Young Min's POV
Kami baru saja selesai dengan fan meeting dan akan segera kembali ke dorm. Tapi aku harus kembali ke ruang tunggu untuk mengecek keberadaan Junior karena staff kami sempat tidak menemukannya.
Pada akhirnya kami menemukannya di ruang tunggu pribadi salah satu solois pendatang baru, kami langsung membawanya ke mobil van untuk kembali ke dorm.
"Apa yang kau lakukan disana? Ponselmu bahkan tidak aktif." Aku bertanya padanya.
Akhir - akhir ini dia cukup tertarik membuat video - video di ponselnya, hingga kali ini dia bersikap sedikit berlebihan sampai staff kami tidak dapat menemukannya.
"Maafkan aku hyung, aku pergi kesana hanya untuk menyapanya. Suaranya sangat bagus hyung. Aku benar - benar merinding mendengarnya." Jelasnya dengan ciri khas adik kecil kami.
"Bilang saja kalau kau kesana untuk menggodanya." Tay mulai berbicara.
"Tidak. Aku mengatakan yang sebenarnya. Hyung, percayalah padaku." Junior bahkan sudah menarik lenganku dan mulai merengek.
"Lalu kenapa kau menghidupkan airplane mode di ponsel mu?"
"Aku tak sengaja menekannya." Dia kini menunduk dan merasa bersalah.
"Sudahlah, dia tidak sengaja. Aku lelah, mari pulang." In Su memotong sebelum aku berbicara lagi pada Junior.
"Baiklah, pastikan jika kau pergi ke suatu tempat saat acara seperti ini, katakan pada salah satu staff atau hyungmu."
Aku hanya mengingatkannya. Aku benar - benar tidak mau dia terlibat masalah, karena akhir - akhir ini banyak rumor buruk yang menimpa beberapa musisi dan idol.
"Jadi Junior, suara siapa yang lebih bagus, dia atau suaraku?" In Su mulai menggoda Junior.
"Tentu saja... Suara hyung." Jawab Junior.
"Tunggu, kenapa ada jeda? Kau berbohong padaku ya?" Aku hanya tersenyum mendengar mereka mulai menggoda satu sama lain.
"Tidak hyung, aku tidak berbohong. Suara hyung adalah yang paling bagus bagiku." Junior mengedipkan sebelah matanya dan mengangkat jempolnya.
"Perhatikan cara bicaramu, kita semua disini dipilih sebagai vokalis oleh PD nim."
Yohan yang sedari tadi menutup matanya, kini mulai ikut menyerang Junior. Aku hanya menahan tawaku.
Junior adalah mood booster di band kami. Sikapnya memang selalu begitu, ceria, aktif dan imut seperti adik kecil kami yang selalu sukses membuat kami tertawa.
Junior memegang bass pada band kami dan dia juga banyak menulis lirik lagu bersama denganku. Menurutku dia lebih baik dalam pemilihan kata daripada diriku.
Dia juga adalah visual dan vocalist untuk band kami. Sebenarnya dia bisa menjadi idol daripada member band, tapi dia mengatakan jika ketampanannya akan terlihat berbeda ketika memegang bass, dan anehnya aku percaya itu.
Kami sampai di dorm sekitar pukul 9 malam, dan langsung menuju kamar masing - masing.
Manager kami menyiapkan beberapa makanan di ruang tengah untuk makan malam kami. Kami setuju untuk membersihkan diri sebelum makan malam bersama.
"Hyung, ayolah cepat aku lapar sekali." Suara Junior sudah mulai terdengar ribut dari ruang tengah.
"In Su, setelah kau selesai, cepatlah ke ruang tengah." Teriakku pada In Su yang masih mandi.
Aku meninggalkannya di kamar kami dan menuju ke anak singa yang kelaparan itu.
"Aku sangat bersyukur bahwa aku tidak sekamar dengannya, aku bahkan tidak akan tahan dalam dua hari dengan keributan yang dia buat."
Kata Tay yang bergabung di ruang tengah bersama aku, Yohan dan Junior.
"Aku benar - benar adalah orang yang sabar ya?" Tanya Yohan dengan menunjukkan ekspresi sedihnya yang hanya dijawab dengan tepukan bahu oleh Tay.
"Sudah hentikan, hari ini kalian sudah cukup menggodanya." Kataku pada mereka berdua.
Junior kini hanya diam dengan tangan yang dia taruh di depan dadanya.
