Chereads / Keajaiban untuk Hati / Chapter 55 - Highlight of Days

Chapter 55 - Highlight of Days

Dering alarm menyadarkanku dari kematian sesaat. Ah, kenapa pagi datang begitu cepat. Dengan langkah yang sedikit berat dari biasanya aku bangkit dan berwudhu'.

Usai shalat shubuh, aku beralih ke dapur untuk memasak sesuatu yang bisa dijadikan sarapan pagi karena Mak Mah masih sakit.

"Mak Mah hari ini istirahat aja, biar Ara yang siapin sarapan", ucapku ketika melihat kehadirannya di dapur.

Setelah Mak Mah kembali ke kamar, aku mulai bergelut dengan aktivitas dapur. Menu sarapan tidak rumit untuk dimasak; nasi goreng, telur dadar, dan ikan goreng sudah layak disebut sarapan.

Setelah semua makanan terhidang di meja, aku baru menyadari bahwa sudah lama sekali aku tidak turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan karena bunda lebih sigap menyelesaikan pekerjaan itu pagi-pagi sekali.

Sebenarnya, Ryan tidak selalu makan nasi setiap pagi karena menghindari karbohidrat. Dia lebih memilih roti dan susu segar untuk sarapan.

Jadi, aku juga menyiapkan sandwich daging untuk bekal Ryan sebagai alternatif; dia juga bilang ingin makan sandwich semalam.

Aku kembali ke dapur karena melupakan minuman; orange juice dan air putih menjadi pilihan.

Setelah memastikan semuanya siap tersaji, aku kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap berangkat ke restoran. Lalu kembali ke meja makan untuk sarapan dan Ryan sudah di sana.

Ryan mengedari pandangannya ke atas meja, lalu menatapku.

"Jangan protes!", komandaku karena gelagatnya seperti ingin mengomel karena aku menyiapkan sarapan yang mengandung karbohidrat tinggi dan lemak jenuh.

"Calm down, these contain a number of carbohydrate and unsaturated fats because I used olive oil for frying", jelasku sebelum dia mengomel.

Aku meraih piring dari tangannya dan mengisi piringnya dengan makanan berlemak.

Dia menurutiku tanpa protes dan tidak menyisakan sarapannya. Aku cukup terkejut dengan hal itu karena biasanya dia tidak mau menyentuh menu berlemak untuk sarapan.

Sebenarnya, aku tidak menggunakan minyak zaitun, tapi minyak kelapa sawit; dia diam saja meski menyadari itu.

"Anak baik, ini hadiah", ucapku sambil menyerahkan satu kotak sandwich.

"Thank you", balasnya memamerkan senyuman.

The existence of his brightest smile is always become a moodbooster for life. Spending time with him is the highlight of my day.

Aku tidak butuh alasan lain untuk bahagia, selalu merasa cukup dengan kehadirannya.

"Jadi ke rumah Hanan ?", tanyanya.

"Jadi", balasku.

"Ya udah, ayo pergi sekarang", lanjutnya.

Aku menyiapkan dua kotak sarapan untuk Hanan sesuai permintaannya semalam; nasi goreng dan sandwich.

Ryan dan Hanan, mereka soulmate sejati, mereka menginginkan sandwich pada waktu yang sama.

Aku menuruti permintaan Hanan karena telah berjanji akan bertanggungjawab dengan menemaninya check up dan treatment selama proses penyembuhan.

Hal lain yang harus aku lakukan adalah mampir ke rumahnya dua kali dalam sehari; menemaninya sarapan dan makan siang. Aku juga harus bersedia memasak jika dia menginginkannya.