Percakapan absurd itu berlanjut..
"So, you don't think so ?", tanya Bella.
Aku hanya mengangkat bahu seperti tidak yakin. Aku tahu mereka tidak akan berakhir seperti itu. Ryan dan Hanan memang memiliki hubungan baik dan manis, tapi tidak sampai melanggar syariat islam.
"I'm pretty sure since they look normal. Or, I just want to believe that as a fact because I felt in love with Hanan", lanjutnya.
"Auh, please do not involve me in these terrible stories, and save your love confession only for him!", ucapku sambil tersenyum meski jujur.
"Usually, I'm not doing so, but you are just an exception with no reason", sahutnya ringan tanpa berpikir.
Cerita panjang mengalir meski aku tidak tertarik mendengar kisah itu.
Bella bercerita, dia mulai tertarik pada Hanan sejak SMA; saat itu perasaannya tidak bisa disebut cinta. Perasaan itu terus tumbuh setiap hari, lalu mengakar, dan entah kapan akan tumbang.
Banyak pria menginginkannya; hatinya tidak pernah berubah dan masih menginginkan Hanan.
Sedangkan, Hanan sama sekali tidak memiliki ketertarikan terhadap perempuan.
Dia terlalu fokus menyelesaikan studi dan melupakan hal lain, sehingga berhasil meraih gelar MBA dalam masa kurang dari empat tahun.
Ketika senggang, Hanan menikmati hobi sebagai fotografer dan hangout atau traveling ke berbagai negara bersama Ryan.
Mereka dijuluki duo genius di kampus, tapi alumni SMA menyebut mereka sebagai genius gay karena memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan selalu bersama.
Hanan dan Ryan, keduanya dingin dan acuh terhadap perempuan. Sulit mendekati mereka karena memberi jarak yang jelas terhadap orang lain, terutama perempuan.
Pada awalnya, Bella hanya tertarik dan penasaran dengan sikapnya yang dingin dan irit bicara.
Lama-kelamaan perasaan itu berubah menjadi cinta yang semakin dalam setiap harinya.
Perasaannya masih tetap sama.
Meski pernah berkencan dengan beberapa pria, tapi tidak ada yang berubah dalam hatinya. Kencan itu hanya bentuk lain dari pelarian karena Hanan tidak pernah melihatnya. Bahkan, dia pernah membayar perempuan lain untuk menggoda Hanan, tapi dia sama sekali tidak tergoyahkan.
Ketika pikiran Bella mulai dilanda kekacauan yang tidak teratasi, dia juga membayar perempuan lain untuk menggoda Ryan, tapi sama sekali tidak berhasil.
Sesekali Bella sampai pada kesimpulan bahwa tuduhan orang terhadap Hanan dan Ryan adalah benar. Meski mencoba menyangkal pikiran kusut itu, semua kejadian mengarah pada kesimpulan yang mengerikan.
Bagaimana tidak, mereka menghindari banyak orang dan semakin dekat.
Banyak perempuan lain yang mencoba mendekati keduanya, tapi selalu gagal.
Jika orangtua Ryan tidak terpengaruh dengan gosip itu dan membiarkan anaknya menentukan sendiri tentang masa depan, orangtua Hanan bertindak sebaliknya.
Mereka berusaha menjodohkannya dengan beberapa putri dari kolega mereka tapi tidak ada yang berhasil; dia terlalu fokus pada pekerjaan dan tidak tertarik pada kisah cinta dan perempuan. Oleh karena itu, Bella berpikir bahwa Hanan memiliki kecenderungan lebih besar terhadap penyimpangan itu.