Chereads / The Decision / Chapter 4 - Bab 3 (b) Raja Tiada

Chapter 4 - Bab 3 (b) Raja Tiada

Selamat membaca šŸ’™

šŸŒ¼šŸ‘‘šŸŒ¼

"Batalkan pertemuan dengan para raja besok hingga lusa, sekarang. Kirim pesan pada mereka, tertanda Ratu Alena," sahut ratu Alena tanpa membuka mata. "Aalona, bisa mendengar Bunda?"

Aalona sedikit lega. "I-iya Bunda, apakah Bunda baik-baik saja?" tanyanya setelah duduk di lantai dengan tangan mengelus lembut pipi tirus Alena.

"Bunda mengantuk." Alena menjawab masih dengan mata terpejam dan napas teratur. Ia mengingatkan lagi, "katakan pesan Bunda tadi pada pengawal dan pengirim pesan Istana Teratai. Ingat, kirim pesan yang Bunda minta se-ka-rang."

"Ba-baik Bunda. Bunda istirahat saja." Tidak menerima respon apapun dari wanita yang tengah berbaring itu, ia pun bangkit dari duduknya. "Aalona akan menyampaikannya sekarang. Permisi," lanjutnya dengan kebingungan dan rasa cemas yang mengiringi.

"Kuatkan dirimu begitu mendengar kabar setelah ini," ucap Alena saat kaki dan tubuh Aalona hampir menghilang dari kamarnya. Tepat setelah sang Bunda selesai mengutarakan kalimat itu, air mata Aalona menetes.

"Aku usahakan Bunda." Aalona berujar setelah menghapus air mata. Saat ini, ia memilih ke dapur untuk minum aimas. Mungkin dengan rasa manis larutan itu, hatinya bisa sedikit terhibur.

"Deryl!" pekiknya saat lelaki itu tengah berdiri bersama Ayah dari Berly ---Paman Guarly--- dan menatap ke arahnya dengan raut kesedihan yang mendalam.

"Maaf Putri Aalona, dengan berat hati saya harus mengatakan bahwa Raja Avi telah tiada. Kegigihan dan semangat raja guna menyelamatkan para mailnera di tempat kejadian membuat beliau harus lenyap dari kerjaan kita, bahkan dari dunia sekalipun. Sekali lagi saya mohon maaf, saya gagal mencegah beliau."

Aalona yang diam mematung hanya bisa membiarkan cairan bening mengalir di pipinya. Tak ada niat untuk menghapus atau mengatakan sepatah kata. Baginya air yang keluar dari netranya sudah cukup memberikan jawaban pada dua lelaki di hadapannya.

"Aku pun meminta maaf kalau kehadiranku di sana juga tidak membantu pencegahan Raja Avi. Maaf Lona, aku tidak sanggup melakukan hal itu."

"Semua yang datang dalam hidup ini baiklah kita sambut dengan sukacita. Semua yang pergi biarlah pergi dengan semestinya. Kita bukan Sang Pencipta yang dapat mengatur kedatangan dan kepergian sesuatu yang ada di dunia. Kita hanya penikmat atas semua yang Dia berikan, kalau Ia menginginkannya baiklah kita memberikannya. Terima kasih Paman Guarly. Untukmu Deryl, aku akan mengusulkanmu menjadi pengawal istana. Permisi."

Guarly dan Deryl sama-sama tak menyangka. Dalam hati keduanya berdecak kagum. Putri yang dididik raja mereka itu sungguh tegar. Bahkan hanya butuh hitungan detik saja untuk Putri Aalona kembali menjadi gadis tangguh. Setelah sekejap dia mengeluarkan rasa duka yang tak tertahan.

"Aku hampir lupa." Tubuh Aalona berbalik, kembali menghadap dua mailnera beda usia itu. "Aku minta tolong pada Paman, untuk menyampaikan pesan pada pengirim-pesan-istana bahwa, pertemuan kerajaan kita bersama raja dari beberapa kerajaan di batalkan. Tertanda Ratu Alena. Tolong sampaikan pesan itu sekarang Paman.

"Baik, Putri. Lalu apa yang harus kami sampaikan kalau mereka bertanya kapan pertemuan itu diadakan kembali?"

"Sampai Ratu Alena sendiri yang mengundangnya kembali. Terima kasih Paman Guarly, permisi."

"Apapun untuk keluarga kerajaan kita." ia mengangguk patuh, satu detik kemudian badannya membungkuk, hingga Aalona berbalik lalu pergi.

"Dia sungguh luar biasa, Paman."

"Ya! kau benar sekali Deryl. Bahkan kuakui, aku yang pria dewasa saja masih sulit menerima kenyataan pahit ini. Rasanya begitu mengiris hati di saat raja hilang tepat di depan mata kepalaku sendiri."

Guarly terlihat masih terpukul. Tak heran, karena dia adalah partner Raja Avi ketika turun langsung mengawasi rakyatnya. "Aku pun tidak tahu bagaimana respon para mailnera setelah mendengarkan kabar menyakitkan ini dari Ratu Alena besok pagi," sambungnya lagi dengan ekspresi sedihnya yang tak bisa luntur dalam hitungan detik, atau menit, begitu juga dalam hitungan jam.

šŸŒ¼šŸ‘‘šŸŒ¼

Gimana? Good Bye Raja Avi :( 'cause kalau nggak gone, cinta pertama Aalona nggak muncul2 :) dan aku udah nggak sabar (pengen ketemu pujaan hatinya Aalona)

Stay Safe!

See You

Gbu :*