Young Min's POV
//
Aku kembali ke rumah setelah diantar salah satu staff kami. Sudah lama tidak melihat rumah kecil ini dengan beberapa ornamen kayu yang menghiasinya. Senyum cantik ibuku menyambutku di depan pintu rumah bersama nenek.
"Young Min, ibu merindukanmu." Katanya sembari memelukku. Aku meletakkan tas gitarku saat bergantian memeluk nenekku.
"Aku merindukan kalian semua. Apa ayah di rumah?" Tanyaku.
"Ayah akan datang lusa dari Incheon, masih ada hal yang harus dia urus untuk pekerjaannya."
Ayahku bekerja sebagai salah satu staff di bandara, karena itu dia meninggalkan rumah kami di Hongdae dan tinggal disana. Ibu juga tinggal bersama ayah, karena aku mengatakan akan pulang ke rumah, jadi dia kembali lebih dulu kesini.
Aku tinggal di Hongdae bersama kakak perempuanku, suaminya, nenek dan keponakan kecilku. Karena orang tua ku tinggal terpisah denganku karena pekerjaan, itu membuatku lebih dekat dengan nenek dan kakak perempuanku.
"Kau sudah sampai rupanya. ayo masuk. Aku memasak makanan kesukaanmu." Kakakku menghampiriku bersama keponakanku.
"Sebelum itu aku mau memeluk tuan putri cantik ini dulu." Kataku yang lalu memeluk Yura, keponakanku.
"Apa paman Young Min merindukanku?"
"Young Min bermimpi tentang Yura setiap hari. Itu tandanya Young Min sangat rindu pada Yura." Kataku yang lalu membuatnya menciumku.
Kami makan bersama sebelum akhirnya aku masuk ke kamarku untuk beristirahat. Kamarku masih ditata persis saat terakhir kali aku pulang. Sangat nyaman bisa kembali pulang.
Aku membuka ponselku sebentar dan melihat beberapa foto yang dikirim Junior dan Tay di grup chat kami. Mereka benar - benar pergi ke Disneyland Hongkong. Yohan juga mengirim foto pemandangan pantai Bali dengan dirinya yang berpose meminum wine.
Aku senang mereka benar - benar menikmati hari libur mereka.
Aku terbangun sore hari dengan mendapati Yura berada di sebelahku. Dia membangunkanku untuk mengajaknya bermain. Setiap kami diberikan libur seperti ini, aku memang lebih memilih untuk pulang ke rumah dibandingkan liburan ke luar kota atau luar negeri. Waktu bersama keluargalah yang sangat aku rindukan setelah bekerja keras.
Pernah sekali ketika aku sakit dan sedang mengadakan konser di luar kota, ibu dan ayahku datang hari itu juga untuk melihatku. Satu pelukan dari ibuku sudah cukup rasanya untuk memberikan tenaga lebih padaku saat itu.
"Apa kau bisa menemani Yura lusa untuk pergi ke taman?" Tanya kakakku. Kami sedang berada di ruang tengah sekarang.
"Tentu saja, aku sedang libur jadi itu tidak masalah." Kataku sambil kembali bermain dengan Yura.
"Teman Yura juga akan ikut bersama ke taman, namanya Jaehyun." Tambahnya.
"Jaehyun akan pergi berkencan denganku." Kata - kata Yura kini membuatku tertawa.
"Lalu kenapa Young Min harus ikut?"
"Young Min akan berkencan denganku juga."
Aku menggelitiknya sebagai balasan atas kata - katanya tadi.
"Sepertinya kau harus bicara pada gurunya. Dia sudah tau bagaimana berkencan di umurnya yang sekarang."Protesku pada kakakku. Dia hanya tertawa mendengarku mengatakan itu.
//
Aku dan Yura pergi menjemput anak kecil yang bernama Jaehyun di rumahnya yang berada tak jauh dari rumah kami. Kami berjalan bersama dimana Yura berada di tengah memegang tanganku dan tangan Jaehyun.
Kami pergi jalan - jalan membeli ice cream, gula kapas dan beberapa kali berfoto bersama. Memang agak sedikit sulit untukku pergi ke tempat umum seperti ini, jadi aku pergi dengan menggunakan topi dan scarf.
Kami berjalan - jalan di taman sekitar 1 jam saat Yura dan Jaehyun menarikku untuk menonton salah satu musisi yang sedang tampil. Dia memainkan gitar dengan baik namun belum terlalu banyak yang datang saat itu untuk memberi uang.
