Chapter 39 - Chapter 39

So ah gelisah mendengar berita bahwa suaminya terluka sangat parah dan sekarang tak bisa ditemui olehnya bahkan mendekati ruangan itu siapa saja tidak diperbolehkan tanpa terkecuali.

Hari terus berjalan menjadi minggu dan minggu telah berganti menjadi bulan , sekarang sudah genap satu bulan semenjak berita itu dan kondisi so ah sangat memprihatinkan.

"sampai kapan wangye sembuh ??... aku aku merindukannya"ucap so ah lirih pada udara kosong didepannya.

Apakah mungkin aku dibuang dan ia tak ingin melihat wajahku ini ??... pikir so ah dan ia bertambah sedih.

Akhir-akhir ini semenjak kepulangan mereka ke kerajaan Qi suasana hatinya sangat tak menentu dan sensitif dengan hal-hal disekitarnya. Kadang so ah frustasi dengan perubahan emosinya yang signifikan ini tapi untungnya ia bisa menjaga raut wajahnya seakan tak ada apapun yang terjadi.

Tapi berbeda dengan berita yang disampaikan chui tentang keadaan Qi Rui Wang pada kaisar Qi. Kaisar yang mendengr itu langsung dengan cepat menutup berita tentang kedatangan Qi Rui Wang yang lebih cepat dari dugaan diseluruh ibukota kerajaannya.

Pikiran kaisar gelisah mengingat sekarang sudah genap satu bulan pasca kecelakaan yang diterima Qi Rui Wang, dirinya tak berani bertindak gegabah mengingat banyaknya musuh yang mengincar kerajaan serta Qi Rui Wang disetiap sudut kerajaan ini, Ia hanya bisa bersabar menunggu berita dari Chui. ketika dirinya bertanya bagaimana keadaan Qi Rui Wangfei pada mama Luo, mama Luo menjawab bahwa wangfei itu sangat merasakan kesedihan yang mendalam dan setiap hari hanya bisa menatap ruangan untuk tempat perawatan Qi Rui Wang. Kaisar hanya biaa menghela nafas kasihan dengan keadaan saudari ipar kekaisarannya itu.

So ah yang merasakan lelah di luar dan dalam tubuhnya serta pikirannya hanya bisa membungkus dirinya sendiri dengan jubah hitam xuan kemudian ia berjalan ke arah ranjang dan duduk melihat seluruh ruangan yang asing serta terasa kosong baginya..

Mata so ah perlahan basah dan dalam diam ia menangis terisak-isak mungkin karena terlalu lama menangis so ah tak tahu kapan ia tertidur tapi ketika ia merasakan ada sosok yang memperhatikannya dalam kegelapan so ah merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan dalam tidurnya.

Memaksakan diri untuk terbangun dan duduk dipinggir tempat tidur, mata so ah terbelalak melihat ada sosok tinggi yang berdiri didepan jendela kamarnya. Karena sosok itu membelakangi cahaya bulan ditengah malam tanpa ada penerangan didalam ruangan, so ah yang ketakutan berusaha sebisa mungkin untuk tenang.

Ia berdiri dengan tegas walau samar terlihat sekujur tubuhnya yang gemetaran halus ia tetap mendekati sosok yang diam itu.

Aroma sejuk yang sangat ia rindukan terbang oleh rayuan angin dingin ditengah malam membuat tubuh so ah membeku ditempat.

"Xuan.... apakah ini mimpiku"ucap so ah memastikan dengan suara bergetar dan mata memerah menahan air mata yang siap keluar kapan saja dari pelupuk matanya.

Disatu sisi Yuan yang melihat wanita yang sudah menjadi istrinya ini terbangun dari tidurnya ada rasa bersalah apalagi melihatĀ  pipi dan mata yang sembab dengan hidung mancung mungil istrinya yang sedikit kemerahan menandakan beberapa jam yang lalu sudah pasti istrinya ini menangis dengan kesedihan yang amat dalam dan itu terasa menyakitkan baginya apalagi ia bisa merasakan perasaan istrinya itu.

Tubuh mungil yang tenggelam dalam balutan jubah hitam besar yang yuan ingat itu bukan seperti jubah yang biasa ia pakai tapi dari penciumannya yang tajam aroma itu sudah pasti aroma Xuan , pikirnya kesal dan bertambah tak suka mendengar ucapan so ah.

Pikiran kesal itu Yuan buang jauh kebelakang kepalanya ketika melihat sosok wanita mungil itu menatapnya dengan ekspresi campur aduk yang tak yakin akan apa yang dilihat didepan matanya , apakah itu ilusi atau mimpi belaka terpancar dari mata jernih istrinya.

"Ya ini aku ... aku pulang"ucap Yuan yang langsung merentangkan tangannya dan memeluk erat tubuh mungil istrinya.

So ah terisak-isak menangis dipelukan Yuan, melihat keadaan istrinya ini Yuan tau apa yang terjadi karena apa yang Yi beritahukan padanya. Sekarang ia harus lebih berhati-hati agar para mahluk gaib dan siluman-siluman buas itu tak mencium bau istrinya.

Yuan mengangkat so ah dan kemudian mendudukkan tubuh mungil itu di pangkuannya, dirinya terus memeluk tubuh so ah mengalirkan rasa hangat dan nyaman untuk istrinya.

"Apakah kau marah ??"tanya Yuan lembut memecah suasana.

