Chereads / Crazy Patient / Chapter 1 - OH. No!

Crazy Patient

Icelemondboo
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 10.2k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - OH. No!

"Vaniaaaaaa! Ayo!" Ucap sang mama menjerit kesal dengan anaknya yang sedaritadi sudah diseret-seret untuk ikut ke mobil sang kakaknya yang menunggu diparkiran apartemen yang ia tempati.

"GAK MAUUUU MAMAAAA!"

Sang anak terus meronta-ronta tak mau dibawa oleh sang mama. Mendengar itu membuat mamanya melotot marah.

"Kok gak mau sih!? Kamukan lagi sakit, harus dibawa kedokter, sayang...." Ucap sang mama melembut yang membuat sang anak cemberut mendengarnya.

"Akukan jarang-jarang sakit maaa... palingan ini nanti sore demamnya turun kok! Aku pokoknya gak mau kedokter! Takut!!!" Jerit sang anak dengan mimik horornya bila membayangkan bagaimana tajamnya jarum suntik nanti bila ia benar-benar disuntik!

"Ih! Kamu itu kok kayak anak kecil aja, sih!? Apa guna badan bohai begini tapi nyali ciut!?" Hal itupun membuat beberapa orang yang sedaritadi memperhatikan keduanya menahan tawa.

Aduhhhh! Sudah bisa dipastikan sang anak malunya setengah mati. Difikir ini rumah apa, ya? Pake teriak-teriak ngomongnya.

Sambil mencoba menutupi wajah merahnya karena malu dengan rambutnya, iapun berbisik, "Maaaa! Sssttt! Jangan kenceng-kenceng ngomongnya.. kan malu. Tuh diliatin daritadi!"

Namun tak dihiraukan oleh sang mama, dirinya malah tambah dimarahi.

"Biarin aja! Biar semua tahu, kalau kamu anak mama yang bandel ini susah banget diajak ke dokter buat periksa doang! "

Wah.. kalian pasti bila diposisi sang anak sudah tahu, bukan? Bagaimana rasa malunya..

"Issshhh!! Mama mah!" Hentak sang anak kesal dengan wajah cemberutnya.

Sang mamapun menghela nafasnya, "Huft! Giniloh sayangnya mama.... mama tahu kamu ini jarang sakit karena kamu paling menghindari kata 'rumah sakit'. Tapi karena kamu jarang sakit.. mama malah tambah khawatir kalau tiba-tiba kamu sakit begini." Ucap sang mama lembut untuk memberi pengertian kepada anak bungsu-nya.

"Tapi maa.. biasanya juga ini cuman gejala-gejala flu. Aku cuman butuh istirahat kok.. seriusan deh mahh.. gak usah pake ke dokter segala." Balas sang anak dengan serius yang balas dengan tatapan serius juga oleh mamanya.

"Mama juga serius! Mama gak mau tahu pokoknya kamu harus ke dokter, Vaniaaaa!!!" Dan mamanyapun menyeret dirinya lagi menuju ke parkiran dimana kakaknya sudah bersidekap dengan raut wajah kesal.

"Kenapa lama sekali sih,ma?" Tanya kesal sang kakak yang berjarang 5 meter dari tempat gadis bernama Vania dan mamanya berada.

"Iniiii! Adik kamu yang bandel ini susah banget disuruh periksa doang, coba?! Udah mana diliatin orang daritadi mama sama dia. Bukannya cepetan kek malah jadi pusat perhatian!" Ujar kesal sang mama menatap anak gadisnya yang menampilkan wajah melasnya.

Siapa juga yang minta dijemput untuk ke rumah sakit!? -batin Vania dongkol.

Melihat hal tersebut sang kakak menghela nafas dan langsung beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam mobil. "Ya udah cepetan! Jack ada rapat bentar lagi. Kenapa tadi mama gak minta mang Ujang coba buat nganterin tuh si cebol?" Mendengar perkataan sang kakak membuat sang adik kesal tak ketulungan.

"HEY! DASAR ABANG BANGKOTAN! SIAPA JUGA YANG MINTA DIBAWA KE RUMAH SAKIT BARENG ELO!?" Ujar sang adik kesal yang malah diberi cubitan oleh mamanya.

"Awww! Kok aku dicubit sih ma!?" Ujar sang adik tak terima. Karena menurutnya yang salah disini bukan dirinya.

Hey, enak saja dirinya disalahkan!?

Lagian dirinya juga tak meminta apapun untuk dijemput ataupun dibawa ke rumah sakit!

"Udah deh! Cepetan, ah! Kamu ini cuman diajak consult aja masa gak mau? Kalah dong sama Harry anaknya tetangga sebelah!?"

"Ihhh mama! Itu sih tetangga mama bukan ditetangga aku! Orang jelas tetangga disebelahku baru menikah bulan lalu!" Ujar sang anak tak terima dengan ucapan mamanya tadi.

