Chereads / Meet My Enemy / Chapter 7 - 07

Chapter 7 - 07

Keesokan harinya setelah perjumpaan Ana dengan Shella yang berakhir lupa waktu hingga pulang larut malam, Ana masih terkapar di atas tempat kesayangannya. Padahal sinar matahari sudah tidak malu-malu lagi untuk menampakkan sinarnya ke bumi. Tanpa mengindahkan suara handphone yang terus berdering sedari tadi, Ana lebih memilih menutup telinganya dengan bantal, hingga sang mama memasuki kamar anak gadisnya karena merasa terganggu dengan suara deringan telepon yang begitu kencang.

"Astagfirullah Ana, bangun dong ini udah jam sepuluh masih tidur aja anak perawaan jam segini, hey gimana mau dapat jodoh kalau bangunnya aja nunggu cucian kering, handphone kamu itu bunyi terus sakit telinga mama." Omel sang mama karena terganggu dengan suara deringan handphone sang anak.

"Duh ma, Ana masih ngantuk banget mama aja yang jawab." Setelah mengucapkan kalimatnya ia pun tertidur lagi.

"Ini anak gimana sih."

Sambil mengangkat panggilan masuk yang sedari tadi tiada henti-hentinya.

"Iya hallo...oh Shella ya apa kabar nak? Ana nya masih tidur ini gak mau dibangunin dari tadi, ada apa Shell nanti tante sampaikan ke Ana."

"Kabar baik tente, gini tante semalam kan Ana minta Shella cari info lowongan, nah kebetulan ada ini posisi yang lagi kosong di kantor Shella cocok juga sama bidangnya Ana."

"Ohiya nanti tante sampaikan ke Ana ya."

"Iya tante itu aja yang mau disampaikan tadi, yaudah tante selamat pagi ya."

Setelah itu Fitria sang mama langsung membangunkan Ana dengan percikan air. Merasa tidurnya terganggu akhirnya Ana pun terbangun dengan sangat terpaksa.

"Duh apaan sih ma, Ana ngantuk banget beneran deh." Keluh sang anak pada mamanya.

"Kamu itu katanya mau cari kerja, itu tadi si Shella telepon katanya ada lowongan buat kamu, sana deh mandi anak perawan kok bangunnya siang."

"Dih siapa yang masih perawan." Lantur Ana karena kesal.

"Apa kamu bilang? Kamu udah gak perawan hah siapa yang berani lakuin itu orang bule teman kamuy a, gak bisa dibiarin ini anak awas kamu ya mama bilangin papa." Omel sang mama terkejut dengan ucapan Ana.

"Bu-bu kan ma, itu tadi Ana becanda aja. Ana masih perawan ting-ting kok seriusan deh gak bohong."

"Gak percaya mama, kamu mandi abis itu kita ke dokter tes keperawanan kamu."

"Mama yang enggak-enggak aja deh masa Ana disuruh tes keperawanan, gak maulah. Ana tadi itu cuman becanda doang ma seriusan gak mungkin Ana kaya gitu sebelum nikah, sumpah demi Allah ma."

"Beneran kamu? Awas berani macam-macam ya, mama tending kamu sampai Afrika."

"Iya gak bohong, yaudah Ana mau mandi dulu."

Setelah kepergian mamanya dari kamar Ana, Ana merasa lega gila aja ia disuruh cek keperawanan orang memang beneran masih perawan kok, duh gak kebayang deh kalau tadi jadi tes ke dokter. Gak lagi-lagi becanda dengan mamanya bisa kapok nanti.