"Kasian dia, tidak banyak yang memberinya uang, bahkan dia sudah terlihat kedinginan." Kata Jaehyun.
Aku melirik ke arah Jaehyun. Aku tidak yakin apakah anak kecil ini benar - benar menganggap serius kata 'berkencan' yang Yura katakan padanya, tapi dari tampilannya cukup mengejutkanku. Dia bahkan berdandan dengan mantel kerennya dan mengatur rambutnya.
Yura tiba - tiba menarik mantelku.
"Apakah Young Min bisa membantunya?"
"Tentu, aku akan memberikan uang padanya." Kataku sebelum Yura menarikku lagi.
"Tidak, Young Min harus membantunya bernyanyi." Tatapan Yura mulai memelas kali ini.
"Yura, Young Min tidak bisa melakukannya kali ini. Akan ada banyak orang nantinya. Yura harus mengerti." Aku mencoba menjelaskan situasiku padanya. Aku hanya tidak ingin jika ada salah satu fans yang mengenaliku.
"Satu saja, satu lagu saja Young Min. Dia sudah kelihatan kedinginan." Sepertinya kata - kataku memang tidak mempan pada Yura.
"Baiklah, hanya satu lagu ya. Satu saja lalu kita pergi." Aku menyerah dan mengikuti kemauan mereka.
Aku berbicara pada pemuda itu dan dia menyerahkan gitarnya padaku. Yura dan Jaehyun sekarang sudah berpindah untuk ikut tampil bersama disebelahku.
No matter how badly you treat me
You're like a comic book
Like a romantic comic book
Every night I pray like this
Give love, give me some love
Give love, there is not enough love
I give the love that grows everyday to her
But she doesn't accept
Benar saja, orang - orang mulai berdatangan untuk melihat penampilan kami. Beberapa dari mereka juga merekam penampilan kami. Aku menyelesaikan 1 lagu lalu menarik dua anak kecil itu untuk pergi demi menghindari jika nantinya ada yang mengenaliku.
Saat kami berhenti untuk membeli minuman, Jaehyun tidak sengaja menabrak dan menjatuhkan minumannya yang mengenai sepatu seorang pria.
"Aku benar - benar minta maaf. " Aku mendatangi pria itu sambil memegang Jaehyun.
"Tidak apa - apa. Sudah jangan menangis. Paman belikan yang baru ya." Kata pria tinggi berkulit putih itu.
Dia mencoba menenangkan Jaehyun yang kini sudah terlihat berkaca - kaca karena takut.
"Ah, tidak usah. Aku akan membelikannya yang baru." Kataku, namun pada akhirnya Jaehyun minta dibelikan minuman oleh pria itu.
"Maaf sudah merepotkanmu." Kataku saat kami berjalan bersama keluar toko.
"Tidak masalah, yang penting Jaehyun tidak sedih." Dia tersenyum ke arah Jaehyun yang kini dibalas Jaehyun dengan pelukan.
"Jung Woo.." Sebuah suara membuat pria itu menoleh. Suara yang cukup familiar di telingaku.
"Kau disini baby." Pria bernama Jung Woo itu menurunkan Jaehyun dan mendatangi pria yang lebih kecil darinya itu.
Mereka berpelukan sejenak sebelum Jung Woo membuatnya melihat ke arah kami. Aku memperhatikan pria kecil itu dan saat aku melihatnya, dia terdiam dan menatapku lama. Aku rasa dia adalah orang yang cukup aku kenal walaupun dia memakai masker yang menutupi wajahnya serta topi berwarna hitam. Jung Woo mendatangi Jaehyhun untuk berpamitan.
"Dia teman paman?" Tanya Yura
"Iya, dia teman paman." Jawabnya. Panggilan 'baby' sepertinya tidak untuk seorang teman pikirku.
"Namanya siapa? Dia terlihat sangat tampan. Yura suka." Tanya Yura lagi yang membuat Jaehyun mengerutkan dahinya.
"Namanya In Su Oppa." Aku terkejut mendengar ucapannya. Pandanganku langsung mengarah pada In Su yang sekarang juga menatapku.
"In Su Oppa!" Yura melambaikan tangannya.
"Aku harus pergi, sampai jumpa!" Jung Woo lalu meninggalkan kami bertiga dan menyusul In Su.
Apa ini ada hubungannya dengan pertanyaan In Su tentang rumor itu?
May, 03 2020
PV
Please vote readers..
Hope you guys enjoy the story...