Hal itupun membuat mamanya gemas setengah mati kepada anak bungsunya yang satu ini. "Ishhhh!!! Kamu ini! Rasanya pengen mama masukin ke dalam perut lagi, biar dirombak itu otak cantik kamu sama ketakutan kamu!"

Mendengar hal tersebut membuat sang anak malah tertawa, "Hahahaha-- mama ada-ada aja! mana bisa aku masuk kedalam perut mama lagi kalau udah sebesar ini!? Masuknya lewat mana coba!?"

Sang mama lagi-lagi ingin sekali, benar-benar memasuki anak bungsu bandelnya ini kembali kedalam perutnya. "Iya bisalah! Nanti tulang kamu mama patahin satu-satu terus baru mama masukin!"

Sang anakpun menatap mamanya ngeri, "Kalau begitu aku akan melaporkan mama ke komnas perlindungan anak dan wanita sebelum mama melakukan hal itu!"

Sambil memutar bola matanya, sang mamapun berbicara, "Sudah! Kasihan itu kakak kamu nungguin daritadi! Pokoknya kita ke rumah sakit. TITIK!" Ucap mamanya sambil menyeret anaknya lagi yang sebentar lagi sampai ke dalam mobil.

"Gak mauuuuuuu mamaaaaa!!! Lebih baik aku cuti kerja selama seminggu dibanding harus ke rumah sakitttt!!!! pokoknya gak mauuu!" Ucap sang anak yang tiba-tiba saja duduk di aspal untuk mempertahankan dirinya agar sang mama susah menyeretnya.

Ya ampun.. sudah seperti anak kecil saja, ya?

Sang mama melotot kearah anaknya dengan kesal mamanya menghentakkan kakinya kesal, "Ishhhh!! Vania! Mama itu khawatir, kok kamu gitu sih!? Capek tahu kamu tuh berat! Dari tadi aja mama udah coba nyeret kamu, kerasanya tulang mama pada mau pindah tempat semua!"

"Bodo amat!"

Dan percecokkan antar keduanyapun tak berhenti hingga sang kakak yang sedari menunggu habis kesabarannya dan keluar dari mobil kesal. "Ini orang berdua rempong banget sih! Kelamaan keburu rapat tau gak?" Gumam sang kakak kesal.

Dirinyapun melihat keadaan dimana snag adik bandelnya itu yang sedang duduk di aspal dengan mamanya yang berdiri disisi adiknya yang terus memasang wajah melasnya supaya tak diantar ke rumah sakit.

"Ck! Dasar cebol bandel! Susah banget disuruh cek ke rumah sakit!" Ujar sinis sang kakak dan menghampiri keduanya.

"Pokoknya Vaniaa gak mau mamaaaaa! Vania balik aja yaaa!"

"Gak boleh gitu! Udah ayo cepetannnn!! itu nanti kakak kamu ngomel. Dia ada rapat bareng papa bentar lagi sayanggg!"

"Tapi Va--AGKHHHH!!! EHH PERJAKA BANGKOTAN TURUNIN GUEEEE!!!! HUAAA!" Dan teriakkan itupun dibalas dengan tepukkan pantat pada adiknya.

"Udeh lo diem aja deh cebol! Bentar lagi gue ada rapat! Pusing gue denger lo ngerengek mulu kayak anak bocah umur 5 tahun!" Ucap sang kakak kepada adiknya yang ada di pundaknya.

"Umur gue udah 24 tahunnnn banggg!!!" Ujar sang adik tak terima.

"Ya udah kalau udah umur segitu, lo ngaca dong! Zaman? Anak udah tua begini takut ke dokter!?" Tanya sang kakak sinis dan membuat adiknya menabok punggung kakaknya.

BUK!

"SEKARANG GUE TANYA AMA LO! ZAMAN!? ANAK UDAH TUA MASIH PERJAKA GAK LAKU-LAKU!?" Dan hal tersebut membuat sang mama terkikik melihat kelakukan kedua anaknya yang tak mau saling mengalah untuk mengatai.

"Aduh.. punya anak kok ajaib bener ya aku? Ngidam apa aku dulu pas hamil mereka berdua?" Ucap mamanya terkikik dan menyusul langkah kedua anaknya yang sudah memasuki mobil.

Walau sempat anak bungsunya melawan untuk keluar dari mobil, tetapi terhalangi oleh kakaknya yang langsung menjorokki adiknya hingga terdengar suara aduhan.

"TUA BANGKA BANGKOTANNN!!! AWAS KALAU PUNGGUNG GUE HARUS SAMPE DIOPERASI NANTI!!!!"

"SSTTTTT! Udah deh diem lo cebol! Gue lakban juga lama-lama mulut lo!"

Brumm...

Dan mobil tersebutpun beranjak dari tempat parkiran tersebut untuk ke rumah sakit, setelah sang mama sudah duduk manis di kursi sebelah sang pengemudi. Dan jangan ditanya bagaimana ekspresi adiknya yang sudah pasti pasrah se-pasrahnya!

T B C