Chereads / Enchanting Orchid / Chapter 2 - Sang Dewi Perdamaian

Chapter 2 - Sang Dewi Perdamaian

Bau darah, desingan pedang bergesek, dan udara kematian memenuhi udara. Ringkikan kuda perang bersahut-sahutan seolah menggambarkan gentingnya perang saat ini. Teriakan penuh semangat dan kepasrahan menjadi satu mengantarkan kengerian perang yang seakan mengiris hati.

Tubuh-tubuh yang tercerai-berai menguarkan aroma amis darah yang pekat membuat burung kematian mendatangi dan memakan mayat-mayat itu. Tempat itu begitu mengerikan. Amat mengerikan.

Di atas Langit, tepat di atas mereka. Seorang wanita yang mengenakan gaun hijau lembut bermotif willow yang membalut indah tubuh menawannya yang memancarkan aura penuh keagungan.

Ia menatap peristiwa tragis itu dengan senyum miris. Ia sungguh tak memahami manusia, pola pikir mereka sungguh kompleks. Memakai kekuatan untuk menindas yang lemah. Menguasai segalanya, walaupun bukan hak mereka. Mengambil alih kekuasaan dengan cara keji. Dll. Mereka sungguh sulit dipahami, bukankah manusia diciptakan dengan akal pikiran dan perasaan. Lalu, dimanakah kegunaannya saat ini? Saat mereka tak memiliki simpati akan sesamanya.

Apa gunanya perdamaian jika hukum rimba yang lebih berkuasa?

Ia amat sedih, ribuan tahun menjadi Dewi Perdamaian tak membuatnya terbiasa dengan keadaan ini. Perbedaan pendapat, perkelahian, kematian, balas dendam, dan perang. Rangkaian dari masalah-masalah yang sering timbul.

Butir-butir Perdamaian yang ia tabur pada hati manusia saat mereka lahir sesungguhnya tak begitu berguna. Sangat sia-sia jika nafsu untuk menindas yang lemah dan ketamakan menguasai hati mereka.

Dengan perasaan pilu, ia memetik senar-senar Qin dengan kepiawaian yang luar biasa dan memainkan lagu perpisahan untuk mengantarkan jiwa-jiwa orang yang terbunuh pada perang ini ketika mereka meninggalkan dunia fana menuju nirwana.

Ia terus menangis, airmatanya berlinangan dengan deras. Ia mengambil keputusan bulat saat mengetahui jika perang yang dimulai berbulan-bulan lalu ini tiada akhirnya.

Dengan menumbalkan jiwanya sendiri!

Ia memohon dengan sepenuh hati, mengucapkan permintaannya pada Sang Alam Semesta untuk membuat Perang ini berakhir, ia menyerah untuk menyelesaikan tugasnya menjaga Perdamaian manusia.

Dewa Dewi yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya diberi pilihan untuk menyerah atau terus berusaha.

Dan ketika mereka menyerah, imbalannya adalah Jiwa mereka sendiri. Sungguh mengerikan.

Namun, Jia Annchi sudah lelah. Ia hanya berharap jika suatu saat ia terlahir kembali. Dia ingin menjadi seorang wanita biasa, yang bisa mencintai dan dicintai, menjadi seorang istri dan ibu. Impiannya amat sederhana. Ya, sesederhana itu.

Langit mendengar harapannya, mewujudkannya dengan terlahir kembali sebagai Luo Ailan. Putri dari garis keturunan militer yang berkuasa di Kerajaan Zheng.

Dengan ini, ia memulai kehidupan barunya.

___________________