Cadar hitam menutup mulut dan hidung Saga Winata, sedangkan kepalanya mengenakan caping. Hal itu dilakukannya agar tidak dikenali oleh orang lain. Sebab, semua orang kini sudah mengetahui wajahnya semenjak Jayendra dan kawan-kawan menyebarkan lukisan bergambar dirinya.
Saga dan Abdul memasuki gapura pasar sembari menuntun kudanya. Abdul harus mendapatkan pakaian yang sesuai dengan zaman ini supaya tidak terlalu mencolok. Apalagi mulai sekarang dia harus menemani Saga berjalan mencari tujuan.
"Cepat sana, beli beberapa pakaian," Kata Saga menyuruh ketika baru saja berhenti di pohon besar dekat gapura.
"Kamu tidak ikut, Saga?" tanya Abdul memastikan.
"Jangan panggil aku Saga di tempat umum. Percuma penyamaran ku ini kalau kamu masih memanggil nama," bisik Saga pelan. "Aku tunggu di sini saja."