"Tidak ... aku ... aku tidak marah ... aku takut"bisik so ah yang berada di dada kanan Yuan.

Yuan mengelus surai panjang so ah yang berantakan serta kusut tapi hal itu tak menyurutkan kecantikkan alami istrinya ini malah istrinya terlihat seperti tupai imut. Kadang Yuan menyisir lembut bagian rambut so ah yang kusut dengan jemari panjang yang terlihat kuat itu.

Merasakan respon Yuan yang tanpa berkata-kata tapi melakukan tindakkan yang menenangkan, seluruh tubuh so ah menjadi rileks dan perlahan ia dengan tenang menutup matanya tidur dalam buaian hangat suaminya.

Yuan menghirup aroma alami mawar lembut yang mulai samar menguar dari tubuh istrinya dan bercampur dengan aroma tubuhnya.

Yuan masih berfikir kenapa xuan menyerahkan dirinya sendiri dan malah membangun serta menumbuhkan banyak hal didalam ruang dimensi dan di satu sisi ia merasa lega karena xuan tak menyakiti so ah, yuan memeluk so ah dengan lembut ikut tertidur dengan tenang disampingnya.

So ah terbangun dengan suasana hati yang baik tapi ketika merasakan disampingnya tak ada seorangpun hatinya sedikit sedih.

"Wangfei air hangat untuk anda sudah siap"ucap mama Luo

"Wangfei tadi wangye menitip pesan kepada pelayan tua ini untuk memberitahukan bahwa wangye datang kepengadilan kekaisaran dan akan pulang secepatnya"lanjut mama Luo sopan karena ucapan pertama dari nya so ah tak bereaksi tapi ketika menyebut wangye wangfei langsung bersemangat , mama Luo hanya tersenyum lembut melihat interaksi pasangan muda dihadapannya ini.

Kaisar Qi kaget melihat saudara kekaisarannya ini yang tiba-tiba datang mengunjunginya seperti hari-hari biasa dipengadilan kekaisaran. Setelah urusan negara selesai, kaisar Qi mengajak Yuan untuk bersantai di gazebo yang biasa mereka kunjungi.

"Kau ... apakah baik-baik saja"tanya kaisar sedikit terbata

"Ya"jawab Yuan singkat menyeringai.

"Ahh syukurlah kau tau pikiranku tak tenang antara memikirkan kerajaan rusuh ini atau saudara kekaisaranku"kata kaisar Qi sembari bercanda.

"Yang mulia harus melindungi kekaisaran karena itu yang pertama.... aku bisa melindungi diriku sendiri"jawab Yuan santai.

"Ya...ya...ya kau sudah besar sekarang"timpal kaisar Qi tertawa yang dibalas dengusan kesal dari Yuan.

"Bagaimana dengan pesta resmi untuk penyambutan istri mu ?.... diriku sudah menyiapkan segala sesuatu dari bulan kemarin yuan"kata kaisar Qi

"Iya yang mulia .... aku sudah mempersiapkan semuanya juga untuk so ah"ucap yuan lembut.

Tepat ketika suara yuan yang berbicara dengan nada lembut itu , permaisuri Shui Lan dan putri Qi Qing mendengarnya.

"Hahaha sudah kuduga kau sangat mencintai wangfei mu itu bukan ...."jawab kaisar Qi lagi

Putri Qi Qing cemberut tidak suka mendengarnya tetapi dirinya harus mempertahankan citra anggunnya karena ia tau paman kekaisarannya ini takkan lepas dari pesonanya, pikir Putri Qi Qing angkuh.

"Salam permasuri ini kepada kaisar"ucap permaisuri Shui Lan lembut.

"Salam putri ini kepada ayahanda kaisar dan paman kekaisaran"ucap putri Qi Qing selemah lembut mungkin.

"Duduklah istriku"jawab kaisar Qi penuh cinta pada permaisurinya.

Dalam hati Putri Qi Qing yang melihat kemesraan kaisar dan permaisuri ada timbul rasa tidak suka karena cinta mereka itu membuat ibunya hanya menjadi selir yang tak punya kuasa.

"Kudengar Yuan membicarakan istrinya dengan penuh kasih"kata permaisuri Shui Lan menggoda Yuan.

Yuan hanya diam saja tanpa ekspresi tapi hal itu tak menyurutkan niat permaisuri yang terus saja menggoda Yuan dengan candaan yang sukses membuat kaisar tertawa bahagia.

Putri Qi Qing kesal dengan permaisuri Shui Lan karena setiap kali ia ingin berbicara pasti permaisuri akan terus beerkicau. Seperti saat ini ketika permaisuri memanggil seorang dayang yang membawa nampan dengan kain merah penutup diatasnya.

"Pelayan kemari"ucap permaisuri memberi perintah.

"Yuan ini hadiah kecil ku untuk wangfei mu .... nanti jika ia sudah sampai keistana ini akan ada hadiah formal lainnya dariku"Ucap permaisuri kemudian memberikan kotak kayu cendana itu pada Yuan.

Dalam kotak kayu cendana itu berisikan sebuah tusuk rambut giok emerald dengan ukiran-ukiran mawar merah timbul dengan beberapa sulur mungil giok tembus pandang yang ujungnya ada dua buah mawar mewar semerah darah , Yuan hanya mengangguk tanda menerima hadiah itu untuk istrinya dan permasuri Shui Lan tersenyum bahagia.

Putri Qi Qing hanya menatap penuh iri pada isi dalam kotak kayu cendana itu.