Akhirnya Rich pergi berdua menuju Chinatown untuk berbelanja. Mereka menggunakan mobil Nara yang bermerekan BMW 350 spider berwarna merah.
"Kenapa kamu mau ikut bersamaku?" Rich membuka obrolan ketika mereka sedang di perjalanan.
"Mau bagaimana lagi, ayahmu yang memintaku." Jawab Nara enteng
"Kamu bisa menolaknya" protes Rich
"Kalau kamu jadi aku, aku yakin kamu juga bakalan mengatakan ya".
"Terserah,oh ya apa kau masih dalam misi mencoba menangkap ku?" Tanya Rich lagi.
"Tidak,aku sudah dipindahkan ke tugas lain".
"Benarkah? Syukurlah,aku akhirnya berurusan dengan Sam" Rich bersorak gembira.
"Tidak juga" ucap Nara yang menghentikan kegembiraan Rich.
"Maksudmu?" Tanya Rich.
"Misi penangkapan mu itu sudah ditutup" jelas Nara.
"Benarkah? Akhirnya aku bebas". Rich tertawa senang.
"Kamu boleh senang sekarang, tapi lihatlah! Setelah aku mendapat pangkat captain aku tidak akan melepaskan mu" tegas Nara.
"Mari kita lihat nanti" Kata Rich.
Drtt Drtt,suara handphone Rich berdering ternyata panggilan dari Brian.
"Halo Rich" sapa Brian.
"Hai Brian ada apa?" Balas Rich
"Ada pembajakan atas kiriman kita". Ucapan Brian berhasil membuat Rich terkejut
"Apa?!kiriman kita dibajak?"
"Iya,sekarang mobil itu sedang bergerak kearah Chinatown" Brian menyakinkan Rich.
"Ini kebetulan sekali aku sedang dalam perjalanan ke Chinatown,berapa nomor plat mobil itu?" Pungkas Rich
"Mereka tidak menggunakan mobil tapi truk warna hitam dengan plat XE2610A". Jawab Brian.
"Siapa pelakunya?" Tanya Rich.
"Daniel dan rekan kerjanya aku yakin kamu pasti mengenalnya" jawab Brian
"Siapa?" Tanya Rich penasaran.
"Lihat saja nanti" Brian mengakhiri panggilan tersebut secara sepihak.
Rich berdecak kesal dan menggerutu didalam hatinya serta timbul tanya siapa yang pria yang dimaksud oleh brian?.
"Ada apa Rich? Kamu terlihat khawatir?" Tanya Nara.
"Gak penting!" Jawab Rich singkat.
Nara hanya diam mendengar jawaban Rich yang singkat tanpa ingin berkomentar lebih jauh lagi. Kini mereka terjebak macet dan mereka kompak berdecak kesal. Ketika sedang menunggu lampu lalu lintas berwarna hijau,Rich memandang sekeliling dan mencari plat truk yang membajak kirimannya dan akhirnya ketemu. Truk berplat XE2610A berada di arah jarum jam 10. Mereka berhasil keluar dari keluar dari kemacetan jalan. Tanpa pikir panjang Rich mengikuti truk tersebut.
"Rich,kita mau kemana?" Tanya Nara yang heran dengan jalan yang dipilih oleh Rich yang berlawanan dengan rute menuju Chinatown.
"Aku ada sedikit urusan sebentar" jawab Rich.
"Dengan siapa?"
"Dengan benda itu" Rich menunjuk ke arah truk yang ada didepannya.
"Truk itu?" Tanya Nara tak mengerti.
Rich hanya mengangguk mengiyakan.
"Jangan katakan bahwa kamu akan membajak truk itu,Rich!" Nara memberikan peringatan.
"Aku bukan membajak kiriman orang,tapi orang yang membajak kirimanku" Rich melirik sekilas kearah Nara.
"Aku gak ngerti?" Tanya Nara bingung.
"Diam dan lihat saja,oke!" Kata Rich sambil masih fokus mengikuti truk itu.
Rich berhasil mengikuti truk itu tanpa diketahui oleh sopir truk. Truk itu tiba disebuah gedung besar berwarna putih. Ketika truk itu berhenti,para pegawai di sana langsung membuka bagasi dan memindahkan isinya ke lantai empat.
"Aku harus ke lantai empat" ucap Rich membuka sabuk pengamannya.
