Ck, benar-benar kau ini"

Mobil kembali melaju. Aella hampir saja terkikik gemas saat mendapati raut wajah Hanish merengut sebal.

"Baiklah, aku akan mentraktirmu es krim di kedai biasa. Tidak ada penolakan. Ingat itu" titahnya sedikit ketus. Aella hanya berdehem sebentar setelah itu kembali pada rencana balas dendamnya.

"Ya setidaknya kau mengeluarkan suaramu, walau sebentar" lelaki itu tengah memarkirkan mobilnya di depan kedai es krim favorit mereka. Aella menghela nafas lega ketika Hanish sudah keluar dari mobil.

Ia tak tahan, jujur saja. Tapi namanya Aella, tidak ada kata –kalah- dalam kamus hidupnya. Jadi mari kita lihat apalagi hal manis yang akan dilakukan lelakinya guna meruntuhkan pertahanan Aella.

15 menit. Dan Hanish masih belum kembali. Jujur saja Aella kesal. Siapa yang tidak kesal jika ditinggal kekasih sendirian di dalam mobil? Ayolah, ini pengap sekali rasanya. Niat awal ingin menyusul ke dalam kedai, namun terhenti ketika netranya menatap dua sosok yang tengah saling melempar senyum manis.

Itu kekasihnya—dan siapa gadis itu?

Aella tak pernah melihat gadis tersebut. Di kelasnya pun tidak. Teman satu fakultas? Oh ayolah walaupun ia anak tertutup bukan berarti ia tak mengetahui wajah-wajah yang sering berseliweran disekitarnya, tapi benar kok, Aella tak pernah melihat sosok gadis yang tak Nampak bagaimana rupanya.

Iya, gadis tersebut memunggunginya. Huft, tak ingin berpikiran negatif, Aella membiarkan Hanish bersama gadis yang entah siapa itu berbincang lebih lama.

10 menit kemudian, baik Hanish maupun gadis yang tengah berbincang dengannya maish belum terlihat akan menghentikan kegiatana mereka. Aella tidak tahan lagi. Ia lantas keluar dari mobil lalu menghampiri lelakinya.

"Darl, why are you taking so long?"

Hanish terkesiap. Ia baru ingat jika tujuannya kesini adalah membeli eskrim untuk kekasihnya yang tengah merajuk. Hanish yakin, Aella pasti tengah menahan seribu umpatan dalam hatinya sekarang. Sangat terasa aura mencekam baginya—well, berlebihan tapi kalian akan merasakan bagaimana posisi Hanish sekarang. Ya itu jika kalian memiliki pasangan.

" El—ah I'm s-sorry " sial. Aella tidak menggubrisnya. Gadis itu kini sedang menatap selidik sosok lain dihadapannya.

" Rasanya aku belum pernah bertemu denganmu. Halo, namaku Aella. Kekasih Hanish"

Gadis tersebut sontak membulatkan matanya. Dugaannya benar. Ada yang tidak beres diantara mereka berdua. Aella jadi penasaran, sebenarnya siapa gadis ini? Kenapa ia begitu terkejut ketika mengetahui bahwa Hanish memiliki kekasih?

Gadis yang berada tepat di hadapan sepasang kekasih tersebut berdehem sejenak--guna menyingkirkan rasa gugup,

"Risa, Clarisa"

"Baiklah Risa, semoga kita bisa berteman dengan baik"

Ya. Semoga.

Hanish sudah gugup sejak awal. Astaga kenapa dirinya sangat bodoh huh? Kenapa Aella dan Risa harus bertemu? Di situasi tak terduga pula?

"Hanish, sepertinya aku pamit undur diri. Ada beberapa urusan yang aku tinggalkan dirumah. Sampai bertemu lagi di lain waktu." Gadis tersebut berjalan meninggalkan sepasang kekasih dengan si gadis yang kembali dalam mode dingin nya.

"Sampai jumpa lagi di lain waktu. Hebat."

Aella pergi begitu saja menuju mobil. Dan kini tersisa Hanish dengan eskrim yang tengah meleleh di kedua tangannya. Ia hanya bisa menghela nafas berat. Baru saja El-nya berhasil ia luluhkan, tapi kenapa—astaga.