Chereads / SELUSTRUM / Chapter 7 - Selamat Datang

Chapter 7 - Selamat Datang

Tiga truk hijau terparkir di halaman sekretariat bersama Pecinta Alam. Dari warna dan bentukannya sudah ketara truk itu milik TNI.

"Anjaaayyyyy. Bakal naik beginian nih kita" aku berbisik pada Rara yang kebetulan berdiri di sampingku.

Baru berniat menggerutu, satu persatu panitia mulai teriak-teriak memerintahkan kami untuk menaiki truk dan menyusun barang-barang. Carier-carier yang tinggi dan padat mulai memenuhi truk.

Aku semakin kesal...

Kepalaku mulai terasa pusing, perut bener-benar mual karena posisi duduknya saling hadap-hadapan. Bukan karena berpandangan sesama peserta, tapi sopirnya melajukan truknya macam orang kerasukan.

Truk melaju dengan kecepatan penuh, suara klakson terdengar menggema dari belakang, meneriaki semua kendaraan yang menghalangi jalannya.

Shiiittt, aku pengen muntah!

KODIM 1306

Begitulah tulisan yang tertera di gerbang masuk. Aku membacanya sekilas sebelum teriakan intruksi.

Tentara-tentara muda dengan kepala masih plontos tengah latihan. Aku meliriknya mereka sambil tersenyum.

Jiwa kejombloanku langsung meronta-ronta.

Aku sangat sangat sangat berharap bisa langsung merebahkan badan usai perjalananan yang panjang. Nyatanya ekspektasi menghantam realita.

Nyatanya aku dan 35 orang lainnya di jemur di bawah terik matahari.

Seorang lelaki bertubuh tinggi, badan berbidang, berseragam TNI berjalan kearah kami.

Aku pikir dia bakal menyuruh kami jalan merayap sepanjang aspal. Rupanya menyapa dengan penuh senyum dan ramah.

Negatif thinking memang jalan ninjaku.

Sibapak mengambil komando. Perhelatan baris-berbaris dimulai tanpa istirahat selama dua jam.

Legam sudaaaahh....

Baruuuu aja hendak meluruskan badan di velbed kepunyaan pak tara, peluit panjang panitia berterompet.

Peluit panjang berterompet hingga kali. Sebagai tanda kemarahan panitia.

Kampreet, aku menggerutu.

Menggerutu adalah jalan ninjaku.

Belum sempat memasang PDL, aku kembali diteriaki panitia.

Sepatu tinggi hingga betis dengan tali temali yang panjang bener-benar bikin riweh.

"Aissshhhh. Baru nyampe lhoh" aku makin kepalang kesal.

Aku berlarian ke halaman Kodim. Kali ini tamat sudah riwayatku.

"Nana! Anda lagi Anda lagi" ketus Dido. Panitia paling galak diantara yang lain. Bertubuh jangkung, berbadan besar, dengan mata super melotot.

Aku yakin dia gak tau gimana caranya buat tersenyum. Komuknya brasa ketemu malaikat maut.

"Ambil posisi" teriaknya lagi.

Dengan sigap aku turun untuk bersiap-siap push up.

"Semuuuuaaaanya!" Dia kembali berteriak.

Kacaaaauuu. Aku benar-benar membuat kekacauan di hari pertama.

Tiga seri bener-benar membuat nyawa berasa meregang. Shiiittt hitungannya sangat pelan kayak keong ngesot.

"Ingat baik-baik" dia membuka ceramahnya.

"Satu kesalahan. Artinya kesalahan bersama"

"Jangan makan tulang punggung kawan"

"Tabah sampai akhir"

Pidato pertama dan kedua masih bisa aku pahami. Tapi tidak dengan perihal ketiga.

Kena push up masih diminta buat tabah.

Paaarraah!!