Keadaan restoran sudah ramai oleh pengunjung begitu aku tiba di sana. Aku segera ke ruangan Tante Lusi, mengambil jeda, dan beristirahat sejenak. Tiba-tiba, seorang karyawan mengetuk pintu ruangan dan mendatangiku.
"Cik, ada costumer yang complain. Dia nak Cik Ara jumpa dia", ucapnya.
"Costumer yang kemarin ?", tanyaku.
"Bukan cik, tapi ini costumer VIP kita", ucapnya dengan nada khawatir.
Sungguh pagi yang indah, pagi tanpa sarapan dan dimulai dengan protes pelanggan.
Hariku sudah kacau sejak awal.
Akhir-akhir ini hidup yang aku jalani benar-benar menarik. Banyak hal tidak terduga yang harus aku lewati demi menemukan jawaban yang berujung menyakitkan. Ah cinta, sumber kekacauan terbesar yang tidak terhindarkan.
Aku mendatangi pelanggan yang merusak suasana pagiku untuk kedua kalinya. Sebelum menemuinya, aku mengatur ulang ekspresi wajah dari kesal menjadi senyuman ramah.
"Maaf encik...", ucapku, tapi aku terdiam sejenak karena mengenali wajah costumer VIP yang dimaksud.
"Good morning, Ara Sofia", sapanya.
Tidak ada orang lain yang memanggilku dengan nama lengkap. Biang rusuh yang menjengkelkan. Sungguh, sang pengacau sejati dalam hidupku.
Memuakkan sekali, pagiku hancur karena bertemu dengan dia, dia, dan dia lagi.
Hanan dan Ryan sungguh sahabat sejati, best friend for life, both of them know how to ruin my morning. Benar, keduanya paling paham bagaimana cara merusak pagiku.