Chereads / Mata Alam: True Story / Chapter 15 - Awal yang Baru

Chapter 15 - Awal yang Baru

"Dia baik.

Maka dari itu, dia tahu cara memperlakukan ku dengan nyaman dan selalu tertawa ketika berada di sampingnya"

Ainun memandang Guntur yang berada di luar kelas

Tepat jam 07.30 satu persatu murid kelas 11 memasuki kelas. Kelas yang tadinya tenang, sunyi dan damai. Seketika menjadi berisik dengan teriakan teman yang saling memanggil satu sama lain, bergosip atau bahkan ada yang menyetel musik dari ponselnya masing-masing.

Elsa menghampiri Tika dan Nur yang sedang berbincang.

"Tik, si Umi kemana?" Tanya Elsa tidak melihat Ainun sama sekali.

Yang harus kalian ketahui adalah sekolah, Ainun di panggil umi oleh teman-teman sekelasnya. Karena selalu menjadi tempat curhat dan meminta nasehat atau solusi, entah soal cinta, masalah pribadinya ataupun kehidupannya. Selain itu, Ainun juga selalu berpenampilan alim, walau tidak sesyar'i itu.

"Biasa, lagi ke kantor dia" Jawab Tika.

Perlahan, pintu kelas di buka mendapati ku sedang membawa buku paket untuk mata pelajaran pertama yaitu pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

"Si Ainun ikhh datang-datang udah bawa buku paket aja" Keluh Silva kepada Ainun .

"Jangan terlalu rajin, Nun" Ucap Komar kepada Ainun yang saat ini sedang berdiri di depan kelas.

"Ikhh, orang aku tadi ke kantor mau bayar SPP bukan ngambil buku paket. Kebetulan aja pas aku udah beres bayar SPP, bel bunyi terus di panggil sama Pak Mamun" Ainun mencoba menjelaskan kepada teman-teman nya.

"Padahal kabur aja, Nun" Saran Dayat.

"Mau kabur gimana? Orang Pak Mamun nya ada di depan Ainun" Ucap Ainun kesal.

"Udah-udah jangan provokasi Ainun" Relai Guntur "kasian nanti anak orang jadi nangis" Guntur mengejek Ainun.

"Guntur ikhhhh" Rengek Ainun bertambah kesal mendengar ejekan Guntur.

"Canda ekh" Guntur menenangkan Ainun.

"Jadi, ada tugas apa, Nun?" Tanya Riani mengalihkan pembicaraan

"Oh iya lupa ada tugas. Jadi, tugas hari ini adalah kalian disuruh presentasi dadakan tentang tata surya seperti penjelasan tentang planet nya, ciri-cirinya dan gambarnya di lukis di papan tulis, dimana per kelompoknya yang terdiri dari 5 atau 6 orang. Untuk kelompoknya yang kelompok Kewirausahaan biar ngga pusing dan memakan banyak waktu"

Kelompok satu menjelaskan planet Merkurius dan Venus

Kelompok dua menjelaskan Bumi dan planet Mars

Kelompok tiga menjelaskan planet Jupiter dan Saturnus

Kelompok empat menjelaskan planet Uranus dan Neptunus

Perwakilan kelompoknya, silahkan ambil buku paketnya ke depan"

Tak lama setelah penjelasan Ainun, masing-masing dari kelompok presentasi maju ke depan untuk mengambil buku paket yang ada di tangan Ainun. Lalu, Ainun menyerahkan buku paket itu kepada masing-masing perwakilan kelompoknya. Tetapi, Ainun tidak menyadari seseorang yang mengambil buku paket terakhir yaitu Guntur.

Ainun terkejut mendapati Guntur yang berada di hadapannya saat ini

"Lho kok lu yang ambil?" Tanya Ainun heran.

"Kan gua bagian kelompok satu" Jawab Guntur mengingatkan Ainun.

"Lah, gua juga kan kelompok satu ga usah ke depan juga ga apa-apa, Gun"

Guntur tersenyum kecil "kenapa emang?"

"Kenapa apanya?" Tanya Ainun semakin heran.

Guntur sedikit membungkukan tubuhnya menjajarkan tinggi badannya dengan ku "lu ga mencoba menghindari gua atas kejadian malam itu kan?"

Blush. Ainun terdiam mematung mendengar apa yang Guntur katakan. Dengan cepat Ainun memukul Guntur kesal.

"Auw auw sakit, Nun" Guntur mengeluh kesakitan dipukuli oleh Ainun dengan buku paket yang ada ditangannya.

"Lagian ikh, jangan diingetin. Udah sana duduk sama kelompok lu"

"Lu juga woy"

Ainun dan Guntur berjalan menuju meja kelompoknya dimana di mejanya sudah ada Echa dan Danar. Tak lama kemudian, Pak Mamun memasuki kelas.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pagi anak-anak" Sapa Pak Mamun yang sedang berdiri di depan kelas.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Pagi juga, Pak" Jawab anak muridnya dengan kompak.

"Kalian sudah tahu bukan tugasnya?" Tanya Pa Mamun.

"Sudah, Pak"

"Baiklah. Sebelum presentasi di mulai, bapak akan menjelaskan terlebih dahulu tentang tata surya. Sistem tata surya adalah susunan benda-benda langit seperti planet, asteroid dan satelit yang bergerak mengelilingi matahari.