"Untuk apa?Dan bagaimana caranya?" Tanya Nara masih tak mengerti.
"Aku akan pakai tangga itu" Rich menunjuk kearah tangga yang ada di arah jarum jam tiga.
"Jangan konyol rich,di setiap lantai pasti ada penjaganya" Nara mencoba mencegah.
"Kamu bawa pistol?" Tanya Rich.
"Gak,aku gak bawa pistol" jawab Nara bohong.
"Aku pinjam ini sebentar" Rich langsung mengambil pistol dari saku Nara.
"Jangan Rich!" Cegat Nara.
Rich mengabaikan ucapan Nara dan langsung beranjak keluar mobil dan menggambil tangga putih itu lalu menaikinya. Dilantai dua,Rich mengendap-endap masuk lalu memutar leher satu persatu sampai patah dan tak sadarkan diri. Rich sengaja tak menggunakan pistol agar tidak ketahuan oleh penjaga lainnya.
Rich melakukan hal yang sama saat tiba dilantai tiga,ia hanya bertarung dengan tangan kosong. Tiba dilantai empat,Rich disambut oleh para penjaga. Terdapat tiga orang yang bersenjata, satu orang memakai pistol,satu memakai ak47,dan satu lagi memakai izzi.
"Who are you?" Tanya penjaga bersenjata ak47.
"Bukan urusanmu!" Rich bersiap untuk menyerang.
"Tembak!!" Seru penjaga bersenjata Izzi.
Aksi tembak menembak antara Rich dengan ketiga penjaga tersebut tak terelakkan. Rich menyerang penjaga bersenjata ak47 terlebih dahulu dan menang. Rich mengambil senjata ak47 yang dipakai oleh penjaga yg telah tewas dan dengan itu ia berhasil menang dengan mudah dari penjaga bersenjata Izzi. Sekarang hanya tinggal satu penjaga lagi yang menggunakan pistol. Sialnya peluru ak47 habis dan ia terpaksa menggunakan pistol yang ia ambil dari Nara tadi. Batle antara Rich dan penjaga tersebut terjadi. Seahli apapun penjaga tersebut menggunakan pistol,Rich tetap lebih ahli. Penjaga itu pun tewas seketika.
Rich lalu masuk ke ruangan yang ada disitu untuk mencari informasi. Dari pintu ia dapat melihat wajah orang yang ia kenal,ternya memang Daniel dalang dari semua ini. Tanpa pikir panjang Rich menerobos masuk ke ruangan tersebut. Rich benar-benar berhasil dibuat terkejut saat mengetahui siapa rekan kerja Daniel saat ini. Wajah itu tidak asing bagi Rich,ia sangat sering berpapasan dengan wajah tersebut.
"Samuel Whittaker?!" Human Rich
Ya, rekan Daniel saat ini adalah Sam. Seorang agenr FBI bekerjasama dengan pengedar narkoba?apa maksud dari ini semua?. Pertanyaan itu muncul di benak Rich.
"What are you doing here Sam?" Tanya Rich.
"Oh Rich!welcome my brother!" Sambut Sam.
"Brother?I'm not your brother!" Ketus Rich yang mulai kesal.
"Tenang dulu Rich!Ohya bagaimana menurutmu gedung ini?" Sam mencoba membuat Rich tenang.
"Jangan bercanda Sam!aku kemari bukan untuk mengomentari gedung ini!" Rich benar-benar kesal sekarang.
"Jadi apa mau mu?" Kali ini daniel yang berbicara.
"Kembalikan semua barang kiriman!" Tegas Rich.
"Kalau itu mau mu aku tidak bisa mengabulkannya,benarkan Sam?" Daniel tersenyum kearah Sam.
"benar.tapi jangan khawatir, ada yang bisa aku berikan untukmu" ujar Sam.
"Apa?"
"Kematianmu!" Seru Sam dan menembak Rich.
Peluru itu berhasil mendarat tepat di dada Rich,tapi untungnya Rich memakai rompi anti peluru.
"Hanya ini?" Rich tertawa.
"Masih ada lagi Rich, permainan ini baru saja dimulai" Sam mulai tertawa.
Rich hanya mengerutkan keningnya.
