Satu bulan kemudian...
Setelah insiden terbangunnya Jia Annchi di dunia manusia, ia mulai menjalani hidupnya dengan sederhana. Mencari tanaman obat-obatan dan meraciknya saat malam tiba, kemudian menjualnya ke pasar.
Kehidupannya dahulu, saat masih menjadi seorang Dewi. Ia rajin belajar meracik obat dan racun pada Dewa Pengobatan. Entah mengapa, namun ia merasa tertarik. Walaupun bakatnya tak semahir Sang Dewa Pengobatan, ia masihlah dianggap sangat hebat dalam bidang medis.
Pada kehidupan barunya saat ini, ia akhirnya dapat menggunakan bakat medisnya dengan leluasa.
Ia mengingat memori jiwa Luo Ailan bahwa ia diasingkan di gubuk tepi hutan pinus ini oleh Keluarga cabangnya, saat Ayah dan Kakaknya pergi ke perbatasan. Saat itu umurnya lima belas tahun, ia mengidap cacar di sekujur tubuhnya yang tanpa ia tahu merupakan ulah Penatua Luo, Luo Bing alias Nenek tirinya.
Sungguh miris, ia bahkan dengan sengaja memberikan bubuk racun yang menimbulkan cacar yang akan membekas di tubuh Luo Ailan kecil, mengasingkannya ke tepi hutan hanya dengan seorang pelayan yang pada akhirnya kabur.
Niatnya hanya untuk mengeruk harta kekayaan Ayahnya, Jenderal Luo Meng. Pada waktu itu, dikarenakan sifat keluguannya ia dengan sukarela meninggalkan kediamannya dan diasingkan.
Jia Annchi merasakan penderitaan Luo Ailan, gadis ini bahkan tidak lagi memiliki ibu, kenapa pula jalan kehidupannya harus semenyakitkan ini...
Ibu Luo Ailan meninggal sesaat setelah melahirkannya, hal itulah yang lantas membuat Jenderal Luo Meng sangat terpukul. Kehilangan istrinya yang sangat ia cintai disaat ia harus segera pergi ke perbatasan. Dengan perasaan berat, ia meninggalkan putrinya yang masih bayi dalam asuhan Keluarga Cabangnya. Membawa serta Putranya yang berumur delapan tahun ikut ke medan perang.
Karena hal tersebut, Jenderal Luo Meng selalu merasa bersalah terhadap putrinya. Putrinya kehilangan ibunya, dan ia meninggalkannya saat masih bayi, membuatnya tanpa sadar amat memanjakan Luo Ailan. Begitu juga dengan Kakaknya.
Mereka berdua jarang pulang, bertahun-tahun Luo Ailan tumbuh menjadi gadis kecil yang lugu dan manis, ia amat pengalah pada sepupunya yang tak tahu diri. Dipaksa ini itu layaknya pelayan.
Setelah ia diasingkan disini, otomatis keluarga cabang dapat menguasai seluruh kediaman utama Keluarga Luo. Mengusirnya dengan alasan penyakit, membuat orang lain percaya jika putri Sang Jenderal sakit keras.
Ia pergi hanya dengan seorang pelayan yang pada akhirnya meninggalkannya sendiri.
Kisah Luo Ailan yang asli setelah itu adalah bahwa ia menunggu seperti orang bodoh kapankah Keluarga cabang menjemputnya, ia tak lagi menjaga kesehatan tubuhnya yang menjadi kurus kering, kulitnya yang dihiasi bekas samar cacar. Dan penampilannya yang amat tak terawat.
Pada akhirnya, ia dijemput dan kembali ke kediamannya dahulu, ia amat bahagia. Bertemu lagi dengan Keluarganya. Sungguh naif, bahwa mulai saat itu takdir tragis menimpanya.
Penderitaan bertubi-tubi yang tiada habisnya.
__________________