Kita tahu Bumi dan seluruh planet mengelilingi sebuah bintang yang ada di alam semesta yang kita kenal sebagai Matahari.

Susunan planet ini membentuk apa yang dikenal sebagai tata surya.

Sistem tata surya adalah susunan benda-benda langit seperti planet, asteroid dan satelit yang bergerak mengelilingi matahari.

Sistem tata surya termasuk dalam bagian alam semesta yang sangat luas. Tata surya terletak dalam salah satu galaksi yang ada di alam semesta ini bernama galaksi bimasaksi.

Galaksi bimasaksi terdiri dari miliaran bintang dengan diameter sekitar 100.000 tahun cahaya dan sistem tata surya terletak disalah satu sabuk minor bernama orion" Pak Mamun menjelaskan dengan singkat tentang Tata Surya yang ada di Galaksi.

"Kita mulai presentasi kelompok pertama selama 15 Menit dan spesial untuk hari ini tidak ada pertanyaan sama sekali"

"Hooreeeeeeeee" Teriak anak-anak dengan gembira.

Kelompok pertama maju kedepan menjelaskan tentang planet Merkurius dan Venus. Ainun dan Echa sebagai penjelas, sedangkan Guntur dan Danar yang menggambar planet di papan tulis. Setelah selesai presentasi, digantikan oleh kelompok selanjutnya. Begitu seterusnya sampai kelompok terakhir selesai dan bel mata pelajaran selanjutnya berbunyi.

Mata pelajaran kedua yaitu Etika Bisnis dengan guru pengajar Bu Rita. Sudah bukan hal yang aneh, jika Bu Rita yang mengajar pasti selalu menulis yang sangat banyak. Sampai anak-anak muridnya sudah jenuh dan cape dengan cara mengajar Bu Rita.

Selain menulis, mereka mengobrol, berfoto ria, ataupun mendengarkan musik untuk melepaskan kejenuhan ini.

Ainun yang sedang serius menulis terkejut mendengar suara kencang di sebelahnya.

"Lu ngapain?" Tanya Ainun heran melihat Guntur menarik meja dan kursinya agar disebelah ku.

"Belajar lah" Jawab Guntur.

"Tumben. Biasanya juga tidur atau ngobrol sama teman-teman cowok di belakang" Ucap Ainun yang sudah tahu kebiasaan Guntur.

"Lagi males"

"Iya iya iya" Ainun hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan alasan Guntur.

Hening. Tak ada pembicaraan antara Ainun dan Guntur yang sedang fokus menulis.

"Jadi, Nun" Guntur memulai pembicaraan "lu beneran suka sama gua?" Tanya Guntur sambil menatapku dengan menahan senyumnya.

Ainun terdiam mendengar ucapan Guntur. Jantung Ainun berdetak kencang lalu muka Ainun memerah padam karena malu.

"Jangan dibahas ikhh" Ainun mengucapkan itu dengan gugup.

"Suka suka gua donk" Guntur tidak peduli apa kata Ainun.

"Gua ga mau yah anak-anak sampai tahu" Bisik Ainun pelan.

"Tanpa lu bilang pun. Anak-anak pasti tahu"

"Yah makanya lu diem terus jauhi gua, okay?"

"Ngga" Tolak Guntur dengan cepat.

Ainun memukul badan Guntur menggunakan bukunya "Guntur ikhhh"

"Iya iya. Sakit ikhh, emangnya gua samsak yang selalu lu pukulin?" Cegah Guntur dengan menggunakan kedua tangannya.

Ainun menatap Guntur dengan sinis. Lalu, melanjutkan menulis mata pelajaran Etika Bisnis di buku tulisnya. Berbeda dengan Guntur bukannya melanjutkan tulisannya, tapi menatap Ainun dengan tangan bertumpu di meja. Ainun yang merasa memang sedang di perhatikan oleh Guntur mencoba untuk tidak peduli walau sebenarnya Ainun menggeliat tidak nyaman atas tatapannya itu.

Kring Kring Kring

Bell jam istirahat berbunyi. Seluruh murid di sekolah Matusha berhamburan keluar kelas berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah lapar.

"Nun, jajan ga?" Tawar Tika kepadaku.

Aku berpikir sesaat "nitip yah? Hehe"

"Yaudah sini uangnya" Tika meminta uang jajannya kepada Ainun.

Ainun menyerahkan uang lembar lima ribuan kepada Tika "seperti biasa"

Tika hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi ke kantin bersama teman sekelas yang lain.

Ainun berjalan ke teras kelas sambil membawa kursinya untuk duduk memandangi sekolah ataupun pemandangan dari lantai tiga.

Seseorang menepuk kepala Ainun pelan "gua kumpul dulu" Ucapan Guntur sambil berlalu pergi.

Ainun terdiam mematung atas perlakuan Guntur. Perlahan, Ainun menyentuh kepalanya yang disentuh oleh Guntur sebelumnya. Masih tidak percaya dengan sikap Guntur yang lembut. Dari atas Ainun memperhatikan Guntur yang sedang bersama teman cowok sekelas ku.

"Mungkin saja yang membuatku luluh saat ini adalah sikapnya yang lembut kepadaku" Gumam ku memperhatikan Guntur dari jauh.