"Kau sekarang sedang berada dilantai yang tidak kokoh. Sebentar lagi lantai itu akan roboh akibat tembakan yang akan aku buat,lalu kau akan jatuh kelantai dua dan disana ada bom dengan durasi meledak dalam waktu 20 detik. Karena kau tidak bisa keluar dari gedung ini maka kau akan mati disini" Sam tertawa keras.
"Tapi kau belum menembak kelantai,kau tadi hanya menembak ke arah ku" Rich mulai tersenyum menang.
"Tadi memang belum" ucap Sam berlari ke arah jendela bersama Daniel.
"Tapi sekarang waktunya,sampai jumpa di kehidupan selanjutnya,Rich!" Sambung Sam sambil menembak kelantai yang Rich pijaki lalu ia dan Daniel melompat kearah helikopter dan pergi meninggalkan gedung itu.
Setelah Sam menembakkan peluru kelantai yang tidak kokoh tadi,di detik kemudian Rich langsung jatuh kelantai dua dan bom berhasil diaktifkan lalu akan meledak dalam kurun waktu 20 detik.
"Oh shit! Damn it!!" Pekik Rich ketika menginjak bom.
Tanpa pikir panjang Rich melompat keluar jendela dengan menggunakan mobil bermerek solair yang terdapat dilantai dua. Mobil yang dikendarai Rich terbang di langit biru dan jatuh lain ke halaman gedung dengan terguling dan mobilnya mulai Terbakar. Rich langsung berusaha keluar dari mobil tersebut dengan bahu kirinya yang terkilir. Nara yang melihat mobil terbang tadi dan terbakar langsung menghampiri bangkai mobil yang sedang dilahap oleh api.
"Rich! Are you right?" Tanya Nara.
"Nara,get down!!" Rich menarik Nara untuk tiarap.
Dhoom!! Suara ledakan bom dari lantai dua terdengar sampai kelantai dasar dan getaran nya begitu terasa. Rich terkena puing-puing dari bom tadi,dan bahu kirinya terkena serpihan api bom tadi.
"Bom?!bagaimana bisa?" Tanya Nara terkejut.
"Salah satu rivalku yang memasang bom disini" jawab Rich.
"Siapa?"
"Daniel Fernandez" jawab Rich sambil menyapu api yang ada di bahunya.
"Daniel yang datang dipertimbangkan bodoh itu?" Nara mencoba memperjelas.
"Iya,dan dia juga punya rekan baru" Rich membenarkan pertanyaan Nara.
"Siapa rekan barunya?" Nara lumayan penasaran.
"Aku tidak bisa memberitahu mu, tapi kamu pasti akan mengetahuinya dengan sendirinya" jawab Rich.
Nara tak berkomentar lebih jauh.
"Ayo kita pulang sekarang!" Rich menarik tangan Nara.
"Kemana?Kerumahmu?" Nara sedikit terkejut melihat Rich yang menarik tangannya secara paksa.
"Ya,emang mau kemana lagi?" Rich masih menarik tangan Nara dan menuntunnya menuju mobil.
"Tapi bahu kirimu terkilir dan juga terbakar,kita harus membawamu ke rumah sakit" protes Nara.
"Jangan pedulikan aku,ayo kita pergi dari sini. Ohya ini ku kembalikan pistolmu" Rich mengembalikan pistol Nara.
Nara mengambil pistolnya dan bergegas masuk lalu duduk di kursi mengemudi.
"Biar aku yang nyetir" Nara memasang sabuk pengamannya.
Rich mengangguk setuju, lagipula bahunya memang sedang sakit akibat terkena insiden tadi.
Nara lalu mengantar Rich pulang ke apartemennya dan tidak ingin diantar ke rumah orang tuanya di Delton dengan alasan takut Dom akan khawatir. Setelah mengantar Rich ke apartemennya,Nara langsung beranjak pulang ke rumah orang tuanya.
Drtt,drtt. Suara ponsel Nara berdering saat ia sedang dalam perjalanan pulang.
"Halo komandan!" Nara menyapa.
"Nara,dalam tiga hari ke depan kau harus meninggalkan Barcelona dan terbang ke Jepang!" Perintah komandan FBI.
"Maaf komandan,bukankah saya masih mempunyai waktu satu Minggu lagi?" Nara bingung dengan perintah yang baru saja diberi.
"Ini perintah dari pusat,Nara! Kerjakan saja! Get itu!"
"Yes sir!" Nara mengakhiri panggilan tersebut dan berdecak kesal.
*** *** ***