Malam itu sangat berkabut. Jayendra baru saja sampai di gapura Perguruan Wana Wira. Langkahnya sedikit menjinjit menghindari genangan air bekas hujan sore ini. Dilihatnya halaman pendopo depan sangat sepi, tak seorang pun nampak berjaga di sana tak seperti malam-malam biasanya. Dia merebahkan badannya pada sebuah dipan bambu yang terletak di serambi. Tubuhnya keletihan akibat terlalu jauh berjalan kaki, ditambah laki letak perguruan ini berada di atas kaki Gunung Galunggung yang tentu medannya adalah jalan menanjak.