"Gaya apa itu? Gaya ngambek pada hyungmu?" Tanyaku pada Junior.
"Aku tidak ngambek, aku hanya akan diam seperti ini dan tidak berbicara lagi. Terlalu banyak bergerak dan bicara membuatku semakin lapar."
Kami bertiga seketika tertawa dengan sikap Junior barusan. Jika ini di rekam, aku bisa menjual rekaman ini dengan sangat mahal ke penggemar - penggemarnya.
Dia benar - benar seimut keponakanku sekarang.
In Su akhirnya bergabung dan kami mulai makan bersama. Selama makan kami juga banyak mengobrol mengenai beberapa acara yang kami datangi dan respon penggemar terhadap acara tersebut.
"Oh iya, manager nim akan bicara mengenai jadwal world tour kita. Kita akan berkumpul di studio minggu depan. Aku harap kalian lebih memperhatikan jadwal pribadi kalian." Jelasku.
"Apakah kota - kotanya sudah ditentukan, hyung?" Yohan kini bertanya.
"Sudah, tapi aku hanya diberitahu bahwa kota - kota tersebut termasuk kota asal kalian, daftar lengkapnya akan diberitahu minggu depan."
Sebagian besar member berdarah campuran, Tay adalah keturunan Korea - Perancis dan Yohan adalah keturunan Korea - Kanada.
Sedangkan In Su mendapat darah Jepang dari ayahnya sedangkan ibunya berdarah Korea. Junior merupakan keturunan Korea - Inggris walaupun dia lahir di Jeju. Hanya aku yang kedua orangtuaku lahir dan besar di Korea.
"Hyung, aku penasaran akan sesuatu." Junior menatapku yang kini menoleh ke arahnya.
Aku mendengarkannya sambil memasukkan sesendok sup ke dalam mulutku.
"Aku dengar dari beberapa sunbae, jika sudah lewat 5 tahun berkarir, agency tidak akan mempermasalahkan jika kita punya pacar, apa itu benar?"
Kata - kata Junior membuat aku dan 3 orang lainnya berhenti makan dan menatap kearahnya.
"Wah, apakah kalian benar - benar tidak tahu ini?" Junior justru terlihat terkejut sekarang.
"Kalau kau sedang bercanda sekarang, maka hentikan karena itu tidak lucu." In Su menanggapinya. Aku rasa moodnya sedang tidak baik.
"Aku benar - benar serius hyung."
"Aku tidak pernah mendengarnya." Tay menambahkan.
"Aku juga sama." Yohan juga kini berbicara.
"Tapi aku pernah mendengarnya." Akhirnya aku berbicara jujur pada mereka.
"Benar kan hyung? Kau mendengarnya juga kan?"
"Umm." Aku menjawab singkat padanya dan melanjutkan makan malamku.
"Jadi itu alasannya kau menemui solois itu tadi? Siapa namanya? Park Gyna?" Tebak Tay.
"Aku sudah bilang aku hanya ingin menyapanya." Junior menjawabnya.
"Aku sudah selesai, aku pergi duluan." In Su berkata lalu kembali ke dalam kamar. Aku menatap In Su yang beranjak masuk ke kamar.
Aku tau jika dia sangat dekat dengan Junior, namun kali ini sikapnya tidak seperti biasanya. Dia tidak akan dengan mudah tersinggung oleh omongan seperti itu.
"Wah kalian benar - benar seperti pasangan sekarang. Lihat dia cemburu padamu. #JuInsucouple"
Tay benar - benar tidak mendengarkan ucapanku untuk berhenti menggoda Junior.
"Itu gara - gara omong kosongmu hyung. Aku sudah selesai. Aku mau tidur." Jawabnya.
Aku hanya menghela nafas menatap Tay. Dia hanya mengangkat kedua bahunya bersikap seperti bukan salahnya.
"Yohan, hari ini kau yang bertugas membersihkan ini kan? Jangan lupa matikan lampu nanti." Kataku pada Yohan.
Dia hanya mengangguk dan tetap melanjutkan makannya. Aku meninggalkan Tay dan Yohan di ruang tengah.
Saat aku masuk ke kamar, aku melihat In Su yang terus menatap layar ponselnya. Dia hanya melihatku sebentar saat aku memutuskan untuk tidur.
"Kau sudah akan tidur?" Tanyanya.
"Umm.."
"Baiklah." Itu kata - kata terakhir yang aku dengar darinya.
May, 01 2020
PV
Have a great day readers!
Dont forget to vote...