Setelah selesai acara resepsi pernikahan Doni, Ana pun kembali ke Australia untuk menyelesaikan urusannya disana. Di temani oleh papanya untuk mengurus segala permasalahan mengenai resign dari perusahaannya.
"Pokoknya nanti Ana tetap mau kerja ya pa, Ana gak mau di paksa nikah." Keluh Ana karena merasa kehidupannya tidak akan bisa sebebas sebelumnya.
"Iya kamu bisa kerja di perusahaan papa."
"Enggak mau, Ana gak mau kerja sama papa nanti dapat teman kantor bermuka dua semua." Ana memang sangat menentang keras untuk bekerja di perusahaan papanya sendiri, karena ia tidak ingin dipandang berbeda dengan teman-temannya, ia ingin mempunyai teman yang ikhlas tanpa memandang status.
"Ya jadi kamu mau kerja dimana? Atau mau papa carikan di tempat rekan bisnis papa?"
"Gak usah pa, Ana bisa cari sendiri."
Setelah selesai segala urusannya di negeri orang, akhirnya Ana dan sang papa pun kembali ke tanah air dengan selamat.
Dua hari setelah menjabat sebagai pengangguran, Ana mulai beraksi mencari pekerjaan di internet. Hampir putus asa karena tidak menemukan pekerjaan yang cocok dengan dirinya, akhirnya ia lebih memilih untuk menghubungi temannya semasa kuliah, saat di Australi Ana memiliki beberapa teman yang berasal dari Indonesia sehingga mereka menjadi sangat akrab, tetapi setelah lulus temannya memilih berkarir di tanah air.
"Hallo..Shell lo dimana? Sibuk gak?" tanya Ana berharap temannya bisa diajak nongkrong.
"Iya hallo An, gue di kantor kenapa emang?"
"Oh enggak tadinya gue mau ngajak ketemuan, mumpung sekarang gue udah di Indo."
"Duh sorry nih An, tapi gue masih kerja nanti malam aja gimana pulang gue kerja."
"Yaudah deh malam aja, nanti gue hubungi lo lagi."
"Yaudah bye An."
Setelah menutup telepon, Ana bingung harus ngapain ia sangat bosang seharian dirumah, tidak ada aktivitas yang bisa dilakukannya, memasak sudah ada makanan di meja makan, mengepel rumahnya sudah kinclong bak iklan di tv. Akhirnya ia lebih memilih tidur sambil menonton drama korea, siapa tahu ia bisa bertemu dengan pangerannya seperti di drama korea.
***
Malam harinya Ana sudah janjian dengan Shella untuk bertemu di Mall daerah Jakarta Pusat. Sudah lama sekali ia tidak ke Mall ini, rasanya ingin memborong baju-baju yang terpajang di store kenamaan, tetapi ia ingat bahwa sekarang ia pengangguran sebenarnya tabungannya masih lebih dari cukup, tapi yaudahlah sekali-kali belanja setelah sekian lama tidak berkunjung kesini.
Ana melihat Shella yang telah duduk di salah satu café tempat mereka janjian sambil melambaikan tangan.
"Udah lama nunggu Shell? Maaf ya tadi gue keliling-keliling dulu maklum ini pertama kalinya gue kesini lagi setelah lima tahun."
"Iya gak apa kok gue juga baru sampai, tapi gue udah pesan tadi. Lo masih suka capuchino kan?"
"Iya masih kok, masih sama selera gue. Bye the way ini gak pake sianida kan hahaha." Jokes Ana karena mereka memang rada-rada kalau sudah berjumpa.
"Belum gue taruh sih, rencana bakalan gue taruh pas lo datang biar lo liatin sendiri ahahaha."
"Stress lo, nanti dikira orang-orang kita beneran lagi, bisa masuk lambe nanti."
"Jadi kedatangan lo ke tanah air tercinta ini dalam rangka apa? Kok tiba-tiba ngabarin udah disini aja." Tanya Shella penasaran kenapa tiba-tiba temannya satu ini berubah pikiran untuk menetap kembali ke tanah air, pasalnya ia tahu alasan Ana tidak mau tinggal di Indonesia untuk beberapa tahun ini karena tidak mau bertemu dengan musuh masa SMA nya itu.
"Gue dipaksa bokap untuk balik kesini lagi, katanya kalau gue masih mau di Aussie gue musti nikah biar ada yang jaga gue disana, gila kan gak habis pikir deh gue."
"Ya gak salah bokap lo juga sih An, lo juga belum tahu mau disana berapa lama lagi sementara bokap nyokap lo cuman tinggal bareng sama abang lo, umur kan gak ada yang tahu mungkin itu yang di khawatirkan bokap lo."
"For your information ya abang gue yang lo taksir itu udah nikah minggu kemarin."
"Whattttt seriusan lo? Kok gak ngundang gue sih tega banget." Sambil memasang wajah kecewa karena semenjak kenal dengan Ana ia mulai jatuh hati dengan abangnya.
"Ya mana gue tahu mengenai undangan orang gue aja juga datang pas sebelum resepsi, yaudah deh kan lo masih bisa cari cowok lain apalagi lo bilang bos lo ganteng parah deketinlah jangan kasih kendor."
"Eh iya ya mati satu tumbuh seribu, masih ada stok cowok ganteng di hidup gue. Lo tahu gak bos gue itu super duper ganteng tak terhingga asli parah, kalau gue jadi sekertarisnya yang setiap hari ketemu dia udah pasti mimisan tiap hari gue."
"Gak waras lo memang, bisa gini gue punya teman orang stress. Ohiya bye the way tujuan gue ngajak lo ketemuan ini buat bantuin gue cari kerjaan, cariin dong gue udah frustasi liat info lowongan di internet gak ada yang srek gue."
"Besok deh gue tanya sama HRD kantor gue kalau ada lowongan gue infoin ke lo langsung, semoga aja ya lo bisa masuk kantor gue uh bakalan senang deh lo pasti gue jamin seribu persen, tiap rapat mata di cuci oleh bos tampan rupawan." Sambil menghayal Shella membayangi wajah bos nya.
"Ih malah menghayal dia dasar gak waras."